Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR AN NISAA

Image result for tafsir al muyasar

HUKUM KELUARGA
Kewajiban Para Pengasuh Terhadap Anak-anak Yatim, Pengasuhannya, dan Kewajiban Para Wali Terhadap Orang yang di Bawah Perwaliannya
(1) "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawwa') dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan NamaNya kalian saling meminta,183 dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kalian."
Wahai orang-orang yang takut kepada Allah dan berpegang teguh kepada perintah-perintahNya serta menjauhi larangan-laranganNya, Dialah Dzat yang menciptakan kalian dari jiwa yang satu, yaitu Adam dan darinya Dia menciptakan istrinya, yaitu Hawwa', selanjutnya Dia mengembangbiakkan kaum lelaki dan kaum wanita yang banyak dari mereka berdua di seluruh penjuru bumi. Dan hendaknya kalian selalu merasa diawasi Allah yang sebagian dari kalian meminta sebagian yang lain dengan NamaNya. Hindarilah memutus hubungan silaturahim kalian. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi seluruh keadaan kalian.

[183] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau meminta kepada orang lain mereka 
mengucapkan Nama Allah seperti As 'aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan Nama Allah.
(2) "Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka, janganlah kalian menukar (dengan memberikan) yang buruk (dari harta kalian) dengan mengambil yang baik (dari harta mereka), dan janganlah kalian makan harta mereka bersama harta kalian. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar."
Dan serahkanlah kepada anak-anak yang telah ditinggal mati oleh ayah-ayah mereka sebelum berusia baligh, sedang kalian berstatus sebagai penerima wasiat, harta-harta mereka ketika mereka telah mencapai usia baligh dan kalian telah dapat melihat dari mereka adanya kemampuan untuk menjaga harta mereka. Dan janganlah kalian mengambil barang yang baik dari harta mereka dan menukarnya dengan barang buruk dari harta kalian. Dan janganlah kalian mencampuradukkan antara harta mereka dengan harta milik kalian guna merekayasa cara untuk memakan harta mereka dengan itu. Sesungguhnya orang yang lancang melakukannya, sungguh dia telah mengerjakan dosa yang besar.
(3) "Dan jika kalian khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak- hak) perempuan-perempuan yatim (bilamana kalian menikahi mereka), maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kalian khawatir tidak akan mampu berlaku adil,184 maka (nikahilah) seorang saja185 atau hamba sahaya perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kalian tidak berbuat zhalim."
Dan apabila kalian khawatir tidak bisa berbuat adil memperlakukan anak-anak yatim perempuan yang berada di bawah tanggung jawab kalian, dengan tidak memberikan kepada mereka mahar-mahar mereka seperti wanita lainnya, maka tinggalkanlah mereka dan nikahi wanita- wanita selain mereka yang kalian sukai; dua, tiga, atau empat. Lalu apabila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil di antara mereka, maka cukuplah kalian dengan satu saja atau dengan budak-budak perempuan yang kalian miliki. Demikian ini yang Aku syariatkan bagi kalian terkait anak-anak yatim perempuan dan menikahi seorang wanita hingga empat wanita atau merasa cukup dengan seorang wanita atau budak perempuan saja, adalah lebih dekat untuk tidak berbuat curang dan menzhalimi.

[184] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam memenuhi kebutuhan istri seperti pakaian, tempat, giliran, dan lain-lain yang 
bersifat lahiriah dan batiniah.
[185] Islam membolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad . Ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
(4) "Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan-perempuan (yang kalian nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan.186 Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka makanlah (terimalah) ia (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya"
Dan berikanlah maskawin kepada wanita-wanita sebagai pemberian yang harus diserahkan dan kewajiban yang mengikat dengan tulus hati dari kalian. Apabila diri mereka rela menyerahkan sebagian dari maskawin itu dan menghadiahkannya kepada kalian, maka ambillah dan pergunakanlah sekehendak kalian, karena hukumnya halal lagi baik.

[186] Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus 
dilakukan dengan ikhlas.
(5) "Dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya,187harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kalian yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."
Dan janganlah kalian serahkan wahai para wali, harta-harta kepada orang-orang yang akan menghamburkannya dari orang-orang lelaki, wanita dan anak-anak yang berada di bawah pengawasan kalian, sehingga mereka nantinya akan mempergunakannya pada cara-cara yang tidak sepatutnya. Harta-harta itu adalah merupakan tumpuan bagi kehidupan manusia. Dan berilah nafkah kepada mereka dari harta mereka dan berilah mereka sandang darinya, dan katakanlah kepada mereka ungkapan yang baik-baik dalam bentuk tutur kata yang indah dan perilaku yang baik.

