(الٓمٓ ) Huruf-huruf ini dan huruf-huruf lainnya dari huruf-huruf yang terputus-putus di awal-awal sejumlah Surat al-Qur'an, di dalamnya terkandung kemukjizatan al-Qur'an, di mana dengannya telah terjadi tantangan terhadap orang-orang musyrik, dan terbukti mereka tidak mampu untuk membantahnya, padahal huruf-huruf tersebut merupakan komponen tersusunnya bahasa Arab. Karena itu, ketidakmampuan Bangsa Arab untuk mendatangkan yang semisal dengan al-Qur'an -padahal mereka adalah manusia yang paling fasih berbahasa Arab- menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah wahyu dari Allah.
[4]. Beberapa surat dalam al-Qur'an dibuka dengan huruf abjad seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, dan sebagainya. Makna huruf-huruf itu hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
{2) "Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," 5
Al-Qur’an itu adalah kitab suci agung yang tidak ada keraguan bahwa ia dari sisi Allah, maka tidak benar bila ada seseorang yang ragu- ragu terhadapnya, karena begitu jelasnya ia, di mana orang-orang bertakwa dapat mengambil manfaat dengannya, berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dan mereka itu adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan mengikuti hukum-hukumNya.
[5]. Takwa yaitu mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
(3) "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka,”
Mereka itu adalah orang-orang yang membenarkan perkara-perkara ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra dan akal mereka semata, sebab ia tidak dapat diketahui kecuali melalui berita wahyu dari Allah kepada para RasulNya, seperti iman kepada malaikat, surga, neraka dan perkara-perkara ghaib lainnya yang telah dikabarkan oleh Allah atau disampaikan oleh RasulNya .
Iman adalah: mengikrarkan Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, Hari Akhir, dan Qadar yang baik dan yang buruk. Dan yang membuktikan benarnya ikrar dengan ucapan tersebut adalah amal dengan hati, lisan, dan anggota tubuh.
Dan mereka, di samping membenarkan yang ghaib, juga menjaga pelaksanaan shalat pada waktu-waktunya dengan pelaksanaan yang shahih sesuai dengan yang Allah syariatkan kepada NabiNya, Muhammad .
Dan dari sebagian harta yang Kami anugerahkan kepada mereka, mereka mengeluarkan zakat yang wajib maupun sedekah yang sunnah dari harta mereka.
(4) "dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (wahai Rasul) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelummu,7 dan mereka yakin akan adanya akhirat”
Dan mereka yang membenarkan semua yang diturunkan kepadamu wahai Rasul, dari al-Qur'an dan segala yang diturunkan kepadamu berupa al-Hikmah, yaitu as-Sunnah, serta (membenarkan) seluruh kitab yang diturunkan kepada para rasul sebelummu, seperti Taurat, Injil dan kitab-kitab lainnya. Dan mereka juga membenarkan adanya negeri kehidupan setelah kematian dan segala yang akan terjadi di sana, berupa perhitungan dan pembalasan amal perbuatan, yakni pembenaran dengan hati mereka yang kemudian ditampakkan oleh lisan dan anggota tubuh mereka. Hari Akhir disebut secara khusus di sini, karena iman kepadanya termasuk di antara dorongan paling penting untuk berbuat ketaatan-ketaatan, menjauhi perkara-perkara yang diharamkan dan melakukan introspeksi diri.
[7]. Yang diturunkan kepada nabi-nabi sebehim Nabi Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah: Taurat, Zabur, Injil, dan shuhuf (lembaran-
lembaran) yang tidak seperti kitab.
(5) "Merekalah yang mendapat hidayah (taufik) dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung"
Orang-orang yang menyandang sifat-sifat ini berada di atas cahaya dan taufik dari Tuhan Pencipta dan Pemberi hidayah bagi mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung yang berhasil menggapai apa yang mereka inginkan dan selamat dari keburukan yang mana mereka melarikan diri darinya.
(6) "Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau beri per¬ingatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman"
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu karena kesombongan dan kesewenang-wenangan, keimanan tidak akan terjadi dari mereka, baik engkau wahai Rasul, telah menakuti dan memperingatkan mereka dari siksa Allah, atau engkau tidak melakukan itu; karena kengototan mereka untuk tetap berada di atas kebatilan mereka.
{7) "Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka,8 pada penglihatan mereka ada penutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat"
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan menaruh penutup pada pandangan mereka, akibat kekafiran dan penolakan keras mereka setelah jelas kebenaran bagi mereka. Karena itu, Allah tidak mem-berikan taufik bagi mereka untuk mendapat hidayah, dan lebih dari itu, mereka akan mendapatkan siksaan yang keras di Neraka Jahanam.
[8]. Sehingga nasihat atau hidayah tersebut tidak bisa masuk ke dalam hati mereka.
(8) "Dan di antara manusia ada yang berkata, 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,' padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."
Di antara manusia ada sekelompok orang yang bimbang dan bingung antara menjadi bagian kaum Mukminin atau kaum kafirin. Mereka itu adalah orang-orang munafik yang dengan lisan mereka mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir," sedang secara batin, mereka berdusta dan tidak beriman.
(9) "Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka tidak menipu, kecuali diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadari."
Dengan kejahilan, mereka meyakini bahwa mereka telah berhasil memperdayai Allah dan orang-orang Mukmin dengan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Padahal, tidaklah mereka menipu kecuali diri mereka sendiri. Sebab, akibat (buruk) dari tipu daya mereka itu hanya berbalik kepada mereka sendiri. Dan karena parahnya kebodohan mereka, mereka tidak menyadari hal tersebut, dikarenakan rusaknya hati mereka.
(10). Dalam hati mereka ada penyakit,9 lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta."
Di dalam hati mereka terdapat keragu-raguan dan kerusakan. Akibatnya, mereka ditimpakan bala dengan berbuat berbagai macam maksiat yang menyebabkan pastinya siksaan atas diri mereka, sehingga Allah pun kian menambah keraguan pada kalbu mereka. Dan bagi mereka siksaan yang pedih akibat kedustaan dan kemunafikan mereka.
[9]. Penyakit hati misalnya ragu dan tidak yakin akan kebenaran, munafik dan tidak beriman.
(11) "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi!10Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan'
Apabila mereka dinasihati agar berhenti berbuat kerusakan di muka bumi dengan kekafiran, perbuatan maksiat, dan membocorkan rahasia-rahasia kaum Mukminin serta loyal terhadap orang-orang kafir, mereka justru berujar dengan kebohongan dan membantah, "Kami adalah orang- orang yang melakukan perbaikan."
[10]. Melanggar nilai-nilai yang ditetapkan agama akan mengakibatkan alam ini rusak bahkan hancur.
(12) “Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.”
Sesungguhnya apa yang mereka lakukan dan mereka klaim sebagai perbaikan ini justru merupakan tindakan kerusakan yang sebenarnya. Namun, akibat kebodohan dan penentangan mereka, mereka tidak menyadarinya.
(13) "Dan apabila dikatakan kepada mereka,'Berimanlah kalian sebagaimana orang-orang lain telah beriman!’ Mereka menjawab, ‘Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman ?' Ingatlah, sesungguhnya justru mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu."
Apabila dikatakan kepada orang-orang munafik, "Berimanlah kalian sebagaimana para Sahabat yang telah beriman, yaitu dengan hati, lisan, dan anggota tubuh," mereka bersilat lidah dan berkata, "Apakah kami akan beriman seperti berimannya orang-orang yang lemah akal dan pemikirannya, sehingga kami dan mereka nantinya sama dalam kebodohan?" Maka, Allah membantah mereka dengan menyatakan bahwa sesungguhnya kebodohan hanya melekat pada mereka saja, dan mereka tidak sadar bahwa kondisi mereka sendiri itu adalah kesesatan dan kerugian.
(14) "Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, 'Kami telah beriman.' Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami bersama kalian, kami hanya berolok-olok (terhadap mereka)'."
Orang-orang munafik tersebut apabila bertemu dengan kaum Mukminin, mereka berkata, "Kami membenarkan agama Islam seperti kalian." Akan tetapi, jika mereka beranjak pergi dan mendatangi para pemuka mereka yang kafir lagi membangkang terhadap Allah, mereka menegaskan di hadapan para tokoh itu bahwa mereka tetaplah di atas kekafiran dan belum meninggalkannya. Mereka sekedar mengolok-olok kaum Mukminin dan mengejek mereka belaka.
(15). "Allah akan (membalas) memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesalan."
Allah akan membalas ejekan mereka dan menunda (menyiksa) mereka supaya mereka kian bertambah sesat, bimbang dan semakin ragu-ragu dan akan membalas mereka atas olokan mereka terhadap kaum Mukminin tersebut.
(16) "Mereka itulah yang membeli kesesalan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk."
Orang-orang munafik tersebut telah menjual diri mereka dengan satu transaksi yang akan merugikan, di mana mereka lebih memilih kekafiran dan mengesampingkan keimanan. Maka, mereka tidak mendapatkan sesuatu apa pun, justru mereka rugi karena kehilangan hidayah. Inilah kerugian yang nyata.
(17). "Perumpamaan mereka adalah seperti (sekelompok orang yang salah seorang) menyalakan api, maka tatkala api itu telah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, di mana mereka tidak dapat melihat."Kondisi orang-orang munafik yang beriman secara lahiriah saja dan tidak secara batiniah terhadap risalah Nabi Muhammad dan kemudian mereka kafir, maka itu menyebabkan mereka berjalan tanpa arah dalam gelapnya kesesatan mereka sedang mereka tidak menyadarinya, dan tidak ada harapan bagi mereka untuk keluar dari kondisi tersebut, menyerupai kondisi sekelompok orang yang singgah di padang pasir saat malam gelap gulita, di mana salah seorang dari mereka menyalakan api yang besar untuk penghangat badan dan penerangan. Ketika api itu telah memancarkan cahaya dengan terang dan menerangi tempat sekitarnya, (tiba-tiba) api itu padam dan keadaan menjadi gelap gulita. Maka, orang- orang itu berada dalam kegelapan, tanpa bisa melihat apa pun, dan tidak memperoleh petunjuk menuju suatu arah maupun jalan keluar.
(18) "Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali (kepada kebenaran)"
Mereka itu tuli untuk mendengar kebenaran dengan pendengaran yang disertai perenungan, bermulut bisu untuk mengungkapkannya dan buta dari melihat cahaya hidayah. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat kembali menuju keimanan yang telah mereka abaikan dan mereka ganti dengan kesesatan.
(19) "Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jari mereka, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Dan Allah meliputi orang- orang yang kafir." 11
Atau kondisi sekelompok orang-orang munafik lainnya, yang suatu ketika telah tampak jelas bagi mereka kebenaran dan pada saat lain mereka meragukannya, menyerupai sekelompok manusia yang tengah berjalan di tanah tandus, lalu hujan deras turun mengenai mereka yang diiringi dengan kegelapan yang bertumpuk-tumpuk serta sambaran guruh, kilatan cahaya terang dari kilat dan suara-suara guntur yang menggelegar yang menyebabkan mereka meletakkan jari-jemari mereka ke lubang telinga mereka akibat saking mencekamnya suasana, karena takut mati. Dan Allah meliputi orang-orang kafir, dan mereka tidak akan lolos dariNya dan tidak bisa melakukan sesuatu pun untuk menghindari (siksaan)Nya.
[11]. Yakni, pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir
(20) "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Karena begitu dahsyat cahayanya, kilat bak menyambar pandangan mereka. Meski demikian, saat kilat bercahaya, mereka berjalan dengan berpandu kepada cahaya itu, dan jika cahayanya menghilang, maka jalan pun menjadi gelap bagi mereka, sehingga mereka menghentikan langkah di tempat mereka masing-masing. Seandainya bukan karena Allah menunda siksa bagi mereka, pastilah Allah akan mencabut pendengaran dan penglihatan mereka. Allah Mahakuasa atas hal tersebut di setiap waktu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
KEESAAN DAN KUASA ALLAH
Perintah Beribadah Hanya Kepada Allah Semata
(21) "Wahai manusia! Beribadahlah kepada Tuhan kalian yang telah mencipta- kan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa."
Ini adalah seruan dari Allah bagi manusia secara keseluruhan, "Beribadahlah kepada Allah yang telah mengembangkan (mengurusi) kalian dengan nikmat-nikmatNya, dan takutlah kepadaNya, serta jangan melanggar aturan AgamaNya. Sungguh, Dia telah mengadakan kalian dari ketiadaan dan juga menciptakan orang-orang sebelum kalian, dengan harapan kalian menjadi insan-insan bertakwa yang diridhai Allah dan kalian pun ridha kepadaNya."
(22) "Yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rizki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kalian mengetahui."
Tuhan kalian itulah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian supaya kehidupan kalian berjalan dengan mudah di atas permukaannya, langit sebagai atap yang kuat, dan menurunkan hujan dari awan, yang dengan itu Dia mengeluarkan untuk kalian beragam buah dan berbagai macam tumbuhan sebagai rizki bagi kalian. Maka, janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah dalam beribadah, sedang kalian mengetahui keesaanNya dalam menciptakan dan memberi rizki, serta hak tunggalNya untuk diibadahi.
(23) "Dan jika kalian dalam keraguan terhadap (al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar"
Dan jika kalian wahai orang-orang kafir yang membangkang, masih dalam keraguan terhadap al-Qur'an yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami, Muhammad , dan kalian beranggapan ia bukan dari sisi Allah, maka datangkanlah satu surat yang menyerupai satu surat al-Qur'an, dan mintalah bantuan kepada siapa saja yang dapat kalian jumpai dari para pendukung kalian, bila kalian jujur dalam klaim kalian.
(24) "Jika kalian tidak mampu membuatnya, dan (pasti) kalian tidak akan mampu, maka takutlah kalian terhadap api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir"
Apabila sekarang ini kalian tidak sanggup, dan akan tetap tidak akan sanggup (juga) nantinya dan itu pasti adanya, maka takutlah kalian terhadap neraka dengan cara beriman kepada Nabi dan taat kepada Allah . Yaitu neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, yang telah disediakan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan para RasulNya.
Dan kabarkanlah wahai Rasul, kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, satu berita yang akan memenuhi hati mereka dengan sukacita, bahwasanya di akhirat kelak mereka akan memperoleh kebun-kebun yang fantastis, sungai-sungai mengalir di bawah istana-istananya yang menjulang tinggi dan pepohonannya yang rindang. Tiap kali Allah memberi rizki kepada mereka sejenis buah yang lezat, mereka berkata, "Sungguh Allah telah memberi rizki kepada kami sejenis ini sebelumnya (di dunia)." Ketika mulai menikmatinya, mereka mendapatkan hal yang baru dari rasa dan kelezatannya, kendatipun serupa dengan jenis sebelumnya (di dunia) dari segi warna, bentuk dan nama. Di dalam surga, mereka juga akan mendapatkan istri-istri yang disucikan dari segala jenis kotoran fisik seperti air kencing, dan haid, serta kotoran maknawi seperti dosa dan kepribadian buruk. Di dalam surga dan kenikmatannya, mereka akan abadi, tidak akan meninggal dan tidak akan keluar darinya.
Perumpamaan-perumpamaan Dalam al-Qur'an dan Hikmah- hikmahnya
(26) "Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu (untuk menunjukkan lemahnya sesembahan-sesembahan selain Allah). Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Tetapi mereka yang kafir berkata, 'Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?' Dengan perumpamaan itu Allah menyesatkan banyak orang,12 dan dengan perumpamaan itu Allah memberi petunjuk kepada banyak orang. Tetapi tidak ada yang disesatkan Allah dengan perumpamaan itu kecuali orang-orang yang fasik," 13
Sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran dengan menyebutkan sesuatu, baik sedikit maupun banyak, meskipun hanya menyebutkan perumpamaan dengan sesuatu yang sangat remeh, seperti seekor nyamuk atau lalat dan binatang serupa lainnya yang Allah jadikan perumpamaan akan lemahnya semua yang disembah selain Allah. Adapun orang-orang Mukmin, mereka mengetahui hikmah Allah dalam pengadaan perumpamaan dengan obyek yang kecil maupun besar dari makhlukNya. Sedang orang-orang kafir, mereka akan mencemooh sembari berkata, "Apa maksud Allah membuat perumpamaan dengan binatang-binatang kecil lagi hina tersebut?" Maka Allah menjawab pengingkaran mereka bahwa tujuannya adalah untuk menguji dan membedakan mana orang Mukmin dan mana orang kafir. Karena itu, dengan perumpamaan tersebut Allah memalingkan banyak manusia dari kebenaran, lantaran penghinaan mereka terhadap bentuk perumpamaan itu, dan (sebaliknya) Allah memberikan taufik bagi orang selain mereka untuk memperoleh tambahan keimanan dan hidayah. Dan Allah tidak menzhalimi siapa pun, sebab Dia tidaklah memalingkan dari kebenaran kecuali manusia-manusia yang memang sudah keluar dari ketaatan kepadaNya.
[12]. Orang itu sesat karena keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah . Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu
menjadi sesat.
[13]. Orang fasik ialah orang yang melanggar ketentuan-ketentuan agama, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
(27) "(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah (dengan mereka untuk mengesakanNya) setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi"
Yaitu orang-orang yang memungkiri perjanjian Allah, yang telah diambilNya dari mereka untuk bertauhid dan taat kepadaNya, padahal Allah telah menegaskan isi perjanjian itu dengan mengirim para Rasul dan menurunkan kitab-kitabNya, namun mereka menyelisihi aturan agama Allah, seperti dengan memutus tali silaturahim dan menebar kerusakan di muka bumi. Mereka itu adalah orang-orang yang rugi di dunia dan akhirat.
(28). "Bagaimana kalian kafir kepada Allah, padahal kalian (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kalian, kemudian Dia mematikan kalian lalu Dia menghidupkan kalian kembali. Kemudian kepada-Nya lah kalian dikembalikan "
Bagaimana bisa kalian wahai orang-orang musyrik, mengingkari keesaan Allah dan menyekutukan sesuatu denganNya dalam ibadah, padahal sudah disertakan bukti yang gamblang tentang itu pada diri kalian? Di mana dahulu kalian hanyalah makhluk-makhluk mati, lalu Dia mengadakan kalian dan meniup ruh kehidupan pada diri kalian, kemudian mematikan kalian setelah berakhirnya ajal kalian yang telah ditentukanNya bagi kalian. Selanjutnya, Dia akan mengembalikan kalian menjadi hidup lagi pada Hari Kebangkitan, dan kemudian kepadaNya-lah kalian akan dikembalikan untuk perhitungan amal perbuatan dan pembalasannya.
(29) "Dia-lah (Allah) Yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Allah-lah semata yang menciptakan semua yang ada di muka bumi ini bagi kalian, dari seluruh jenis kenikmatan yang dapat kalian manfaatkan. Kemudian Dia berkehendak menciptakan langit-langit dan menjadikannya tujuh lapisan langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan IlmuNya meliputi seluruh apa yang diciptakanNya.
(30) "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah14 di bumi.' Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memujiMu dan menyucikan NamaMu?' Dia berfirman, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui'."
Sebutkanlah wahai Rasul, kepada manusia, yaitu ketika Allah berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di muka bumi sekumpulan makhluk yang sebagian mereka akan menggantikan sebagian lainnya untuk memakmurkannya." Para malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami, beritahulah kami dan tunjukilah kami hikmah di balik penciptaan mereka itu, sedang sifat mereka itu melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah secara zhalim dan sewenang-wenang, sementara kami selalu taat terhadap perintahMu, kami menyucikanMu dengan penyucian yang sesuai dengan Sifat-sifatMu yang terpuji dan kebesaranMu, serta mengagungkanMu dengan seluruh sifat kesempurnaan dan keagungan?" Allah menjawab dengan berfirman kepada mereka, "Sesungguhnya Aku lebih mengetahui hal-hal yang tidak kalian mengerti yang mengandung kemaslahatan besar pada penciptaan mereka."
[14]. Khalifah bermakna pengganti, pemimpin, atau penguasa.
(31). "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, seraya berfirman, 'Sebutkan kepada Ku nama-nama semua (benda) ini, jika kalian memang benar!"
Sebagai penjelasan keutamaan Nabi Adam , Allah mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, kemudian mempertunjukkan objek-objek tersebut di hadapan para malaikat sembari berfirman kepada mereka, "Beritahukanlah kepadaKu nama-nama semua objek yang ada itu, jika kalian memang berkata benar bahwa kalian lebih pantas untuk dijadikan khalifah di muka bumi daripada mereka!"
(32) "Mereka menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana'"
Para malaikat berkata, "Kami menyucikan Engkau wahai Tuhan kami. Tidak ada pengetahuan bagi kami kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkau-lah Dzat Yang Maha Mengetahui urusan-urusan seluruh makhlukMu, lagi Dzat Yang Mahabijaksana dalam pengaturanMu.
(33) "Dia berfirman, 'Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama (benda) itu!' Maka ketika dia (Adam) telah menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, 'Bukankah telah Aku katakan kepada kalian, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan ?'"
Allah berfirman, "Wahai Adam, beritahukanlah nama-nama benda tersebut kepada mereka yang tidak sanggup mereka ketahui." Dan setelah Adam memberitahukan kepada mereka nama-nama itu, Allah berfirman kepada para malaikat, "Sungguh Aku telah mengabarkan kepada kalian bahwa Aku ini lebih mengetahui apa-apa yang samar bagi kalian, baik di langit maupun bumi, dan lebih mengetahui terhadap apa yang kalian tampakkan maupun rahasiakan."
(34) "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kalian kepada Adam!' Maka mereka pun bersujud, kecuali iblis.15 Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir"
Ingatkanlah wahai Rasul, kepada manusia perihal kemuliaan yang Allah anugerahkan bagi Adam tatkala Dia berfirman kepada para malaikat, "Bersujudlah kalian kepada Adam," untuk memuliakannya dan menonjolkan keutamaannya. Maka seluruh malaikat taat menjalankannya, kecuali iblis, ia menolak bersujud lantaran kesombongan dan kedengkian- nya. Maka ia pun menjadi makhluk yang ingkar kepada Allah dan membangkang terhadap perintahNya.
[15]. Iblis termasuk kelompok jin dan termasuk yang diperintah untuk sujud.
(35) "Dan Kami berfirman, 'Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesuka kalian berdua. (Tetapi) janganlah kalian berdua dekati pohon ini,16 yang menyebabkan kalian berdua termasuk orang-orang yang zhalim."17
Allah berfirman, "Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu, Hawwa' di dalam surga, dan nikmatilah oleh kalian berdua buah-buahannya dengan penuh nikmat lagi leluasa di tempat mana saja yang kalian kehendaki. Tapi janganlah kalian berdua mendekati pohon ini, agar kalian tidak terjerumus ke dalam maksiat, yang akibatnya kalian akan menjadi orang-orang yang melanggar perintah Allah.
[16]. Menurut setan, siapa yang memakan buah pohon itu, akan kekal di dalam surga, lihat Surat Thaha: 120.
[17]. Zhalim artinya aniaya. Orang yang zhalim ialah orang yang melakukan perbuatan aniaya, yang merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain.
(36) "Lalu setan memperdaya keduanya dari surga18 sehingga setan mengeluarkan mereka berdua dari (segala kenikmatan) yang mereka berdua dapatkan. Dan Kami berfirman, 'Turunlah kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan'."
Lalu setan menjerumuskan mereka berdua ke dalam kesalahan itu, dengan cara membisik-bisikkan kepada mereka sehingga mereka memakan buah dari pohon tersebut. Maka, setan menjadi sebab dikeluarkannya mereka berdua dari surga dan segala kenikmatannya. Allah berfirman kepada mereka, "Turunlah kalian ke bumi, sebagian kalian akan memusuhi sebagian lainnya -maksudnya, Adam , Hawwa', dan setan- dan di muka bumi ini kalian akan mendapatkan hunian dan tempat kediaman, serta kalian dapat memanfaatkan isinya hingga saat berakhirnya ajal kalian."
[18]. Nabi Adam dan Hawwa' memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan mereka diusir Allah dari surga dan diturunkan ke bumi.
(37) "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat19 dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat yang diilhamkan Allah kepadanya untuk bertaubat dan memohon ampunan (kepadaNya), yaitu Firman Allah .
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
"Mereka berdua berkata, ' Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami benar-benar termasuk orang-orang yang merugi'." (Al- A'raf: 23).
Maka Allah menerima taubat Adam dan mengampuni dosanya. Dan sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat orang yang bertaubat dari para hambaNya, lagi Maha Penyayang kepada mereka.
[19]. "Kalimat" dalam ayat ini menurut sebagian ulama tafsir adalah ucapan untuk memohon ampunan (taubat).
(38) "Kami berfirman, 'Turunlah kalian semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk dariKu kepada kalian, maka barangsiapa mengikuti petunjukKu itu, maka tidak ada kekhawatiran terhadap pada mereka dan mereka tidak akan bersedih hati"
Allah berfirman kepada mereka, "Turunlah kalian dari surga! Akan datang kepada kalian dan keturunan pengganti kalian wahyu yang mengandung hidayah bagi kalian kepada kebenaran. Barangsiapa mengamalkannya, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat, dan mereka tidak bersedih atas apa-apa yang tidak mereka raih di dunia.
PERINGATAN ALLAH KEPADA BANI ISRAIL
Beberapa Perintah dan Larangan Allah Kepada Bani Israil
(39) "Sedangkan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
Dan orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami yang terbaca (dalam kitab) dan bukti-bukti keesaan Kami, mereka itulah orang-orang yang akan selalu tinggal menetap di dalam neraka. Mereka kekal abadi di dalamnya, dan tidak akan keluar darinya.
(40) "Wahai Bani Israil!°20 Ingatlah nikmatKu yang telah Aku berikan kepada kalian. Dan penuhilah janji kalian kepadaKu, 21 niscaya Aku penuhi janjiKu kepada kalian, dan hanya kepadaKu-lah hendaklah kalian takut"
Wahai keturunan Ya'qub, ingatlah nikmat-nikmatKu yang banyak (yang dilimpahkan) kepada kalian dan bersyukurlah kepadaKu, serta penuhilah wasiatKu kepada kalian, yaitu bahwa kalian akan mengimani kitab- kitabKu dan rasul-rasulKu semuanya, serta mengamalkan ajaran-ajaran syariatKu. Jika kalian melakukannya, niscaya Aku akan penuhi apa-apa yang telah Aku janjikan kepada kalian berupa rahmat di dunia dan keselamatan di akhirat. Dan hanya kepadaKu saja hendaknya kalian takut, dan khawatirkanlah siksaKu jika kalian melanggar perjanjian tersebut dan kalian kafir kepadaKu.
[20]. Israil adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub Bani Israil adalah keturunan Nabi Ya'qub dan sekarang dikenal dengan nama bangsa
Yahudi.
[21]. Di antara janji Bani Israil kepada Allah ialah bahwa mereka hanya akan menyembah Allah , tidak mengadakan tandingan bagi Allah mt serta beriman kepada Nabi Muhammad sebagaimana yang tersebut di dalam Taurat
(41) "Dan berimanlah kalian kepada apa (al-Qur'an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kalian, dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kalian jual ayat-ayat Ku dengan harga murah, dan hanya kepadaKu-lah hendaklah kalian bertakwa."
Dan berimanlah wahai Bani Israil, kepada al-Qur'an yang Aku turunkan kepada Muhammad, Nabi dan RasulKu, yang bersesuaian dengan apa yang kalian ketahui melalui Taurat yang masih benar. Janganlah kalian menjadi kelompok pertama dari kalangan Ahli Kitab yang kafir kepadanya. Dan jangan pula kalian menukarkan ayat-ayatKu dengan harga sedikit (murah) dari kenikmatan dunia yang akan sirna. Dan hanya untukKu hendaknya kalian beramal dengan menaatiKu, dan tinggalkan perbuatan maksiat kepadaKu.
(42) "Dan janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan22 dan (janganlah) pula kalian menyembunyikan kebenaran, sedangkan kalian mengetahui (nya)."
Dan janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran yang telah Aku terangkan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian ada-adakan sendiri. Hindarilah tindakan menyembunyikan kebenaran yang sudah terang tentang sifat-sifat Nabi Allah dan RasulNya, Muhammad , yang ada di kitab-kitab suci kalian, sementara kalian mendapatkannya tertulis di kalangan kalian, yang kalian ketahui berasal dari kitab suci yang ada di tangan kalian.
[22]. Batil artinya kesalahan, kejahatan, kemungkaran, dan sebagainya.
(43) "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang- orang yang rukuk (dari umat Muhammad) "
Masuklah kalian ke dalam agama Islam dengan mendirikan shalat dengan tata cara yang benar, sebagaimana dibawa oleh Nabi dan Rasul Allah, Muhammad , dan berikanlah hak-hak harta yang telah disyariatkan Allah melalui lisan NabiNya itu dan jadilah kalian bersama orang-orang yang rukuk dari umat beliau .
(44) "Apakah kalian menyuruh orang-orang (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian membaca Kitab (Taurat) ? Maka tidakkah kalian berpikir?"
Alangkah buruk kondisi kalian dan kondisi ulama agama kalian, tatkala kalian memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan-kebaikan, sedang kalian membiarkan diri kalian begitu saja, tidak memerintahkan diri kalian untuk berbuat kebaikan yang agung, yaitu memeluk Islam, padahal kalian membaca Taurat yang di dalamnya termuat (penjelasan tentang) sifat-sifat Muhammad dan kewajiban beriman kepadanya!! Tidakkah kalian mempergunakan akal kalian dengan benar?
(45-46) "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan shalat itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya "
Dan jadikanlah kesabaran dengan seluruh jenisnya dan juga shalat sebagai penolong kalian dalam (menyelesaikan) segala urusan kalian. Dan sesungguhnya ia amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisiNya, serta meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka pasca kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadaNya pada Hari Kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan.
(47) ”Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmatKu yang telah Aku berikan kepada kalian, dan Aku telah melebihkan kalian dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu)"
Wahai para keturunan Ya'qub, ingatlah nikmat-nikmatKu yang banyak terlimpah pada kalian, dan bersyukurlah kepadaKu karena nikmat-nikmat itu. Dan ingatlah oleh kalian bahwa sesungguhnya Aku telah mengistimewakan kalian di atas seluruh manusia pada zaman kalian dengan jumlah nabi yang banyak dan kitab-kitab yang diturunkan (pada kalian) seperti Taurat dan Injil.
(48) "Dan takutlah kalian pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun, dan (begitu pula tidak bisa memberi) syafa'at23 dan tebusan apa pun darinya tidak diterima, dan mereka tidak akan ditolong."
Takutlah terhadap Hari Kiamat, suatu hari yang tak seorang pun dapat memberikan manfaat bagi orang lain, dan Allah tidak menerima syafa'at bagi orang-orang kafir, serta tidak menerima tebusan dari mereka, meskipun berupa semua kekayaan yang ada di muka bumi. Pada hari itu, tidak ada seorang pun yang maju untuk menolong dan menyelamatkan mereka dari siksaan.
[23]. Syafa'at adalah usaha perantaraan dalam memberikan suatu manfaat atau mengelakkan suatu mudarat bagi orang lain, yang dilakukan oleh para nabi, orang-orang tertentu, atau malaikat, dengan izin Allah
Perincian Nikmat Allah Kepada Bani Israil
(49) "Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kalian dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun.24 Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepada kalian. Mereka menyembelih anak-anak laki-laki kalian dan membiarkan hidup anak-anak perempuan kalian. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan yang besar dari Tuhan kalian."
Dan ingatlah nikmat-nikmat Kami kepada kalian ketika Kami telah menyelamatkan kalian dari kekejaman Fir'aun dan para pengikutnya. Mereka itu melancarkan siksaan yang sangat pedih terhadap kalian. Orang- orang itu banyak membunuh anak-anak laki-laki kalian dan membiarkan anak-anak perempuan kalian (hidup untuk dijadikan) sebagai pelayan dan bahan penistaan. Dalam kejadian ini terdapat cobaan bagi kalian dari Tuhan kalian, dan sementara pada peristiwa terselamatkannya kalian dari siksaan tersebut merupakan kenikmatan besar yang menuntut kalian untuk bersyukur kepada Allah pada tiap-tiap masa dan generasi kalian.
