Tidak ada kebatilan dan kekeliruan yang terselip di dalam keduanya. Sementara perkataaan lain,tidak ada jaminan akan kebenarannya 100%. Bisa memuat kebatilan, baik karena disengaja maupun keteledoran dan karena ketidaktahuan akibat kelemahan manusia yang sudah menjadi kodratnya. Apapun alasannya, harus ditolak. Sebab standarisasi kebenaran harus merujuk kepada Al Quran dan Petunjuk Rosululloh. Yang sejalan dengan keduanya berarti benar dan harus kita ikuti, sebaliknya yang tidak sejalan berarti salah dan harus ditinggalkan.
Itulah kaidah penting dalam mengetahui kebenaran dalam aturan syariat islam. Niat baik saja tidak cukup untuk memasang label "BAIK" pada suatu amalan manakala tidak sejalan dengan petunjuk Alloh dan RosulNya. Bila niat sudah cukup, maka akan muncul beragam ritual-ritual yang dikaitkan dengan islam di setiap daerah. Karena akal manusia berbeda tingkatannya, bila diberi kebebasan meraba-raba kebenaran, akan hancurlah kebenaran dalam islam.
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. Al Mu'minuun(23) : 71