[187] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum baligh (dewasa) atau orang dewasa yang tidak dapat 
mengatur harta bendanya.
(6) "Dan ujilah188 anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapat kalian mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta mereka. Dan janganlah kalian memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kalian) tergesa-gesa (menghabiskannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara orang-orang yang memelihara anak yatim itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kalian menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kalian adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas."
Dan ujilah orang-orang yang berada di bawah pengasuhan kalian dari anak-anak yatim untuk mengetahui kecakapan mereka mengelola harta mereka dengan baik, sampai ketika dia mencapai usia baligh dan kalian melihat keshalihan pribadi mereka dalam beragama dan kemampuan untuk menjaga harta benda mereka, maka serahkanlah (harta benda) itu kepada mereka, dan janganlah kalian berbuat melampaui batas terhadapnya dengan mempergunakannya bukan pada tempat yang sepatutnya untuk menghambur-hamburkannya atau bersegera menghabiskannya sebelum mereka mengambilnya dari kalian. Barangsiapa di antara kalian (orang- orang yang memelihara anak yatim) memiliki harta cukup (berkecukupan), hendaknya menjaga diri dengan kecukupan yang ada pada dirinya dan tidak mengambil sedikit pun dari harta anak yatim. Dan barangsiapa yang miskin, hendaknya mengambil sesuai dengan kebutuhannya saja dengan terpaksa. Lalu apabila kalian telah mengetahui bahwa mereka mampu menjaga harta-harta mereka setelah mereka mencapai usia baligh dan kalian serahkan harta itu kepada mereka, maka persaksikanlah di hadapan mereka demi memastikan sampainya hak mereka dengan sempurna kepada mereka; dan agar mereka tidak mengingkari di kemudian hari. Dan cukuplah Allah bagi kalian bahwa Dia mengawasi kalian dan memperhitungkan amal perbuatan kalian sesuai apa yang kalian perbuat.

[188] Mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang keagamaan, usaha-usaha mereka, kelakuan, dan lain-lain sampai 
diketahui bahwa anak itu dapat dipercayai.
Pokok-pokok Hukum Warisan
(7) "Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orangtua dan kerabat-kerabat (nya), dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orangtua dan kerabat-kerabat (nya), baik sedikit atau banyak sebagai bagian yang telah ditetapkan

Bagi para lelaki, baik masih kanak-kanak atau sudah dewasa, ada bagian jatah yang telah disyariatkan Allah dalam harta yang ditinggalkan oleh kedua orangtua dan karib kerabat, sedikit ataupun banyak, dalam bagian-bagian tertentu lagi sudah dijelaskan yang Allah  tetapkan bagi mereka dan juga bagi kaum perempuan.
(8) "Dan apabila sewaktu pembagian (warisan) itu hadir beberapa kerabat,189 anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya)190 dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."
Jika pembagian warisan dihadiri oleh karib kerabat mayit yang tidak mempunyai hak waris atau didatangi oleh anak-anak yang telah ditinggal mati ayah-ayah mereka, sedang mereka masih kecil-kecil, atau orang-orang yang tidak punya harta sama sekali, maka berikanlah kepada mereka sekedarnya dari harta warisan itu sebagai bentuk anjuran semata sebelum pembagian warisan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dan katakanlah ucapan yang baik-baik, bukan ucapan kasar dan juga ucapan jelek.

[189] Kerabat yang tidak mempunyai hak waris dari harta warisan.

[190]Pemberian sekadarnya tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
(9) "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatirkan (akan terlantar). Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar"

