(1-4) "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta disempurnakan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,"
Azab besar bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan, yaitu orang-orang yang bila mereka membeli dari manusia dengan takaran atau timbangan, mereka menakar dan menimbang secara penuh, tetapi manakala mereka menimbang dan menakar untuk manusia, mereka mengurangi timbangan dan takaran. Bagaimana keadaan orang yang mencuri dan mengambil barang-barang yang ditakar dan ditimbang, serta menyunat hak-hak manusia? Dia lebih patut diancam daripada orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan. Apakah orang-orang yang berbuat curang itu tidak yakin bahwa Allah akan membangkitkan mereka dan menghisab amal perbuatan mereka?
(5-6) "pada suatu hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam "
Pembangkitan mereka akan terjadi pada hari yang sangat menakutkan, hari yang mana manusia akan bangkit berdiri di hadapan Allah lalu Allah menghitung amal mereka yang sedikit dan yang banyak. Hari itu mereka semuanya tunduk kepada Tuhan alam semesta.
(7-9) "Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya ketetapan orang-orang yang durjana benar-benar di Sijjin. Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu? (Yaitu) ketetapan yang telah ditulis."1077
Benar, tempat kembali orang-orang durjana adalah tempat yang sempit. Tahukah kamu apakah tempat yang sempit ini? Ia adalah penjara abadi dan azab yang pedih. Inilah yang ditulis bagi mereka untuk kembali kepadanya, ditetapkan dan diberlakukan, tidak ditambah dan tidak dikurangi.
[1077] Pendapat lain menyebutkan bahwa maknanya adalah, "Sekall-kall jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang
durjana benar-benar tersimpan dalam sijjin. Dan tahukah engkau apakah sijjin itu? (Yaitu) kitab yang berisi catatan (amal orang
yang duijana)."
(10-17) "Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan! (Yaitu) orang-orang yang mendustakannya (Hari Pembalasan). Dan tidak ada yang mendustakannya (Hari Pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa, yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, 'Itu adalah dongeng orang-orang dahuluSekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak!1078 Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Kemudian, dikatakan (kepada mereka), 'Inilah (azab) yang dahulu kalian dustakan itu'."
Azab besar pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Yaitu orang-orang yang mendustakan Hari Pembalasan. Tidak ada yang mendustakannya kecuali orang zhalim yang banyak dosa. Manakala ayat-ayat al-Qur'an dibacakan kepadanya, dia berkata, "Ini adalah kebatilan-kebatilan orang-orang dulu." Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka tuduhkan, sebaliknya al-Qur'an adalah Firman Allah dan wahyuNya kepada NabiNya. Yang membuat hati mereka terhalang untuk membenarkan adalah apa yang menutupinya akibat banyaknya dosa-dosa yang mereka lakukan. Perkaranya tidak sebagaimana yang diucapkan oleh orang-orang kafir, sebaliknya pada Hari Kiamat, mereka terhalang sehingga tidak bisa melihat Tuhan mereka. Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang beriman akan melihat Tuhan mereka di surga. Kemudian orang-orang kafir itu masuk ke dalam api neraka, mereka merasakan panasnya, kemudian kepada mereka dikatakan, "Ini adalah balasan yang dulu kalian dustakan."
[1078] yakni, sekali-kali tidak seperti apa yang mereka klaim bahwa mereka dekat di sisi Allah .
(18-21) "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ketetapan orang-orang yang berbakti benar-benar di 'Illiyyin. Dan tahukah engkau apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) ketetapan yang telah ditulis1079, yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepadaAllah)''
Benar, sesungguhnya perkara yang telah ditetapkan bagi orang-orang yang berbakti, yaitu orang-orang yang bertakwa, adalah bahwa mereka berada di derajat yang tinggi di dalam surga. Tahukah kamu, wahai Rasul, apa derajat yang tinggi itu? Ketetapan bagi orang-orang baik itu sudah tercatat dan sudah selesai, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Para malaikat di setiap langit yang didekatkan (kepada Allah) melihatnya.
[1079] Pendapat lain menyebutkan bahwa maknanya adalah, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan (amal) orang-orang yang
berbakti benar-benar tersimpan dalam 'Illiyyin. Dan tahukah engkau apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal
orang-orang yang berbakti)."
(22-28) "Sesungguhnya orang-orang yang berbakti (beramal kebqjikan) benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel), akhirnya adalah aroma kesturi. Dan untuk yang demikian itulah, hendaknya orang-orang berlomba-lomba. Dan campurannya adalah dari Tasnim, (yaitu) mata air yang akan diminum oleh mereka yang didekatkan (kepada Allah)"
Sesungguhnya orang-orang yang jujur dan taat berada di dalam surga, mereka mendapatkan kenikmatan. Di atas ranjang-ranjang, mereka melihat kepada Tuhan mereka dan kepada kebaikan-kebaikan yang disiapkan bagi mereka. Kamu melihat tanda kenikmatan pada wajah mereka. Mereka diberi minum khamar yang bening yang wadah-wadahnya bagus, yang akhirnya adalah aroma kesturi. Hendaknya orang-orang berlomba-lomba untuk meraih kenikmatan yang abadi ini. Minuman ini campurannya adalah dari mata air di surga yang dikenal dengan nama Tasnim karena ketinggiannya, yaitu mata air yang disiapkan untuk minuman orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), mereka menikmatinya.
(29-33) "Sesungguhnya orang-orang yang gemar berbuat dosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling me-ngedip-kedipkan mata, dan apabila mereka kembali kepada keluarga mereka, mereka kembali dengan gembira ria. Dan apabila mereka melihat (orang-orang Mukmin), mereka mengatakan, 'Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat,' padahal (orang-orang yang gemar berbuat dosa itu) tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang Mukmin)"
Sesungguhnya orang-orang yang gemar berbuat dosa itu adalah orang-orang yang dulu di dunia mengejek orang-orang yang beriman. Bila orang-orang beriman lewat di dekat mereka, mereka saling memberi isyarat sebagai ejekan bagi mereka. Bila orang-orang yang gemar berbuat dosa itu pulang kepada keluarga dan kerabat mereka, mereka terus mengejek orang-orang beriman. Bila orang-orang kafir itu melihat para sahabat Muhammad yang telah mengikuti hidayah, mereka berkata, "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tersesat karena mengikuti Muhammad." Padahal para pendosa itu tidak diutus untuk mengawasi para sahabat Muhammad .
(34) "Maka pada hari ini, orang-orang yang berimanlah yang menertawakan orang-orang kafir itu,"
Pada Hari Kiamat orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya menghina orang-orang kafir, sebagaimana orang-orang kafir dulu menghina orang-orang Mukmin di dunia.
(35-36) "mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat?"
Di atas tempat-tempat yang mewah, orang-orang beriman melihat kemuliaan dan kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka di surga. Salah satu yang terbesar darinya adalah melihat kepada Wajah Allah Yang Mulia. Apakah orang-orang kafir itu dibalas sesuai dengan amal perbuatan mereka, yakni balasan yang pas dengan apa yang mereka lakukan di dunia, yaitu keburukan-keburukan dan dosa-dosa? Ya, mereka dibalas dengan balasan yang penuh dan paling adil.