[24]. Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir pada masa lalu. Menurut sejarah, Fir'aun pada masa Nabi Musa ialah Menephthan, (1232-1224 SM.) anak Ramses.
(50) "Dan (ingatlah juga) ketika Kami membelah laut untuk kalian, sehingga Kami menyelamatkan kalian dan Kami tenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun sedang kalian menyaksikan"
Dan ingatlah nikmat-nikmat Kami yang tercurah pada kalian, saat Kami membelah lautan demi kalian dan Kami menjadikan di sana jalan- jalan yang kering, lalu kalian menyeberanginya. Dan Kami selamatkan kalian dari Fir'aun dan bala tentaranya dan dari kebinasaan di dalam air. Ketika Fir'aun dan bala tentaranya mulai memasuki jalan-jalan kalian itu, maka Kami pun membinasakan mereka di dalam air laut itu di hadapan mata kalian.
(51) "Dan (ingatlah juga) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam25kemudian kalian (Bani Israil) membuat (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya, dan kalian (menjadi) orang-orang yang zhalim"
Dan ingatlah nikmat-nikmat Kami kepada kalian, tatkala Kami berjanji kepada Musa selama empat puluh malam untuk menurunkan Taurat sebagai hidayah dan cahaya bagi kalian. Akan tetapi, kalian justru memanfaatkan kesempatan kepergiannya selama tempo yang singkat ini dan membuat (patung) anak sapi yang kalian buat sendiri dengan tangan-tangan kalian sebagai sesembahan bagi kalian selain Allah, dan ini merupakan bentuk kekafiran yang paling buruk terhadap Allah, dan kalian telah berbuat kezhaliman dengan menjadikan anak sapi sebagai tuhan yang kalian sembah.
[25]. Suatu tenggang waktu yang dijanjikan Allah kepada Nabi Musa untuk menerima Taurat; tetapi umat Nabi Musa tidak sabar menunggunya, sehingga mereka menyembah patung anak sapi yang dibuat oleh Samiri.
(52) "Kemudian Kami memaafkan kalian setelah itu, agar kalian bersyukur"
Kemudian Kami pun memaafkan perbuatan mungkar kalian itu dan menerima taubat kalian sekembalinya Musa ke tengah kalian, dengan harapan kalian mau bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat dan seluruh karuniaNya (kepada kalian). Dan janganlah kalian terus-menerus dalam kekafiran dan kesewenang-wenangan.
(53) "Dan (ingatlah juga), ketika Kami memberikan Kitab dan Furqan26 kepada Musa, agar kalian memperoleh petunjuk."
Dan ingatlah (kembali) kenikmatan Kami kepada kalian, tatkala Kami memberi Musa kitab yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan yaitu Kitab Taurat, supaya kalian memperoleh petunjuk setelah berada dalam kesesatan.
[26]. Yang dimaksud dengan Kitab adalah Taurat Dan yang dimaksud dengan Furqan adalah keterangan-keterangan lain untuk
membedakan yang baik dan yang buruk.
(54) "Dan (ingatlah juga) ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Wahai kaumku! Sesungguhnya kalian telah menzhalimi diri kalian sendiri dengan membuat (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertaubatlah kepada Pencipta kalian dan bunuhlah diri kalian.27 Itu lebih baik bagi kalian di sisi Pencipta kalian. Dia akan menerima taubat kalian. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang'
Dan ingatlah (pula) nikmat Kami kepada kalian, ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kalian telah berbuat kezhaliman terhadap diri kalian dengan menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan, maka bertaubatlah kepada Pencipta kalian (Allah) dengan cara sebagian kalian membunuh sebagian lainnya. Ini lebih baik bagi kalian di sisi Pencipta kalian (Allah) daripada kekal selamanya di neraka, lalu kalian melaksanakannya, maka Allah pun memberikan karunia bagi kalian dengan berkenan menerima taubat kalian. Sesungguhnya Allah Maha Menerima taubat orang-orang yang bertaubat kepadaNya dari para hambaNya lagi Maha Penyayang terhadap mereka.
[27]. "Membunuh diri kalian" ada yang menafsirkan, orang-orang yang tidak menyembah patung anak sapi itu membunuh orang
yang menyembahnya. Ada pula yang menafsirkan, orang yang menyembah patung anak sapi itu saling membunuh satu sama
lain,
dan ada pula yang menafsirkan, mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing sebagai syarat diterimanya taubat
mereka.
(55). "Dan (ingatlah juga) ketika kalian berkata,'Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu hingga kami melihat Allah dengan jelas,' maka halilintar menyambar kalian, sedang kalian menyaksikan"
Dan ingatlah ketika kalian berkata, "Wahai Musa, kami tidak akan mempercayaimu bahwa perkataan yang kami dengar darimu adalah Firman Allah, hingga kami dapat menyaksikan Allah dengan mata kepala kami." Maka turunlah api (halilintar) dari langit, hingga kalian dapat melihatnya dengan mata kalian secara langsung, dan api itu menghabisi kalian akibat dosa-dosa kalian dan kelancangan kalian terhadap Allah
(56) "Kemudian Kami membangkitkan kalian setelah kalian mati, agar kalian bersyukur"
Kemudian Allah menghidupkan kalian kembali setelah kematian kalian akibat sambaran halilintar tersebut, dengan harapan kalian mau mensyukuri nikmat Allah kepada kalian. Kematian tersebut merupakan bentuk hukuman bagi mereka, kemudian Allah menghidupkan mereka kembali untuk menghabiskan sisa ajal mereka.
(57) "Dan Kami menaungi kalian dengan awan, dan Kami menurunkan kepada kalian manna dan salwa.28 Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rizki yang telah Kami berikan kepada kalian. Mereka tidak menzhalimi Kami (dengan sikap kafir mereka), tetapi justru merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri"
Dan ingatlah nikmat Kami kepada kalian ketika kalian tersesat jalan di muka bumi, yaitu ketika Kami menjadikan awan menaungi kalian dari panasnya terik matahari dan Kami turunkan pada kalian manna, yaitu sesuatu yang bentuknya mirip dengan getah yang rasanya menyerupai madu, dan Kami turunkan juga pada kalian salwa, yaitu burung yang serupa dengan puyuh. Dan Kami katakan kepada kalian, "Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian, dan janganlah kalian melanggar ajaran agama kalian," namun kalian menjalankannya. Mereka tidaklah menzhalimi Kami dengan pengingkaran nikmat yang mereka lakukan. Akan tetapi, merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri, karena akibat buruk kezhaliman itu kembali kepada mereka.
[28]. Manna ialah sejenis madu. Salwa ialah sejenis burung puyuh.
(58) "Dan (ingatlah juga) ketika Kami berfirman, 'Masuklah kalian ke negeri ini (Baitul Maqdis), lalu makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesuka kalian. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud (menghinakan diri kepada Allah), dan katakanlah, 'Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami), niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kalian. Dan Kami akan menambah (karunia) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan'.”
Dan ingatlah nikmat Kami atas kalian, ketika Kami berfirman, "Masuklah kalian ke kota (Baitul Maqdis), lalu makanlah makanan yang baik-baik dari kota itu, di tempat mana pun dari kota itu sebagai santapan yang sedap. Dan jadilah kalian orang-orang yang tunduk kepada Allah lagi menghinakan diri di hadapanNya (dengan bersujud) ketika memasuki kota itu, sambil mengatakan, 'Wahai Tuhan kami, hapuskanlah dosa-dosa kami dari tanggungan kami,' niscaya Kami akan mengabulkan permintaan kalian, memaafkan kalian dan menutup dosa-dosa itu bagi kalian, serta Kami akan memberikan tambahan kebaikan dan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik karena amal-amal mereka."
(59). "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perkataan dengan (perkataan lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka.29 Maka Kami turunkan mala-petaka dari langit kepada orang-orang yang zhalim itu, karena mereka (selalu) berbuat fasik."
Lalu orang-orang yang zhalim lagi sesat dari kalangan Bani Israil mengganti Firman Allah. Mereka mengubah ucapan dan tindakan secara bersamaan, di mana mereka masuk dengan merangkak dengan pantat mereka, seraya mengucapkan "Habbatun fi sya'ratin" (biji-bijian dalam gandum). Mereka mengolok-olok ajaran agama Allah. Maka Allah pun menurunkan terhadap mereka siksaan dari langit akibat pembangkangan mereka tersebut dan keluarnya mereka dari ketaatan kepada Allah.
[29]. Mereka diperintahkan untuk mengucapkan حِطَّةٌ yang berarti, gugurkanlah dosa-dosa kami, namun mereka mengubahnya
sambil mencemooh dan mengucapkan حَبَّةٌ فِيْ شَعْرَةٍ yang berarti biji-bijian dalam biji gandum.
(60). "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu!' Maka memancarlah dari padanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).30 Makan dan minumlah dari rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kalian melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”
Dan ingatlah nikmat Kami pada kalian ketika kalian mengalami kehausan saat kalian berada dalam ketersesatan (di tengah jalan) dan Musa memohon kepada Kami dengan penuh ketundukan hati agar Kami memberi kaumnya air minum. Maka Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Lalu Musa memukulnya. Maka memancarlah darinya dua belas mata air sesuai dengan jumlah suku mereka, disertai dengan pemberitahuan kepada tiap-tiap suku tentang mata air yang khusus bagi mereka, agar mereka tidak berebutan. Dan Kami berfirman kepada mereka, "Makan dan minumlah dari rizki Allah dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi dengan membuat kerusakan."
[30] Yakni, setiap suku dari 12 suku Bani Israil, sebagaimana tersebut dalam Surat al-A'raf: 160.
Hukuman Terhadap Sikap dan Perbuatan Bani Israil
(61) "Dan (ingatlah juga) f ketika kalian berkata, 'Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.' Dia (Musa) menjawab,'Apakah kalian meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah kalian ke suatu kota, pasti kalian akan memperoleh apa yang kalian minta.' Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu juga karena mereka durhaka dan melampaui batas."
Dan ingatlah oleh kalian tatkala Kami menurunkan makanan manis dan (daging) burung yang lezat, lalu seperti biasa, kalian menolak nikmat (besar) itu dan kalian merasa tidak nyaman dan bosan, hingga kalian berkata, "Wahai Musa, kami tidak bisa bersabar (tahan) dengan makanan yang terus sama saja yang tidak berganti-ganti selama sekian hari ini. Maka mohonlah untuk kami kepada Tuhanmu agar mengeluarkan bagi kami dari bumi berupa tanam-tanaman sebagai makanan, seperti sayur-mayur, mentimun, biji-bijian yang dapat dimakan, adas dan bawang merah." Musa menjawab dengan nada pengingkaran, "Apakah kalian meminta makanan-makanan tersebut yang jelas berkualitas lebih rendah, sedang kalian mengabaikan rizki yang jelas bermanfaat yang telah dipilihkan Aliah bagi kalian? Pergilah dari daerah ini menuju kota mana saja, niscaya kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginkan dengan jumlah banyak di kebun-kebun dan pasar-pasar. Ketika mereka jadi mendatanginya, ternyata tampak sekali bagi mereka, dalam tiap kesempatan, mereka lebih mengutamakan keinginan pribadi mereka daripada pilihan Allah, dan lebih mementingkan pemenuhan syahwat mereka dibandingkan apa yang telah Allah pilihkan bagi mereka. Oleh karena itu, kehinaan dan kemiskinan jiwa senantiasa melekat pada mereka. Mereka pun berpencar dan pulang dengan mendapat kemurkaan dari Allah karena berpaling dari agama Allah dan juga karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah, membunuhi para nabi dengan sewenang-wenang dan permusuhan. Sikap demikian muncul akibat pelanggaran mereka dan tindakan mereka yang melampaui batas ketetapan-ketetapan Tuhan mereka.
(62) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang- orang Nasrani dan orang-orang Shabi' in31 , siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir (dengan Iman yang benar) dan beramal shalih, maka mereka mendapat pahala dari Tuhan mereka, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."
Orang-orang beriman dari umat ini yang membenarkan Allah dan RasulNya dan mengamalkan syariatNya, dan orang-orang yang hidup sebelum pengangkatan Muhammad sebagai Nabi dari umat-umat di masa lalu, seperti kaum Yahudi, Nasrani, dan kaum Shabi'in, satu kaum yang masih berada di atas fitrah bawaan mereka tanpa memiliki ajaran agama baku yang mereka ikuti, mereka semua itu bila beriman kepada Allah dengan benar lagi mumi dan kepada Hari Kebangkitan dan Hari Pembalasan, beramal dengan amalan yang diridhai di sisi Allah, maka pahala mereka akan tetap utuh bagi mereka di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut terhadap mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi dari perkara akhirat, dan mereka tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan sebagian kenikmatan dunia. Adapun setelah diutusnya Muhammad IH sebagai penutup para nabi dan rasul kepada seluruh umat manusia, maka Allah tidak menerima dari siapa pun ajaran agama selain agama yang dibawa beliau, yaitu Islam.
[31]. Shabi'in. penafsiran lain, ialah: salah satu kelompok dari kaum Nasrani, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh as-Sa'di
dalam Tafsir beliau. Dan ada juga penafsiran yang lain.
Balasan Terhadap Bani Israil yang Melanggar Perjanjian Dengan Allah
(63) “Dan (ingatlah juga) ketika Kami mengambil janji kalian dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas kalian (seraya berfirman), 'Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepada kalian dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kalian bertakwa'."
Dan ingatlah wahai Bani Israil, ketika Kami mengambil janji yang dikukuhkan dari kalian, yaitu (kalian) beriman kepada Allah, mengesakan Allah dengan ibadah, di mana Kami mengangkat Gunung Thursina (Sinai) di atas kepala kalian, dan Kami berfirman kepada kalian, "Ambillah kitab yang telah Kami berikan kepada kalian dengan serius dan sungguh-sungguh serta peliharalah dengan baik, dan jika tidak, maka Kami timpakan gunung ini kepada kalian, dan janganlah pula kalian melupakan Taurat, untuk membaca dan mengamalkannya, agar kalian bertakwa kepadaKu dan takut akan siksaanKu.
(64) "Kemudian setelah itu kalian berpaling. Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmatNya kepada kalian, pasti kalian termasuk orang yang rugi.”
Kemudian kalian menentang dan bermaksiat lagi, setelah diambilnya perjanjian dan diangkatnya gunung dari atas kalian tersebut, sebagaimana sifat kebiasaan kalian yang terus berulang-ulang. Dan kalau bukan karena kemurahan Allah terhadap kalian dan rahmatNya untuk menerima taubat dan memaafkan dosa-dosa kalian, pastilah kalian akan termasuk orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat.
(65) "Dan sungguh, kalian telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kalian pada Hari Sabat,32 lalu Kami katakan kepada mereka, 'Jadilah kalian kera-kera yang hina!'."33
Dan sungguh kalian -wahai sekalian kaum Yahudi- telah mengetahui hukuman yang menimpa para pendahulu kalian dari penduduk negeri itu yang bermaksiat kepada Allah, berkaitan dengan janji yang telah Dia ambil dari mereka untuk mengagungkan Hari Sabtu, tetapi mereka membuat tipu muslihat untuk (bisa) menangkap ikan pada Hari Sabtu, dengan memasang jaring-jaring dan menggali kolam-kolam, lalu menangkap ikan pada Hari Ahad, sebagai tipu muslihat untuk melakukan perbuatan yang diharamkan. Dan setelah mereka melakukan itu, Allah mengubah bentuk mereka menjadi monyet-monyet yang hina.
[32]. Hari Sabat ialah Hari Sabtu, hari khusus bagi orang Yahudi untuk beribadah.
[33]. Yakni, betul-betul menjadi kera sebagai kutukan Allah Sebagian ulama tafsir menafsirkan bahwa maknanya adalah mereka memiliki sifat-sifat seperti kera.
(66). "Maka Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa
Maka Kami jadikan desa itu menjadi pelajaran bagi (penghuni) desa-desa yang ada di sekitarnya yang berita dan hukuman yang menimpanya sampai kepada mereka, dan menjadi pelajaran (juga) bagi siapa saja sesudah mereka yang melakukan dosa-dosa yang serupa, serta Kami menjadikannya sebagai pengingat bagi orang-orang shalih agar mereka mengetahui bahwa mereka itu berada di atas jalan kebenaran, sehingga mereka dapat teguh berada di atasnya.
Kisah Penyembelihan Sapi Betina
(67). "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian agar menyembelih seekor sapi betina.' Mereka bertanya, 'Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?'34 Dia (Musa) menjawab, 'Aku berlindung kepada Allah
agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh'."
Dan ingatlah wahai Bani Israil, tindakan jahat para pendahulu kalian dan banyaknya pembangkangan mereka serta debat mereka kepada Musa tatkala dia berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menyembelih seekor sapi betina.“ Mereka menjawab dengan nada sombong, "Apakah kamu mau menjadikan kami bahan olokan dan ejekan?" Maka Musa menjawab mereka dengan berkata, "Aku mohon perlindungan kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang mengolok-olok."
[34]. Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi ialah agar hilang rasa penghormatan mereka kepada patung anak sapi yang pernah mereka sembah.
(68). "Mereka berkata, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu.' Dia (Musa) menjawab, 'Dia berfirman, bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kalian'."
Mereka berkata, "Mohonlah kepada Tuhanmu agar menjelaskan kepada kami sifat sapi betina tersebut." Musa menjawab mereka, "Sesungguhnya Allah berfirman kepada kalian bahwa sifat sapi betina itu adalah bukan sapi yang sudah tua bongkok dan bukan sapi muda belia, akan tetapi sapi betina yang berusia tengah-tengah antara keduanya; maka bersegeralah melaksanakan perintah Tuhan kalian itu.
(69) "Mereka berkata, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.' Dia (Musa) menjawab, Dia berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandang(nya)'.”
Mereka pun kembali berdebat dengan berujar, 'Mohonlah kepada Tuhanmu untuk kami agar mau menjelaskan warnanya kepada kami'. Musa berkata, “Dia berfirman, Sapi itu benvama kuning pekat dan menyenangkan orang yang melihatnya'.”
(70). Mereka berkata, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. (karena) sesungguhnya sapi itu beum jelas bagi kami dan jika Allah menghendaki, niscaya kami benar-benar mendapat petunjuk "
Bani Israil berkata kepada Musa "Mohonlah kepada Tuhanmu untuk menjelaskan sifat-sifat lain selain sifat sebelumnya, karena sapi yang memiliki sifat-sifat seperti itu banyak, sehingga menjadi tidak jelas bagi kami mana yang harus kami pilih? Sesungguhnya kami insya Allah akan memperoleh petunjuk untuk mendapatkan sapi yang diperintahkan untuk disembelih itu.”
(71). Dia (Musa) menjawab, 'Dia (Allah) berfirman, 'Sesungguhnya (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, sehat (tanpa cacat), dan tanpa belang.' Mereka berkata, 'Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya.' Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah itu)'."
Musa berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah berfirman, 'Sapi itu adalah sapi yang tidak diperuntukkan untuk bekerja membajak tanah untuk lahan pertanian dan tidak dipergunakan untuk mengairi (tanaman) dari anak sungai, bebas dari semua jenis cacat, tidak ada padanya tanda warna (belang) selain warna dominan kulitnya'." Mereka berkata, "Sekarang barulah kamu menyampaikan hakikat karakter sapi betina itu." Mereka pun terpaksa menyembelihnya setelah usaha pencarian yang sulit yang memakan waktu lama, dan sungguh mereka hampir saja tidak melakukannya karena sifat pembangkangan mereka. Demikianlah, mereka mempersulit diri sendiri, sehingga Allah pun mempersulit mereka.
(72). "Dan (ingatlah juga) ketika kalian membunuh seseorang, lalu kalian saling tuduh tentang itu. Tetapi Allah menyingkapkan apa yang kalian sembunyikan "
Dan ingatlah ketika kalian membunuh satu jiwa, lalu kalian bertikai tentang korban itu. Masing-masing dari kalian menolak tuduhan pembunuhan. Dan Allah menyingkapkan rahasia pembunuhan jiwa yang kalian sembunyikan.
(73) "Lalu Kami berfirman, 'Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi) itu!' Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (KuasaNya) agar kalian mengerti.”
Maka Kami berfirman, "Pukullah korban pembunuhan itu dengan bagian tubuh dari sapi betina yang telah disembelih itu. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya dalam keadaan hidup-hidup dan dia akan memberitahukan kepada kalian siapa gerangan pembunuhnya." Lalu mereka memukulnya dengan salah satu bagian tubuh sapi itu, maka Allah menghidupkannya dan dia mengabarkan siapa pembunuhnya. Seperti itulah Allah menghidupkan orang-orang yang mati pada Hari Kiamat, dan memperlihatkan kepada kalian wahai Bani Israil, mukjizat-mukjizatNya yang menunjukkan kesempurnaan Kuasa Allah agar kalian berpikir dengan akal kalian, lalu mengekang diri dari perbuatan maksiat kepadaNya.
(74). "Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras, sehingga (hati kalian) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal di antara batu-batu itu ada yang sungai-sungai benar-benar memancar darinya, dan ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air darinya, dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kalian kerjakan
Akan tetapi, kalian tidak mendapatkan manfaat sedikit pun dari kejadian itu, sebab, setelah ditampakkannya mukjizat-mukjizat yang luar biasa ini, hati-hati kalian justru kian mengeras dan membeku, sehingga tidak ada kebaikan yang dapat sampai kepadanya, dan tidak dapat melunak di hadapan tanda-tanda KuasaKu yang mencengangkan itu yang Aku perlihatkan kepada kalian semua, sehingga hati-hati kalian menjadi seperti batu hitam yang amat keras, bahkan sebenarnya hati-hati mereka jauh lebih keras dari batu itu. Sebab, sebagian bebatuan itu ada yang melebar dan berongga, sehingga ketika air memancar darinya dengan kuat, maka ia menjadi sungai-sungai yang mengalir. Dan sebagian bebatuan ada yang terbelah dan pecah, lalu memancarlah mata air dan sumber air. Dan sebagian bebatuan (bahkan) ada yang jatuh dari gunung yang tinggi karena takut kepada Allah dan mengagungkanNya. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian perbuat.
(75) "Maka apakah kalian (kaum Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepada kalian, padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka me-ngetahuinya) ?" 35
Wahai sekalian kaum Muslimin, apakah kalian lupa ulah dan tindakan-tindakan Bani Israil, sampai jiwa kalian berhasrat kuat agar kaum Yahudi membenarkan agama kalian? Dahulu, sungguh para ulama agama mereka mendengarkan Firman Allah yang berasal dari kitab Taurat, kemudian mereka mengubah-ubahnya dengan menyimpangkannya ke makna yang tidak shahih setelah mereka memahami hakikatnya, atau mengubah-ubah teks bacaannya, sedang mereka itu menyadari bahwa mereka mengubah-ubah Firman Tuhan alam semesta dengan sengaja dan dusta.
[35]. Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi di Madinah yang mengubah-ubah isi Taurat, terutama mengenai Nabi Muhammad
(76) ”Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, 'Kami telah beriman.' Tetapi apabila sebagian mereka kembali kepada sebagian lainnya, mereka bertanya, 'Apakah kalian akan menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian (dalam Taurat), sehingga mereka dapat menyanggah kalian di hadapan Tuhan kalian? Tidakkah kalian mengerti?"'36
Kaum Yahudi itu, jika mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman (kaum Mukminin), mereka berkata dengan lisan mereka, "Kami beriman kepada agama kalian dan Rasul kalian yang telah disebut-sebut beritanya dalam kitab Taurat." Tetapi apabila sebagian orang-orang munafik dari golongan Yahudi itu menyendiri bersama sebagian lainnya, mereka berkata dengan pengingkaran, "Apakah kalian menyampaikan kepada kaum Mukminin berita yang Allah jelaskan kepada kalian di dalam Taurat perihal Muhammad, sehingga menjadi penguat hujjah bagi mereka terhadap kalian di hadapan Tuhan kalian pada Hari Kiamat? Tidakkah kalian itu paham dan waspada dari tindakan itu?"
[36]. Di dalam Taurat diterangkan tentang Nabi Muhammad yang akan datang sebagai nabi terakhir, tetapi keterangan itu disembunyikan oleh orang-orang Yahudi, karena takut akan menjadi bumerang bagi mereka.
(77). "Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan?"
Apakah mereka melakukan semua tindak kejahatan ini, dan tidak sadar bahwasanya Allah mengetahui seluruh perkara yang mereka sembunyikan dan yang mereka tampakkan dengan terang-terangan?
(78) "Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak memahami Kitab (Taurat) kecuali hanya angan-angan, dan mereka tidak lain kecuali hanya menduga-duga"
Dan di antara kaum Yahudi ada satu golongan yang buta tentang baca dan tulis, serta mereka tidak tahu tentang Taurat dan kandungannya yang memuat sifat-sifat Nabi Allah dan RasulNya, Muhammad . Mereka tidak mempunyai sesuatu (pengetahuan apa pun) dari Taurat itu selain kedustaan-kedustaan dan praduga-praduga yang rusak.
(79). "Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, Ini dari Allah,' (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena apa-apa yang dituliskan oleh tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka usahakan.37"
Maka kebinasaan dan ancaman yang keras bagi para pendeta busuk dari kalangan Yahudi yang menulis kitab dengan tangan-tangan mereka, lalu mengatakan, "Ini berasal dari sisi Allah," padahal bertentangan dengan apa yang Allah turunkan kepada NabiNya, Musa , supaya mereka dapat mengambil keuntungan duniawi sebagai imbalannya. Maka bagi mereka siksaan yang membinasakan dikarenakan tulisan mereka yang batil yang ditulis dengan tangan-tangan mereka. Dan bagi mereka siksaan yang membinasakan atas harta haram yang mereka ambil sebagai imbalannya, seperti uang sogokan dan lainnya.
[37]. Memalsukan dan mengubah ayat untuk kepentingan dan keuntungan duniawi.
(80) "Dan mereka berkata,'Neraka tidak akan menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja.' Katakanlah, 'Sudahkah kalian menerima janji dari Allah, sehingga Allah tidak akan mengingkari janjiNya, ataukah kalian mengatakan atas Nama Allah apa yang tidak kalian ketahui?'”
Bani Israil berkata, "Api neraka tidak akan menimpa kami di akhirat kelak kecuali beberapa hari yang tidak lama hitungannya. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, untuk mematahkan klaim kosong mereka itu, "Apakah kalian memiliki janji di sisi Allah tentang itu? Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya? Justru sebaliknya, kalian mengatakan atas Nama Allah apa yang kalian sendiri tidak mengetahuinya, dengan kedustaan yang kalian buat-buat itu.
(81). "Bukan demikian! Barangsiapa berbuat keburukan dan dosanya telah meliputi dirinya, maka mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
Ketetapan Allah sudah baku, bahwasanya orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa sehingga menyeretnya menuju kekafiran, dan dosa-dosa telah menguasainya dari seluruh sisinya, dan ini tidak terjadi kecuali pada orang yang menyekutukan Allah, maka mereka itulah orang-orang musyrik dan kafir, dan mereka itu akan menempati Neraka Jahanam terus-menerus tanpa putus.
(82). "Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, mereka itu adalah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya."
Dan ketetapan Allah yang baku yang berlaku pada keadaan yang merupakan kebalikan dari keadaan di atas adalah, bahwa orang-orang yang membenarkan (beriman kepada) Allah dan Rasul-rasulNya dengan keimanan sejati, dan mereka mengerjakan amal-amal shalih yang sejalan dengan syariat Allah yang Allah wahyukan kepada Rasul-rasulNya, mereka itu akan menempati surga di akhirat secara permanen, terus-menerus dan tidak terputus.
(83). "Dan (ingatlah juga) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, 'Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat,' Tetapi kemudian kalian berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kalian, dan kalian (masih menjadi) pembangkang
Dan ingatlah wahai Bani Israil, ketika Kami mengambil janji yang dikukuhkan dari kalian, agar kalian beribadah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan hendaknya kalian berbuat baik kepada kedua orangtua dan orang-orang dari kaum kerabat, serta kepada anak-anak yang bapak-bapak mereka meninggal dunia sebelum mereka berusia baligh, dan kepada orang-orang yang membutuhkan yang tidak memiliki apa yang mencukupi kebutuhan mereka, dan hendaknya kalian berkata kepada sekalian manusia dengan tutur kata yang terbaik, disertai dengan melaksanakan shalat, membayar zakat, tapi kemudian kalian berpaling dan melanggar janji itu kecuali sebagian kecil dari kalian yang teguh di atas janji itu, sedang kalian berketetapan untuk terus berpaling darinya.
(84). "Dan (ingatlah juga) ketika Kami mengambil janji kalian, Janganlah kalian menumpahkan darah kalian (membunuh orang), dan mengusir diri kalian (saudara sebangsa kalian) dari kampung halaman kalian.' Kemudian kalian berikrar dan bersaksi (membenarkannya)”
Dan ingatlah wahai Bani Israil, ketika Kami mengambil dari kalian janji yang dikukuhkan yang terdapat di kitab Taurat, yang isinya mengharamkan sebagian kalian menumpahkan darah sebagian yang lain, dan sebagian kalian mengusir sebagian yang lain dari perkampungan kalian, kemudian kalian mengakuinya, dan kalian mempersaksikan kebenaran janji itu.
(85). "Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh diri kalian (sesama kalian), dan mengusir segolongan dari kalian dari kampung halaman mereka. Kalian saling membantu (menghadapi) mereka dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepada kalian sebagai tawanan, kalian tebus mereka, padahal kalian dilarang mengusir mereka. Apakah kalian beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada Hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian kerjakan."38
(Tapi) kemudian, wahai kalian, sebagian orang dari kalian membunuh sebagian yang lain, dan sebagian orang dari kalian mengusir sebagian lainnya dari kampung halaman mereka, dan tiap-tiap kelompok dari kalian memperkuat diri untuk menyerang saudara-saudaranya dengan meminta pertolongan musuh dengan diliputi tindakan melampaui batas dan rasa permusuhan. Jika mereka datang kepada kalian dalam tawanan di tangan musuh, maka kalian berusaha membebaskan mereka dari tawanan dengan membayar tebusan, padahal tindakan mengusir mereka itu dari kampung halaman mereka merupakan perkara yang diharamkan atas kalian. Alangkah buruk perbuatan yang kalian lakukan ketika kalian mengimani sebagian hukum kitab Taurat dan mengingkari sebagian hukum lainnya. Maka tidak ada balasan bagi orang yang melakukan yang demikian itu dari kalian selain kehinaan dan terbongkarnya keburukan mereka di dunia, dan pada Hari Kiamat Allah mengembalikan mereka kepada siksaan yang paling buruk di neraka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian perbuat.
[38]. Semua janji dan sumpah yang diikrarkan Bani Israil, sebagamiana dalam ayat 83 dan 84 di atas, mereka langgar. Kenyataan
sejarah antar dua suku Yahudi di Madinah, yaitu Bani Quraizhah dan Bani Nadhir selalu berperang. Tetapi jika ada orang Yahudi
di antara kedua suku itu yang tertawan oleh suku lain, misalnya oleh suku Aus sekutu Bani Quraizhah atau suku Khazraj sekutu
Bani Nadhir, mereka bersatu menebusnya.
(86). ”Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka azab tidak akan diringankan dari mereka dan mereka tidak akan ditolong,"
Mereka itu adalah orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat. Maka, tidaklah siksaan diringankan dari mereka, dan mereka tidak mempunyai seorang penolong pun yang dapat menolong mereka dari siksaan Allah.
Sikap Orang Yahudi Terhadap Para Rasul dan Kitab-kitab yang Diturunkan Allah .
(87). "Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami susulkan selelahnya dengan rasul-rasul, dan Kami telah berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti (kebenaran) yang nyata serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus (Jibril), Maka apakah setiap kali ada seorang rasul yang datang kepada kalian (membawa) sesuatu (pelajaran) yang tidak kalian inginkan, kalian menyombongkan diri, lalu sebagian kalian dustakan dan sebagian kalian bunuh?"