Dan hendaklah takut orang-orang yang seumpamanya meninggal dan meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang masih kecil-kecil atau lemah, yang mereka khawatirkan mengalami kezhaliman atau tak terurus, maka hendaknya mereka selalu merasa diawasi oleh Allah dalam memperlakukan anak-anak yatim dan anak-anak lainnya yang berada di bawah tanggungannya, yaitu dengan cara menjaga harta benda mereka, mendidik mereka dengan baik dan menyingkirkan segala gangguan dari mereka serta berkata kepada mereka dengan ucapan yang sejalan dengan semangat keadilan dan yang baik-baik.
(10) "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perut mereka dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat melampaui batas terhadap harta-harta milik anak-anak yatim dengan cara mengambilnya tanpa alasan yang dibenarkan, sebenarnya mereka itu hanyalah memakan api yang akan menyala-nyala dalam perut mereka pada Hari Kiamat, dan mereka akan memasuki neraka, serta merasakan panasnya.
(11) "Allah mewasiatkan (mewajibkan) kepada kalian tentang (pembagian warisan untuk) anak-anak kalian, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.191 Dan jika anak-anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (hartayang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapaknya, bagian masing-masing adalah seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya. (Tentang) orangtua kalian dan anak-anak kalian, kalian tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagi kalian. (Semua ini adalah) sebagai ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
Allah menetapkan kepada kalian dan memerintahkan kalian terkait (kepentingan) anak-anak kalian: Bila seseorang dari kalian meninggal dunia dan dia meninggalkan anak-anak, lelaki maupun perempuan, maka harta warisan itu seluruhnya menjadi milik mereka; bagi anak lelaki setara dengan bagian dua anak perempuan, jika tidak ada ahli waris selain mereka. Jika (yang meninggal dunia) meninggalkan anak-anak perempuan saja, maka bagi dua anak perempuan atau lebih, dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Apabila anak perempuannya berjumlah seorang anak saja, maka baginya setengah dari harta. Dan bagi ayah-ibu mayit, masing-masing memperoleh seperenam, jika si mayit memiliki anak, lelaki atau perempuan, berjumlah satu orang anak atau lebih. Dan apabila yang meninggal dunia tidak mempunyai anak, sedang ahli warisnya hanya ibu- bapaknya, maka bagi ibunya bagian sepertiga, dan bagi ayahnya bagian yang tersisa. Lalu jika orang yang meninggal mempunyai dua saudara, berjumlah dua orang atau lebih, baik lelaki ataupun perempuan, maka ibunya mendapatkan seperenam, ayahnya bagian yang tersisa, sedang saudara-saudara (mayit) tidak mendapatkan apa-apa. Cara pembagian harta warisan ini hanya dilakukan setelah disisihkannya harta yang diwasiatkan oleh orang yang meninggal dalam batasan sepertiganya atau disisihkannya nominal sebesar tanggungan hutangnya. Bapak-bapak kalian dan anak-anak kalian yang telah ditetapkan menerima bagian harta warisan, kalian tidak mengetahui siapakah di antara mereka yang lebih mendatangkan manfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat kalian. Maka janganlah lebih mengutamakan seseorang dari mereka di atas yang lain. Apa yang telah Aku tetapkan ini merupakan perkara yang diwajibkan oleh Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui makhluk- makhlukNya, juga Mahabijaksana dalam perkara yang disyariatkanNya bagi mereka.


[191] Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban 
membayar mas kawin dan memberi nafkah (lihat an-Nisa:34).
(12) 'Dan bagian kalian (para suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istri kalian Jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri- istri kalian) itu mempunyai anak, maka kalian mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkan mereka setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya. Dan mereka (para istri) memperoleh seperempat harta yang kalian tinggalkan Jika kalian tidak mempunyai anak. Jika kalian mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan setelah (dipenuhi) wasiat yang kalian buat atau (dan setelah dibayar) hutang-hutang kalian. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu adalah seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara (seibu) itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya dengan tidak memudaratkan (ahli waris).192(Ini semua adalah) sebagai wasiat (ketentuan) Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
Dan bagi kalian wahai kaum lelaki, seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istri kalian setelah mereka meninggal, jika mereka tidak mempunyai anak, baik anak lelaki maupun perempuan. Jika istri-istri mempunyai anak, maka bagi kalian bagian seperempat dari harta yang mereka tinggalkan. Kalian mendapatkan warisan itu sesudah dijalankannya wasiat mereka yang diperbolehkan oleh syariat atau pembayaran tanggungan utang mereka kepada para pemiliknya. Dan bagi istri-istri kalian wahai kaum lelaki, bagian sebanyak seperempat dari harta yang kalian wariskan, jika kalian tidak mempunyai anak lelaki atau perempuan dari istri-istri itu atau dari istri yang lain. Lalu bila kalian memiliki anak lelaki atau anak perempuan, maka bagi istri-istri bagian seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan. Bagian seperempat atau seperdelapan ini dibagikan rata kepada mereka. Apabila istri seorang saja, maka bagian itu menjadi hak warisnya, sesudah dipenuhinya wasiat-wasiat yang kalian nyatakan, yang diperbolehkan oleh syariat atau pelunasan hutang yang menjadi tanggungannya. Dan apabila seseorang lelaki atau wanita me-ninggal, sedang dia tidak memiliki anak atau orangtua, namun memiliki saudara lelaki ataupun saudara perempuan seibu, maka masing-masing dari mereka berdua mendapatkan bagian seperenam. Apabila jumlah saudara lelaki atau saudara perempuannya (seibu) berjumlah lebih dari satu, maka mereka bersekutu dalam bagian sebanyak sepertiga, yang dibagi rata di antara mereka, tanpa ada perbedaan antara lelaki dan perempuan. Aturan yang telah ditetapkan oleh Allah bagi saudara-saudara lelaki dan saudara-saudara perempuan seibu ini, mereka mengambilnya sebagai warisan bagi mereka sesudah dilunasinya utang-utang orang yang meninggal itu dan dilaksanakan wasiatnya, bila ia telah mengeluarkan wasiat dengan sebagian harta yang tidak mengakibatkan mudarat terhadap ahli waris. Dengan aturan ini Tuhan kalian menitahkan kepada kalian pesan bermanfaat bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui perkara-perkara yang akan memperbaiki keadaan makhluk-makhlukNya, juga Maha Penyantun, tidak menyegerakan siksaan pada mereka.


[192]. Memudaratkan kepada ahli waris ialah tindakan-tindakan seperti: (a) Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta peninggalan, 
(b) Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dan sepertiga, jika ada niat mengurangi hak wans, juga tidak diperbolehkan.
(13) "Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung."
Ketetapan hukum-hukum Ilahiyah yang Allah syariatkan terkait anak-anak yatim, kaum wanita, dan pembagian warisan, merupakan ajaran- ajaran syariatNya yang menunjukkan bahwa itu berasal dari sisi Allah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya dalam hukum-hukum dan perkara lain yang Dia syariatkan terhadap hamba-hambaNya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang penuh dengan pepohonan dan istana-istana, yang mana sungai-sungai mengalir di bawahnya dengan aliran air yang sejuk. Dan mereka abadi berada di dalam kenikmatannya, tidak keluar darinya. Dan balasan pahala tersebut merupakan keberuntungan yang besar.
(14) "Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar batas- batas hukumNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan."
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya dengan mengingkari hukum-hukum Allah dan melampaui batas yang telah disyariatkan Allah bagi hamba-hambaNya dengan mengubah atau menghentikan pengamalannya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam neraka, dia tinggal di dalamnya, dan baginya siksaan yang menistakan dan menghinakannya.
(15) "Dan para perempuan yang melakukan perbuatan keji193 di antara perempuan-perempuan kalian, maka hendaklah kalian mendatangkan empat orang saksi dari kalian (kaum laki-laki) atas mereka. Jika mereka telah memberi kesaksian, maka kurunglah mereka (perempuan-perempuan itu) dalam rumah sampai kematian menjemput mereka, atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) bagi mereka."194
Dan orang-orang yang melakukan zina dari wanita-wanita kalian, maka datangkanlah oleh kalian wahai para penguasa dan hakim, empat orang lelaki lurus dari kaum Muslimin yang bersaksi atas mereka. Apabila empat orang itu bersaksi atas mereka dengan perbuatan tersebut, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) di dalam rumah sampai kehidupan mereka berakhir dengan kematian atau Allah mengadakan cara lain bagi mereka untuk terbebas dari hukuman tersebut.

[193] Menurut sebagian besar ulama tafsir ialah perbuatan zina, sedang menurut pendapat yang lain Ialah segala perbuatan 
mesum seperti: zina, dan yang sejenisnya. Menurut pendapat Muslim dan Mujahid ialah musahaqah (lesbian).
[194] Menurut sebagian besar ulama tafsir Jalan yang lain itu ialah dengan turunnya an-Nur: 2, tentang hukum dera.
(16) "Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kalian, maka berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Dan dua orang yang melakukan perbuatan zina, maka hukumlah mereka berdua dengan pukulan, pengucilan, dan celaan. Maka apabila mereka sudah bertaubat dari perbuatan yang mereka terjerumus di dalamnya dan telah memperbaiki diri dengan melakukan amal-amal shalih, maka hentikanlah untuk menyakiti mereka berdua. Dapat diambil pelajaran dari ayat ini dan ayat sebelumnya bahwa kaum lelaki bila melakukan perbuatan keji (zina), maka mereka dikenai hukuman-hukuman, sedang kaum wanita dikenai kurungan dan hukuman-hukuman. Kurungan berakhir dengan kematian. Sementara hukuman-hukuman berakhir dengan adanya taubat dan perbaikan diri. Ketetapan ini dahulu berlaku di awal datangnya Islam. Kemudian dimansukh (diganti) dengan ajaran yang disyariatkan Allah dan RasulNya, yaitu hukum rajam bagi lelaki muhshan dan wanita muhshanah, yakni lelaki dan wanita yang merdeka, baligh lagi berakal, yang pernah melakukan hubungan intim dalam pernikahan yang sah. Dan hukuman dera sebanyak 100 pukulan dan pengasingan selama setahun bagi selain mereka berdua. Sesungguhnya Allah Maha Menerima taubat hamba- hambaNya yang mau bertaubat, lagi Maha Penyayang kepada mereka.
(17) "Sesungguhnya Allah hanya menerima taubat orang-orang yang melakukan keburukan karena kejahilan,195 kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka itulah orang-orang yang Allah menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
Sesungguhnya Allah hanyalah menerima taubat dari orang-orang yang mengerjakan maksiat-maksiat dan dosa-dosa lantaran kejahilan (ketidaktahuan) mereka terhadap dampak buruknya dan potensinya mendatangkan kemurkaan Allah -maka tiap orang yang bermaksiat kepada Allah, tanpa sengaja atau disengaja, orang itu adalah orang yang jahil (bodoh) dari pertimbangan ini, meskipun dia mengerti bahwa hal itu diharamkan-. Kemudian mereka kembali kepada Tuhan mereka dengan penyesalan dan ketaatan sebelum menyaksikan datangnya kematian dengan jelas, maka mereka itu adalah orang-orang yang Allah menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui hamba-hambaNya, juga Mahabijaksana dalam pengaturan dan ketetapan takdirNya.