Dan sungguh Kami telah anugerahkan Taurat kepada Musa dan Kami susulkan sesudahnya dengan rasul-rasul (lain) dari Buni Israil. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam mukjizat-mukjizat yang nyata, dan Kami kuatkan (kukuhkan) dia dengan Malaikat Jibril . Apakah tiap kali datang kepada kalian seorang rasul dengan membawa wahyu dari Allah yang tidak sejalan dengan hawa nafsu kalian, kalian bersikap sombong terhadapnya dan kalian mendustakan sebagian dan membunuh sebagian yang lain?
(88) "Dan mereka berkata, 'Hati kami tertutup.' Tidak! Justru Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka, tetapi sedikit sekali mereka beriman. "
Dan mereka (Bani Israil) berkata kepada Nabi Allah dan NasulNya, Muhammad , "Hati kami tertutup, perkataanmu tidak bisa sampai kepadanya." Perkaranya tidak seperti yang mereka klaim, akan tetapi hati mereka dilaknati, dan telah terkunci, dan mereka adalah orang-orang yang terusir dari rahmat Allah disebabkan oleh pengingkaran mereka; di mana mereka tidak beriman kecuali dengan keimanan yang dangkal yang tidak bermanfaat bagi mereka.
(89). "Dan ketika telah datang kepada mereka Kitab (al-Qur'an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka39 sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, tetapi ketika telah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang kafir."
Dan ketika al-Qur'an datang kepada mereka dari sisi Allah, yang membenarkan Taurat yang ada bersama mereka, mereka menolaknya dan mengingkari kenabian Muhammad , padahal sebelum diangkat menjadi nabi, mereka itu dulu mengharapkan kemenangan melawan kaum musyrikin dengannya. Dan mereka berkata, "Telah dekat waktu kebangkitan nabi akhir zaman. Kami akan mengikutinya dan memerangi kalian bersamanya." Tetapi ketika utusan Allah yang telah mereka kenal sifat-sifat dan kebenarannya datang, mereka mengingkarinya dan mendustakannya. Maka laknat Allah bagi siapa saja yang kafir kepada Nabi dan Rasul Allah, Muhammad ,, dan kitabNya yang diwahyukan Allah kepadanya.
[39]. Yakni, al-Qur'an yang juga mengajarkan tauhid, sebagaimana yang diajarkan Taurat
(90). "Sangatlah buruk harga mereka menjual diri mereka, yaitu saat mereka kafir kepada apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karuniaNya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, 40 lalu mereka kembali dengan menanggung kemurkaan di atas kemurkaan. 41 Dan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.”
Amat buruk pilihan Bani Israil bagi diri mereka, karena mereka mengganti kekafiran dengan keimanan karena zhalim dan kedengkian lantaran Allah menurunkan sebagian karuniaNya yaitu al-Qur'an kepada Nabi Allah dan RasulNya, Muhammad . Maka mereka pulang dengan membawa kemarahan dari Allah atas mereka karena mereka mengingkari Nabi Muhammad , setelah kemurkaan Allah pada mereka lantaran mereka mengubah-ubah kitab suci Taurat. Dan orang-orang yang mengingkari kenabian Muhammad akan mendapatkan azab yang akan menghinakan dan menistakan mereka.
[40]. Wahyu (kenabian) kepada Nabi Muhammad .
[41]. Murka pertama karena menyelewengkan Taurat dan murka kedua karena mengingkari Nabi Muhammad .
(91) "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Berimanlah kalian kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur'an),' mereka menjawab, 'Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.' Dan mereka ingkar kepada apa yang setelaknya (al-Qur'an), padahal itu adalah yang haq yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (wahai Rasul), 'Maka mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah, jika kalian orang-orang beriman?”
Dan ketika sebagian kaum Muslimin berkata kepada orang-orang Yahudi, "Berimanlah kepada al-Qur'an yang Allah turunkan." Mereka menjawab, "Kami (hanya) beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi-nabi kami (saja)." Lalu mereka mengingkari kitab yang diturunkan Allah setelah itu, padahal itulah kebenaran yang membenarkan kitab yang ada pada mereka. Seandainya mereka itu mengimani kitab-kitab mereka dengan sebenarnya, pastilah mereka beriman kepada al-Qur'an yang membenarkan kitab-kitab mereka. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, "Bila kalian memang beriman kepada wahyu yang diturunkan Allah kepada kalian, mengapa kalian membunuhi nabi-nabi Allah sebelumnya?"
Penyembahan yang Dilakukan Bangsa Yahudi Terhadap Patung Anak Sapi, Merupakan Tanda Bagi Kecenderungan Mereka Kepada Benda
(92). "Dan sungguh Musa telah datang kepada kalian dengan bukti-bukti (ke-benaran) yang nyata, kemudian kalian membuat (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya, dan kalian (menjadi) orang-orang yang zhalim."
Dan sungguh telah datang kepada kalian Nabi Allah, Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat nyata yang menunjukkan kejujuran (kebenaran)nya, seperti banjir bandang, belalang, kutu, katak dan lain-lain yang telah Allah sebutkan di dalam al-Qur'an al-Azhim, meski demikian kalian justru menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang disembah, setelah kepergian Musa menuju waktu perjumpaan yang telah ditentukan dengan Tuhannya, dan (bersama itu) kalian adalah orang-orang yang melampaui batas-batas aturan Allah.
(93). “Dan (ingatlah juga) ketika Kami mengambil janji kalian dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas kalian (seraya berfirman), 'Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepada kalian dan dengarkanlah!' Mereka menjawab, 'Kami mendengarkan tetapi kami membangkang.' Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah, 'Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaan kalian kepada kalian, jika kalian orang-orang yang beriman!"
Dan ingatlah ketika Kami mengambil dari kalian janji yang dikukuhkan untuk menerima ajaran Taurat yang dibawa Musa, lalu kalian melanggar perjanjian itu, sehingga Kami angkat Gunung Thursina di atas kepala kalian, dan Kami berfirman kepada kalian, "Ambillah apa yang Kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh, dengar dan taatilah. Kalau tidak, maka Kami jatuhkan gunung itu pada kalian." Kemudian kalian berkata, "Kami dengar ucapanMu dan kami langgar perintahMu," karena penyembahan terhadap patung anak sapi telah menyatu dengan hati kalian, karena telah berkubangnya kalian dalam kekafiran. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, "Amat buruk apa yang diperintahkan oleh keyakinan kalian berupa kekafiran dan kesesatan, jika kalian membenarkan wahyu yang Allah turunkan kepada kalian."
(94) "Katakanlah (wahai Rasul), 'Jika negeri akhirat di sisi Allah, khusus untuk kalian saja bukan untuk orang lain, maka harapkanlah kematian, jika kalian orang-orang yang benar'."
Katakanlah wahai Rasul, kepada kaum Yahudi yang mengaku-aku bahwa surga hanya diperuntukkan untuk mereka secara khusus, lantaran persangkaan mereka bahwa mereka adalah orang-orang kesayangan Allah, tanpa ada orang lain yang menyertai mereka, dan bahwa sesungguhnya mereka adalah anak-anak dan orang-orang kecintaan Allah, "Apabila faktanya demikian, maka mohonlah kematian agar menimpa orang-orang yang dusta, baik dari kalian atau pihak lain, bila kalian adalah orang-orang yang jujur dalam klaim kalian itu.
(95). "Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu sama sekali, karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zhalim."
Mereka tidak akan melakukannya selamanya, karena mereka mengetahui kebenaran Nabi Muhammad , sekaligus kedustaan dan kebohongan mereka sendiri, serta dikarenakan perbuatan yang telah mereka lakukan berupa kekafiran dan kesesatan yang mengakibatkan mereka diharamkan memasuki surga dan mereka masuk neraka. Dan Allah Maha mengetahui orang-orang yang zhalim dari hamba-hambaNya dan akan membalas mereka berdasarkan perbuatan tersebut.
(96). "Dan sungguh engkau (wahai Rasul) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), adalah manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik.42 Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan."
Dan kamu wahai Rasul, akan benar-benar mengetahui bahwa se-sungguhnya kaum Yahudi itu adalah orang-orang yang paling berambisi untuk hidup lama, apa pun keadaan kehidupan tersebut, meskipun diliputi kehinaan dan kenistaan. Bahkan hasrat mereka untuk hidup lama melebihi keinginan kaum musyrikin. Orang-orang Yahudi bermimpi untuk hidup selama 1000 tahun lamanya, namun usia yang panjang ini -kalau terjadi- tidak akan menjauhkan mereka dari siksaan Allah. Dan Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya dari perbuatan-perbuatan mereka, dan Dia akan membalas mereka atas perbuatan yang telah mereka lakukan itu dengan azab yang layak mereka dapatkan.
[42]. Musyrik adalah orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah
Memusuhi Jibril Berarti Memusuhi Allah yang Mengutusnya
(97). "Katakanlah (wahai Rasul), 'Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, yang membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman'.”
Katakanlah wahai Rasul, kepada kaum Yahudi ketika mereka mengatakan, "Sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari jenis malaikat," bahwa barangsiapa menjadi musuh bagi Jibril, maka sesungguhnya dia menurunkan al-Qur'an ke dalam hatimu dengan izin Allah yang membenarkan kitab-kitab Allah yang lalu, menunjukkan kepada jalan kebenaran, serta memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang membenarkan (beriman) kepadanya dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat.
(98). ''Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul- rasulNya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang yang kafir."
Barangsiapa memusuhi Allah, para malaikatNya, dan Rasul-rasul- Nya, baik dari kalangan malaikat atau manusia, terutama dua malaikat Allah; Jibril dan Mikail, karena kaum Yahudi mengklaim bahwa Jibril adalah musuh mereka dan Mikail adalah loyalis mereka, maka Allah memberitahukan kepada mereka bahwa siapa saja yang memusuhi salah satu dari mereka, maka berarti dia juga memusuhi yang lain, bahkan juga memusuhi Allah, karena sesungguhnya Allah menjadi musuh bagi orang-orang yang mengingkari apa-apa yang Dia turunkan kepada Muhammad .
(99). "Dan sungguh Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (wahai Rasul), dan tidaklah ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang fasik."
Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu wahai Rasul, tanda kebenaran yang paling agung yang menunjukkan bahwa engkau adalah Rasul dari Allah secara benar dan haq. Dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang keluar dari agama Allah.
(100). “Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Bahkan sebagian besar mereka tidak beriman."
Alangkah buruk keadaan Bani Israil yang suka melanggar perjanjian-perjanjian! Tiap kali mereka mengadakan perjanjian, sebagian golongan dari mereka melemparkannya dan melanggarnya. Maka kamu saksikan mereka itu menjalin suatu perjanjian hari ini dengan serius, dan mereka melanggarnya esok hari. Bahkan kebanyakan dari mereka itu tidak membenarkan wahyu yang dibawa oleh Nabi Allah dan RasulNya, Muhammad .
(101). "Dan ketika telah datang kepada mereka seorang Rasul (Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah itu ke belakang punggung mereka, seakan-akan mereka tidak mengetahui;”
Dan ketika Muhammad Rasulullah datang kepada mereka dengan membawa (ayat) al-Qur'an yang selaras dengan kandungan Taurat yang ada pada mereka, maka segolongan dari mereka mencampakkan Kitabullah dan meletakkannya di belakang punggung mereka. Kelakuan mereka itu seperti kelakuan orang-orang jahil yang tidak mengetahui hakikatnya.
Tuduhan Orang Yahudi Terhadap Nabi Sulaiman
(102). "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir, ketika mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagi kalian), sebab itu janganlah kalian kafir (dengan mempelajari sihir).' Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat memudaratkan seseorang dengan sihirnya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang memudaratkan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Padahal sungguh mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat bagian (kebaikan) di akhirat. Dan sungguh sangatlah buruk harga mereka menjual diri mereka (dengan sihir), sekiranya mereka mengetahui."
Orang-orang Yahudi mengikuti apa yang dibisikkan setan-setan kepada tukang-tukang sihir pada masa kerajaan Sulaiman bin Dawud . Dan Sulaiman itu tidak kafir dan tidak pula belajar sihir, akan tetapi, setan-setanlah yang kafir kepada Allah, ketika mengajarkan sihir kepada manusia guna merusak agama mereka. Demikian pula, kaum Yahudi mengikuti sihir yang diturunkan pada dua malaikat, Harut dan Marut di negeri Babilonia di Irak sebagai ujian dan cobaan dari Allah bagi para hambaNya. Dan tidaklah dua malaikat itu mengajarkan kepada seorang pun sampai mereka menasihatinya dahulu dan memperingatkannya dari (bahaya) belajar ilmu sihir, dengan berkata, "Janganlah kamu kafir dengan belajar sihir dan tunduk kepada setan-setan." Maka manusia mempelajari dari dua malaikat itu hal-hal yang menimbulkan kebencian antara pasangan suami istri hingga akhirnya mereka berdua bercerai. Dan para penyihir tidak mampu mencelakai seseorang pun kecuali dengan izin Allah dan ketetapanNya. Dan tidaklah para tukang sihir itu mempelajari kecuali sesuatu keburukan yang memudaratkan mereka dan tidak memberi mereka manfaat.
Setan-setan telah memindahkannya kepada kaum Yahudi, sehingga tersebar di tengah mereka dengan marak sampai mereka lebih mengunggulkannya di atas Kitab suci Allah. Dan sesungguhnya kaum Yahudi mengetahui bahwa orang yang lebih memilih sihir dan meninggalkan kebenaran, dia tidak mendapatkan bagian dari kebaikan di akhirat. Dan itu benar-benar seburuk-buruk imbalan ketika mereka menjual diri mereka dengan sihir dan kekafiran sebagai penukar keimanan dan mengikuti Rasul, sekiranya mereka memiliki pengetahuan yang membuat mereka mengamalkan nasihat yang dialamatkan kepada mereka.
(103). “Dan seandainya mereka beriman dan bertakwa, benar-benar ada paha;a dari sisi Allah yang lebih baik, sekiranya mereka mengetahui “
Dan sekiranya orang-orang Yahudi beriman dan takut kepada Allah, pastilah mereka meyakini bahwa sesungguhnya pahala Allah lebih baik daripada sihir dan keuntungan yang mereka dapatkan dengannya. Kalau mereka mengetahui apa yang dapat diraih dengan iman dan takwa, berupa pahala dan balasan secara hakiki, niscaya mereka pasti beriman.
Ketidaksopanan Orang-orang Yahudi Terhadap Nabi dan Sahabat-sahabatnya
(104). "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mengatakan, 'Ra'ina'43 tetapi katakanlah, 'Unzhurna,' dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih.”
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mengatakan kepada Rasul Muhammad رَاعِنَا yang bermakna: perhatikanlah kami dengan pendengaranmu, pahamilah kami dan pahamkanlah kami. Hal itu karena kaum Yahudi biasa mengatakan kata itu kepada Nabi dengan meliukkan lidah mereka mengucapkan kata itu, dengan maksud mencaci beliau dan menisbatkan beliau kepada kata الرُّعُوْنَةُ (yang berarti: sangat bodoh). Dan katakanlah wahai orang-orang Mukmin, اُنْظُرْنَا sebagai gantinya yang bermakna: perhatikanlah kami, dan ini memenuhi makna yang diinginkan itu sendiri. Dan dengarkanlah apa yang dibacakan kepada kalian dari kitab suci Tuhan kalian dan pahamilah ia. Sedangkan orang-orang yang mengingkari akan mendapatkan azab yang menyakitkan.
[43]. Kata رَاعِنَا berarti perhatikanlah kami. Tetapi orang-orang Yahudi mengucapkannya dengan bersungut (menggerutu) dan yang mereka maksud adalah kata رُعُوْنَةُ yang berarti “sang«t bodoh sekali" sebagai ejekan bagi Rasulullah itulah sebabnya. Allah memerintahkan par» sahabat Nabi untuk mengganti kata رَاعِنَا dengan اُنْظُرْنَا yang bermakna sama
(105). "Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab dan orting-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepada kalian suatu kebaikan dari Ihhan kalian. Dan Allah memberikan rahmatNya secara khusus kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar."
Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan kaum musyrikin tidak suka kalau diturunkan kepada kalian sekecil kebaikan pun dari Tuhan kalian, dalam bentuk al-Qur'an, ilmu, kemenangan, atau kabar gembira. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya untuk memperoleh rahmatNya dengan bentuk kenabian dan kerasulan. Dan Allah mempunyai karunia yang melimpah lagi luas.
Menasakh Sesuatu Ayat Adalah Urusan Allah .
(106). "Ayat yang Kami nasakh atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?"
Ayat mana pun yang Kami ganti atau Kami hapus dari kalbu dan pikiran manusia, niscaya Kami mendatangkan sesuatu yang lebih bermanfaat darinya bagi kalian atau Kami mendatangkan yang sebanding dengannya dari segi tingkat kesulitan sebagai beban syariat dan pahala. Dan masing-masing ada hikmah di dalamnya. Tidakkah kamu -wahai Nabi- dan umatmu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa, tidak ada sesuatu pun yang melemahkanNya?
(107). "Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagi kalian pelindung dan penolong selain Allah."
Tidakkah kamu dan umatmu mengetahui wahai Nabi, bahwa sesungguhnya Allah . Dia-lah Dzat Yang Maha Memiliki, yang mengendalikan urusan di langit dan di bumi? Dia berbuat apa saja yang dikehendakiNya dan menetapkan hukum yang Dia kehendaki. Dan Dia memerintahkan hamba-hambaNya dan melarang mereka sebagaimana yang Dia kehendaki. Sedang, kewajiban mereka adalah taat dan menerima. Dan hendaklah orang yang bermaksiat mengetahui bahwa tidak ada seorang pun penolong yang mengurus mereka selain Allah, dan tidak ada seorang pembela yang melindungi mereka dari azab Allah.
(108) "Ataukah kalian hendak meminta kepada Rasul kalian (Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani lsrail) dahulu ? Barangsiapa mengganti Iman dengan kekafiran, maka sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”
Atau apakah kalian wahai sekalian manusia, ingin meminta dari Rasul kalian, Muhammad banyak hal untuk tujuan pembangkangan dan bentuk kesombongan, sebagaimana hal serupa dimintakan kepada Musa .Dan ketahuilah bahwa barangsiapa memilih kekafiran dan menolak iman, maka sesungguhnya dia telah keluar dari jalan Allah yang lurus menuju kejahilan dan kesesatan.
(109). "Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kalian setelah kalian beriman, menjadi orang-orang kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Banyak orang dari Ahli Kitab yang berharap-harap untuk mengembalikan kalian setelah keimanan menjadi orang-orang kafir sebagaimana keadaan kalian sebelumnya, di mana kalian menyembah berhala-berhala, disebabkan kedengkian yang telah menjejali jiwa mereka setelah jelasnya bagi mereka kebenaran Nabi Allah dan RasulNya, Muhammad terkait risalah yang dia bawa. Maafkanlah tindakan yang muncul dari mereka berupa perlakuan buruk dan kekeliruan, dan berlapang dadalah menyikapi kebodohan mereka, sampai Allah datang dengan ketetapanNya bagi mereka untuk memerangi mereka. (Dan itu telah datang dan terjadi). Dan Allah akan menghukum mereka atas keburukan perbuatan-perbuatan mereka. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkanNya.
(110). "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kalian kerjakan untuk diri kalian, (niscaya) kalian akan mendapatkan (pahala) nya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan"
Sibukkanlah diri kalian wahai orang-orang Mukmin, dengan menjalankan shalat dengan cara yang benar, dan membayar zakat yang wajib. Dan ketahuilah bahwa setiap kebaikan apa pun yang kalian usahakan bagi diri kalian, niscaya kalian akan menjumpai pahalanya di sisi Allah di akhirat. Sesungguhnya Allah Maha Melihat seluruh amal perbuatan kalian dan akan memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan-perbuatan itu.
(111). "Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, 'Tidak akan masuk surga, kecuali orang Yahudi atau Nasrani,'44 Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, 'Tunjukkan bukti (kebenaran klaim kalian), jika kalian orang-orang yang benar'."
Kaum Yahudi dan Nasrani masing-masing mengklaim bahwa surga hanya khusus menjadi milik golongan mereka saja, tidak ada orang selain mereka yang akan memasukinya. Itu adalah prasangka-prasangka mereka yang rusak. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, "Datangkanlah bukti kalian yang menunjukkan kebenaran klaim kalian itu, bila kalian orang- orang yang benar dalam klaim kalian tersebut."
[44]. Yakni, orang Yahudi mengatakan bahwa mereka saja yang akan masuk surga, dan orang Nasrani juga mengatakan bahwa
mereka saja yang akan masuk surga.
(112) "Tidak demikian! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada AUah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa khawatir terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati."
Kenyataannya tidak seperti praduga mereka bahwa surga hanya khusus bagi satu golongan, tanpa menyertakan orang dari golongan lainnya. Yang masuk surga hanyalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan dia mengikuti Rasulullah dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Barangsiapa mengerjakan hal itu, maka baginya pahala amalnya di sisi Tuhannya di akhirat, yaitu masuk surga, dan mereka itu tidak merasa takut terhadap apa yang akan mereka hadapi dari urusan akhirat, dan mereka tidak bersedih atas kesenangan- kesenangan dunia yang luput mereka dapatkan.
(113). “Dan orang-orang Yahudi berkata, 'Orang-orang Nasrani itu tidak berpijak di atas sesuatu (agama yang benar),' dan orang-orang Nasrani (juga) berkata 'Orang-orang Yahudi tidak berpijak di atas sesuatu (agama yang benar),' padahal mereka sama-sama membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan memutuskan hukum di antara mereka pada Haria Kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan,”
Dan orang-orang Yahudi berkata, 'Orang-orang Nasrani itu sedikitpun tidak berada si atas ajaran agama yang benar.” Demikian pula kaum Nasrani mengatakan itu terhadap kaum Yahudi, padahal mereka semua membaca Taurat dan Injil yang di dalamnya termuat kewajiban beriman kepada seluruh nabi. Begitu pula orang-orang yang tidak mengetahui dari kalangan kaum musyrikin Arab dan lainnya mengatakan ungkapan serupa dengan mereka. Maksudnya , mereka berkata kepada setiap penganut agama, “Kamu tidak berada di atas asas yang benar sedikitpun.” Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada Hari Kiamat tentang apa-apa yang mereka perselisihkan dalam perkara agama, dan masing-masing akan dibalas dengan perbuatannya.
Tindakan-tindakan Menghalangi Beribadah
(114). “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk disebut NamaNya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya, kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.”
Tidak ada seorang pun yang lebih zalim dari orang-orang yang menghalangi manusia dari dzikrullah di dalam masjid-masjid, dalam bentuk menegakkan shalat, membaca al-Qur'an dan amal-amal semacamnya dan mereka berusaha keras untuk menghancurkan masjid-masjid itu dengan merobohkannya, menutup atau menghalangi kaum Muslimin darinya. Orang-orang zhalim itu, tidak sepatutnya bagi mereka untuk memasuki masjid-masjid kecuali dengan rasa takut dan cemas terhadap siksaan (Allah). Dikarenakan perbuatan mereka itu, mereka akan mendapat kehinaan dan terbongkarnya aib mereka di dunia, dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih di akhirat.
(115). "Dan milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kalian menghadap, maka di sanalah Wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui
Dan kepunyaan Allah-lah arah terbitnya matahari dan tenggelamnya matahari dan antara keduanya. Dia-lah Pemilik bumi semuanya. Maka ke arah manapun kalian menghadap di dalam shalat berdasarkan perintah Allah kepada kalian, maka kalian mengharapkan Wajah Allah, kalian tidak keluar dari kerajaan dan ketaatan kepadaNya. Sesungguhnya Allah Mahaluas rahmatNya terhadap hamba-hambaNya, Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, tidak ada sesuatu pun yang luput dariNya.
(116). "Dan mereka berkata, 'Allah mengangkat anak (untuk diriNya).' Mahasuci Allah, bahkan milikNya-lah apa yang di langit dan di bumi; semua tunduk kepadaNya."
Orang-orang Yahudi dan Nasrani serta kaum musyrikin berkata, “Allah mengambil seorang anak bagi DiriNya.” Mahasuci Allah dari perkataan batil ini. Bahkan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi adalah milik dan hambaNya, sedang mereka semua patuh kepadaNya, tunduk di bawah pengaturanNya.
(117). “(Allah) Pencipta langit dan bumi (dengan penciptaan yang bagus dan indah tanpa contoh sebelumnya). Dan apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu."
Dan Allah , Dia-lah Dzat Yang menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh terlebih dahulu. Apabila Dia menetapkan satu perkara apa pun dan berkehendak untuk mengadakannya, Dia hanyalah berfirman, "Kun (jadilah)," maka ia pun jadi.
(118). "Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, 'Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang suatu tanda (KuasaNya) kepada kita?' Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sungguh telah Kami jelaskan tanda-tanda (Kuasa Kami) kepada orang-orang yang yakin."
Orang-orang jahil dari kalangan Ahli Kitab dan selain mereka berkata kepada Nabi dan Rasul Allah, Muhammad demi menampakkan sikap penentangan mereka, "Mengapa Allah itu tidak berbicara kepada kami secara langsung saja untuk memberitahukan kepada kami bahwa engkau itu (benar-benar) utusanNya, atau (kalau tidak) hendaknya engkau membawa mukjizat dari Allah yang mengindikasikan akan kejujuran (perkataan)mu." Ucapan model ini telah dilontarkan umat-umat sebelumnya kepada para rasul mereka sebagai bentuk penentangan dan kesombongan, dikarenakan keserupaan hati orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian dalam kekafiran dan kesesatan. Kami telah menerangkan ayat-ayat bagi orang-orang yang membenarkannya dengan pembenaran yang pasti, karena mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah mengikuti ajaran yang disyariatkanNya kepada mereka.
Larangan Mengikuti Yahudi dan Nasrani
(119). “Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (wahai Rasul) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka."
Wahai Rasul, Kami mengutusmu dengan membawa ajaran agama yang benar yang dikukuhkan dengan hujjah-hujjah dan mukjizat-mukjizat. Maka, sampaikanlah ajaran agama itu kepada manusia dengan tak lupa memberikan kabar gembira bagi kaum Mukminin bahwa mereka akan mendapatkan dua kebaikan, di dunia dan akhirat dan memperingatkan orang-orang yang menentangnya dengan siksaan Allah yang akan menunggu mereka. Dan kamu, setelah selesai menyampaikan risalah, tidaklah bertanggung jawab atas kekafiran orang-orang yang ingkar kepadamu; karena sesungguhnya mereka itu akan masuk neraka pada Hari Kiamat, dan mereka tidak akan keluar darinya.
(120). "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (wahai Rasul) hingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).' Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang terhadapmu wahai Rasul, hingga engkau mau meninggalkan agamamu dan mengikuti agama mereka. Katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya Agama Islam itulah agama yang shahih." Jika engkau mengikuti kemauan hawa nafsu mereka setelah datang wahyu kepadamu, maka di sisi Allah nanti, engkau tidak akan punya pelindung yang akan memberikan manfaat bagimu dan penolong yang akan menolongmu.
(121). "Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka al-Kitab, dari kalangan Yahudi dan Nasrani, mereka membacanya dengan sebaik-baiknya dan mengikuti (kandungan)nya dengan sebenar-benarnya, mengimani semua yang terkandung di dalamnya, juga beriman kepada para utusan Allah, termasuk beriman kepada penutup mereka, yaitu Rasul dan Nabi kita Muhammad , tidak mengganti dan mengubah-ubah apa yang ada di dalamnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad dan kepada apa yang diturunkan kepadanya. Adapun orang-orang yang mengubah-ubah sebagian isi al-Kitab dan menyembunyikan sebagian isinya yang lain, mereka itu adalah orang-orang yang ingkar terhadap Nabi Allah, Muhammad dan terhadap risalah yang diturunkan kepadanya. Dan barangsiapa yang kafir kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang paling besar kerugiannya di sisi Allah.
(122). "Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmatKu yang telah Aku berikan kepada kalian dan Aku telah melebihkan kalian dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu)"
Wahai keturunan Ya'qub (Bani Israil), ingatlah nikmat-nikmatKu yang sangat banyak atas kalian dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kalian di atas orang-orang sezaman kalian dengan banyaknya para nabi kalian dan kitab-kitab suci yang diturunkan pada mereka.
(123). "Dan takutlah kalian pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat menggantikan (membela) orang lain sedikit pun, tebusan tidak diterima, syafa'at tidak berguna baginya, dan mereka tidak akan ditolong."
Takutlah kalian kepada kengerian-kengerian Hari Perhitungan amal, sebab tidak ada seseorang yang sanggup menolong orang lain sedikit pun dan Allah tidak menerima darinya tebusan yang menyelamatkannya dari siksaan, tidak ada perantara yang meloloskan keinginannya dan tidak ada seorang pun yang akan menolongnya.
Perintah Allah Kepada Nabi Ibrahim dan Doa Nabi Ibrahim
(124). "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, 'Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.' Dia (Ibrahim) berkata,'Dan (juga) dari anak cucuku?' Allah berfirman, '(Benar, tetapi) janjiKu tidak berlaku bagi orang-orang zhalim'.”
Ingatlah wahai Nabi, tatkala Allah menguji Ibrahim dengan apa yang disyariatkanNya baginya berupa amalan-amalan taklifiyah. Dia pun menjalankan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman kepadanya, "Aku jadikan engkau sebagai teladan baik bagi umat manusia." Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, jadikan juga dari keturunanku imam-imam sebagai limpahan karunia dariMu." Maka Allah menjawab bahwa sesungguhnya kepemimpinan dalam agama tidak akan dipegang oleh orang-orang yang zhalim.
(125) "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim45 itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Isma'il, 'Sucikanlah rumahku untuk orang-orang yang thawaf, orang-orang yang itikaf, orang-orang yang rukuk dan orang-orang yang sujud!"
Ingatlah wahai Nabi, ketika Kami menjadikan Ka'bah sebagai tujuan bagi manusia yang mereka datangi lalu mereka pulang kembali menuju keluarga mereka kemudian mereka kembali lagi mengunjunginya, dan sebagai tempat berkumpul bagi mereka dalam ibadah haji, umrah, thawaf dan shalat, serta lokasi yang aman bagi mereka, di mana musuh tidak akan menyerang mereka di dalamnya. Dan Kami berfirman, "Jadikanlah sebagian dari Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat," yaitu batu yang menjadi tempat pijakan Ibrahim saat berdiri ketika membangun Ka'bah. Dan telah Kami wahyukan kepada Ibrahim dan putranya Isma'il, "Bersihkanlah rumahKu dari segala najis dan kotoran bagi orang-orang yang beribadah di dalamnya dengan thawaf di sekeliling Ka'bah atau beri'tikaf di masjid dan shalat di sana."
[45] Ialah tempat Nabi Ibrahim AS2 berdiri ketika membangun Ka'bah
(126). "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, 'Wahai Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rizki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.' Dia (Allah) berfirman, 'Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sedikit (sementara), kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali'."
Dan ingatlah wahai Nabi, ketika Ibrahim berkata sembari berdoa, "Wahai Tuhanku, jadikanlah Makkah negeri yang aman dari ancaman rasa takut dan berilah penduduknya rizki dari berbagai macam buah-buahan, dan khususkanlah rizki ini bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir." Allah berfirman, "Barangsiapa yang kafir dari mereka akan Aku beri rizki di dunia dan Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku dorong dengan paksa ke dalam siksa neraka. Dan seburuk-buruk tempat kembali dan tempat tinggal adalah tempat tersebut (neraka)."
(127). "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Isma'il (seraya berdoa), 'Wahai Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
Dan ingatlah wahai Nabi, ketika Ibrahim dan Isma'il meninggikan fondasi Ka'bah, sambil mereka berdua memohon kepada Allah dalam penuh kekhusyu'an, "Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami amal shalih kami dan doa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar ucapan-ucapan para hambaMu lagi Maha Mengetahui kondisi-kondisi mereka."