[195] Jahil ialah: (a) Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat, kecuali jika 
dipikirkan terlebih dulu, (b) Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak, (c) Orang yang melakukan 
kejahatan karena kurang kesadaran, lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.
(18) "Dan taubat itu tidaklah (diterima oleh Allah) bagi orang-orang yang melakukan keburukan hingga apabila datang kematian (ajal) kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, 'Saya benar-benar bertaubat sekarang dan tidak (pula diterima taubat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka adalah orang-orang yang kafir,: Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih."
Dan diterimanya taubat bukanlah diperuntukkan bagi orang- orang yang masih terus melanjutkan berbuat maksiat-maksiat dan tidak kembali kepada Tuhan mereka hingga akhirnya datang kepada mereka sakaratul maut, lalu salah seorang dari mereka mengucapkan, "Sesungguhnya sekarang saya mau bertaubat," sebagaimana tidak diterimanya taubat orang-orang yang mati dalam keadaan mengingkari lagi menolak wahdaniyah Allah dan risalah RasulNya, Muhammad . Orang-orang yang masih meneruskan perbuatan maksiatnya hingga mati dan orang-orang yang ingkar yang mati dalam keadaan kafir, Kami telah menyediakan bagi mereka siksaan yang pedih.
Cara Bergaul dengan Istri
(19) "Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kalian mewarisi perempuan dengan jalan paksa,196 dan janganlah kalian menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kalian berikan kepada mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan pergaulilah mereka menurut cara yang patut. Jika kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya."
Wahai orang-orang yang beriman, kalian tidak boleh menjadikan istri-istri ayah-ayah kalian sebagai bagian dari harta pusaka warisan mereka, di mana kalian dapat berbuat sesuka hati terhadap wanita-wanita itu dengan menikahi mereka atau melarang mereka menikah, atau menikahkan mereka dengan orang lain, padahal mereka itu tidak menyukai seluruh hal tersebut. Dan tidak boleh bagi kalian untuk menyebabkan mudarat terhadap istri-istri kalian, lantaran kalian membenci mereka, supaya mereka bersedia menanggalkan sebagian maskawin atau hal lainnya yang telah kalian berikan kepada mereka, kecuali mereka itu telah melakukan perbuatan keji seperti hubungan perzinaan, maka saat itu kalian berhak menahan mereka hingga kalian dapat mengambil apa yang telah kalian berikan kepada mereka. Dan hendaknya asas pergaulan kalian terhadap istri-istri kalian berlandaskan hasrat untuk memuliakan dan cinta dan memenuhi hak-hak mereka. Kemudian apabila kalian membenci mereka dikarenakan suatu faktor duniawi, cobalah bersabar. Mudah-mudahan kalian membenci suatu perkara dan lalu muncul darinya kebaikan yang melimpah ruah.