(128). "Wahai Tiihan kami Jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepadaMu dan tunjukkan- lah kepada kami tata cara melaksanakan manasik-manasik (haji) kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang teguh di atas Islam, lagi tunduk patuh terhadap hukum-hukumMu, dan jadikanlah dari keturunan kami orang-orang yang tunduk kepadaMu dengan keimanan, dan ajarkanlah dengan jelas kepada kami rambu-rambu (tata cara) ibadah kami kepadaMu, dan hapuskanlah dosa-dosa kami. Sesungguhnya Engkau banyak menerima taubat dan memberi rahmat bagi para hambaMu.
(129). “Wahai Tiihan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Wahai Tuhan kami, utuslah di tengah umat ini seorang rasul dari keturunan Isma'il yang akan membacakan ayat-ayatMu pada mereka, dan mengajarkan mereka al-Qur'an dan as-Sunnah serta membersihkan mereka dari syirik dan moral buruk. Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa, Dzat yang tidak terkalahkan oleh apa pun, lagi Mahabijaksana Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Agama Nabi Ibrahim
(130). "Dan tidak ada orang yang membenci agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang yang shalih."
Tidak ada seorang pun yang berpaling dari ajaran agama Ibrahim, yaitu Islam, kecuali dia seorang yang dungu lagi jahil. Padahal, Kami telah memilih Ibrahim di dunia ini sebagai nabi dan rasul dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang shalih yang memperoleh kedudukan tertinggi di akhirat kelak.
(131). "(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya (Ibrahim), 'Berserah dirilah!' Dia menjawab, 'Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam'."
Keterpilihan Ibrahim ini disebabkan oleh sikapnya yang bersegera menyerahkan diri (kepada Allah) tanpa keraguan ketika Tuhannya berfirman kepadanya, "Dedikasikanlah dirimu dengan ikhlas bagi Allah sebagai seorang yang tunduk kepadaNya." Lalu Ibrahim menjawab, "Aku tunduk patuh kepada Penguasa alam semesta dalam keikhlasan, bertauhid, cinta dan kembali kepadaNya."
(132). "Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub, 'Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untuk kalian, maka janganlah kalian mati, kecuali dalam keadaan Muslim'.”
Ibrahim dan Ya'qub mendorong putra-putra mereka berdua agar teguh di atas Islam dengan berkata, "Wahai anak-anak kami, sesungguhnya Allah telah memilih bagi kalian agama ini, yaitu Agama Islam. Maka janganlah kalian meninggalkannya selama hidup kalian dan jangan sampai kematian datang kepada kalian kecuali kalian berpegang teguh kepadanya."
(133). "Apakah kalian menjadi saksi saat maut akan metjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kalian ibadahi sepeninggalku ?' Mereka menjawab, 'Kami akan mengibadahi Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Isma'il, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepadaNya'."
Apakah kalian ada di sana ketika (tanda-tanda) ajal datang pada Ya'qub saat dia mengumpulkan anak-anaknya dan menanyakan kepada mereka, "Siapa yang akan kalian sembah setelah kematianku?" Mereka menjawab, "Kami (hanya) beribadah kepada Tuhan sembahanmu, dan Tuhan sembahan kakek moyangmu; Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, (yaitu) Tuhan sembahan Yang Maha Tunggal, dan kami taat dan tunduk patuh kepadaNya."
(134). 'Itulah umat yang telah lalu. Bagi mereka apa yang telah mereka usahakan dan bagi kalian apa yang telah kalian usahakan. Dan kalian tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan"
Mereka itu umat manusia yang mendahului kalian dan telah berlalu. Bagi mereka amal perbuatan mereka dan bagi kalian amal perbuatan kalian. Kalian tidak dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka dan mereka pun tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatan kalian semua. Masing-masing akan diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya, tidak disiksa seorang pun gara-gara dosa orang lain. Tidak ada yang bermanfaat bagi seseorang selain keimanan dan ketakwaannya.
(135). "Dan mereka berkata, 'Jadilah kalian (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kalian mendapat petunjuk.' Katakanlah, '(Tidak!) Tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang-orang yang musyrik'.”
Orang-orang Yahudi berkata kepada umat Muhammad , "Masuklah kalian ke dalam agama Yahudi, niscaya kalian akan memperoleh hidayah." Dan orang-orang Nasrani menyatakan ungkapan yang sama kepada mereka. Maka katakanlah kepada mereka wahai Rasul, "Justru hidayah itu (datang) jika kita semua mengikuti agama Ibrahim yang menjauhi semua ajaran agama yang batil menuju ajaran agama yang haq, dan dia bukanlah termasuk golongan orang-orang yang menyekutukan Allah .
(136) "Katakanlah, 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturun-kan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tiihan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepadaNya'.”
Katakanlah wahai kaum Mukminin, kepada golongan Yahudi dan Nasrani, "Kami telah beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan kepada wahyu yang diturunkan kepada kami berupa al-Qur'an yang diwahyukan Allah kepada Nabi dan RasulNya dan (kepada) shuhuf yang diturunkan kepada Ibrahim dan dua putranya, Isma'il dan Ishaq dan kepada Ya'qub dan anak cucunya, yaitu para nabi yang berasal dari keturunan Ya'qub yang berada di tengah suku-suku Bani Israil yang berjumlah dua belas suku, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa berupa Taurat dan kepada Isa yang berbentuk Injil serta kepada apa yang diturunkan kepada seluruh nabi yang merupakan wahyu dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari mereka dalam mengimani mereka. Kami tunduk kepada Allah dengan berbuat ketaatan dan ibadah."
(137). “Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kalian imani, maka sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, maka sesungguhnya mereka berada dalam penentangan yang keras (terhadapmu), maka Allah akan melindungimu (wahai Rasul) dari mereka (dengan pertolonganNya). Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Apabila orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani dan golongan lainnya mau beriman kepada apa yang kalian imani yang dibawa oleh Rasul (Muhammad ), sungguh mereka telah mendapat hidayah menuju kebenaran. Namun, jika berpaling darinya, maka mereka berada dalam penentangan yang luar biasa. Maka, Allah-lah yang akan melindungimu dari keburukan mereka wahai Rasul, dan menolongmu menghadapi mereka. Dia Maha Mendengar semua perkataan kalian dan Maha Mengetahui seluruh kondisi kalian.
(138). "Sibghah Allah46, siapa yang lebih baik Sibghahnya daripada Allah ? Dan hanya kepadaNya kami beribadah.”
Berpegang teguhlah kepada agama Allah yang mana Dia telah menciptakan kalian secara fitrah di atas agama itu. Tidak ada sesuatu pun yang lebih baik dari fitrah ciptaan Allah yang Allah menciptakan manusia di atasnya. Maka berpeganglah kepadanya dan katakanlah, Kami tunduk dan patuh dalam mengikuti ajaran Ibrahim.
[46]. Sibghah Allah, artinya celupan Allah , maksudnya pemberian corak dengan agama Allah .
(139). "Katakanlah (wahai Rasul), 'Apakah kalian hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kalian. Bagi kami amalan-amalan kami, bagi kalian amalan-amalan kalian, dan kami adalah orang-orang yang ikhlas (beribadah) hanya kepadaNya'."
Katakanlah wahai Rasul, kepada Ahli Kitab, "Apakah kalian memperdebatkan dengan kami tentang tauhidullah dan kewajiban ikhlas kepadaNya, sedang Dia adalah Tuhan alam semesta semuanya, tidak hanya menguasai satu kaum saja tanpa berkuasa atas kaum lainnya. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian. Dan hanya kepada Allah kami mengikhlaskan ibadah dan ketaatan. Kami tidak menyekutukan apa pun denganNya dan tidak menyembah siapa pun selainNya.
(140) "Ataukah kalian (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, 'Apakah kalian yang lebih tahu ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah47 yang ada padanya? Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian kerjakan."
Apakah kalian melontarkan ucapan untuk mendebat tentang Allah, "Sesungguhnya Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan asbath (para nabi yang berada di tengah suku-suku Bani Israil yang berjumlah dua belas suku yang berasal dari keturunan Ya'qub) adalah orang-orang yang memeluk agama Yahudi dan Nasrani?" Ini adalah satu kedustaan. Mereka itu diutus dan wafat sebelum diturunkannya Taurat dan Injil. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, apakah kalian lebih tahu tentang agama mereka ataukah Allah ? Allah telah mengabarkan di dalam al-Qur'an bahwa mereka itu adalah orang-orang hanif (lurus) lagi beragama Islam* Tidak ada seorang pun yang lebih zhalim daripada kalian ketika kalian menyembunyikan persaksian yang sudah kukuh di sisi kalian yang berasal dari Allah . Dan kalian mengklaim apa yang bertentangan dengannya sebagai dusta yang kalian buat atas Nama Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap sesuatu pun dari amal perbuatan kalian, justru Dia menghitungnya dan pasti memberikan balasan baginya.
[47]. Ialah persaksian Allah yang tersebut dalam Taurat dan Injil bahwa Nabi Ibrahim dan anak cucunya bukan penganut agama Yahudi atau Nasrani dan bahwa Allah akan mengutus Nabi Muhammad .
(141). "Itulah umat yang telah lalu. Bagi mereka apa yang telah mereka usahakan dan bagi kalian apa yang telah kalian usahakan. Dan kalian tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan."
Mereka itu umat yang mendahului kalian dan telah berlalu. Bagi mereka amal perbuatan mereka dan bagi kalian amal perbuatan kalian. Kalian tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatan mereka dan mereka pun tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatan kalian semua. Dalam ayat ini terkandung (petunjuk) untuk memutus ketergantungan kepada manusia lainnya, dan tidak bolehnya silau dengan garis keturunan yang tersambung dengan mereka serta (petunjuk) bahwa barometernya ialah keimanan kepada Allah, ibadah kepadaNya semata dan mengikuti para rasulNya dan bahwasanya orang yang kafir kepada salah seorang rasul dari rasul-rasul Allah, maka sungguh dia telah kafir kepada semua rasul.
KEESAAN TUHANLAH AKHIRNYA YANG MENANG
Sekitar Pemindahan Kiblat
(142) "Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, 'Apakah yang memalingkan mereka (orang-orang Islam) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?' Katakanlah (wahai Rasul), 'Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."
Orang-orang bodoh dan lemah akal dari kaum Yahudi dan orang- orang yang serupa dengan mereka akan berkomentar untuk mengolok-olok dan melakukan penentangan, "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblat mereka yang sebelumnya mereka mengerjakan shalat dengan menghadap ke arahnya pada permulaan Islam (yaitu Baitul Maqdis)?" Katakanlah wahai Rasul, kepada mereka, "Arah timur dan arah barat dan arah-arah yang ada di antara keduanya adalah milik Allah. Tidak ada satu arah pun yang keluar dari kepemilikan Allah. Dia memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya dari para hambaNya menuju jalan hidayah yang lurus. Dan dalam ayat ini tersimpul pemberitahuan bahwa segala urusan itu tergantung pada Allah dalam menjalankan perintah- perintahNya, maka ke arah mana pun Dia mengarahkan kita, maka kita akan menghadap ke sana.
(143) "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) 'umat pertengahan'48agar kalian menjadi saksi-saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kalian (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang (munafik atau murtad). Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia
Wahai kaum Muslimin, sebagaimana Kami telah memberi kalian petunjuk menuju jalan yang lurus dalam Agama, Kami juga telah menjadikan kalian umat pilihan (terbaik) dan adil agar kalian kelak di akhirat memberikan persaksian di hadapan umat-umat lain bahwa para rasul mereka telah menyampaikan risalah Allah kepada mereka dan Rasulullah M menjadi saksi atas kalian di akhirat kelak bahwa dia telah menyampaikan risalah Tuhannya. Wahai Rasul, Kami tidaklah menjadikan kiblat (Baitul Maqdis) yang dahulu engkau menghadapnya, lalu Kami memalingkan engkau darinya menuju Ka'bah di Makkah, kecuali demi menampakkan siapa-siapa yang mengikuti dan taat kepadamu serta menghadap ke arah yang sama denganmu ke arah manapun engkau menghadap, dan menampakkan orang yang lemah imannya sehingga berbalik menjadi murtad meninggalkan agamanya (Islam) gara-gara keragu-raguan dan kemunafikannya. Sesungguhnya kejadian ini, yaitu mengalihkan arah dari Baitul Maqdis menuju Ka'bah, betul-betul berat lagi sulit, kecuali bagi orang-orang yang Allah beri hidayah dan Allah anugerahkan Iman dan takwa kepada mereka. Dan Allah benar-benar tidak akan menyia- nyiakan keimanan kalian kepadaNya dan ittiba' kalian kepada RasulNya serta tidak membatalkan (pahala) shalat kalian yang menghadap kiblat sebelumnya. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[48]. Umat pertengahan yakni umat yang adil dan pilihan. Allah menjadikan umat ini umat pertengahan dalam segala perkara; pertengahan dalam sikap terhadap para nabi antara sikap berlebihan kaum Nasrani dan sikap acuh tak acuh kaum
Yahudi; di mana umat ini beriman kepada semua para nabi sebagaimana yang semestinya. Pertengahan juga dalam syariat
antara
syariat berat kaum Yahudi dan asal-asalan kaum Nasrani. Dan pertengahan dalam segala hal, dan karena itu mereka akan
menjadi saksi atas perbuatan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, baik di dunia maupun di akhirat
(144) "Kami sering melihat bolak-baliknya wajahmu (wahai Rasul menengadah) ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau ridhai. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kalian berada, hadapkanlah wajah kalian ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) benar-benar mengetahui, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."
Sungguh Kami telah melihat engkau mengarahkan wajahmu ke arah langit wahai Rasul, berulang-ulang kali demi menunggu wahyu turun kepadamu tentang urusan kiblat. Maka Kami benar-benar memalingkan engkau dari Baitul Maqdis ke arah kiblat yang engkau sukai dan inginkan, yaitu ke arah Masjidil Haram di Makkah. Maka, palingkanlah wajahmu ke arah sana. Dan di mana pun kalian berada wahai kaum Muslimin, dan kalian hendak mengerjakan shalat, maka menghadaplah ke arah Masjidil Haram. Sungguh orang-orang yang telah diberi ilmu al-Kitab dari bangsa Yahudi dan Nasrani betul-betul mengetahui bahwa perubahan arah kiblat yang engkau alami menuju Ka'bah itu merupakan kebenaran yang tertera dalam kitab-kitab mereka, dan Allah sekali-kali tidaklah lengah dari apa yang dikerjakan orang-orang yang menentang dan meragukannya. Dan Allah akan memberikan balasan kepada mereka atas perbuatan tersebut.
(145) "Dan walaupun engkau (wahai Rasul) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zhalim."
Jika engkau wahai Rasul, datang kepada orang-orang yang telah diberi Taurat dan Injil dengan membawa semua hujjah (dalil kuat) dan bukti nyata bahwa perpindahanmu ke arah Ka'bah dalam shalat itu adalah benar-benar (perintah) dari sisi Allah, mereka (tetap saja) tidak akan mengikuti kiblatmu lantaran penentangan dan kesombongan mereka. Dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Dan tidaklah sebagian mereka mengikuti kiblat sebagian yang lain. Apabila engkau mengikuti keinginan mereka terkait urusan (menghadap) kiblat dan persoalan lainnya setelah datangnya ilmu kepadamu bahwa engkau itu berada di atas kebenaran, sementara mereka berada di atas kebatilan, saat itulah engkau benar-benar termasuk orang-orang yang zhalim kepada dirinya sendiri. Ini adalah peringatan keras dan ancaman bagi siapa saja yang mengikuti keinginan orang-orang yang menyalahi syariat Islam.
(146) "Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad)49seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian mereka benar-benar menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (nya)"
Orang-orang yang Kami berikan Taurat dan Injil kepada mereka, dari kalangan para ulama Yahudi dan para ulama Nasrani, mereka mengenal Muhammad sebagai utusan Allah dengan sifat-sifatnya yang tertuang dalam kitab-kitab suci mereka, layaknya mereka mengenal anak- anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian dari mereka benar- benar menyembunyikan kebenaran, sedang mereka itu tahu kebenaran Muhammad dan sifat-sifatnya.
[49]. Mengenal kenabian Muhammad dan sifat-sifatnya sebagaimana yang tersebut dalam Taurat dan Injil.
(147) "Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (wahai Nabi) termasuk orang-orang yang ragu.”
Apa yang diturunkan kepadamu wahai Nabi, itulah kebenaran dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang meragukannya. Dan ini, sekalipun merupakan pesan yang dialamatkan kepada Rasulullah , tetapi ia juga dialamatkan kepada umat ini seluruhnya.
(148) "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang masing-masing (dari umat itu) menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan (amal-amal shalih yang diperintahkan Allah). Di mana saja kalian berada, pasti Allah akan mengumpulkan kalian semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat yang masing-masing darinya menghadap kepadanya dalam ibadah shalatnya. Maka, bersegeralah untuk berlomba dalam mengerjakan amal-amal shalih yang disyariatkan Allah untuk kalian dalam Islam. Dan Allah akan menghimpun kalian semua pada Hari Kiamat dari daerah mana pun kalian berada. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(149) "Dan dari mana pun engkau (wahai Nabi) keluar,50 maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya itu benar-benar suatu yang haq dari Tuhanmu. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian kerjakan "
Dan dari tempat mana pun kamu keluar wahai Nabi, dalam keadaan musafir, dan kamu hendak mengerjakan shalat, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Sesungguhnya posisimu menghadap kepadanya benar-benar merupakan kebenaran yang sudah tetap dari Tuhanmu. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian perbuat. Dan Dia akan memberikan balasan kepada kalian atas semua itu.
[50]. Yakni, keluar untuk safar dan hendak melaksanakan shalat.
(150) "Dan dari mana pun engkau (wahai Nabi) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kalian berada, maka hadapkanlah wajah kalian ke arahnya, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentang kalian), kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka (maka mereka akan tetap menentang kalian). Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, agar Aku sempurnakan nikmatKu kepada kalian, dan agar kalian mendapat petunjuk."
Dan dari tempat mana saja kamu keluar wahai Nabi, maka menghadaplah kamu ke Masjidil Haram, dan di mana pun kalian berada wahai kaum Muslimin, di negeri mana pun dari seluruh penjuru bumi, maka arahkan wajah-wajah kalian ke arah Masjidil Haram; agar tidak ada alasan bagi orang-orang yang menentang kalian untuk mengajak adu argumentasi dan perdebatan setelah kalian menghadapnya, kecuali orang-orang yang zhalim dan suka menentang dari mereka, mereka akan terus-menerus melancarkan perdebatan mereka. Maka janganlah kalian takut kepada mereka, takutlah kepadaKu dengan menjalankan perintahKu dan menjauhi laranganKu, supaya Aku sempurnakan nikmatKu atas kalian dengan memilih ajaran syariat yang paling sempurna bagi kalian. Semoga kalian mendapatkan petunjuk menuju al-haq dan kebenaran.
(151) "Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kalian yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kalian, dan mengajarkan kepada kalian Kitab (al-Qur an) dan Hikmah (as-Sunnah), serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui."
Sebagaimana Kami telah mencurahkan nikmat kepada kalian dengan perintah menghadap Ka'bah, Kami juga mengutus di tengah kalian seorang rasul dari kalian sendiri, yang membacakan ayat-ayat yang menerangkan antara kebenaran dan kebatilan, membersihkan kalian dari noda syirik, keburukan moral dan mengajarkan kepada kalian al-Qur'an dan as-Sunnah serta hukum-hukum syariat, serta mengajarkan kepada kalian berita-berita tentang para nabi dan sejarah-sejarah umat-umat terdahulu yang kalian tidak ketahui.
(152) ''Maka ingatlah kalian kepadaKu, niscaya Aku pun akan ingat kepada kalian.51Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kalian kafir kepadaKu."
Allah memerintahkan kaum Mukminin untuk berdzikir (mengingat dan menyebut)Nya, dan menjanjikan kepadanya balasan yang paling utama, yaitu pujian di hadapan para malaikat yang paling tinggi (kedudukannya) bagi orang yang berdzikir (mengingat dan menyebut)Nya. Dan khususkanlah rasa syukur kepadaKu wahai orang-orang Mukmin, secara lisan dan amalan, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-nikmatKu pada kalian.
[51]. Ada yang menafsirkan bahwa maknanya adalah, Aku limpahkan rahmat dan ampunan kepada kalian.
Cobaan Berat Dalam Menegakkan Kebenaran
(153) "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Wahai sekalian kaum Mukminin, mintalah bantuan dari Allah dalam seluruh urusan kalian dengan bersabar dalam menghadapi berbagai bala dan musibah, bersabar dalam meninggalkan maksiat-maksiat dan dosa-dosa, serta bersabar dalam menjalani ketaatan dan ibadah-ibadah serta amal yang mendekatkan (kepada Allah), dan dengan shalat yang menyebabkan jiwa-jiwa menjadi tentram serta menahan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar dengan pertolongan, taufik dan tuntunanNya kepada yang lurus. Dalam ayat ini terdapat dalil penetapan ma'iyyah (kebersamaan) Allah yang khusus bagi kaum Mukminin yang mendatangkan apa yang telah disebutkan. Adapun ma'iyyah (kebersamaan) yang bersifat umum yang bermakna mengetahui dan meliputi, maka itu berlaku pada semua makhlukNya.
(154) "Dan janganlah kalian mengatakan tentang orang-orang yang terbunuh dijalan Allah (bahwa mereka) itu mati. Justru (mereka) hidup,52 tetapi kalian tidak menyadarinya."
Dan janganlah kalian wahai kaum Mukminin, mengatakan tentang orang-orang yang terbunuh dalam berjihad di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup dalam kehidupan yang khusus berlaku pada mereka di kubur-kubur mereka, yang tidak ada yang mengetahui bentuknya, kecuali Allah . Akan tetapi, kalian tidak dapat merasakannya. Dalam ayat ini terkandung dalil tentang adanya nikmat kubur.
[52] Hidup dalam alam lain yang bukan alam kita ini, tempat mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah , dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan kehidupan di alam itu.
(155) "Dan Kami benar-benar akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
Dan Kami akan benar-benar menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, dan berkurangnya harta karena kesulitan dalam mendapatkannya atau hilang dan dari jiwa dengan terjadinya kematian atau mati syahid di jalan Allah, dan dengan berkurangnya buah-buahan kurma, anggur dan biji-bijian karena sedikitnya hasil panen atau rusak. Dan berilah kabar gembira wahai Nabi, kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi persoalan ini dan persoalan-persoalan yang serupa, dengan apa-apa yang membahagiakan mereka dan menyenangkan mereka, berupa kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.
(156). "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Inna lillahi wa inna iiaihi raji'un'53 (sesungguhnya kami milik Allah dan ke-padaNya-lah kami kembali)"
Dan di antara karakter (sifat) orang-orang yang sabar itu, bahwa sesungguhnya mereka itu ketika ditimpa sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah hamba sahaya milik Allah, di bawah pengaturan perintah dan kendaliNya. Dia melakukan apa saja yang dikehendakiNya pada kami. Dan sesungguhnya Kami akan kembali kepadaNya, melalui kematian dan kebangkitan untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya."
[53]. Kalimat Ini dinamakan kalimat istirja' (pernyataan kembali kepada Allah ). Dlsunnahkan menyebutnya pada waktu ditimpa musibah, baik besar atau kecil
(157). "Mereka itulah yang memperoleh pujian dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk"
Orang-orang yang bersabar itu, mereka mendapatkan pujian dari Tuhan mereka dan rahmat agung dariNya , dan mereka adalah orang-orang yang memperoleh petunjuk menuju jalan yang lurus.
Di Antara Syiar Allah
(158). "Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian dari syiar-syiar (Agama) Allah.54Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah) maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i55 antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri56 lagi Maha Mengetahui"
Sesungguhnya Shafa dan Marwah, yaitu dua bukit kecil dekat Ka'bah dari arah Timur, termasuk simbol-simbol agama Allah yang menonjol, yang Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk beribadah dengan melakukan sa'i antara keduanya. Barangsiapa berniat menuju Ka'bah untuk haji atau umrah, maka tidak ada dosa atas dirinya dan tidak ada kesalahan baginya untuk melakukan sa'i antara keduanya. Bahkan dia wajib melakukannya. Dan barangsiapa melaksanakan amal ketaatan dengan hati yang tulus dari dirinya, ikhlas menjalankannya karena Allah maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, Dia akan memberikan balasan atas amalan yang sedikit dengan pahala yang banyak, dan Dia Maha Mengetahui amal-amal perbuatan hamba-hambaNya. Dia tidak menyia-nyiakannya dan tidak mengurangi amal seseorang sedikit pun walau sebesar biji sawi.
[54]. Tempat-tempat beribadah kepada Allah.
[55]. Berjalan dan berlari-lari kecil tujuh kali antara Shafa dan Marwah ketika melakukan ibadah haji atau umrah. Allah mengungkapkan dengan perkataan, 'Tidak ada dosa" sebab sebagian sahabat merasa keberatan mengerjakan sa'i di situ, karena
tempat itu bekas tempat berhala. Dan pada masa Jahiliyah pun tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. Untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.
[56]. Allah mensyukuri hambaNya, artinya memberi pahala terhadap amalnya, memaafkan kesalahannya, menambah nikmatnya, dan sebagainya.
Laknat Terhadap Orang-orang yang Menyembunyikan Ayat-ayat Allah dan Terhadap Orang-orang Kafir
(159) "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (al-Quran), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat,"
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Kami turunkan berupa ayat-ayat yang nyata lagi menunjukkan tentang kenabian Muhammad M dan apa yang dibawanya, yaitu para ulama Yahudi dan ulama Nasrani dan orang-orang selain mereka yang menutup- nutupi apa yang Allah turunkan, sesudah Allah memperlihatkannya ke-pada sekalian manusia di dalam kitab Taurat dan Injil, mereka itu adalah orang-orang yang diusir oleh Allah dari rahmatNya, seluruh makhluk berdoa agar mereka ditimpa laknat.
(160) "kecuali mereka yang telah bertaubat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan (nya),57maka mereka itulah yang Aku terima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Kecuali orang-orang yang mau kembali kepada Allah dengan memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa mereka, dan melakukan perbaikan terhadap apa yang telah mereka rusak, serta menjelaskan apa- apa yang mereka sembunyikan, maka Aku menerima taubat mereka dan Aku mengampuni mereka. Dan Aku adalah Dzat Yang Maha Menerima taubat orang-orang yang bertaubat dari hamba-hambaKu, Maha Pengasih terhadap mereka. Sebab Aku telah memberikan taufik kepada mereka untuk bertaubat dan kemudian Aku menerima taubat dari mereka.
[57]. Maksudnya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang buruk dari kesalahan-
kesalahan yang telah dilakukan, dan menjelaskan kebenaran yang disembunyikannya.
(161) "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir; mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya,"
Orang-orang yang mengingkari keimanan dan menyembunyikan kebenaran dan mereka terus-menerus di atas (sikap) itu hingga mati, maka bagi mereka laknat Allah dengan mengusirnya dari rahmatNya, juga laknat para malaikat dan seluruh manusia.
(162) "mereka kekal di dalamnya (laknat), azab tidak akan diringankan dari mereka, dan mereka tidak diberi penangguhan.
Mereka abadi di dalam laknat dan neraka, siksaan tidak diringankan dari mereka, dan mereka pun tidak memperoleh penundaan untuk mengemukakan alasan.
Allah Yang Berkuasa dan Yang Menentukan
(163) "Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan yang berhak disembah, kecuali Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Dan Tuhan sembahan kalian itu wahai sekalian manusia, Tuhan Sembahan Yang Satu; Esa dalam DzatNya, Nama-namaNya dan Sifat-sifatNya serta perbuatan-perbuatanNya, dan penghambaan makhluk kepadaNya. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, Yang Maha Pengasih yang bersifat rahmat dalam DzatNya dan perbuatan-perbuatanNya kepada seluruh makhluk, juga Maha Penyayang kepada kaum Mukminin.
(164) "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air lalu dengan itu Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering)nya, dan Dia tebarkan di sana bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; benar-benar ada tanda-tanda (Kuasa Allah) bagi orang-orang yang berakal"
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dengan ketinggian dan luasnya, dan bumi dengan gunung-gunung, dataran dan laut-lautnya, dan di dalam pergantian malam dan siang, dari lebih lama menjadi lebih pendek, dan pergantian antara gelap dan cahaya, dan pergantian keduanya secara beriringan, dan dalam kapal-kapal yang berlayar di laut-laut yang memuat segala yang bermanfaat bagi manusia, dan air hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu Dia menghidupkan tanah setelah sebelumnya kering tidak ada tanaman di atasnya, dan apa yang Allah tebar di dalamnya berupa setiap jenis binatang yang berjalan di muka bumi, dan apa yang Allah limpahkan berupa perputaran angin dan penentuan arahnya dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya pada semua bukti-bukti petunjuk tersebut benar-benar terdapat tanda-tanda atas keesaan Allah, besarnya nikmatNya bagi kaum yang mau memahami sumber-sumber hujjah dan memahami dalil-dalil dari Allah yang menunjukkan sifat keesaan-Nya untuk diibadahi.
(165) "Dan di antara manusia ada (sekelompok) orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah (sebagai sesembahan mereka), yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zhalim itu58 melihat, ketika mereka melihat azab (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azabNya (niscaya mereka tidak akan menyembah tuhan lain)”
Kendati sudah banyak bukti-bukti yang pasti ini, sebagian dari manusia mengambil selain Allah sebagai berhala-berhala dan patung-patung yang mereka jadikan sebagai tandingan-tandingan bagi Allah , memberikan kepada mereka rasa cinta, pengagungan dan ketaatan yang tidak sepantasnya diberikan kecuali bagi Allah semata. Sedang kaum Mukminin lebih besar kecintaan mereka kepada Allah daripada kecintaan orang- orang kafir kepada Allah dan tuhan-tuhan sesembahan mereka, karena orang-orang Mukmin memurnikan kecintaan secara penuh kepada Allah, sedangkan orang-orang kafir berbuat syirik dalam kecintaan. Sekiranya orang-orang yang berbuat kezhaliman kepada diri mereka dengan berbuat syirik di kehidupan dunia mengetahui ketika menyaksikan siksaan akhirat bahwa sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Esa dengan kekuatan mutlak dan bahwasanya Allah sangat keras siksaanNya, pastilah mereka tidak akan mengambil tuhan-tuhan sesembahan selain Allah yang mereka sembah di samping menyembah Allah dan mendekatkan diri melalui mereka kepadaNya.
[58] Orang yang zhalim di sini ialah orang yang menyembah selain Allah Maksudnya, ketika orang yang zhalim tersebut melihat
sesembahan mereka tidak memberikan manfaat sama sekali pada Hari Kiamat, mereka pasti meyakini bahwa seluruh kekuatan hanya milik Allah .
(166) "(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus."
Kala mereka menyaksikan dengan langsung siksaan akhirat, para pemuka mereka yang diikuti berlepas diri dari orang-orang yang mengikuti mereka dalam kesyirikan. Dan putuslah segala hubungan yang menjadi jalinan di antara mereka di dunia, baik hubungan kekerabatan, jalinan dengan panutannya, agama, dan lainnya.
(167) "Dan orang-orang yang mengikuti berkata, 'Sekiranya kami mendapat kesempatan (kembali ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami.' Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka perbuatan mereka yang menjadi penyesalan mereka. Dan mereka tidak akan keluar dari api neraka ."
Para pengikut mengatakan "Aduhai kiranya ada kesempatan kembali bagi kami kepada kehidupan dunia, lalu kami mengumumkan sikap berlepas diri kami dari para pemimpin itu, sebagaimana mereka telah mengumumkan sikap berlepas diri mereka dari kami. Dan sebagaimana Allah telah memperlihatkan kepada mereka dahsyatnya siksaanNya pada Hari Kiamat, Dia juga memperlihatkan kepada mereka perbuatan-perbuatan mereka yang batil sebagai sumber-sumber penyesalan bagi mereka. Dan mereka itu tidak akan keluar dari neraka selamanya.
(168) "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian."
Wahai sekalian manusia, makanlah dari rizki Allah yang Dia halalkan bagi kalian yang terdapat di bumi, dalam keadaan bersih dan bukan najis, yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan dalam penetapan halal dan haram, bid'ah serta maksiat-maksiat. Sesungguhnya ia adalah musuh kalian yang amat nyata permusuhannya.
(169) "Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kalian agar berbuat buruk dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kalian ketahui atas Nama Allah."
Sesungguhnya setan hanyalah memerintahkan kalian untuk berbuat seluruh jenis dosa yang jelek yang akan berakibat buruk bagi kalian dan berbuat maksiat yang mengandung keburukan yang paling parah, dan memerintahkan kalian untuk mengada-adakan kedustaan terhadap Allah berupa tindakan mengharamkan perkara halal dan lainnya tanpa ada pengetahuan yang benar.
(170) "Dan apabila dikatakan kepada mereka,'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,' mereka menjawab, '(Tidak!) Tetapi kami mengikuti apa yang kami dapati dipegang teguh oleh nenek moyang kami,' Apakah (mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk?"
Dan apabila kaum Mukminin menasihati orang-orang yang sesat itu dengan tulus, "Ikutilah apa yang diturunkan oleh Allah berupa al-Qur'an dan hidayah," mereka justru ngotot untuk mengikuti para pendahulu mereka yang menyekutukan Allah seraya berkata, "Kami enggan mengikuti ajaran agama kalian. Sebaliknya, kami hanya mau mengikuti apa saja yang kami dapati bapak-bapak moyang kami melakukannya." Apakah pantas mereka mengikuti bapak-bapak mereka, meskipun mereka itu tidak memahami sedikit pun dari wahyu Allah dan tidak memperoleh hidayah yang lurus?
(171) "Dan perumpamaan orang-orang yang kafir (dengan orang yang menyeru mereka kepada kebenaran) adalah seperti (penggembala) yang meneriaki (binatang) yang tidak mendengar kecuali panggilan dan teriakan. (Orang-orang kafir itu) tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak mengerti"
Dan perumpamaan antara orang-orang kafir dan penyeru mereka menuju hidayah keimanan bak seorang penggembala yang berteriak memanggil ternak gembalaannya dan menghalaunya, sedang ternak-ternak itu tidak paham makna perkataan sang penggembala, mereka hanya mendengar panggilan dan gaung suaranya saja. Orang-orang kafir itu tuli, mereka telah menutup pendengaran mereka dari kebenaran. Mereka juga bisu, mereka membisukan lisan mereka untuk menyuarakan kebenaran, dan mereka juga buta, pandangan mereka tidak dapat melihat bukti-bukti kebenaran yang membelalakkan mata. Mereka itu tidak mempergunakan akal mereka terhadap perkara yang bermanfaat bagi mereka.
Makanan yang Halal dan yang Haram
(172) "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika kalian beribadah hanya kepadaNya,"
Wahai kaum Mukminin, makanlah dari makanan-makanan yang enak-enak lagi halal yang telah Kami rizkikan kepada kalian, dan janganlah kalian berbuat seperti orang-orang kafir yang mengharamkan makanan yang baik-baik dan menghalalkan makanan-makanan yang menjijikkan. Dan bersyukurlah kepada Allah atas nikmat-nikmatNya yang agung yang tercurah pada kalian, dengan hati, lisan, dan anggota tubuh kalian, bila kalian memang orang-orang yang betul-betul tunduk kepada perintahNya, mendengar lagi taat kepadaNya; di mana kalian beribadah kepadaNya saja, tanpa menyekutukan sesuatu apa pun denganNya.
(173) "Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atas kalian bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan (yang disembelih) yang dinyatakan untuk selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Sesungguhnya Allah hanyalah mengharamkan atas kalian hal-hal yang memudaratkan kalian, seperti bangkai binatang yang tidak disembelih dengan cara syar'i, darah yang mengalir, daging babi, dan hewan-hewan sembelihan untuk selain Allah. Dan di antara karunia dan kemudahan Allah bagi kalian, adalah bahwa Dia menghalalkan semua makanan-makanan yang diharamkan tersebut dalam kondisi darurat. Siapa saja terjepit oleh kondisi darurat untuk memakan sesuatu darinya, tanpa ingin berbuat zhalim dalam mengonsumsinya melebihi kebutuhan, dan tidak melampaui batasan-batasan Allah dalam bingkai yang telah dihalalkan baginya, maka tidak ada dosa atas dirinya dalam tindakan tersebut. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun terhadap hamba-hambaNya lagi Maha Penyayang terhadap mereka.
(174) "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah dari Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka tidaklah memakan ke dalam perut mereka kecuali api neraka,59 dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka (dari dosa-dosa mereka). Dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih."
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan di dalam kitab-kitab suciNya berupa keterangan tentang sifat Muhammad dan tentang kebenaran lainnya, dan mereka tamak untuk mengambil imbalan yang sedikit dari kenikmatan dunia sebagai bayaran menyembunyikannya, mereka itu sebenarnya tidaklah memakan, kecuali api neraka yang akan membara dalam perut mereka, sebagai imbalan menyembunyikan kebenaran, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat karena kemarahan dan kemurkaanNya kepada mereka, tidak menyucikan mereka dari noda dosa-dosa dan kekafiran mereka, dan bagi mereka siksaan yang pedih.
[59]. Makanan yang dimakan yang berasal dari hasil menjual ayat-ayat yang diturunkan Allah , menyebabkan mereka masuk neraka.
(175) "Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan (membeli) azab dengan ampunan. Maka alangkah sabarnya mereka menghadapi api neraka!"60
Orang-orang yang berkarakter dengan sifat-sifat ini, mereka telah menukar hidayah dengan kesesatan, dan ampunan Allah dengan siksaan- Nya. Maka alangkah lancangnya mereka menentang api neraka, dengan tindakan melakukan perbuatan-perbuatan para penghuni neraka.
[60]. Artinya, maka alangkah beraninya mereka menantang api neraka, seakan-akan mereka bisa sabar menghadapinya.
(176) "Yang demikian itu karena Allah telah menurunkan Kitab (al-Qur an) dengan (membawa) kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (kebenaran) Kitab itu, benar-benar dalam penentangan yang jauh."
Siksaan yang mereka dapatkan itu lantaran Allah telah menurunkan kitab-kitab suciNya kepada Rasul-rasulNya, yang membawa kebenaran yang nyata, lalu mereka malah kafir kepadanya. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) al-Kitab (al-Qur'an), dengan mengimani sebagian isinya dan kafir kepada sebagian lainnya, mereka benar-benar di dalam penentangan dan sikap pemisahan diri yang jauh dari jalan lurus dan kebenaran.
Pokok-Pokok Kebajikan
(177) "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan shalat; menunaikan zakat; orang-orang yang menepati janji apabila berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
Kebajikan di sisi Allah itu bukanlah dengan menghadap ke arah timur dan barat di dalam shalat, bila tidak berdasarkan perintah Allah dan syariatNya, akan tetapi kebajikan yang sepenuhnya adalah perbuatan orang yang beriman kepada Allah dan mengimaniNya sebagai Tuhan yang berhak disembah, tanpa menyekutukan sesuatu denganNya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan, Pembalasan, dan kepada seluruh malaikat, dan kepada semua kitab-kitab yang diturunkan, dan beriman kepada seluruh nabi tanpa membeda-bedakan, dan memberikan hartanya secara sukarela, meskipun sangat besar kecintaannya (kepada harta itu), kepada kaum kerabat, anak-anak yatim yang membutuhkan bantuan; yang telah ditinggal mati oleh ayah-ayah mereka ketika mereka belum mencapai usia baligh, (dan kepada) orang-orang miskin yang kemelaratan telah menyengsarakan mereka, orang-orang musafir yang terlilit kebutuhan yang jauh dari keluarga dan hartanya, serta para peminta-minta yang terpaksa meminta-minta karena keterdesakan kebutuhan mereka. Dan dia berinfak mengeluarkan hartanya dalam membebaskan budak, tawanan, mendirikan shalat dan membayar zakat yang wajib. Dan orang-orang yang menepati janji-janji, dan orang yang bersabar dalam kondisi kemiskinan dan sakit, serta dalam peperangan yang berkecamuk keras, orang-orang yang berkarakter demikian, mereka itulah orang-orang yang benar dalam keimanan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang takut terhadap siksaan Allah, sehingga mereka menjauhi perbuatan maksiat-maksiat kepadaNya.
(178) "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian (melaksanakan) qishash61berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhan ka-lian. Maka barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka dia akan mendapat azab yang sangat pedih."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta mengerjakan amal sesuai dengan syariatNya, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk memberlakukan hukum qishash terhadap pembunuh yang dengan sengaja membunuh, dengan syarat adanya kesetaraan dan persamaan status: yaitu orang merdeka dibunuh dengan orang merdeka, hamba sahaya dibunuh dengan hamba sahaya, dan wanita dibunuh dengan wanita. Lalu barangsiapa mendapatkan toleransi dari wali yang terbunuh dengan pemberian pengampunan dari hukum qishash dari dirinya, dan mau menerima dengan cukup mengambil diyat saja -yaitu nominal uang tertentu yang dibayarkan oleh pelaku pembunuhan sebagai pengganti atas pengampunan bagi dirinya-, hendaknya kedua belah pihak tetap berkomitmen untuk berlaku baik, wali korban meminta diyat tanpa kekerasan, sedang sang pembunuh membayarkan hak diyatnya kepada wali korban dengan baik, tanpa penundaan dan pengurangan. Pemberian maaf beserta pengambilan diyat merupakan bentuk keringanan dari Tuhan kalian dan rahmat terhadap kalian, karena adanya unsur kemudahan dan kemanfaatan yang dicapai. Maka barangsiapa membunuh si pelaku pembunuhan setelah dimaafkan dan penyerahan diyat, maka baginya siksaan yang pedih dengan dibunuh sebagai hukuman qishash di dunia atau dengan api neraka di akhirat kelak.
[61] Qishash ialah hukuman yang semisal dengan kejahatan yang dilakukan terhadap nyawa dan fisik manusia.
(179) "Dan dalam qishash itu ada (jaminan) kehidupan bagi kalian, wahai orang-orang yang berakal, agar kalian bertakwa ."
Dan bagi kalian dalam penetapan syariat qishash ini dan pemberlakuannya secara nyata akan ada kehidupan yang aman dan tentram wahai orang-orang yang berakal lurus, semoga kalian bertakwa kepada Allah dan takut kepadaNya dengan menaatiNya secara terus-menerus.
Wasiat
(180) "Diwajibkan atas kalian, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kalian, jika dia meninggalkan harta, untuk berwasiat bagi kedua orang- tua dan karib kerabat dengan cara yang baik,62 (sebagai) kewajiban bagi orang- orang yang bertakwa."
Allah mewajibkan atas kalian, jika salah seorang dari kalian kedatangan tanda-tanda kematian dan gejala-gejala awalnya, bila dia meninggalkan harta, untuk berwasiat dengan sebagian hartanya bagi kedua orangtuanya dan kaum kerabat dengan mempertimbangkan aspek keadilan; dengan tidak melupakan orang yang miskin dan malah berwasiat bagi orang yang kaya dan tidak melebihi sepertiga dari harta. Itu adalah satu hak pasti yang dilaksanakan oleh orang-orang yang bertakwa yang takut kepada Allah. Dan hukum ini berlaku sebelum turunnya ayat-ayat tentang warisan yang Allah telah menentukan di dalamnya bagian tiap- tiap ahli waris.
[62]. Wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari seluruh harta orang yang berwasiat Ayat ini tidak berlaku untuk ahli waris karena
sudah dinasakh (diganti hukumnya) dengan ayat tentang waris (An-Nisa : 11)
(181) "Maka barangsiapa mengubahnya (wasiat itu), setelah mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya hanya bagi orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Maka barangsiapa mengubah-ubah isi wasiat orang yang meninggal, setelah mendengar isi wasiat itu darinya, maka dosa itu menjadi tanggungan orang yang mengubah dan menggantinya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar wasiat kalian dan perkataan kalian, Maha Mengetahui apa yang dirahasiakan hati kalian, baik kecenderungan kepada kebenaran atau kecondongan kepada kecurangan dan kesewenang-wenangan, dan Allah akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengannya.
(182) "Tetapi barangsiapa khawatir terhadap pemberi wasiat bahwa ia menyimpang dari kebenaran karena keliru atau sengaja, lalu dia mendamaikan63 antara mereka, maka dia tidak berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ."
Maka siapa saja yang mengetahui terjadi pelencengan dari kebenaran dari seseorang yang berwasiat dalam wasiatnya lantaran salah ucap atau sengaja, maka dia turun tangan untuk meluruskan antara dua belah pihak dengan mengubah isi wasiat; supaya sejalan dengan perintah syariat, maka tidak ada dosa yang menjadi tanggungannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-hambaNya lagi Maha Penyayang terhadap mereka.
[63]. Mendamaikan ialah menasihati orang yang berwasiat agar berlaku adil dalam berwasiat sesuai dengan batas-batas yang
ditentukan syara (ketentuan agama).
Puasa
(183) "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa,"
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan mengerjakan amal shalih sesuai dengan ajaran syariatNya, Allah telah mewajibkan kepada kalian berpuasa, sebagaimana telah mewajibkannya atas umat-umat sebelum kalian; supaya kalian bertakwa kepada Tuhan kalian, kalian menjadikan antara diri kalian dengan perbuatan-perbuatan maksiat dinding pelindung dengan cara taat kepadaNya dan beribadah kepadaNya semata.
(184) "(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kalian sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari-hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya,64 wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,65 maka itu lebih baik baginya, dan puasa kalian itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui."
Allah mewajibkan kepada kalian berpuasa pada hari-hari yang ditentukan bilangannya, yaitu hari-hari Bulan Ramadhan. Barangsiapa di antara kalian ada yang sakit, dan berpuasa (terasa) berat baginya, atau sedang bepergian jauh, maka dia boleh tidak berpuasa. Dan dia harus (mengganti) berpuasa pada hari-hari yang lain, sebanyak hari yang dia tidak berpuasa padanya. Dan bagi orang-orang yang mengalami kesulitan untuk berpuasa dan puasa memberatkan mereka dengan beban yang tak dapat dijalankan, seperti yang dialami orang lanjut usia, orang sakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, mereka wajib membayar fidyah, yaitu memberikan makanan bagi orang miskin. Barangsiapa menyerahkan/Wyafi dengan melebihkan jumlahnya dengan sukarela, maka itu lebih baik bagi dirinya. Dan kalian bila menjalankan puasa, maka itu lebih baik bagi kalian, meskipun harus menanggung kesulitan, daripada memberikanfidyah, jika kalian mengetahui keutamaan besar puasa di sisi Allah .
[64]. Orang sakit berat, orang yang sangat tua, dan orang yang hamil atau menyusui.
[65]. Yakni, memberi makan kepada lebih dari seorang miskin untuk satu hari.
(185) "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian ada di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (di mana dia tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari-hari (yang dia tidak berpuasa itu), pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepada kalian, dan agar kalian bersyukur."
Bulan Ramadhan adalah bulan di mana Allah memulai menurunkan al-Qur'an pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) sebagai sumber hidayah bagi sekalian manusia menuju kepada kebenaran. Di dalamnya terdapat bukti petunjuk yang paling jelas yang mengantarkan kepada hidayah Allah dan pembeda antara kebenaran dengan kebatilan. Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan kehadiran bulan itu dalam keadaan sehat dan mukim, maka hendaklah berpuasa pada siang harinya. Dan diberikan kemudahan bagi orang sakit dan musafir untuk tidak berpuasa, kemudian mereka berdua mengqadha 'nya sesuai dengan jumlah harinya. Allah d* menghendaki keringanan dan kemudahan bagi kalian dalam ajaran-ajaran syariatNya, dan tidak menghendaki kesulitan dan keberatan bagi kalian, agar kalian menyempurnakan hitungan puasa selama sebulan penuh dan agar kalian menutup ibadah puasa dengan bertakbir mengagungkan Allah pada Hari Raya Idul Fitri, serta supaya kalian mengagungkanNya atas hidayahNya kepada kalian. Dan agar kalian mensyukuriNya atas kenikmatan yang tercurah pada kalian berupa hidayah, taufik, dan kemudahan.
(186) "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (wahai Sabi) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)Ku dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh kebenaran.
Dan apabila kamu wahai Nabi, ditanya oleh hamba-hambaKu tentang Aku, maka katakanlah kepada mereka, bahwa sesungguhnya Aku ini dekat dari mereka. Aku mengabulkan permintaan orang yang berdoa bila dia berdoa kepadaKu, maka hendaknya mereka taat kepadaKu dalam perkara yang Aku perintahkan kepada mereka dan apa yang Aku larang mereka melakukannya. Dan agar mereka beriman kepadaKu. Semoga mereka itu mendapat petunjuk menuju kemaslahatan-kemaslahatan bagi agama dan dunia mereka. Dalam ayat ini terdapat pemberitahuan tentang kedekatan Allah dengan hamba-hambaNya dengan kedekatan vang sesuai dengan keagunganNya.
(187) "Dihalalkan bagi kalian pada malam hari puasa bercampur dengan istri kalian. Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kalian mengkhianati diri kalian sendiri66, lalu Dia menerima taubat kalian dan memaafkan kalian. Maka sekarang campuri lah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagi kalian. Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian (perbedaan) antara benang putih (cahaya Shubuh) dan benang hitam (gelap malam), yaitu fajar. Kemudian sempurnakan- lah puasa sampai (datang) malam hari. Tetapi jangan kalian campuri mereka, ketika kalian beritikaf dalam masjid. Itulah ketentuan-ketentuan AUah, maka janganlah kalian mendekatinya. Demikianlah AUah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia, agar mereka bertakwa."
Allah memperbolehkan bagi kalian pada malam-malam Bulan Ramadhan untuk menggauli istri-istri kalian. Mereka adalah penutup dan penjaga bagi kalian, sedang kalian adalah penutup dan penjaga bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kalian mengkhianati diri kalian sendiri dengan melanggar apa yang dilarang Allah atas kalian dengan menggauli istri-istri setelah waktu Isya pada malam-malam puasa yang ditetapkan pada periode awal perkembangan Islam. Maka Allah menerima taubat kalian dan melonggarkan perkara tersebut bagi kalian. Sekarang, gaulilah istri-istri kalian dan carilah apa yang Allah takdirkan bagi kalian berupa anak-anak. Dan makan dan minumlah sampai tampak bagi kalian cahaya pagi dari kegelapan malam dengan terbitnya fajar shadiq. Kemudian sempurnakanlah puasa kalian dengan menahan diri dari segala pembatal puasa sampai masuknya malam hari dengan tanda terbenamnya matahari. Dan janganlah kalian mencampuri istri-istri kalian atau melakukan apa-apa yang dapat mengantarkan kepada perbuatan mencampuri mereka ketika kalian sedang beri'tikaf di masjid-masjid, sebab itu akan merusak ibadah i'tikaf (yaitu berdiam di dalam masjid selama waktu tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah fe). Hukum-hukum yang Allah syariatkan bagi kalian itu merupakan batasan-batasanNya yang menegaskan antara perkara halal dan haram, maka janganlah kalian mendekatinya agar kalian tidak terjerumus ke dalam perkara haram. Dengan penjelasan yang terang seperti ini, Allah menjelaskan ayat-ayatNya dan hukum-hukumNya kepada manusia agar mereka bertakwa dan takut kepadaNya.
[66] Yakni, dl awal Islam di mana bila sudah masuk waktu Isya, maka diharamkan untuk makan, minum, dan berhubungan suami
istri, tetapi sebagian kaum Muslimin ada yang melanggarnya dan mengkhianati hatinya yang ingin tetap taat, lalu dia pun bertaubat
(188) "Dan janganlah kalian makan harta di antara kalian dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kalian menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kalian dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian mengetahui."
Dan janganlah sebagian dari kalian memakan harta milik sebagian yang lain dengan cara-cara batil seperti dengan sumpah dusta, merampas, mencuri, suap, riba, dan lain sebagainya. Dan janganlah pula kalian menyampaikan alasan-alasan batil kepada penguasa-penguasa untuk tujuan dapat memakan harta milik segolongan manusia dengan cara batil, sedang kalian tahu haramnya hal itu bagi kalian.
Berjihad dengan Jiwa dan Harta di Jalan Allah
(189) "Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi) tentang bulan sabit. Katakanlah, Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.' Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya,67 tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung."
Wahai Nabi, sahabat-sahabatmu bertanya kepadamu tentang hilal dan perubahan bentuknya. Katakanlah kepada mereka,"Allah menjadikan hilal sebagai tanda-tanda bagi manusia untuk mengetahui waktu-waktu ibadah mereka yang telah ditentukan, seperti waktu puasa dan haji serta batas tempo transaksi-transaksi mereka. Bukan termasuk kebajikan, kebiasaan yang kalian lakukan di masa jahiliyah dan permulaan islam dengan masuk rumah-rumah melalui bagian belakangnya ketika kalian memulai ihram untuk haji atau umrah, lantaran menyangka bahwa perbuatan itu adalah bentuk ibadah pendekatan diri kepada Allah. Akan tetapi, kebajikan yang sebenarnya adalah perbuatan orang yang bertakwa kepada Allah dan menjauhi maksiat-maksiat. Dan masukilah rumah-rumah melalui pintu-pintunya ketika kalian berihram untuk haji atau umrah, dan takutlah kepada Allah dalam seluruh urusan kalian, supaya kalian beruntung menggapai semua yang kalian sukai dari kebaikan di dunia dan akhirat.”
[67]. Pada mana jahiliyah, orang yang berihram pada waktu haji, mereka memasuki rumah dari belakang, bukan dari depan dengan anggapan bahwa itu adalah suatu kebaikan, Hai ini ditanyakan pula oleh para sahabat kepada Rasulullah , sehingga turuniah ayat Ini.
(190) ''Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian), tetapi jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Dan perangilah oleh kalian wahai kaum Mukminin, untuk membela agama Allah, orang-orang yang memerangi kalian, dan janganlah kalian melanggar apa-apa yang dilarang, seperti memutilasi jasad (yang telah mati), mengambil harta rampasan secara khianat (sebelum dibagi), membunuh orang-orang yang tidak halal dibunuh, seperti anak-anak, kaum perempuan, dan orang tua, serta orang-orang yang disamakan hukumnya dengan mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar rambu-rambu batasanNya, sehingga menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan RasuINya.
(191) "Dan bunuhlah mereka di mana pun kalian mendapatkan mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kalian. Dan fitnah68 itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kalian perangi mereka di Masjidil Haram, hingga mereka memerangi kalian di tempat itu. Jika mereka memerangi kalian, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir"
Dan bunuhlah orang-orang yang memerangi kalian dari kalangan kaum musyrikin di mana pun kalian jumpai mereka, dan usirlah mereka keluar dari tempat mereka telah mengusir kalian darinya (Makkah). Dan perbuatan fitnah, yaitu kekafiran, syirik dan menghalang-halangi (orang) dari Islam, adalah lebih buruk daripada kalian membunuh mereka. Dan janganlah kalian memulai menyerang mereka di sekitar Masjidil Haram sebagai bentuk pengagungan terhadap kesuciannya, sampai mereka yang memulai menyerang kalian di sana. Apabila mereka menyerang kalian di dalam Masjidil Haram, maka bunuhlah mereka di dalamnya. Dengan balasan yang tegas seperti itulah, bentuk balasan bagi orang-orang kafir.
[68] Fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta dan menyakiti atau
mengganggu kebebasan seseorang beragama.
(192) "Tetapl jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Penyimpan lagi Maha Penyayang."
Apabila mereka meninggalkan keadaan mereka- yaitu kekafiran menyerang kalian di sisi Masjidil Haram, lalu mereka masuk ke dalam keimanan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-hambaNya, Maha Penyayang terhadap mereka.
(193) "Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim."
Dan teruslah kalian wahai kaum Mukminin, untuk memerangi kaum musyrikin yang berbuat melampaui batas, sehingga tidak tersisa lagi fitnah bagi kaum Muslimin terhadap agama mereka dan tidak ada perbuatan syirik lagi kepada Allah, dan yang bertahan adalah ketundukan secara mumi hanya kepada Allah semata, tidak disembah sesembahan lain selain Allah. Apabila mereka menahan diri dari kekafiran dan peperangan, maka tahanlah diri kalian dari mereka. Hukuman ini tidaklah diberlakukan, kecuali pada orang-orang yang terus melangsungkan perbuatan kafir dan permusuhan mereka saja.
(194) "Bulan Haram dengan bulan Haram,69 dan (terhadap) sesuatu yang dihormati70 berlaku (hukum) qishash. Oleh sebab itu, barangsiapa menyerang kalian, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kalian. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Perang yang kalian lancarkan wahai kaum Mukminin, untuk memerangi kaum musyrikin pada bulan yang diharamkan Allah untuk berperang, itu sekedar merupakan pembalasan peperangan yang mereka lancarkan kepada kalian pada bulan suci. Orang yang berbuat melampaui batas yang diharamkan Allah yang terkait tempat dan waktu, maka dia dihukum dengan tindakan yang serupa dengan perbuatannya dan dari jenis yang sama dengan perbuatannya. Maka barangsiapa berbuat aniaya terhadap kalian dengan memerangi atau tindakan lainnya, maka timpakanlah padanya hukuman yang serupa dengan tindak kejahatannya itu. Dan tidak ada dosa atas kalian dalam hal itu; karena merekalah yang memulai melakukan permusuhan. Dan takutlah kalian kepada Allah, dan janganlah kalian melampaui batas dalam menghukum (mereka). Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang bertakwa dan taat kepadaNya dengan menjalankan perkara-perkara yang diwajibkanNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
[69] Kalau umat Islam diserang dl bulan Haram, yang sebenarnya dl bulan itu tidak boleh berperang, maka diperbolehkan
membalas serangan itu di bulan itu juga.
[70] Maksudnya, antara lain ialah bulan Haram (bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), tanah Haram (Makkah) dan
ihram.
(195) "Dan infakkanlah (harta kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian jatuhkan tangan (diri) kalian ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Dan teruslah kalian wahai orang-orang Mukmin, menginfakkan harta demi membela agama Allah dan jihad di jalanNya. Dan janganlah kalian menjerumuskan diri-diri kalian ke dalam tempat-tempat kebinasaan dengan tidak berjihad di jalan Allah dan meninggalkan infak padanya. Dan berbuat baiklah kalian dalam berinfak dan taat kepada Allah, dan jadikanlah amal shalih kalian seluruhnya mumi karena mengharap Wajah Allah . Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang ikhlas dan berbuat baik.
Haji
(196) "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kalian terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu71 yang mudah didapat, dan jangan kalian mencukur kepala kalian, hingga hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kalian yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib membayar tebusan fidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban. Apabila kalian dalam keadaan aman, maka barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kalian kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu adalah bagi orang yang keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukumanNya."
Dan laksanakanlah ibadah haji dan umrah dengan sempurna, mumi karena mengharap Wajah Allah . Apabila ada sesuatu penghambat yang menghalangi kalian untuk menyempurnakannya setelah masuk keadaan ihram dengan keduanya, seperti adanya musuh dan menjadi sakit, maka kewajiban kalian adalah menyembelih sembelihan yang mudah kalian dapatkan seperti unta, sapi, atau kambing, guna mendekatkan diri kepada Allah supaya kalian dapat keluar dari kondisi ihram kalian dengan menggunduli rambut kepala atau memendekkannya saja. Dan janganlah kalian menggunduli rambut kepala kalian ketika kalian mengalami hambatan (untuk meneruskan manasiknya) hingga orang yang mengalami hambatan itu menyembelih hewan hadyunya di tempat yang dia terhalang-halangi oleh faktor itu. Kemudian dia menjadi dalam keadaan halal kembali, sebagaimana Nabi menyembelih untanya di Hudaibiyah, dan menggundul rambut kepalanya. Sedang orang yang tidak mengalami hambatan di jalan, dia tidak menyembelih hewan hadyunya, kecuali di wilayah Tanah Haram (kota suci) yang menjadi tempat halalnya pada hari raya; tanggal sepuluh dan hari-hari tasyrik setelahnya. Maka barangsiapa dari kalian mengalami sakit atau pada dirinya terdapat gangguan pada kepalanya yang membuatnya perlu menggunduli kepalanya, sedang dia dalam keadaan ihram, dia boleh menggundulnya, dan dia wajib membayar fidyah; dengan cara berpuasa tiga hari, bersedekah kepada enam orang miskin untuk masing-masing orang miskin setengah sha' dari makanan, atau menyembelih satu kambing untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin di Tanah Haram. Apabila kalian berada dalam kondisi sehat wal afiyat dan aman tentram; maka barangsiapa hendak mengerjakan nusuk tamattu' dengan umrah dahulu sebelum ibadah haji (pada bulan-bulan haji), yaitu dengan diperbolehkannya perkara-perkara yang terlarang bagi dirinya karena memasuki kondisi ihram pasca umrahnya selesai, maka menjadi kewajibannya untuk menyembelih hewan hadyu. Barangsiapa tidak mendapatkan hewan hadyu yang disembelihnya, maka dia wajib berpuasa tiga hari di bulan-bulan haji dan tujuh hari ketika kalian selesai dari semua manasik haji dan kalian telah kembali kepada keluarga kalian. Itu adalah sepuluh hari yang sempurna yang harus dilalui dengan berpuasa. Hewan hadyu, dan puasa yang menjadi konsekuensi dari tidak didapatkannya hewan hadyu, berlaku bagi orang-orang yang keluarganya tidak termasuk penduduk yang tinggal di daerah Masjidil Haram, dan takutlah kepada Allah dan perhatikanlah untuk selalu menjaga pelaksanaan perintah- perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah itu Mahapedih siksaanNya bagi orang yang melanggar perintahNya dan melakukan perkara yang dilarangNya.
[71] Hadyu adalah hewan yang digiring ke tanah Haram (Makkah). baik unta, sapi, maupun kambing untuk disembelih karena Aliah di sana, sebagai pengganti {dam).
(197) "(Musim) haji itu adalah (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi.72 Barangsiapa yang menetapkan (atas dirinya) mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats),73, berbuat maksiat dan bertengkar dalam (ibadah) haji. Segala yang baik yang kalian kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal (untuk perjalanan haji kalian dan jangan lupa bekal akhirat kalian), karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.!"
Waktu pelaksanaan haji itu adalah pada bulan-bulan yang telah dimaklumi, yaitu Bulan Syawal, Dzulqa'dah, dan sepuluh hari dari Bulan Dzulhijjah. Maka barangsiapa telah memantapkan niat haji atas dirinya pada bulan-bulan tersebut dengan memasuki keadaan ihram, maka diharamkan atas dirinya untuk berjimak dan aktivitas-aktivitas pengantarnya, baik berbentuk perkataan maupun perbuatan. Dan haram atas dirinya keluar dari ketaatan kepada Allah dengan berbuat maksiat-maksiat dan perdebatan kusir yang dapat menyeret pada tersulutnya kemarahan dan kebencian dalam masa haji. Dan apa pun kebaikan yang kalian perbuat, niscaya Allah mengetahuinya, lalu membalasi tiap-tiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Sertakanlah bagi kalian perbekalan dari jenis makanan dan minuman bagi perjalanan ibadah haji dan perbekalan dari jenis amal shalih untuk kampung akhirat. Sesungguhnya sebaik-baik perbekalan adalah ketakwaan kepada Allah. Dan takutlah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal sehat.
[72] Ialah Bulan Syawwal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
[73]. Jorok (rafats) artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan blrahi, perbuatan yang tidak senonoh atau hubungan
seksual.
(198) "Bukanlah suatu dosa bagi kalian mencari karunia dari Tuhan kalian. Maka apabila kalian bertolak dari Arafah, berdzikirlah (mengingat dan menyebut) Allah di Masy'aril Haram. Dan berdzikirlah (mengingat dan menyebut)Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepada kalian, sekalipun sebelumnya kalian benar-benar termasuk orang-orang yang sesat."