[196] Ayat ini tidak berarti bahwa mewariskan perempuan tidak dengan jalan paksa dibolehkan Menurut sebagian adat Arab 
jahiliyah, apabila seseorang meninggal, maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. Janda 
tersebut boleh dinikahi sendiri atau dinikahkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan 
menikah lagi.
(20) "Dan jika kalian ingin mengganti istri kalian dengan istri yang lain, sedang kalian telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kalian mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kalian akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?"
Dan apabila kalian menginginkan mengganti istri dengan wanita lainnya, dan kalian telah memberikan kepada orang yang hendak kalian ceraikan harta yang banyak sebagai maskawin baginya, maka tidak halal bagi kalian untuk mengambilnya sedikit pun. Apakah kalian akan tetap mengambilnya dengan jalan dusta dan mengada-ada yang nyata?
(21) "Dan bagaimana kalian akan mengambilnya kembali, padahal kalian telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri), dan mereka (istri-istri kalian) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kalian?"
Bagaimana bisa halal bagi kalian untuk mengambil maskawin yang telah kalian serahkan kepada mereka, sedang masing-masing dari kalian berdua telah saling menikmati melalui hubungan badan dan mereka pun telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat, untuk mempertahankan mereka dengan cara baik-baik atau melepas mereka dengan cara baik-baik (pula).
Beberapa Hukum Pernikahan
(22) "Dan janganlah kalian menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayah kalian, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu sangat keji dan dimurkai (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)"

Janganlah kalian menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah-ayah kalian/ kecuali apa yang telah terjadi sebelumnya pada kalian dan telah berlalu di masa jahiliyah, maka tidak ada hukuman padanya. Sesungguhnya pernikahan anak-anak dengan istri-istri ayah-ayah mereka merupakan perkara buruk yang keburukannya amat keji dan bejat, lagi sangat dibenci, Allah membenci pelakunya. Dan itu adalah seburuk-buruk jalan dan cara hidup yang kalian jalani pada masa jahiliyah kalian.
(23) "Diharamkan atas kalian (menikahi) ibu-ibu kalian, anak-anak perempuan kalian, saudari-saudari kalian, saudari-saudari ayah kalian, saudari-saudari ibu kalian, anak-anak perempuan dari saudara-saudara kalian, anak-anak perempuan dari saudari-saudari kalian, ibu-ibu kalian yang menyusui kalian, saudari-saudari kalian sesusuan, ibu-ibu dari istri-istri kalian (mertua), anak- anak perempuan dari istri-istri kalian (anak-anak tiri) yang berada dalam pemeliharaan kalian197 dari istri-istri yang telah kalian campuri, tetapi jika kalian belum mencampurinya (dan sudah kalian ceraikan), maka tidak berdosa atas kalian (menikahi mereka), (dan diharamkan bagi kalian menikahi) istri-istri dari anak-anak kandung kalian (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Allah mengharamkan atas kalian menikahi ibu-ibu kalian, termasuk nenek-nenek kalian dari jalur ayah dan ibu, dan putri-putri kalian dan mencakup anak-anak perempuan dari anak-anak sendiri dan demikian seterusnya; saudari-saudari kandung kalian, atau saudari seayah atau seibu; 'ammah (bibi-bibi) kalian: yaitu saudari ayah-ayah dan kakek-kakek kalian, dan khalah (bibi-bibi): yaitu saudari ibu-ibu dan nenek-nenek kalian, anak-anak perempuan dari saudara-saudara lelaki kalian dan anak-anak perempuan dari saudari-saudari kalian. Termasuk di dalamnya anak-anak mereka. Dan ibu-ibu kalian yang menyusui kalian dan saudari-saudari kalian dalam persusuan. Dan sesungguhnya Rasulullah telah mengharamkan melalui persusuan apa yang diharamkan melalui nasab. Dan ibu-ibu dari istri-istri kalian, baik kalian sudah mencampuri istri-istri kalian itu atau kalian belum menggauli mereka. Dan anak-anak perempuan dari istri-istri kalian yang berasal dari lelaki lain yang umumnya tumbuh di dalam rumah-rumah kalian dan di bawah pengasuhan kalian. Mereka itu haram dinikahi, meskipun tidak berada di bawah pengasuhan kalian, dengan syarat telah terjadi hubungan badan dengan ibu-ibu mereka. Apabila kalian belum mencampuri ibu-ibu mereka, dan kalian sudah menceraikan ibu-ibu mereka atau sudah meninggal dunia sebelum terjadi hubungan badan, maka tidak masalah bagi kalian untuk menikahi putri-putri mereka. Sebagaimana Allah sudah mengharamkan atas kalian istri-istri anak-anak lelaki kalian yang berasal dari tulang sulbi kalian sendiri dan anak-anak yang dimasukkan ke dalam kategori tersebut, yaitu anak-anak kalian yang melalui persusuan. Pengharaman ini berlaku sejak terjadi akad pernikahan dengannya, baik anak lelaki tersebut telah mencampurinya atau belum mencampurinya. Dan Dia mengharamkan atas kalian menggabungkan dua perempuan bersaudara dalam satu nasab atau satu persusuan dalam satu waktu, kecuali apa yang telah terjadi dan berlalu dari kalian di masa jahiliyah. Demikian pula, tidak boleh menggabungkan antara seorang wanita dengan bibinya dari jalur ayah atau ibunya, sebagaimana tertuang dalam dalil as-Sunnah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun kepada orang-orang yang berbuat dosa bila mereka mau bertaubat, Maha Penyayang terhadap mereka, tidak membebankan kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sanggupi.