Tidak ada dosa atas diri kalian untuk mencari rizki dari Tuhan kalian dengan mengambil keuntungan dari perniagaan pada hari-hari haji. Apabila kalian telah bertolak setelah terbenamnya matahari meninggalkan Arafah, yaitu tempat yang menjadi tempat wuquf bagi jamaah haji pada tanggal sembilan Dzulhijjah, maka ingatlah Allah dengan bertasbih, talbiyah, dan berdoa di sisi Masy'aril Haram di Muzdalifah. Dan sebutlah Allah dengan cara benar yang dituntunkan Allah bagi kalian kepadanya. Dan sesungguhnya kalian dahulu sebelumnya berada di dalam kesesatan, sehingga tidak mengenal kebenaran.
(199) "Kemudian bertolaklah kalian dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan cara kalian bertolak dari Arafah yang merupakan tempat Nabi Ibrahim bertolak itu berbeda dengan orang-orang di masa ja- hiliyah yang tidak berwuquf padanya. Dan mintalah kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa kalian. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-hambaNya yang memohon ampunan lagi bertaubat, Maha Penyayang terhadap mereka.
(200) "Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji kalian, maka berdzikirlah (mengingat dan menyebut) Allah, sebagaimana kalian menyebut-nyebut nenek moyang kalian,74 bahkan berdzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa,'Wahai Tuhan Kami, berilah kami (kesenangan) di dunia,'dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun."
Maka apabila kalian telah menyempurnakan ibadah kalian dan kalian telah menyelesaikan seluruh manasik haji kalian, maka perbanyaklah mengingat Allah dan memujiNya, sebagaimana kalian menyebut-nyebut prestise bapak-bapak kalian dahulu, bahkan dengan cara yang lebih agung daripadanya. Di antara manusia ada golongan yang menyekutukan Allah, menjadikan tujuan utamanya adalah dunia saja. Maka dia berdoa sembari berkata, "Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kesehatan, harta, dan anak-anak keturunan di dunia ini." Tidak ada bagian dan nasib baik bagi mereka di akhirat kelak, lantaran antusiasme mereka pada dunia saja dan fokus hasrat mereka yang terbatas pada dunia semata.
[74] Kebiasaan orang-orang Arab jahiliyah setelah menunaikan haji adalah mengagungkan kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini diturunkan, kebiasaan tersebut diganti dengan dzikir (mengingat dan menyebut) .
(201) "Dan di antara mereka ada yang berdoa, 'Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka'."
Dan di antara manusia ada golongan beriman yang mengucapkan dalam doanya, "Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami di dunia ini keselamatan, rizki, ilmu yang bermanfaat, amal shalih dan lainnya dari perkara-perkara agama dan dunia, dan di akhirat berikanlah kami 9urga, dan jauhkan dari kami siksaan neraka." Doa ini termasuk doa yang paling padat muatannya. Oleh karena itu, Nabi dahulu sering membacanya, sebagaimana yang diriwayatkan dalam ash-Shahihain.
(202) "Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka usahakan, dan Allah Mahacepat perhitunganNya."
Orang-orang yang berdoa dengan doa ini, bagi mereka pahala yang besar dikarenakan amal-amal baik yang telah mereka usahakan. Dan Allah sangat cepat perhitunganNya.
(203) "Dan berdzikirlah (mengingat dan menyebut) Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya,75 barangsiapa mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya. Dan barangsiapa mengakhirkannyaf tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kalian akan dikumpulkan kepadaNya."
Dan sebutlah Nama Allah dengan bertasbih dan bertakbir pada beberapa hari yang tidak lama, yaitu hari-hari tasyrik: sebelas, dua belas dan tiga belas Dzulhijjah. Maka barangsiapa ingin bersegera berangkat dan keluar dari Mina sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Dzulhijjah sesudah melontar jumrah, maka tidak ada dosa atas dirinya. Dan barangsiapa hendak mengakhirkannya dengan bermalam lagi di Mina sampai melontar jumrah pada tanggal 13 Dzulhijjah, maka tidak ada dosa atas dirinya, bagi orang-orang yang bertakwa dalam ibadah hajinya. Dan menangguhkan keberangkatan itu adalah lebih utama, karena merupakan bentuk penambahan bekal dalam ibadah dan mengikuti perbuatan Nabi . Dan takutlah kepada Allah wahai orang-orang Islam, dan rasakanlah pengawasanNya dalam seluruh perbuatan kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian kepadaNya saja akan dikumpulkan setelah kematian kalian untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya.
[75] Maksud dziklr dl sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, dan sebagainya. Beberapa hari yang telah ditentukan Jumlahnya
ialah tiga hati setelah hari raya Haji, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Hari-hari Itu dinamakan Hari Taayrik.
Perbuatan Orang-orang Munafik
(204) "Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia membuatmu terkagum, dan dia menjadikan Allah sebagai saksi mengenai isi hatinya (bahwa dia mencintai Islam), padahal dia adalah penentang yang paling keras."
Dan sebagian orang dari orang-orang munafik, kata-katanya yang bergaya bahasa indah telah mengundang decak kagummu wahai Rasul, kata-kata yang diharapkan untuk mencari kesenangan duniawi, bukan bagian di akhirat. Dan ia bersumpah dengan Nama Allah demi mempersaksikan kecintaannya kepada Islam dalam hatinya. Dalam ulah mereka ini terdapat puncak sikap lancang mereka terhadap Allah, padahal dia adalah orang yang amat besar permusuhan dan perlawanannya terhadap Islam dan kaum Muslimin.
(205) "Dan apabila dia berpaling (darimu), dia berusaha untuk kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Aliah tidak menyukai kerusakan."
Dan apabila dia pergi dari sisimu wahai Rasul, dia bersungguh-sungguh dan penuh semangat di muka bumi untuk melakukan kerusakan padanya, menghancurkan tanam-tanaman milik orang-orang, membunuhi hewan ternak mereka. Dan Allah tidak menyukai perbuatan merusak.
(206) "Dan apabila dikatakan kepadanya, 'Bertakwalah kepada Allah,' bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka cukuplah baginya Neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk."
Dan apabila orang munafik perusak itu dinasihati, dan dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah, takutlah akan siksaanNya, dan tahanlah dirimu dari berbuat kerusakan di muka bumi," dia tidak menerima nasihat tersebut. Bahkan arogansi dan fanatisme jahiliyah mendorongnya untuk menambah dosa-dosa. Maka cukuplah Neraka Jahanam (balasan baginya) dan cukup sebagai siksaan baginya. Dan seburuk-buruk tempat tinggal adalah Neraka Jahanam.
(207) "Dan di antara manusia ada orang yang menjual (mengorbankan) dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba- hambaNya."
Dan sebagian manusia ada orang yang rela menjual dirinya guna menggapai ridha Allah terhadap dirinya, dengan berjihad di jalanNya dan komitmen dengan ketaatan kepadaNya. Dan Allah itu Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya, merahmati hamba-hambaNya kaum Mukminin dengan rahmat yang amat luas di dunia dan akhirat mereka, lalu Dia memberikan balasan bagi mereka dengan balasan terbaik.
(208) "Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah sebagai Tuhan dan kepada Muhammad sebagai nabi dan rasul, serta kepada Islam sebagai agama, masuklah ke seluruh ajaran syariat Islam dengan mengamalkan seluruh hukumnya, dan jangan kalian tinggalkan barang sedikit pun darinya, dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan setan, berupa maksiat-maksiat yang ia mengajak kalian kepadanya. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata permusuhannya kepada kalian, maka hati-hatilah terhadapnya.
(209) "Tetapi jika kalian tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada kalian, maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Apabila kalian melenceng dari jalan kebenaran setelah datangnya hujjah-hujjah nyata kepada kalian dari al-Qur'an dan as-Sunnah, maka ketahuilah sesungguhnya Allah itu Mahaperkasa dalam kerajaanNya, tidak ada sesuatu pun yang luput dariNya, juga Mahabijaksana dalam perintah dan laranganNya, di mana Dia meletakkan segala sesuatu pada tempatnya yang tepat.
(210) "Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya Allah dalam naungan awan dan (datangnya) malaikat, dan diputuskanlah perkara (mereka). Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan."
Para penentang yang mendustakan lagi kafir itu tidaklah menunggu setelah tegaknya dalil-dalil yang nyata, kecuali Allah datang kepada mereka dengan kedatangan yang sesuai dengan keagunganNya dalam naungan awan pada Hari Kiamat, untuk memutus ketetapan antara mereka dengan putusan yang adil, dan juga datangnya para malaikat. Saat itulah Allah memutuskan putusan terhadap perkara di antara mereka. Dan kepadaNya-lah semua urusan makhluk kembali.
Hikmah Diutusnya Para Rasul dan Pelbagai Cobaan Bagi Para Pengikutnya
(211) "Tanyakanlah kepada Bani Israil, berapa banyak bukti nyata yang telah Kami datangkan kepada mereka. Barangsiapa menukar nikmat Allah setelah (nikmat itu) datang kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya."
Tanyalah wahai Rasul, kepada Bani Israil yang menentangmu, berapa banyak sudah Kami berikan kepada mereka bukti-bukti nyata di kitab-kitab suci mereka yang menuntun mereka kepada kebenaran, tapi mereka mengingkari semuanya, dan berpaling darinya, serta mengubah-ubahnya dari tempat-tempatnya yang semestinya. Dan barangsiapa mengubah-ubah nikmat Allah, yaitu agamaNya, dan mengingkarinya setelah mengetahuinya dan tegaknya hujjah di hadapannya dengan itu, maka sesungguhnya Allah amat pedih siksaanNya kepadanya.
(212) "Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang- orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada Hari Kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa hitungan"
Kehidupan dunia dan semua jenis kesenangan dan kenikmatannya dijadikan indah dalam pandangan orang-orang yang mengingkari keesaan Allah, dan mereka itu mengolok-olok kaum Mukminin, padahal mereka itu adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dan berada di tempat yang lebih tinggi di atas semua orang kafir pada Hari Kiamat. Di mana Allah memasukkan mereka ke tingkatan surga paling tinggi, dan menempatkan orang-orang kafir di neraka paling bawah. Dan Allah memberikan rizki kepada siapa saja di antara makhlukNya yang Dia kehendaki tanpa batas.
(213) ”Manusia itu (dahulunya) adalah umat yang satu (di atas tauhid, lalu mereka berselisih di mana sebagian tetap bertauhid dan sebagian berbuat syirik), maka Allah mengutus para nabi sebagai para pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang membawa kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan tidaklah berselisih, kecuali orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan izinNya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka per- selisihkan itu. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."
Pada mulanya manusia itu merupakan umat yang satu, sepakat (bersatu) di atas keimanan kepada Allah, kemudian mereka berselisih tentang agama mereka. Maka Allah mengutus nabi-nabi sebagai penyeru- penyeru kepada agama Allah, memberikan kabar gembira kepada orang yang menaati Allah dengan surga, dan memperingatkan manusia yang kafir kepadaNya dan bermaksiat kepadaNya dengan neraka, dan menurunkan bersama mereka kitab-kitab dari langit yang membawa kebenaran yang dikandung oleh kitab-kitab itu, agar mereka memutuskan perkara berdasarkan kandungan-kandungannya di antara manusia dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Dan tidak ada yang memperdebatkan tentang (kebenaran kerasulan) Muhammad dan kitab yang dibawanya secara zhalim dan dorongan kedengkian, kecuali orang-orang yang telah Allah berikan kitab Taurat dan mereka mengetahui kandungan hujjah-hujjah dan hukum-hukumnya. Maka, dengan kemurahanNya, Allah memberikan taufik kepada kaum Mukminin untuk dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan, dan mengetahui kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan. Dan Allah memberikan taufik kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus.
BEBERAPA HUKUM SYARIAT
Orang-orang yang Diberi Nafkah
(215) "Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah,'Harta apa saja yang kalian infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalananDan kebaikan apa saja yang kalian kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya"
Sahabat-sahabatmu bertanya kepadamu wahai Nabi, tentang apa yang dapat mereka infakkan dari jenis-jenis harta mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan kepada siapa mereka menginfakkannya. Katakanlah kepada mereka, "Infakkanlah harta apa saja yang tersedia pada diri kalian dari berbagai macam harta yang halal lagi baik. Dan jadikanlah infak kalian teruntuk kedua orangtua, dan orang-orang dekat dari keluarga kalian dan kaum kerabat kalian, anak-anak yatim, orang-orang fakir, musafir yang terlilit kebutuhan yang jauh dari keluarga dan hartanya." Dan kebaikan apa pun yang kalian perbuat, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
Hukum Perang Dalam Islam
(216) "Diwajibkan atas kalian berperang, padahal itu adalah suatu yang dibenci bagi kalian. Tetapi boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagi kalian, dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu adalah suatu yang buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui "
Allah telah mewajibkan kalian wahai kaum Mukminin, untuk memerangi orang-orang kafir, sedang perang itu perkara yang tidak kalian sukai secara naluri, lantaran berat dan banyaknya ancaman bahaya padanya. Namun, terkadang kalian membenci suatu perkara, padahal hakikatnya merupakan suatu yang lebih baik bagi kalian. Dan terkadang kalian menyukai sesuatu karena ada kesempatan bersantai atau kesenangan sementara padahal perkara itu buruk bagi kalian, Dan Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kalian, sedang kalian tidak mengetahuinya Maka bersegeralah untuk berjihad di jalanNya.
(217) "Mereka bertanya kepadamu (wahai Rasul) tentang berperang pada bulan Haram Katakanlah, 'Berperang dalam bulan (Haram) itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepadaNya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan fitnah76 itu lebih besar dosanya dari pada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kalian sampai mereka berhasil membuat kalian murtad dari agama kalian, jika mereka sanggup. Dan barangsiapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati sedangkan dia adalah orang kafir, maka mereka adalah orang-orang yang gugur (pahala) amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah para penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya'."
Orang-orang musyrikin bertanya kepadamu wahai Rasul, tentang bulan-bulan haram: apakah boleh berperang padanya? Katakanlah kepada mereka, "Peperangan pada bulan-bulan haram adalah satu perkara yang besar (dosanya) di sisi Allah untuk menghalalkannya dan menumpahkan darah padanya, tetapi sikap kalian menghalangi manusia untuk masuk Islam dengan penyiksaan dan intimidasi, pengingkaran kalian kepada Allah, RasulNya dan agamaNya, menghalangi kaum Muslimin untuk memasuki Masjidil Haram, pengusiran Nabi dan kaum Muhajirin darinya. padahal mereka adalah para penduduk aslinya, dan wali-wali Allah (yang mereka usir), adalah lebih besar dosanya dan lebih parah kejahatannya di sisi Allah dibandingkan peperangan di bulan-bulan suci. Dan kesyirikan yang ada pada kalian itu lebih dahsyat (keburukannya) daripada membunuh pada bulan-bulan suci." Dan orang-orang kafir itu tidak merasa ngeri untuk menghentikan ulah-ulah kejahatannya, bahkan mereka justru terus melakukannya. Mereka tidak berhenti untuk memerangi kalian sampai dapat mengembalikan kalian dari Islam menuju kekafiran, bila mereka sanggup untuk merealisasikannya. Dan barangsiapa di antara kalian yang mengikuti mereka wahai kaum Muslimin, dan murtad meninggalkan agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, sesungguhnya amal perbuatannya telah sirna di dunia dan akhirat, dan dia menjadi bagian orang-orang yang menetap di dalam Neraka Jahanam, tidak akan keluar darinya selamanya.
[76] Fitnah di sini artinya penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menlndas Islam dan kaum Muslimin.
(218) ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan mengerjakan amal shalih berdasarkan syariatNya serta meninggalkan kampung halaman mereka dan berjihad di dalam jalanNya, mereka itu adalah orang-orang yang berharap besar memperoleh karunia Allah dan pahalaNya. Dan Allah Maha Pengampun terhadap dosa-dosa hamba-hambaNya yang Mukmin, Maha Penyayang terhadap mereka dengan rahmat yang luas.
Khamar, Judi, Harta yang Dinafkahkan dan Pemeliharaan Anak Yatim
(219) ”Mereka menanyakan kepadamu (wahai Nabi) tentang khamar77 dan judi Katakanlah, Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.' Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, 'Kelebihan (dari kebutuhan).' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kalian, agar kalian memikirkan,"
Kaum Muslimin bertanya kepadamu wahai Nabi, tentang hukum memanfaatkan khamar (minuman keras) untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan. Khamar adalah semua apa saja yang memabukkan lagi menghilangkan dan menutup akal, baik berupa minuman ataupun makanan. Dan mereka bertanya kepadamu tentang hukum berjudi, yaitu mengambil harta atau menyerahkannya dengan dasar perjudian, satu jenis permainan adu kemenangan yang di dalamnya terdapat bentuk taruhan dari kedua belah pihak. Katakanlah kepada mereka, "Pada keduanya terdapat banyak kerusakan yang ditimbulkannya terhadap agama, dunia, akal, dan harta. Dan pada keduanya terdapat beberapa manfaat bagi manusia dari sisi perolehan harta dan lainnya, namun dosa akibat keduanya lebih besar daripada aspek kemanfaatannya." Ini adalah sejenis pendahuluan untuk mengharamkan keduanya. Dan mereka bertanya kepadamu tentang ukuran dari harta mereka yang mereka infakkan sebagai sumbangan dan sedekah. Katakanlah kepada mereka, "Infakkanlah sebesar ukuran yang telah berlebih dari kebutuhan kalian." Dengan penjelasan yang gamblang seperti inilah Allah menerangkan kepada kalian ayat-ayat dan hukum- hukum syariatNya, agar kalian berpikir.
[77] Segala minuman atau apa pun yang memabukkan.
(220) "tentang dunia dan akhirat. Mereka (juga) menanyakan kepadamu (wahai Nabi) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!' Dan jika kalian berbaur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudara kalian. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang melakukan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia datangkan kesulitan kepada kalian. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
tentang apa yang bermanfaat bagi kalian di dunia dan akhirat. Dan mereka juga bertanya kepadamu wahai Nabi, tentang anak-anak yatim, bagaimana bermuamalah bersama mereka dalam mengatur penghidupan dan harta mereka? Katakanlah kepada mereka, "Mengurus mereka dengan patut itu merupakan perbuatan baik. Maka lakukanlah selalu cara yang paling bermanfaat bagi mereka. Dan apabila kalian berbaur dengan mereka dalam seluruh urusan hidup mereka sehari-harinya, maka mereka adalah saudara-saudara kalian seagama, dan seorang saudara harus memperhatikan kemaslahatan saudaranya. Dan Allah mengetahui siapa yang menyia-nyiakan harta anak-anak yatim dan siapa yang menaruh perhatian besar untuk mengembangkannya. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan benar-benar mempersulit dan menyusahkan kalian dengan mengharamkan hidup berbaur dengan anak-anak yatim. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa dalam kerajaanNya, Mahabijaksana dalam penciptaan, pengaturan dan penetapan hukum syariatNya.
Pokok-pokok Hukum Perkawinan, Perceraian, dan Penyusuan
(221) Dan janganlah kalian menikahi perempuan-perempuan musyrik, hingga mereka beriman. Sungguh hamba sahaya perempuan yang beriman adalah lebih baik daripada perempuan musyrik, meskipun dia menarik hati kalian. Dan janganlah kalian menikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan-perempuan yang beriman) hingga mereka beriman. Sungguh hamba sahaya laki-laki yang beriman adalah lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hati kalian. Mereka itu mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya. Dan (Allah) menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran."
Dan janganlah kalian wahai kaum Muslimin, menikahi wanita- wanita musyrik, wanita-wanita para penyembah berhala, sampai mereka mau memeluk Islam. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya wanita budak sahaya yang beriman kepada Allah, yang tidak memiliki harta dan status sosial tinggi, lebih baik daripada wanita musyrik yang merdeka, kendatipun (pesona) wanita musyrik yang merdeka itu mengundang decak kagum kalian. Dan janganlah kalian menikahkan wanita-wanita Muslimah, baik merdeka, maupun hamba sahaya, dengan lelaki-lelaki musyrikin, sehingga mereka mau beriman kepada Allah dan RasulNya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya seorang budak lelaki beriman, meskipun dia miskin, dia tetap lebih baik daripada lelaki musyrik, meskipun lelaki musyrik itu membuat kalian terkagum-kagum kepadanya. Orang-orang yang memiliki keyakinan syirik, lelaki maupun perempuan, menyeru orang yang mempergauli mereka kepada sesuatu yang menyeret kepada neraka, sedangkan Allah menyeru hamba-hambaNya kepada surga dan ampunan bagi dosa-dosa mereka, dan Dia menerangkan ayat-ayat dan hukum-hukumNya kepada sekalian manusia, agar mereka mengingat dan dapat mengambil pelajaran.
(222) "Dan mereka menanyakan kepadamu (wahai Nabi) tentang haid. Katakanlah, 'Itu adalah sesuatu yang kotor.' Karena itu Jauhilah78 istri-istri pada waktu haid; dan jangan kalian mendekati mereka hingga mereka suci.79 Maka apabila mereka telah suci, campurilah mereka pada tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang selalu bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri."
Dan mereka bertanya kepadamu tentang darah haid, yaitu darah yang mengalir dari kaum wanita secara alami pada waktu-waktu tertentu. Katakanlah kepada mereka wahai Nabi, "Itu adalah kotoran yang menjijikkan, yang memudaratkan bagi orang yang mencampurinya, maka jauhilah untuk mencampuri istri-istri selama masa haid sampai darah itu berhenti. Maka apabila darah tersebut telah berhenti dan istri-istri telah mandi jinabat, maka campurilah mereka pada tempat yang Allah halalkan bagi kalian, yaitu melalui kemaluan, bukan lewat dubur. Sesungguhnya Allah menyukai hamba-hambaNya yang memperbanyak membaca istighfar dan bertaubat, dan Dia menyukai hamba-hambaNya yang menyucikan diri dengan menjauhi perbuatan-perbuatan keji dan kotor."
[78] Jangan bercampur dengan istri pada waktu haid.
[79] Yang dimaksud suci di sini ialah setelah mandi wajib sehabis haid. Ada pula yang menafsirkan setelah darah berhenti keluar.
(223) "Istri-istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian itu dengan cara yang kalian sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk diri kalian. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kalian (kelak) akan bertemu denganNya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman."
Istri-istri kalian adalah tempat menyemai benih bagi kalian. Kalian menaruh sperma dalam rahim-rahim mereka, lalu lahirlah darinya anak-anak dengan kehendak Allah. Maka campurilah mereka pada tempat persenggamaan saja, yaitu kemaluan dengan cara apa pun yang kalian inginkan. Lakukanlah amal-amal shalih bagi diri kalian dengan memperhatikan perintah-perintah Allah, dan takutlah kepada Allah, serta ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan berjumpa denganNya untuk perhitungan amal perbuatan pada Hari Kiamat. Dan berilah kabar gembira kepada kaum Mukminin wahai Nabi, dengan hal-hal yang menyenangkan dan membahagiakan mereka berupa balasan yang baik di akhirat.
(224) "Dan janganlah kalian menjadikan (Nama) Allah dalam sumpah kalian sebagai penghalang untuk berbuat kebaikan, bertakwa, dan menciptakan perdamaian di antara manusia.80 Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Dan janganlah kalian wahai kaum Muslimin, menjadikan sumpah kalian dengan Nama Allah sebagai penghambat bagi kalian untuk berbuat kebajikan, menyambung silaturahim, bertakwa dan memperbaiki hubungan antara manusia, dengan cara berdalih bahwa kalian telah bersumpah dengan Nama Allah untuk tidak melakukannya, tatkala kalian diminta untuk melakukan hal-hal itu. Justru, menjadi kewajiban orang bersumpah untuk mengesampingkan sumpahnya dan melakukan amal-amal kebajikan, lalu menggugurkan sumpahnya dengan kafarat dan tidak membiasakannya. Dan Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian lagi Maha Mengetahui semua keadaan kalian.
[80] Melarang bersumpah dengan mempergunakan Nama Allah untuk tidak mengerjakan yang baik, seperti: "Demi Allah, saya
tidak akan membantu anak yatim." Tetapi apabila sumpah itu telah terucapkan, haruslah dilanggar dengan membayar kafarat
(225) "Allah tidak menghukum kalian karena sumpah kalian (yang tidak kalian maksudkan sebagai sumpah), tetapi Dia menghukum kalian karena sumpah yang diniatkan oleh hati kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.81"
Allah tidak menghukum kalian dikarenakan sumpah-sumpah yang kalian ucapkan tanpa kesengajaan. Akan tetapi, Dia menghukum kalian atas segala (sumpah) yang disengaja oleh hati-hati kalian. Dan Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat kepadaNya, Maha Penyantun kepada orang yang berbuat maksiat kepadaNya, lantaran tidak menyegerakan siksaan pada dirinya.
[81]. Yakni, tidak segera menyiksa orang yang berbuat dosa.
(226) "Bagi orang-orang yang meng ila' istri-istri mereka82 harus menunggu empat bulan. Kemudian jika mereka kembali (kepada istri-istri mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Bagi orang-orang yang telah bersumpah dengan Nama Allah untuk tidak mencampuri istri-istri mereka, ada waktu menunggu selama 4 bulan. Apabila mereka rujuk sebelum selesainya tempo waktu empat bulan itu, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun terhadap sumpah yang telah keluar dari mulut mereka, disebabkan rujuk mereka, lagi Maha Penyayang terhadap mereka.
[82]. Mengila' istri, maksudnya bersumpah tidak akan mencampuri istri. Dengan sumpah ini seorang istri menderita, karena tidak
dicampuri dan tidak pula diceraikan. Dengan turunnya ayat ini, maka suami setelah empat bulan harus memilih antara kembali
mencampuri istrinya lagi dengan membayar kafarat sumpah, atau menceraikannya.
(227) "Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Dan apabila mereka berketetapan hati untuk menalak, dengan meneruskan kandungan sumpah mereka dan meninggalkan untuk mencampuri (istri-istri), maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan mereka, lagi Maha Mengetahui niat-niat mereka dan akan memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan itu.
(228) "Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali quru'83. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Dan para suami mereka lebih berhak mengembalikan (merujuki) mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai hak lebih satu derajat atas mereka.84 Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Dan wanita-wanita merdeka yang telah diceraikan yang masih dalam masa subur, maka mereka wajib menunggu sebelum menikah pasca perceraian selama tiga kali suci atau tiga kali haid untuk memenuhi masa iddah. Tujuannya, agar mereka dapat memastikan kosongnya rahim mereka dari mengandung janin. Dan tidak boleh bagi mereka untuk menikahi lelaki lain dalam masa iddah ini, sampai selesai masanya. Dan tidak boleh bagi mereka untuk menyembunyikan apa yang Allah ciptakan di dalam rahim- rahim mereka, berupa adanya kandungan janin atau terjadinya haid, apabila wanita-wanita yang diceraikan itu wanita-wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir dengan sebenarnya. Dan suami-suami wanita-wanita yang diceraikan itu lebih berhak merujuk mereka dalam masa iddah. Dan sepatutnya rujuk itu diniatkan untuk memperbaiki keadaan dan menggapai kebaikan, bukan diniatkan untuk mencelakai (wanita) demi menyiksanya dengan bertambahnya masa iddah. Dan bagi istri-istri ada hak-hak yang menjadi kewajiban suami-suami untuk memenuhinya, seperti yang menjadi kewajiban istri-istri dengan cara-cara yang ma'ruf. Dan bagi suami-suami ada kedudukan yang lebih tinggi di hadapan istri-istri, berupa mendampingi dengan baik, mempergauli dengan ma'ruf dan memimpin urusan rumah tangga. Dan Allah Mahaperkasa, Dia memiliki sifat keperkasaan yang mengalahkan semua, Mahabijaksana, meletakkan segala sesuatu pada tempatnya yang tepat.
[83] Quru' jamak dari qar'un yang berarti suci, atau haid.
[84] Karena suami antara lain bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga (an-Nisa: 34).
(229) "Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu, suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Dan tidak halal bagi kalian mengambil kembali sesuatu yang telah kalian berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kalian (para wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya.85 Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kalian melanggarnya. Dan barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, maka mereka itulah orang-orang zhalim.”
Talak yang masih terjadi padanya kesempatan merujuk hanya ada dua kali, yang pertama dan sesudahnya. Dan ketetapan dari Allah setelah jatuhnya tiap talak adalah menahan istri dengan cara-cara yang baik dan mempergaulinya dengan baik setelah merujuknya, atau melepasnya dengan perlakuan yang baik pula dengan cara memenuhi hak-haknya dan suami yang menceraikannya tidak menyebut-nyebut keburukan wanita itu. Dan tidak halal bagi kalian wahai para suami, untuk mengambil sedikit pun dari mahar dan pemberian lain yang telah kalian serahkan kepada mereka, kecuali kedua belah pihak takut tidak dapat menjalankan hak-hak suami istri. Maka saat itu, mereka berdua menyodorkan perkara mereka kepada para wali. Lalu apabila para wali mengkhawatirkan suami istri itu tidak dapat menjalankan rambu-rambu aturan Allah, maka tidak ada kesalahan atas mereka berdua tentang sesuatu yang diserahkan oleh istri kepada suami sebagai pengganti untuk rela menceraikannya. Hukum-hukum itu adalah rambu-rambu batasan dari Allah yang membedakan antara perkara halal dan perkara haram, maka janganlah kalian melanggarnya. Barangsiapa melampaui batas-batas Allah , maka mereka itu adalah orang-orang yang telah berbuat kezhaliman terhadap diri mereka sendiri lantaran menjerumuskannya kepada siksaan Allah.
[85] Ayat ini menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwad Khulu' yaitu, hak istri untuk bercerai dari suaminya dengan
membayar'iwad (ganti rugi) melalui pengadilan.
(230) "Kemudian jika dia menceraikannya (setelah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sebelum dia menikah dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (suami pertama dan bekas istri) untuk menikah kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Dan itulah ketentuan-ketentuan hukum Allah yang diterangkanNya kepada orang- orang yang mengetahui."
Kemudian apabila suami telah menalak istrinya untuk ketiga kalinya, maka wanita itu tidak lagi halal baginya sampai wanita itu menikahi lelaki lain selain dirinya dengan pernikahan yang sah, dan suaminya (yang kedua) mencampurinya dalam pernikahan itu, serta pernikahan itu diadakan dengan dorongan suka sama suka, bukan dimaksudkan untuk menghalalkan si wanita itu bagi suami pertamanya. Apabila suami kedua telah menceraikannya, atau ditinggal mati olehnya, dan masa iddahnya telah rampung, maka tidak ada dosa atas si wanita itu dan suami pertamanya untuk melangsungkan pernikahan lagi dengan akad yang baru, dan mahar baru, selama mereka yakin akan menegakkan hukum-hukum Allah yang telah disyariatkanNya bagi pasangan suami istri. Itu adalah hukum-hukum Allah yang telah ditentukan, Dia menjelaskannya bagi orang-orang yang mengetahui hukum-hukum dan batas-batasNya, karena merekalah orang- orang yang dapat mengambil manfaat darinya.
(231) "Dan apabila kalian menceraikan istri-istri (kalian), lalu telah sampai batas (iddah) mereka,86 maka tahanlah mereka dengan cara yang baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik (pula). Dan janganlah kalian menahan mereka dengan maksud memudaratkan untuk menzhalimi mereka. Barangsiapa melakukan demikian, maka dia telah menzhalimi dirinya sendiri. Dan janganlah kalian menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepada kalian, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kalian, yaitu Kitab (al-Qur'an) dan Hikmah (as-Sunnah), untuk memberi pengajaran kepada kalian. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Dan apabila kalian menalak istri-istri kalian lalu mereka telah mendekati akhir masa iddah, maka rujuklah mereka, sedang motivasi kalian adalah untuk memenuhi hak-hak mereka itu dengan cara-cara yang baik-baik menurut perspektif syariat dan kebiasaan setempat, atau lepaslah mereka sampai selesai masa iddah mereka. Dan hindarilah sikap menjadikan jalinan rujuk dengan niat menyakiti mereka atau guna merampas hak-hak mereka. Dan barangsiapa telah melakukannya, sesungguhnya dia telah menzhalimi dirinya sendiri, lantaran dia berhak menerima hukuman. Dan janganlah kalian menjadikan ayat-ayat Allah dan hukum-hukumNya sebagai bahan mainan dan senda-gurau. Dan ingatlah nikmat Allah yang tercurah kepada kalian dalam bentuk Islam dan perincian hukum-hukum. Dan ingat-ingatlah apa-apa yang Allah turunkan kepada kalian, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, dan syukurilah Allah atas nikmat-nikmat agung ini. Allah mengingatkan kalian dengannya dan membuat kalian takut dari tindakan pelanggaran terhadapnya. Maka takutlah kepada Allah, tanamkan perasaan selalu dilihat oleh Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya. Dan Dia akan memberikan balasan bagi masing-masing pihak sesuai dengan apa yang berhak dia dapatkan.
86. Iddah ialah masa menunggu bagi perempuan yang diceraikan atau ditinggal mati suaminya, di mana ia tidak boleh menikah
lagi dalam masa itu.
(232) "Dan apabila kalian menceraikan istri-istri (kalian), lalu sampai batas (iddah) mereka, maka janganlah kalian (para wali) menghalangi mereka menikah (lagi) dengan calon suami mereka,87 apabila telah terjalin kecocokan di antara mereka dengan cara yang baik. Itulah yang dinasihatkan kepada orang-orang di antara kalian yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi kalian dan lebih bersih. Dan Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui."
Dan apabila kalian telah menceraikan istri-istri kalian dengan talak kurang dari tiga kali, dan masa iddah mereka selesai, tanpa ada sikap rujuk (suami) kepada mereka, maka janganlah kalian wahai para wali, mempersulit wanita-wanita yang telah ditalak itu dengan menghalang- halangi mereka untuk menikah lagi dengan akad baru dengan suami-suami mereka, bila mereka memang menghendakinya, dan terjadi saling ridha (antara dua belah pihak) secara syar'i dan kebiasaan yang berlaku. Itu adalah satu nasihat yang diarahkan kepada orang dari kalian yang memiliki keimanan yang benar kepada Allah dan Hari Akhir. Sesungguhnya sikap menghindari adhl (menghalang-halangi pernikahan) dan memberikan kesempatan kepada suami-suami untuk menikahi istri-istri mereka itu akan lebih mendatangkan keberkahan yang luas dan kesucian kehormatan- kehormatan mereka, dan akan lebih besar manfaat dan pahala bagi kalian. Dan Allah mengetahui segala hal yang membawa kemaslahatan, sedang kalian tidak mengetahuinya.
[87]. Yakni, menikah lagi dengan bekas suami atau laki-laki yang lain.
(233) "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan (masa) menyusui. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya, dan ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kalian ingin menyusukan anak kalian kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagi kalian, apabila kalian memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan."
Dan menjadi kewajiban para ibu untuk menyusui anak-anak mereka selama 2 tahun penuh bagi ibu yang berkehendak menyempurnakan proses penyusuan. Dan menjadi kewajiban para ayah untuk menjamin kebutuhan pangan dan sandang wanita-wanita menyusui yang telah dicerai dengan cara-cara yang patut sesuai syariat dan kebiasaan setempat. Sesungguhnya Allah tidak membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Kedua orangtua tidak boleh menjadikan anak yang terlahir sebagai jalan untuk saling menyakiti antara mereka berdua. Dan menjadi kewajiban ahli waris tatkala kematian ayah seperti apa yang menjadi kewajiban sang ayah sebelum kematiannya dalam hal pemenuhan kebutuhan nafkah dan sandang. Apabila kedua orangtua berkeinginan menyapih bayi sebelum dua tahun, maka tidak ada dosa atas mereka berdua, bila mereka telah saling menerima dan bermusyawarah dalam urusan tersebut agar mereka berdua dapat mencapai hal-hal yang menjadi kemaslahatan si bayi. Dan apabila kedua orangtua sepakat untuk menyusukan bayi yang terlahir kepada wanita lain yang menyusuinya selain ibunya, maka tidak ada dosa atas keduanya, apabila ayah telah menyerahkan untuk ibu apa yang berhak dia dapatkan, dan memberikan upah bagi perempuan yang menyusui dengan kadar yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku. Dan takutlah kepada Allah dalam seluruh keadaan kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan dan akan memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut.
(234) "Dan orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dan meninggalkan istri-istri, hendaklah mereka (istri-istri itu) menunggu selama empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah sampai batas iddah mereka, maka tidak ada dosa bagi kalian mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka88 menurut cara yang patut. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan."
Dan orang-orang yang meninggal di antara kalian, sedangkan mereka meninggalkan istri-istri sepeninggal mereka, maka menjadi kewajiban istri-istri tersebut untuk menunggu dengan diri mereka (melewati masa iddah) selama empat bulan sepuluh hari. Mereka tidak boleh keluar dari rumah suami, tidak berdandan, dan tidak menikah. Apabila masa iddah itu telah berakhir, maka tidak ada dosa atas kalian wahai para wali wanita- wanita itu, terkait apa yang mereka perbuat sendiri berupa keluar rumah, berdandan, serta menikah dengan cara yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Dan Allah Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan kalian yang zahir maupun batin, dan akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan perbuatan-perbuatan tersebut.
[88] Yakni, berhias, bepergian, atau menerima pinangan.
(235) "Dan tidak ada dosa bagi kalian meminang perempuan-perempuan itu dengan sindiran89atau kalian sembunyikan (keinginan kalian) dalam hati kalian. Allah mengetahui bahwa kalian akan menyebut-nyebut mereka. Tetapi janganlah kalian membuat perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan kata-kata yang baik.90 Dan janganlah kalian menetapkan akad nikah, hingga habis masa iddahnya. Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kalian, maka takutlah kepadaNya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun."
Dan tidak ada dosa atas diri kalian wahai kaum lelaki, terkait ungkapan yang kalian isyaratkan guna mengharapkan perkawinan dengan wanita-wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, atau wanita-wanita yang ditalak dengan talak ba'in di masa iddahnya. Dan tidak ada dosa atas kalian juga terkait niat yang kalian pendam pada hati kalian untuk menikahi mereka pasca selesainya masa iddah mereka. Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kalian itu akan menyebut-nyebut wanita-wanita yang masih dalam masa iddah mereka, dan kalian tidak sanggup bersabar untuk menjaga mulut tentang mereka, karena kelemahan jiwa kalian. Oleh karena itu, Allah memperbolehkan bagi kalian untuk menyebut-nyebut mereka dalam bentuk isyarat atau pemendaman niat di dalam hati. Dan jauhilah tindakan menyodorkan janji kepada mereka untuk menikahi mereka secara rahasia melalui perzinaan atau kesepakatan menikah di tengah masa iddah, kecuali kalian sekedar mengucapkan perkataan yang terpahami bahwa wanita seperti dia itu diinginkan oleh kaum lelaki untuk dinikahi. Dan janganlah kalian berketetapan hati untuk melangsungkan akad nikah pada saat masa iddah masih berlangsung hingga masanya itu selesai dengan tuntas. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di hati kalian, maka takutlah kepadaNya. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadap siapa saja yang bertaubat kepadaNya dari dosa-dosanya, juga Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya, tidak menyegerakan hukuman kepada mereka.
[89] Perempuan yang boleh dipinang secara sindiran ialah perempuan yang dalam iddah karena kematian suaminya, atau karena
talak ba 'in, sedang perempuan yang dalam iddah talak raj'i, tidak boleh dipinang, walaupun dengan sindiran.
[90]. Yakni, perkataan sindiran yang baik.
(236) "Tidak ada dosa bagi kalian jika kalian menceraikan istri-istri kalian yang belum kalian sentuh (campuri) atau belum kalian tentukan maharnya. Dan hendaklah kalian memberi mereka mut'ah,91 bagi yang mampu menurut kemampuannya dan bagi yang tidak mampu menurut kesanggupannya, yaitu pemberian dengan cara yang patut, yang merupakan kewajiban bagi orang-orang yang berbuat kebaikan."
Tidak ada dosa atas kalian wahai para suami, jika kalian menalak istri-istri kalian pasca akad nikah dan sebelum mencampuri mereka atau menentukan mahar bagi mereka. Dan senangkanlah perasaan mereka de-ngan suatu pemberian yang dapat mereka nikmati sebagai penenang bagi perasaan mereka dan penepis kegalauan akibat perceraian dan penghilang dendam dan kedengkian. Pemberian ini wajib diserahkan sesuai dengan keadaan (kemampuan) finansial lelaki yang menalak, yang kaya menye-rahkan sesuai dengan kelonggaran kelebihan rizkinya, dan lelaki yang kekurangan sesuai dengan apa yang dimilikinya. Yaitu, satu pemberian yang sepatutnya menurut syariat. Dan itu adalah hak yang sudah tetap yang menjadi kewajiban orang-orang yang berbuat kebajikan kepada istri- istri yang diceraikan dan kepada diri mereka sendiri atas dasar ketaatan kepada Allah.
[91] Ialah, sesuatu yang diberikan oleh suami kepada istri yang diceraikannya sebagai penghibur, selain nafkah sesuai dengan
kemampuannya.
(237) "Dan jika kalian menceraikan mereka sebelum kalian menyentuh (mencampuri mereka), padahal kalian sudah menentukan maharnya, maka (bayarlah) setengah dari yang telah kalian tentukan itu, kecuali jika mereka memaafkan (membebaskan) atau dimaafkan (dibebaskan) oleh orang yang akad nikah ada di tangannya.92 Pembebasan itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kalian melupakan kebaikan di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan."
Dan apabila kalian menalak wanita-wanita setelah melangsungkan akad dengan mereka, dan kalian belumlah mencampuri mereka, akan tetapi kalian telah menetapkan diri kalian untuk memberikan mahar tertentu bagi mereka, maka menjadi kewajiban kalian untuk menyerahkan separuh dari mahar yang telah disepakati, kecuali wanita-wanita itu merelakannya, lalu tidak mengambil separuh bagian yang menjadi hak mereka, atau pihak suami berlapang dada membiarkan mahar seluruhnya bagi istri yang ditalaknya itu. Dan ketulusan kalian itu wahai para lelaki dan wanita, lebih dekat kepada rasa takut kepada Allah dan ketaatan kepadaNya. Dan janganlah kalian wahai sekalian manusia, melupakan untuk berbuat keutamaan dan kebajikan antara kalian, yaitu memberikan sesuatu yang tidak wajib atas diri kalian dan bertoleransi dalam hak-hak. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian perbuat. Dia mendorong kalian berbuat kebajikan dan menyeru kalian untuk berbuat hal-hal yang utama.
[92]. Ialah, suami atau wali. Kalau wali si perempuan yang memaafkan (membebaskan), maka suami dibebaskan dari membayar
separuh mahar yang wajib dia bayar, sehingga menjadi nol, sedang kalau suami yang memaafkan (membebaskan), maka dia
membayar seluruh mahar, padahal yang wajib atasnya hanya setengah mahar.
Kewajiban Mengerjakan Shalat Sekalipun Dalam Keadaan Takut
(238) "Peliharalah shalat-shalat (fardhu) dan Shalat Wustha.93 Dan berdirilah (melaksanakan shalat) karena Allah sebagai orang-orang yang tunduk."
Jagalah oleh kalian wahai kaum Muslimin, untuk mendirikan shalat wajib lima waktu dengan rutin dalam menjalankannya pada waktu-waktunya dengan memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun dan kewajiban- kewajibannya, dan jagalah shalat yang berada di tengah-tengah antara shalat-shalat itu, yaitu Shalat Ashar. Dan dirikanlah shalat kalian dengan menaati Allah, khusyu' lagi tunduk menghinakan diri.
[93] Shalat Wustha menurut hadits yang shahih adalah Shalat Ashar.
(239) "Jika kalian takut (ada bahaya), maka shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila kalian telah aman, maka ingatlah Allah (shalatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui
Lalu apabila kalian khawatir terhadap musuh kalian, maka kerja-kanlah shalat khauf dengan berjalan atau berkendaraan atau dengan cara bagaimana pun yang kalian sanggupi, walaupun dengan sekedar berisyarat atau menghadap ke arah selain kiblat. Kemudian apabila rasa takut kalian telah sima, maka laksanakanlah shalat sebagaimana kalian mengerjakannya dalam keadaan aman dan ingatlah Allah di dalamnya, dan janganlah kalian menguranginya dari tata cara yang baku, dan bersyukurlah kepada Allah atas hal-hal yang Allah ajarkan kepada kalian berupa ilmu tentang perkara-perkara ibadah dan hukum-hukum yang kalian tidak punya pengetahuan tentang itu sebelumnya.
Wasiat Untuk Istri dan Mut'ah94
[94] Mutah adalah pemberian suami bagi istri yang diceraikannya, baik berupa uang maupun barang untuk menyenangkan dan
menghiburnya dari akibat perceraian.
(240) "Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kalian dan meninggalkan istri-istri, hendaklah membuat wasiat untuk istri-istri mereka, (yaitu) nafkah sampai setahun tanpa mengeluarkannya (dari rumah). Tetapi jika mereka keluar (sendiri), maka tidak ada dosa bagi kalian mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri dalam hal-hal yang baik. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Dan para suami yang meninggal dunia dan meninggalkan istri-istri sepeninggal mereka, maka menjadi kewajiban mereka untuk berwasiat bagi istri-istri itu untuk diberi nafkah selama setahun penuh sejak hari kematiannya dengan tinggal di rumah suaminya tanpa ada ahli waris yang menyuruh mereka pergi selama setahun, guna menenangkan kegelisahan pikiran istri dan bersikap baik terhadap orang yang meninggal. Maka apabila istri-istri itu keluar (dari rumah) dengan kemauan mereka sendiri sebelum masa setahun berakhir, maka tidak ada dosa atas kalian wahai para ahli waris, terkait hal tersebut, dan tidak ada masalah atas istri-istri itu dalam hal yang mereka perbuat sendiri berupa perkara-perkara yang mubah. Dan Allah Mahaperkasa dalam kerajaanNya, Mahabijaksana dalam perintah dan laranganNya. Dan ayat ini mansukh dengan Firman Allah (pada ayat lain),
وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَٰجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا ۖ
"Dan orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dan meninggalkan istri-istri, hendaklah mereka (istri-istri itu) menunggu selama empat bulan sepuluh hari." (Al-Baqarah: 234).
(241) "Dan bagi perempuan-perempuan yang diceraikan, hendaklah diberi mutah menurut cara yang patut, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa."
Dan bagi wanita-wanita yang diceraikan, mut'ah (pemberian) berupa sandang dan nafkah diberikan dengan cara yang patut lagi baik menurut syariat. Itu merupakan kewajiban atas orang-orang yang takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya dalam menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
(242) "Demikianlah Allah menerangkan kepada kalian ayat-ayatNya, agar kalian mengerti"
Dengan keterangan jelas seperti ini dalam hukum-hukum terkait anak-anak dan istri-istri, Allah menjelaskan kepada kalian ayat-ayat dan hukum-hukumNya dalam seluruh hal yang kalian perlukan dalam kehidupan kalian di dunia dan tempat kembali kalian di akhirat, agar kalian dapat memahami dan mengamalkannya.
Kewajiban Berjihad dan Mengeluarkan Harta di Jalan Allah
(243) "Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlah mereka ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, 'Matilah kalian!' Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."
Tidakkah kamu tahu wahai Rasul, kisah orang-orang yang lari meninggalkan tanah kelahiran dan tempat tinggal mereka, sedang jumlah mereka itu beribu-ribu orang, lantaran takut akan kematian akibat wabah tha'un atau peperangan. Maka Allah berfirman kepada mereka, "Matilah kalian," maka mereka mati semua sekaligus dalam sekejap saja, sebagai hukuman atas larinya mereka dari takdir Allah. Tak lama kemudian Allah menghidupkan mereka supaya mereka menyempurnakan ajal mereka yang telah ditentukan sepenuhnya, agar mereka mengambil pelajaran dan mau bertaubat? Sesungguhnya Allah mempunyai karunia agung bagi sekalian manusia dengan curahan nikmat-nikmatNya yang melimpah. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mensyukuri karunia Allah kepada mereka.
(244) "Dan berperanglah kalian dijalan Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui "
Dan perangilah wahai orang-orang Muslim, orang-orang kafir itu, demi membela agama Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian lagi Maha Mengetahui niat-niat dan tindak-tanduk kalian.
(245) "Siapakah yang (mau) meminjami95 Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan ganti baginya dengan pelipatgandaan yang banyak? Allah menahan dan melapangkan (rizki), dan kepadaNya-lah kalian dikembalikan"
Siapakah gerangan orang yang mau membelanjakan infak yang baik di jalan Allah demi mengharapkan pahala, lalu Dia melipatgandakannya baginya dengan penggandaan yang banyak yang tidak terhitung yang berupa pahala dan balasan yang baik? Dan Allah menyempitkan dan meluaskan (rizki). Maka, keluarkanlah infak dan jangan tanggung-tanggung, karena sesungguhnya Dia Maha Pemberi rizki. Dia menyempitkan bagi hamba-hambaNya yang dikehendakiNya dalam hal rizki dan melapang- kannya bagi orang-orang lain. BagiNya hikmah yang tinggi dalam hal itu. Dan kepadaNya saja kalian akan dikembalikan setelah kematian, lalu Dia memberikan balasan kepada kalian atas amal perbuatan kalian.
[95] Maksud meminjami Allah m adalah menginfakkan hartanya di jalan Allah .
(246) "Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, 'Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang dijalan Allah.' Nabi mereka menjawab, 'Jangan-jangan jika diwajibkan atas kalian berperang, kalian tidak akan berperang juga ?' Mereka menjawab, 'Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?'96 Tetapi, ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zhalim."
Tidakkah kamu tahu wahai Rasul, kisah tentang para bangsawan dan tokoh-tokoh pemuka dari Bani Israil setelah masa Musa, ketika mereka meminta kepada nabi mereka agar mengangkat seorang raja yang memimpin mereka, mereka bersatu di bawah komandonya dan memerangi musuh-musuh mereka bersamanya di jalan Allah. Nabi mereka berkata kepada mereka, "Apakah kesudahannya seperti dugaan kuatku yaitu apabila kalian telah diwajibkan untuk berperang di jalan Allah, kalian tidak akan maju berperang. Sesungguhnya aku menduga dengan kuat adanya sifat pengecut pada diri kalian dan kaburnya kalian dari peperangan.” Mereka menjawab dengan nada pengingkaran terhadap dugaan kuat nabi mereka itu, "Apa gerangan penghalang yang menghambat kami untuk berperang di jalan Allah, padahal kami sungguh-sungguh telah diusir oleh musuh kami dari rumah-rumah dan kami dijauhkan dari anak-anak kami karena telah dibunuh dan ditawan?" Lalu tatkala Allah telah mewajibkan mereka untuk berperang bersama raja yang telah dipilihNya bagi mereka, mereka ternyata menjadi orang-orang pengecut dan lari dari peperangan, kecuali sebagian sedikit dari mereka yang tetap bertahan dengan karunia dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kezhaliman lagi melanggar janji-janji.
[96] Yakni, mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
(247) "Dan nabi mereka berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja bagi kalian.' Mereka menjawab, 'Bagaimana Thalut (yang berkuasa) memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kelapangan harta ?' (Nabi itu) menjawab, 'Allah telah memilihnya (menjadi raja) kalian dan memberinya kelebihan ilmu dan fisik.' Allah memberikan kerajaanNya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui."
Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kalian Thalut menjadi raja (kalian) sebagai bentuk pengabulan permintaan kalian." Lalu para pembesar Bani Israil berkata, "Bagaimana bisa Thalut menjadi raja kami? Dia itu tidak pantas menjadi raja kami, sebab dia bukan dari keturunan raja-raja dan bukan dari keluarga nabi. Dia tidak memiliki banyak harta yang dapat dia pergunakan mengatur kerajaannya. Kami lebih berhak menjadi raja daripada dia, karena kami sesungguhnya keturunan raja-raja dan berasal dari keluarga nabi." Nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah lebih memilihnya daripada kalian, sedang Dia lebih mengetahui urusan-urusan hamba-hambaNya, dan telah memberinya tambahan keluasan dalam ilmu dan kekuatan dalam fisiknya untuk memerangi musuh. Dan Allah Pemilik seluruh kerajaan, memberikan kekuasaan bagi hamba-hamba yang dikehendakiNya. Dan Allah Mahaluas karunia dan anugerahNya, juga Maha Mengetahui hakikat-hakikat perkara-perkara dengan sebenarnya, tidak ada sesuatu pun yang samar bagiNya."
(248) "Dan nabi mereka berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut97 kepada kalian, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh para malaikat.' Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (Kuasa Allah) bagi kalian, jika kalian orang-orang yang beriman."
Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya adalah datangnya peti tempat Taurat diletakkan, sebelumnya musuh-musuh mereka berhasil merampasnya dari mereka, di dalamnya terdapat ketentraman dari Tuhan kalian dan peneguhan hati orang-orang yang ikhlas. Dan di dalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, seperti tongkat dan serpihan-serpihan lempengan-lempengan tanah (yang berisi ayat-ayat Taurat) yang dibawa oleh para malaikat. Sesungguhnya pada hal tersebut benar-benar terkandung bukti besar bagi kalian atas terpilihnya Thalut sebagai raja yang memerintah kalian dengan perintah Allah, bila kalian beriman kepada Allah dan Rasul-rasulNya.
[97] Tabut ialah peti tempat menyimpan Taurat
(249) "Maka ketika Thalut membawa bala tentaranya, dia berkata,'Sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum dari (air)nya, maka dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku, kecuali orang yang menciduk satu cidukan dengan tangannya.' Tetapi mereka meminumnya, kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Thalut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, '.Kami tidak memiliki kekuatan hari ini untuk melawan Jalut dan bala tentaranya.' Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, 'Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar'."
Ketika Thalut telah keluar bersama tentara-tentaranya untuk memerangi bangsa yang bertubuh besar, dia berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah akan menguji kesabaran kalian dengan sungai yang ada di depan kalian yang akan kalian seberangi, supaya dapat dibedakan mana orang Mukmin dan mana orang munafik. Maka barangsiapa dari kalian meminum air sungai itu, dia bukanlah termasuk pengikutku dan tidak pantas ikut berjihad bersamaku. Dan barangsiapa tidak meminum airnya, maka dia termasuk pengikutku, karena sesungguhnya dia telah taat kepada perintahku dan pantas untuk ikut berjihad, kecuali orang yang mau mengambil rukhshah (keringanan) dan menciduk dengan tangannya sekali saja, maka tidak ada celaan padanya." Sesampainya di sungai, mereka langsung terjun ke dalam air dan meminum airnya dengan berlebihan kecuali sejumlah kecil dari mereka, yang tetap dapat bersabar menahan kehausannya dan cuaca panas, dan mereka merasa cukup dengan satu cidukan tangannya saja. Maka, saat itulah orang-orang yang melanggar tertinggal. Ketika Thalut menyeberangi sungai bersama kelompok kecil yang beriman yang jumlahnya sekitar 300 dan belasan orang laki-laki untuk menghadapi musuh, dan mereka menyaksikan jumlah besar musuh dan alat-alat perang mereka, maka bala tentara Thalut berkata, "Hari ini tidak ada kesanggupan dari kami untuk menghadapi Jalut dan bala tentaranya yang tangguh-tangguh." Maka orang-orang yang mengimani pertemuan dengan Allah mengingatkan teman-teman mereka tentang Allah dan kekuasaanNya, sembari berkata, "Berapa banyak golongan beriman dan sabar yang berjumlah sedikit sanggup mengalahkan golongan kafir lagi melampaui batas yang berjumlah lebih banyak dengan izin Allah dan ketetapanNya. Dan Allah menyertai orang-orang yang bersabar dengan taufik dan pertolonganNya serta pahala baikNya."
(250) "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan bala tentaranya, mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir'.”
Setelah mereka dapat memandang Jalut dan tentara-tentaranya dan melihat mara bahaya dengan mata kepala mereka, mereka pun bersimpuh memohon pertolongan kepada Allah dengan berdoa dan penuh ketundukan seraya mengucapkan, "Wahai Tuhan kami, turunkanlah kepada hati kami kesabaran yang besar, teguhkanlah kaki-kaki kami dan jadikanlah kuat dalam memerangi musuh, agar kami tidak lari akibat beratnya peperangan, dan menangkanlah kami dengan bantuan dan pertolonganMu melawan orang-orang yang kafir itu."
(251) "Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud (berhasil) membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan dan hikmah, serta mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Dan kalau Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkannya) atas seluruh alam
Kemudian mereka berhasil mengalahkan tentara-tentara musuh dengan izin Allah, dan Dawud berhasil membunuh Jalut, komandan pasukan yang kuat lagi bengis itu. Dan Allah memberikan kepada Dawud kenabian dan kerajaan setelah itu di tengah Bani Israil, dan mengajarkan kepadanya segala ilmu yang dikehendakiNya. Dan seandainya Allah tidak menahan melalui sebagian manusia -orang-orang yang taat dan beriman- dengan sebagian yang lain -orang-orang ahli maksiat dan syirik kepadaNya-, pastilah bumi akan rusak lantaran dominannya kekafiran di atasnya dan merajalelanya kezhaliman dan orang-orang yang bermaksiat. Akan tetapi, Allah memiliki karunia yang tercurah pada makhluk-makhluk semuanya.
(252) "Itulah ayat-ayat Allah, Kami membacakannya kepadamu dengan benar dan engkau (wahai Nabi) benar-benar seorang di antara para rasul"
Itulah hujjah-hujjah Allah dan bukti-bukti petunjuk dariNya, Kami mengabarkannya kepadamu wahai Nabi, dengan sebenarnya, dan sesungguhnya kamu termasuk rasul yang benar.
TENTANG RASUL-RASUL DAN KEKUASAAN ALLAH
Keistimewaan dan Perbedaan Derajat Rasul-rasul
(253) "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berbicara (langsung) kepadanya, dan sebagian lagi ada yang ditinggikanNya beberapa derajat. Dan Kami memberi Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus.98 Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah melakukan apa yang Dia kehendaki"
Para rasul yang mulia itu, Allah telah melebihkan sebagian dari mereka di atas sebagian yang lain, sesuai dengan anugerah yang Allah limpahkan pada mereka. Maka di antara mereka, ada orang yang Allah berbicara dengan mereka secara langsung seperti Musa dan Muhammad . Dalam ayat ini terkandung penetapan sifat kalam bagi Allah sesuai dengan keagunganNya. Dan di antara mereka ada yang Allah angkat menuju derajat-derajat yang tinggi seperti Muhammad dengan universalitas risalahnya, ditutupnya kenabian dengannya, diunggulkannya umatnya di atas seluruh umat, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Dan Allah telah memberikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti mukjizat yang mencengangkan, seperti menyembuhkan orang yang terlahir dalam keadaan buta dengan izin Allah dan orang yang mengidap penyakit lepra dengan izin Allah, dan seperti menghidupkan orang-orang yang telah mati dengan izin Allah, dan Allah memperkuatnya dengan Malaikat Jibril Dan sekiranya Allah menghendaki orang-orang yang datang setelah para rasul itu tidak saling membunuh setelah datangnya bukti-bukti nyata kepada mereka, maka mereka tidak akan saling membunuh. Akan tetapi, perpecahan telah terjadi di antara mereka. Maka, sebagian dari mereka ada yang tetap teguh di atas keimanannya dan sebagian bersikeras dengan kekufurannya. Dan seandainya Allah berkehendak pasca timbulnya perselisihan di antara mereka yang menyebabkan terjadinya saling bunuh, mereka tidak akan saling bunuh, akan tetapi Allah memberikan taufik kepada orang yang dikehendakiNya untuk taat kepadaNya dan beriman kepadaNya dan mengabaikan orang yang dikehendakiNya, sehingga dia berbuat maksiat dan kafir kepadaNya.
[98] Menurut sebagian ulama tafsir, yang dimaksud Ruhul Qudus ialah Malaikat Jibril
Anjuran Membelanjakan Harta
(254) "Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rizkiyang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan RasulNya, serta mengamalkan petunjuk ajarannya, keluarkanlah zakat yang wajib dan bersedekahlah kalian dengan apa yang Allah berikan kepada kalian sebelum datangnya Hari Kiamat, yaitu ketika tidak ada lagi jual beli yang mendatangkan keuntungan, dan tidak ada harta yang dapat kalian gunakan untuk menebus diri kalian dari siksaan Allah dan tidak ada hubungan persahabatan dengan kawan karib yang akan menolong kalian, dan tidak ada pemberi syafa'at yang memiliki hak untuk meringankan siksaan dari kalian. Dan orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang berbuat kezhaliman lagi melampaui batas-batas Allah.
(255) "Allah, Yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Mahahidup, Yang Maha mengurus (segala sesuatu), tidak mengantuk dan tidak tidur. MilikNya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di sisiNya tanpa izinNya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmuNya, melainkan apa yang Dia kehendaki. KursiNya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."
Allah adalah Dzat yang tidak ada yang berhak dihadapkan padanya uluhiyah dan ubudiyah kecuali Dia, Yang Mahahidup yang mempunyai seluruh hakikat kehidupan yang sempurna, sesuai dengan keagunganNya, lagi Maha mengatur segala sesuatu, tidak mengantuk dan tidak tidur. Semua yang ada di langit dan seluruh yang ada di bumi adalah milikNya. Tidak ada seorang pun yang berani maju memberikan syafa'at di sisiNya kecuali dengan izinNya. PengetahuanNya meliputi segala makhluk-makhluk yang ada, yang ada di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. Dia mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi di hadapan makhluk- makhluk berupa hal-hal yang terjadi di masa yang akan datang, dan apa yang telah terjadi di belakang mereka berupa perkara-perkara masa lalu. Dan tidak seorang pun dari makhluk yang mengetahui sedikit saja dari ilmuNya selain apa yang Allah ajarkan dan tampakkan kepadanya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Kursi ini adalah tempat dua kaki Allah . Dan tidak ada yang mengetahui bentuknya selain Allah . Memelihara keduanya tidaklah memberatkan Allah . Dan Dia Mahatinggi dengan Dzat dan Sifat-sifatNya di atas semua makhlukNya, yang menghimpun seluruh sifat keagungan dan kebesaranNya. Ayat ini merupakan ayat paling agung di dalam al-Qur'an dan dinamakan dengan sebutan Ayat Kursi.
Tidak Ada Paksaan Memasuki Agama Islam
(256) ”Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sungguh telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa kafir kepada thaghut99 dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Disebabkan kesempurnaan agama ini dan jelasnya ayat-ayatnya, maka tidak diperlukan tindakan pemaksaan untuk memeluknya, bagi orang-orang yang diambil jizyah darinya. Bukti-bukti petunjuk itu amat nyata, yang dapat menampakkan mana yang haq dan mana yang batil, petunjuk dan kesesatan. Maka barangsiapa yang kafir kepada semua sesembahan selain Allah dan beriman kepada Allah, sesungguhnya dia telah teguh dan istiqamah di atas jalan terbaik dan teguh dalam beragama dengan memegangi pegangan yang paling kuat yang tidak akan pernah putus. Dan Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan hamba-hambaNya, lagi Maha Melihat perbuatan-perbuatan mereka dan niat-niat mereka dan akan memberikan balasan kepada mereka sesuai amal perbuatan itu.
[99] Setan dan apa saja yang disembah selain Allah .
(257) "Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung mereka adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan-kegelapan (kekafiran). Mereka adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
Allah senantiasa melindungi orang-orang Mukmin dengan pertolongan, taufik dan penjagaanNya, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan kekafiran menuju cahaya keimanan. Sedang orang- orang yang kafir, para penolong dan para pelindung mereka adalah tandingan-tandingan Allah dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah, yang mengeluarkan mereka dari cahaya keimanan menuju kegelapan-kegelapan kekafiran. Mereka itu adalah para penghuni neraka yang akan terus berada di sana. Di dalamnya, mereka akan tinggal secara abadi, tidak akan pernah keluar darinya.