[197] Maksud ibu di awal ayat ini adalah ibu, nenek, dan seterusnya ke atas, dan yang dimaksud dengan anak-anak perempuan 
adalah anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah. Sedangkan yang berkaitan dengan diharamkannya 
menikahi anak-anak dari istri yang berada dalam pemeliharaan kalian, menurut sebagian besar ulama termasuk juga anak-anak 
tiri yang tidak dalam pemeliharaan.
(24) "Dan (diharamkan juga kalian menikahi) perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kalian miliki198 sebagai ketetapan Allah atas kalian. Dan dihalalkan bagi kalian selain (perempuan- perempuan) yang demikian itu199 (yaitu dengan cara) mencari dengan harta kalian (perempuan-perempuan yang dihalalkan Allah) untuk kalian nikahi bukan untuk berzina. Maka siapa yang kalian nikmati (nikahi) di antara mereka, maka berilah upah (mahar) mereka sebagai suatu kewajiban. Dan tidak ada dosa atas kalian terhadap apa-apa yang kalian telah saling merelakannya setelah ditentukannya (mahar itu).200Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
Dan diharamkan juga atas kalian menikahi wanita-wanita bersuami, kecuali wanita-wanita dari mereka yang kalian tawan dalam peperangan. Sesungguhnya menikahi mereka itu halal bagi kalian, setelah melewati masa istibra' (pemastian kosongnya) rahim-rahim mereka (dari benih) dengan sekali haid. Allah telah menetapkan atas kalian pengharaman menikahi mereka (yang telah disebutkan sebelumnya) dan memperbolehkan menikahi wanita-wanita selain mereka dari wanita-wanita yang Allah menghalalkan kalian untuk mencari cara menjaga kehormatan kalian dengan harta-harta yang kalian miliki dari perbuatan haram. Kemudian istri-istri yang kalian telah nikmati dari mereka melalui pernikahan yang sah, maka berikanlah kepada mereka mahar-mahar mereka yang telah Allah wajibkan atas kalian. Tidak ada dosa atas kalian dalam kesepakatan yang telah terjalin di antara kalian untuk menambah atau mengurangi kadar mahar sesudah kewajiban membayar mahar tersebut ditentukan. Sesungguhnya Allah  Maha Mengetahui urusan-urusan hamba-hambaNya, juga Mahabijaksana dalam ketetapan-ketetapan hukum dan pengaturanNya.