Membangkitkan Kembali Orang-orang yang Sudah Mati
(258) "Tidakkah kamu memperhatikan orang100 yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan)? Ialah ketika Ibrahim berkata, 'Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.' dia berkata, 'Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.'101Ibrahim berkata, 'Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.' Maka bingunglah orang yang kafir itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
Apakah kamu wahai Rasul, pernah melihat sesuatu yang lebih aneh dari keadaan seorang lelaki yang mendebat Ibrahim tentang keesaan Allah dalam RububiyahNya, lantaran Allah memberikan orang itu kerajaan, lalu dia pun bersikap pongah dan bertanya kepada Ibrahim, "Siapakah Tuhanmu?" Maka Ibrahim menjawab, "Tuhanku adalah Dzat Yang menghidupkan seluruh makhluk sehingga semuanya menjadi hidup dan mengambil kehidupan dari mereka sehingga mereka mati. Dialah Satu-satunya Dzat Yang berkuasa menghidupkan dan mematikan." Lelaki itu berkata, "Aku (juga) berkuasa menghidupkan dan mematikan." Maksudnya, aku bisa membunuh siapa saja yang aku kehendaki kematiannya, dan aku mempertahankan hidup seseorang yang aku kehendaki dia terus hidup. Maka Ibrahim berkata kepadanya, "Sesungguhnya Allah Yang aku sembah menerbitkan matahari dari arah timur, apakah kamu sanggup mengubah ketetapan ilahi ini dengan menjadikannya terbit dari arah barat?" Maka bingunglah lelaki kafir ini dan habislah argumentasinya. Sifatnya layaknya sifat orang-orang yang zhalim, Allah tidak memberikan petunjuk kepada mereka menuju yang haq dan yang benar.
[100] Menurut sebagian riwayat, dia adalah Namrudz raja Babilonia.
[101] Menghidupkan di sini maksudnya membiarkan hidup, dan yang dimaksud dengan mematikan ialah membunuh.
Perkataannya itu untuk mengejek Nabi Ibrahim
(259) "Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, 'Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?' Lalu Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya,'Berapa lama engkau tinggal (di sini) ? Dia menjawab, 'Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, dan lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami menjadikanmu tanda kuasa Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.' Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata,'Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu'."
Ataukah kamu pernah melihat wahai Rasul, kejadian yang serupa dengan orang yang melewati satu perkampungan yang rumah-rumah huniannya telah hancur berantakan, dan menutup atap-atapnya. Maka orang itu berkata, "Bagaimana Allah akan menghidupkan negeri ini setelah kehancurannya?" Lalu Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian mengembalikan ruh kepadanya dan bertanya kepadanya, "Berapa lama kamu tinggal di tempat ini selama mati?" Dia menjawab, "Aku berada di sini selama sehari atau setengah hari saja." Lalu Allah mengabarkan kepadanya bahwa dia telah berada di situ selama seratus tahun, dan memerintahkannya untuk melihat makanan dan minumannya dan bagaimana Allah menjaga keduanya dari mengalami perubahan selama masa yang panjang ini. Dan memerintahkannya untuk melihat keledainya, bagaimana Allah menghidupkannya kembali setelah menjadi tulang belulang yang bercerai-berai? Dan Allah berfirman kepadanya, "Dan agar Kami menjadikannya sebagai bukti petunjuk bagi sekalian manusia." Maksudnya, petunjuk nyata tentang kekuasaan Allah untuk membangkitkan makhluk setelah kematian. Dan Allah memerintahkannya untuk melihat tulang belulang, bagaimana Allah menyusun sebagian di atas sebagian lainnya dan menghubungkan sebagiannya dengan sebagian yang lain, dan tersusun rapi, kemudian membungkusnya dengan daging, lalu mengembalikan kehidupan padanya. Tatkala kejadian itu tampak jelas baginya secara kasat mata, dia pun mengakui keagungan Allah dan sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan itu menjadi bukti (Kuasa Allah) bagi sekalian manusia.
(260) "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.'Allah berfirman, 'Belum percayakah engkau?' Dia (Ibrahim) menjawab, 'Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)'. Dia berfirman, 'Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.' Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Dan ingatlah olehmu wahai Rasul, tentang permohonan Ibrahim kepada Tuhannya untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana proses kebangkitan (makhluk setelah kematian). Maka Allah berfirman kepadanya, "Apakah kamu tidak mengimaninya?" Ibrahim menjawab, "Aku mengimani, akan tetapi aku meminta hal tersebut supaya aku bertambah yakin atas keyakinan yang sudah ada padaku." Maka Dia berfirman, "Ambillah empat ekor burung dan gabungkanlah jadi satu lalu sembelihlah burung- burung itu dan potong-potonglah. Kemudian taruhlah di atas tiap-tiap gunung satu bagian dari burung-burung itu, lalu panggillah mereka, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan segera." Lalu Ibrahim berteriak memanggil mereka. Tiba-tiba tiap-tiap bagian tubuh itu kembali ke posisinya dan burung-burung itu datang dengan segera. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Mahaperkasa, tidak ada suatu perkara pun yang melemahkanNya, lagi Mahabijaksana dalam firman-firman, perbuatan-perbuatan, ajaran syariat, dan ketetapan takdirNya.
PENGGUNAAN HARTA DAN HUKUM-HUKUMNYA
Menafkahkan Harta di Jalan Allah
(261) Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui."
Dan di antara hal yang paling bermanfaat bagi kaum Mukminin adalah infak di jalan Allah. Dan perumpamaan kaum Mukminin yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, adalah seperti satu benih yang ditanam di tanah yang subur. Maka tak berapa lama, benih itu telah menumbuhkan batang yang bercabang tujuh. Dan pada tiap cabang terdapat satu tangkai. Dan pada tiap tangkai terdapat seratus biji. Allah menggandakan pahala bagi siapa saja yang dikehendakiNya, sesuai dengan keadaan hati orang yang berinfak berupa keimanan dan keikhlasan yang sempurna. Dan karunia Allah itu luas. Dan Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak memperolehnya, juga Maha Mengetahui niat-niat hamba-hambaNya.
(262) "Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang mereka infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati"
Orang-orang yang mengeluarkan harta kekayaan mereka dalam jihad dan pos-pos kebajikan lainnya, kemudian apa yang mereka infakkan berupa harta benda, tidak mereka iringi dengan mengungkit-ungkit hal itu kepada orang yang telah mereka beri atau dengan menyakiti, baik dengan ucapan atau perbuatan (terhadap si penerima) yang mengindikasikan dirinya lebih utama darinya, bagi mereka pahala mereka yang besar di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa khawatir pada mereka ketika datang kepada Allah dan mereka pun tidak bersedih hati atas sesuatu yang terlewatkan dari mereka di dunia ini.
(263) "Perkataan yang baik dan pemberian maaf102 adalah lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Dan Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun
Perkataan baik dan pemberian maaf terhadap sikap yang tampak dari peminta-minta berupa desakan dalam meminta itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyakiti hati dan perlakuan buruk dari pemberi sedekah. Allah Mahakaya, tidak membutuhkan sedekah-sedekah hamba-hambaNya, lagi Maha Penyantun, tidak menyegerakan siksaan pada mereka.
[102] Perkataan yang baik maksudnya, menolak dengan cara yang baik, dan pemberian maaf maksudnya, memaafkan tingkah
laku yang kurang sopan dari peminta.
(264) "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian merusak sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Maka perumpamaannya adalah seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka menjadikannya licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah kalian menghapus pahala sedekah yang kalian keluarkan dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti. Itu lebih menyerupai orang yang mengeluarkan hartanya agar manusia melihatnya (riya') lalu mereka memuji-mujinya, sedang dia tidak beriman kepada Allah dan tidak yakin terhadap Hari Akhir. Perumpamaan amal ini adalah seperti batu licin yang di atasnya terdapat debu yang ditimpa hujan lebat, maka curahan air akan melenyapkan debu itu dan menjadikan batu itu licin tanpa ada sesuatu pun yang tersisa di atasnya. Demikianlah keadaan orang-orang yang beramal, amal perbuatan mereka akan sirna di sisi Allah, dan mereka tidak menjumpai apa pun dari pahala apa yang mereka infakkan. Dan Allah tidak memberikan taufik kepada orang-orang kafir untuk selaras dengan kebenaran dalam infak-infak yang mereka keluarkan dan perbuatan lainnya.
(265) "Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari ridha Allah dan sebagai (bentuk) keyakinan kokoh jiwa mereka (akan janji Allah), adalah seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan."
Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya demi mencari keridhaan Allah dan atas dorongan keyakinan kuat terhadap kebenaran janjiNya, adalah seperti kebun luas yang berada di dataran tinggi lagi subur. Hujan yang deras turun mengenainya, sehingga hasil buah-buahannya berlipat ganda. Apabila hujan lebat tidak turun padanya, maka gerimis hujan pun sudah cukup baginya untuk menghasilkan buah yang berlipat ganda. Begitu pula infak-infak yang dikeluarkan orang- orang yang ikhlas akan diterima di sisi Allah dan dilipatgandakan, baik infak yang berjumlah banyak atau sedikit. Allah Yang Maha Mengetahui segala rahasia-rahasia, lagi Maha Melihat seluruh perkara lahir dan batin, akan memberikan balasan kepada mereka masing-masing sesuai dengan keikhlasannya.
(266) "'Adakah salah seorang di antara kalian yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih lemah-lemah (kecil-kecil), lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar?103Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kalian agar kalian memikirkan (nya)"
Apakah ada seseorang dari kalian yang berhasrat memiliki kebun yang di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur, di mana air-air tawar dari sungai mengalir di bawah pepohonannya, dan di dalamnya dia memiliki berbagai jenis buah-buahan, lalu dia pun mencapai usia senja, dan tidak mampu menanam kembali, sedangkan dia memiliki anak-anak yang masih kecil yang membutuhkan kebun tersebut; dalam kondisi demikian, angin kencang bertiup menerjang kebun itu dan di dalam angin itu ada api menyala-nyala lalu membakarnya habis? Demikianlah keadaan orang-orang yang tidak ikhlas dalam infak-infak yang mereka keluarkan. Mereka datang pada Hari Kiamat tanpa memiliki kebajikan barang satu pun. Dan dengan penjelasan demikian ini, Allah menerangkan kepada kalian apa saja yang bermanfaat bagi kalian, agar kalian mau merenung dan ikhlas dalam infak-infak kalian karena Allah.
[103] Inilah perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya karena riya', membangga-banggakan pemberiannya kepada orang
lain dan menyakiti hati orang yang diberi.
(267) "Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari apa-apa yang baik-baik yang kalian usahakan dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kalian. Janganlah kalian memilih yang buruk darinya untuk kalian infakkan, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
Wahai orang-orang yang beriman kepadaKu dan telah mengikuti Rasul-rasulKu, keluarkanlah infak dari barang halal lagi baik-baik yang kalian peroleh dari usaha kalian dan dari apa yang Kami keluarkan bagi kalian dari bumi. Dan janganlah kalian sengaja memilih barang jelek darinya untuk kalian berikan kepada orang-orang fakir-miskin, padahal sekiranya itu diberikan kepada kalian, kalian enggan untuk mengambilnya kecuali dengan memicingkan pandangan kepadanya karena buruk dan cacatnya. Bagaimana kalian menyukai sesuatu bagi Allah yang kalian sendiri tidak menyukainya bagi diri kalian? Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Dzat yang memberikan rizki kepada kalian tidak butuh terhadap sedekah-sedekah kalian, Dia berhak mendapat sanjungan, lagi Maha Terpuji dalam segala kondisi.
(268) "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karuniaNya kepada kalian. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui"
Sikap kikir dan memilih barang buruk untuk sedekah, itu bersumber dari setan yang menghembuskan rasa kekhawatiran pada kalian terhadap kemiskinan, memperdaya kalian dengan sikap kikir, dan memerintahkan kalian untuk berbuat maksiat dan pelanggaran terhadap Allah . Dan Allah menjanjikan kepada kalian atas infak yang kalian keluarkan, janji berupa ampunan bagi dosa-dosa kalian dan rizki yang luas. Dan Allah Maha luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui amal perbuatan dan niat- niat kalian.
(269) "Dia memberikan hikmah104 kepada siapa yang Dia kehendaki, Barangsiapa diberi hikmah, maka sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat,"
Allah menganugerahkan kebenaran dalam ucapan dan perbuatan kepada siapa saja yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan barangsiapa telah Allah anugerahkan itu kepadanya, maka sungguh Dia telah memberinya kebaikan yang melimpah ruah. Dan tidak ada orang yang mengingat-ingat ini dan mendapatkan manfaat darinya, kecuali orang-orang yang mempunyai akal-akal yang bersinar dengan cahaya dari Allah dan hidayah dariNya.
[104] Hikmah di sini ialah benar dalam ucapan dan perbuatan, atau kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama.
(270) "Dan apa pun infak yang kalian berikan atau nadzar105 yang kalian janji- kan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zhalim."
Dan apa saja yang kalian berikan dari jenis harta atau lainnya, banyak atau sedikit, yang kalian sedekahkan demi mengharap keridhaan Allah atau sesuatu (nadzar) yang kalian wajibkan atas diri kalian dari jenis harta atau lainnya, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Dia mengetahui niat-niat kalian, dan akan memberikan balasan pada kalian atas amal perbuatan itu. Dan barangsiapa menahan hak Allah, maka dia adalah orang zhalim. Orang-orang zhalim tidak memiliki seorang pun penolong yang menolong mereka dari siksaan Allah.
[105] Janji untuk melakukan suatu kebajikan terhadap Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, baik dengan syarat ataupun tidak.
(271) 'Jika kalian menampakkan sedekah-sedekah kalian,106 maka itu adalah baik dan jika kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang- orang fakir, maka itu lebih baik bagi kalian, dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahan kalian. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan."
Jika kalian menampakkan apa yang kalian sedekahkan karena Allah, maka itulah sebaik-baik sedekah yang kalian sedekahkan. Dan apabila kalian merahasiakannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir miskin, maka itu lebih utama bagi kalian. Sesungguhnya itu dikarenakan lebih menjauhkan diri dari riya'. Dan dalam sedekah yang disertai keikhlasan terdapat penghapusan dosa-dosa kalian. Dan Allah, Dzat yang mengetahui rincian-rincian seluruh perkara, tidak ada sesuatu dari keadaan kalian yang tersembunyi bagiNya, dan Dia akan memberikan masing-masing orang sesuai dengan amal perbuatannya.
[106] Menampakkan sedekah dengan tujuan agar dicontoh orang lain bukan untuk riya'.
(272) "Bukanlah kewajibanmu (wahai Rasul) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun kebaikan (harta) yang kalian infakkan, maka (kebaikannya) adalah untuk diri kalian sendiri. Dan (hendaklah) kalian tidak menginfakkan (sesuatu) kecuali karena mencari Wajah Allah. Dan apa pun harta yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi (pahala) secara penuh dan kalian tidak akan dizhalimi (dirugikan)"
Kamu wahai Rasul, tidaklah dimintai tanggung jawab atas pemberian taufik kepada orang-orang kafir untuk mendapat hidayah. Akan tetapi, Allah-lah yang melapangkan dada siapa saja yang dikehendakiNya untuk memeluk agamaNya dan memberinya taufik kepada agamaNya. Dan apa saja yang kalian berikan dari harta-harta, maka manfaatnya dari Allah akan kembali kepada kalian. Dan orang-orang Mukmin tidaklah menginfakkan hartanya kecuali dalam rangka mencari ridha Allah. Dan apa saja yang kalian infakkan berupa harta dalam keadaan ikhlas karena Allah, pasti kalian akan mendapatkan pahalanya secara penuh, dan kalian tidak mengalami pengurangan sedikit pun dari pahala itu. Dalam ayat ini terkandung penetapan sifat Wajah bagi Allah sesuai dengan (keagungan)Nya .
(273) "(Apa yang kalian infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga mereka yang tidak dapat melakukan perjalanan (untuk mencari nafkah) di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau mengenal mereka dari ciri-ciri mereka, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Dan apa pun yang kalian infakkan dari kebaikan (harta benda), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."
Dan serahkanlah sedekah-sedekah kalian kepada orang-orang fakir dari kaum Muslimin yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk bepergian jauh demi mencari rizki lantaran kesibukan mereka dalam berjihad di jalan Allah. Orang yang tidak mengenal mereka menyangka bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak membutuhkan bantuan sedekah, karena mereka menjaga kehormatan diri mereka dari meminta-minta. Kalian mengenali mereka dengan tanda-tanda mereka dan indikasi kebutuhan ada pada diri mereka. Mereka tidak mau meminta-minta kepada manusia secara umum, dan jika mereka terpaksa meminta-minta, mereka tidak meminta dengan mendesak orang. Dan apa yang kalian infakkan berupa harta di jalan Allah, maka tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah darinya. Dan Dia akan memberikan balasan atas infak itu dengan balasan yang penuh dan paling sempurna pada Hari Kiamat.
(274) "Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
Orang-orang yang mengeluarkan harta mereka demi mengharap ridha Allah malam dan siang hari, baik dengan merahasiakan dan menampakkannya, maka bagi mereka pahala dari Tuhan mereka, tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat, dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput bagi mereka. Ketetapan ajaran syariat ilahi yang bijak ini adalah manhaj Islam dalam berinfak karena memuat unsur memenuhi kebutuhan orang-orang fakir dalam kemuliaan dan kehormatan yang ter-jaga serta pembersihan harta orang-orang kaya dan perwujudan semangat kerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan demi mencari Wajah Allah tanpa ada unsur tindakan represif dan pemaksaan.
Hukum Riba
(275) "Orang-orang yang memakan riba107 tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila.108 Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa yang telah sampai kepadanya suatu peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datangnya larangan ini)109 dan urusannya (terserah) kepada Allah. Dan barangsiapa mengulangi, maka mereka itu adalah para penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
Orang-orang yang bermuamalah dengan riba, mereka itu tidaklah bangkit berdiri di akhirat kelak dari kubur-kubur mereka, kecuali sebagaimana berdirinya orang-orang yang dirasuki setan karena penyakit gila. Hal itu karena sesungguhnya mereka mengatakan, "Sesungguhnya jual beli itu sama dengan praktek ribawi dalam kehalalan keduanya, karena masing- masing menyebabkan bertambahnya kekayaan." Maka Allah mendustakan mereka dan menjelaskan bahwa Dia menghalalkan jual beli dan mengharamkan transaksi ribawi, karena dalam jual beli terdapat manfaat bagi orang- orang secara individual dan masyarakat, dan karena dalam praktek riba terkandung unsur pemanfaatan kesempatan dalam kesempitan, hilangnya harta dan kehancuran. Maka siapa saja yang telah sampai padanya larangan Allah terkait riba, lalu dia menghindarinya, maka baginya keuntungan yang telah berlalu sebelum ketetapan pengharaman. Tidak ada dosa atas dirinya padanya. Dan urusannya dikembalikan kepada Allah terkait apa yang akan terjadi pada dirinya pada masa yang akan datang. Apabila dia komitmen terus di atas taubatnya, maka Allah tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan barangsiapa kembali kepada praktek riba dan menjalankannya setelah sampai kepadanya larangan Allah tentang itu, maka sungguh dia pantas memperoleh siksaan dan hujjah telah tegak nyata di hadapannya. Oleh sebab itu, Allah berfirman, "Maka mereka itu adalah para penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."
[107] Maksudnya, orang yang mengambil, menggunakan, dan bermuamalah dengan riba.
[108] Maksudnya, orang yang bermuamalah dan memakan harta riba akan dibangkitkan dari kubur mereka di Hari Kiamat
bagaikan orang yang kesurupan setan, karena buruknya keadaan mereka. Ada juga yang menafsirkan bahwa, mereka tidak akan
tenang di dunia seperti orang yang kesurupan setan.
[109] Yakni, riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan
(276) "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.110 Allah tidak menyukai setiap orang yang bersiteguh dalam kekafiran dan bergelimang dosa."111
Allah melenyapkan riba dan meniadakan keberkahannya dan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang bersedekah dan memberkahi mereka dalam harta kekayaan mereka. Dan Allah tidak menyukai orang yang tetap bersikeras di atas kekafirannya, menghalalkan makan hasil riba, lagi tak henti-hentinya dalam perbuatan dosa dan perkara haram serta maksiat-maksiat kepada Allah.
[110] Memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan menyuburkan sedekah ialah
mengembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipatgandakan berkahnya.
[111] Yakni, orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
(277) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal-amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada khawatir terhadap (akhirat) mereka dan mereka tidak bersedih hati (terhadap apa yang luput mereka dapatkan dari dunia)"
Sesungguhnya orang-orang yang beriman (dengan membenarkan) Allah dan Hari Akhir, mengerjakan amal-amal shalih, menjalankan shalat sebagaimana diperintahkan Allah dan RasulNya, dan mengeluarkan zakat harta mereka, maka bagi mereka pahala besar yang khusus diperuntukkan bagi mereka di sisi Tuhan mereka dan Pemberi rizki mereka. Tidak ada rasa takut yang membuntuti mereka di kehidupan akhirat mereka, dan tidak ada kesedihan terhadap kenikmatan-kenikmatan duniawi yang luput dari tangan mereka.
(278) "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman"
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya, takutlah kepada Allah, dan tinggalkanlah usaha untuk meminta sisa dari uang tambahan (riba) selain harta pokok kalian yang merupakan milik kalian sebelum diharamkan riba, jika kalian memang merealisasikan keimanan kalian dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
(279) "Jika kalian tidak melaksanakannya, maka terimalah pengumuman perang dari Allah dan RasulNya. Tetapi jika kalian bertaubat, maka kalian berhak atas pokok harta kalian. Kalian tidak berbuat zhalim (merugikan) dan tidak dizhalimi (dirugikan)"
Jika kalian belum juga berhenti dari perkara yang Allah melarang kalian melakukannya, maka yakinlah akan perang dari Allah dan RasulNya (terhadap kalian). Dan jika kalian mau kembali kepada Tuhan kalian, dan kalian tinggalkan makan riba, maka kalian boleh mengambil harta yang kalian hutangkan, tanpa mengambil tambahan. Maka kalian tidak menzhalimi siapa pun, dengan mengambil tambahan melebihi harta pokok kalian, dan tidak ada seorang pun yang menzhalimi kalian dengan mengurangi harta yang kalian hutangkan.
(280) "Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kalian menyedekahkan, itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui."
Apabila orang yang berhutang tidak sanggup untuk melunasi, maka berilah dia waktu penangguhan sampai Allah memudahkan rizkinya sehingga dia dapat membayarkan harta kalian kepada kalian. Apabila kalian membiarkan semua hutang tersebut atau sebagiannya dan menggugurkan hutang itu dari orang yang berhutang, maka itu lebih utama bagi kalian, jika kalian menyadari keutamaan sikap tersebut dan sesungguhnya tindakan tersebut lebih baik bagi kalian di dunia dan akhirat.
(281) "Dan takutlah pada hari (ketika) kalian semua dikembalikan kepada Allah, kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah diusahakan(nya), dan mereka tidak dizhalimi (sedikit pun)"
Dan takutlah kalian wahai manusia, terhadap hari ketika kalian akan kembali kepada Allah, yaitu Hari Kiamat, tatkala kalian dihadapkan kepada Allah untuk membuat perhitungan amal kalian, lalu Dia memberi balasan tiap orang dari kalian dengan amal yang dia perbuat, yang baik ataupun yang buruk tanpa ada unsur ketidakadilan yang dia alami. Dalam ayat ini terkandung pesan secara implisit untuk menjauhi semua perkara yang diharamkan Allah dari bentuk-bentuk transaksi ribawi untuk menyempurnakan keimanan dan hak-haknya seperti menegakkan shalat, membayar zakat dan mengerjakan amal shalih.
Kesaksian Dalam Mu'amalah
(282) "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kalian melakukan hutang-piutang untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kalian mencatatnya. Dan hendaklah seorang pencatat di antara kalian mencatatnya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk mencatatnya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia mencatat (nya), dan hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berhutang itu adalah orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kalian. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kalian ridhai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak, apabila dipanggil. Dan janganlah kalian bosan mencatatnya, baik (hutang itu) kecil maupun besar sampai batas waktunya. Yang demikian itu adalah lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kalian kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian, maka tidak ada dosa bagi kalian jika kalian tidak mencatatnya. Dan ambillah saksi, apabila kalian berjual beli, dan janganlah pencatat dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kalian melakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu suatu kefasikan pada kalian. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepada kalian, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya, Muhammad , bila kalian mengadakan transaksi hutang piutang sampai tempo waktu tertentu, maka lakukanlah pencatatan demi menjaga harta orang lain dan menghindari pertikaian. Dan hendaknya yang melakukan pencatatan itu adalah seorang yang tepercaya lagi memiliki ingatan kuat, dan hendaknya orang yang telah mendapatkan pelajaran tulis-menulis dari Allah tidak menolaknya, dan orang yang berhutang mendiktekan nominal hutang yang menjadi tanggungannya, dan hendaklah dia menyadari bahwa dia diawasi oleh Allah serta tidak mengurangi jumlah hutangnya sedikit pun. Apabila penghutang termasuk orang yang diputuskan tidak boleh bertransaksi dikarenakan suka berbuat mubadzir dan pemborosan, atau dia masih kanak-kanak atau hilang akal, atau dia tidak bisa berbicara lantaran bisu atau tidak punya kemampuan normal untuk berkomunikasi, maka hendaklah orang yang bertanggung jawab atas dirinya mengambil alih untuk mendiktekannya. Dan carilah persaksian dari dua orang lelaki beragama Islam, baligh lagi berakal dari orang-orang yang shalih. Apabila tidak ditemukan dua orang lelaki, maka cari persaksian satu orang lelaki ditambah dengan dua perempuan yang kalian terima persaksian mereka. Tujuannya, supaya bila salah seorang dari wanita itu lupa, yang lain dapat mengingatkannya. Dan para saksi harus datang bila diminta untuk bersaksi, dan mereka wajib melaksanakannya kapan saja diminta untuk itu. Dan janganlah kalian merasa jemu untuk mencatat hutang piutang, walaupun berjumlah sedikit atau banyak hingga temponya yang telah ditentukan. Tindakan itu lebih sejalan dengan syariat Allah dan petunjukNya, dan menjadi faktor pendukung paling besar untuk menegakkan persaksian dan menjalankannya, serta cara paling efektif untuk menepis keragu-raguan terkait jenis hutangan, kadar dan temponya. Akan tetapi, apabila transaksinya berbentuk akad jual beli, dengan menerima barang dan menyodorkan harga secara langsung, maka tidak dibutuhkan pencatatan, dan disunnahkan mengadakan persaksian terhadap akad tersebut guna mengeliminasi adanya pertikaian dan pertentangan antara dua belah pihak. Kewajiban saksi dan pencatat untuk melaksanakan persaksian dan pencatatan sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Dan tidak boleh bagi pemilik piutang dan penghutang melancarkan hal-hal buruk terhadap para saksi dan para pencatat. Apabila kalian melakukan perkara yang kalian dilarang melakukannya, maka sesungguhnya tindakan itu merupakan bentuk penyimpangan dari ketaatan kepada Allah, dan efek buruknya akan menimpa kalian sendiri. Dan takutlah kepada Allah dalam seluruh perkara yang diperintahkanNya kepada kalian dan perkara yang kalian dilarangNya untuk melakukannya. Dan Allah mengajarkan kepada kalian semua apa-apa yang menjadi urusan dunia dan akhirat kalian. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, maka tidak ada sesuatu pun dari urusan-urusan kalian yang tersembunyi bagiNya, dan Dia akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan perbuatan-perbuatan itu.
(283) "Dan jika kalian dalam perjalanan sedang kalian tidak mendapat seorang pencatat, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kalian menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya hatinya berdosa. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan."
Dan jika kalian tengah bepergian jauh, sedang kalian tidak menjumpai seorang pencatat bagi kalian, maka serahkanlah kepada pemilik hak (piutang) sesuatu yang menjadi jaminan di sisinya bagi haknya sampai orang yang berhutang mengembalikan tanggungan hutangnya. Jika sebagian dari kalian saling percaya dengan sebagian yang lain, maka tidak mengapa untuk mengabaikan pencatatan (transaksi hutang), persaksian dan jaminan barang, dan kemudian hutang tetap menjadi amanat (tanggungan) pihak penghutang yang wajib membayarkannya. Dia harus merasa diawasi oleh Allah, tidak mengkhianati partnernya itu. Apabila penghutang mengingkari kewajiban hutangnya, sedang di situ ada orang yang dahulu hadir dan menyaksikan, maka kewajiban orang tersebut untuk mengajukan persaksiannya. Dan barangsiapa menyembunyikan persaksiannya, maka orang itu orang yang berhati pengkhianat lagi jahat. Dan Allah Maha Mengetahui rahasia-rahasia hati, ilmuNya meliputi seluruh urusan kalian. Dia akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian.
Pujian Allah Terhadap Orang-orang Mukmin dan Doa Mereka
(284) "Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kalian menampakkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah membuat perhitungan dengan kalian karenanya. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dari segi kepemilikan, mengatur dan meliputi semuanya. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya. Perkara yang kalian tampakkan dari hal-hal yang ada di dalam hati kalian ataupun yang kalian rahasiakan, sesungguhnya Allah mengetahuinya, dan Dia akan membuat perhitungan terhadap kalian dengan perkara tersebut. Dia mengampuni siapa saja yang dikehendakiNya dan menghukum siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dan sungguh Allah telah memuliakan kaum Muslimin setelah itu, di mana Dia mengampuni bisikan-bisikan jiwa dan pikiran-pikiran yang terlintas dalam hati, selama tidak diikuti dengan ucapan atau perbuatan, sebagaimana tertuang dalam hadits dari Rasulullah .
(285) "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasul- Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul- rasulNya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepadaMu-lah tempat (kami) kembali'."
Rasulullah Muhammad membenarkan dan meyakini (kebenaran) wahyu yang diwahyukan kepadanya dari Tuhannya. Dan kaum Mukminin pun demikian juga, mereka meyakini kebenarannya dan mengamalkan isi al-Qur'an al-Azhim. Masing-masing dari mereka mengimani Allah sebagai Tuhan dan sembahan yang memiliki sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan, dan (mengimani) sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang mulia, Dia menurunkan kitab-kitab suci dan mengutus rasul-rasul kepada makhlukNya. Kami, kaum Mukminin, tidak mengimani sebagian dari mereka saja, dan mengingkari sebagian yang lain. Akan tetapi, kami mengimani mereka semuanya. Rasul dan kaum Mukminin mengatakan, "Kami mendengar wahai Tuhan kami, apa yang Engkau wahyukan, dan kami taat dalam setiap ketetapan. Kami berharap Engkau sudi mengampuni dosa-dosa kami dengan kemurahanMu. Engkau-lah Dzat yang mengurus kami dengan karunia yang Engkau limpahkan kepada kami. Dan hanya kepadaMu-lah tempat kembali dan tempat kesudahan kami."
(286) "Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebaikan yang dikerjakannya dan dia menanggung (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami, jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban yang berat, sebagaimana Engkau telah membebankannya kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau memikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau-lah Pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang kafir'."
Ajaran agama Allah itu mudah, tidak ada unsur kesulitan di dalamnya. Allah tidak menuntut dari hamba-hambaNya sesuatu yang tidak mereka sanggupi. Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka akan memperoleh ganjaran baik, dan barangsiapa berbuat keburukan, maka akan memperoleh balasan yang buruk. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau menyiksa kami jika kami lupa terhadap sesuatu yang Engkau wajibkan atas kami atau kami berbuat salah dengan melakukan sesuatu yang Engkau larang untuk dikerjakan. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan amalan-amalan yang berat yang telah Engkau bebankan kepada umat-umat yang berbuat maksiat sebelum kami sebagai hukuman bagi mereka. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau membebankan kepada kami perkara yang kami tidak mampu memikulnya, baik dalam bentuk perintah-perintah syariat dan musibah-musibah. Dan hapuskanlah dosa-dosa kami dan tutuplah kekurangan-kekurangan kami. Sudilah berbuat baik kepada kami. Engkau adalah Penguasa urusan kami dan Pengaturnya. Maka, tolonglah kami menghadapi orang-orang yang mengingkari agamaMu dan mengingkari keesaanMu serta mendustakan NabiMu, Muhammad . Dan jadikanlah kesudahan yang baik bagi kami di hadapan mereka di dunia dan akhirat.