[198] Perempuan-perempuan yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersamanya.
[199] Selain dari perempuan yang tersebut dalam an-Nisa: 23.
[200] Yakni, menambah, atau mengurangi, atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah ditetapkan.
(25) "Dan barangsiapa di antara kalian tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan merdeka yang beriman, maka (dihalalkan menikahi perempuan) yang beriman dari hamba sahaya yang kalian miliki. AUah lebih mengetahui keimanan kalian. Sebagian dari kalian adalah dari sebagian yang lain (sama-sama keturunan Adam-Hawwa'), karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka maskawin dengan cara yang pantas, karena mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah bersuami, tetapi melakukan perbuatan keji (zina), maka (hukuman) bagi mereka adalah setengah dari hukuman perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). (Kebolehan menikahi hamba sahaya) itu, adalah bagi orang- orang yang takut terhadap kesulitan dalam menjaga diri (dariperbuatan zina). Tetapi jika kalian bersabar, itu lebih baik bagi kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan orang yang tidak berkemampuan membayar mahar-mahar wanita-wanita merdeka yang beriman, maka dia boleh menikahi selain wanita merdeka dari budak-budak wanita yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui hakikat keimanan kalian. Sebagian kalian itu berasal dari sebagian yang lain, karena itu, nikahilah mereka dengan persetujuan dari keluarga (tuan)nya, dan berikanlah mahar dengan jumlah yang sesuai dengan kesepakatan yang kalian jalin dengan kerelaan hati dari kalian, sedang mereka adalah wanita-wanita yang memelihara kehormatan diri mereka dari perbuatan haram, bukan wanita-wanita yang berbuat zina dengan terang-terangan, serta bukan wanita-wanita yang diam-diam mengambil lelaki-lelaki simpanan. Apabila mereka sudah menikah dan kemudian melakukan perbuatan zina, maka mereka dikenakan setengah hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka (yang tidak bersuami). Ketetapan yang diperbolehkan untuk menikahi wanita-wanita hamba sahaya dengan beberapa syarat di atas, hanyalah diperbolehkan bagi orang yang merasa takut dirinya akan terjerumus ke dalam perzinaan dan dia mengalami kesulitan berat untuk menahan hasrat berhubungan badan. Dan bersabar menahan hasrat menikahi hamba sahaya wanita itu lebih baik dan lebih utama. Dan Allah Maha Pengampun terhadap kalian, juga Maha Penyayang kepada kalian, lantaran mengizinkan kalian menikahi wanita-wanita sahaya ketika kondisi tidak memungkinkan menikahi wanita-wanita merdeka.
(26) "Allah hendak menerangkan (syariatNya) kepada kalian, dan menunjukkan jalan-jalan (kehidupan) orang yang sebelum kalian (para nabi dan orang- orang shalih) dan Dia menerima taubat kalian. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana."
Melalui aturan-aturan syariat ini, Allah berkehendak menerangkan kepada kalian rambu-rambu agamaNya yang lurus dan syariatNya yang bijaksana, dan menunjukkan kalian kepada jalan para nabi dan orang- orang shalih sebelum kalian dalam perkara yang halal dan haram dan menerima taubat kalian dengan kembali mengerjakan ketaatan-ketaatan kepada Allah. Dan Dia  Maha Mengetahui hal yang akan memperbaiki keadaan hamba-hambaNya, Mahabijaksana dalam ajaran yang disyariat- kanNya untuk kalian.
(27) "Dan Allah hendak menerima taubat kalian, sedang orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu menghendaki agar kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)"
Dan Allah berkehendak menerima taubat kalian dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Sedangkan orang-orang yang memperturutkan nafsu syahwat dan kesenangan mereka berharap kalian melenceng dari agama kalian sejauh-jauhnya.
(28) "Allah hendak memberikan keringanan kepada kalian,201 karena manusia diciptakan dalam keadaan lemah."
Allah dengan ajaran yang disyariatkanNya menghendaki kemudahan dan tidak adanya kesulitan bagi diri kalian, dikarenakan sesungguhnya kalian diciptakan dalam keadaan bersifat lemah.

[201] Yakni, dalam syariat di antaranya boleh menikahi hamba sahaya, apabila telah cukup syarat-syaratnya.
Islam Melindungi Hak Milik Laki-laki dan Perempuan
(29) "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku alas dasar suka sama suka di antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kalian

Wahai sekalian orang-orang yang benar dalam keimanan mereka kepada Tuhan mereka dan kepatuhan mereka kepada RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, tidak halal bagi kalian untuk saling memakan harta sesama kalian tanpa alasan yang dibenarkan syariat, kecuali telah sejalan dengan syariat dan penghasilan yang dihalalkan yang bertolak dari adanya saling rela dari kalian. Dan janganlah sebagian kalian membunuh sebagian yang lain, akibatnya kalian akan membinasakan diri kalian dengan melanggar larangan-larangan Allah dan maksiat-maksiat kepadaNya. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kalian dalam setiap perkara yang Allah memerintahkan kalian untuk mengerjakannya dan perkara yang Allah melarang kalian melakukannya.
(30) "Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan zhalim, maka akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Dan barangsiapa mengerjakan hal yang telah dilarang oleh Allah berupa mengambil harta haram seperti mencuri, merampas, menipu dengan melanggar hak orang lain dan bertindak di luar batas ajaran syariat, maka Allah kelak akan memasukkannya ke dalam neraka, ia akan merasakan panasnya. Dan hal itu mudah bagi Allah.
(31) ''Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kalian dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian dan akan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga),"

Bila kalian wahai kaum Mukminin, menjauhi dosa-dosa besar seperti perbuatan menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh jiwa yang tidak dibenarkan dan perkara-perkara lainnya, niscaya Kami akan menghapuskan dari kalian dosa-dosa yang lebih rendah darinya, yaitu dosa-dosa kecil, dan Kami akan memasukkan kalian ke dalam tempat yang mulia, yaitu surga.
(32) "Dan janganlah kalian iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kalian atas sebagian yang lain, (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dan janganlah kalian berharap memperoleh karunia yang dengan-nya Allah unggulkan sebagian orang di atas sebagian yang lain, berupa bakat-bakat, jumlah rizki dan lainnya. Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi kaum lelaki bagian tertentu dalam bentuk balasan menurut amal perbuatan mereka. Dan Dia menjadikan bagian bagi para wanita dari apa yang mereka perbuat. Dan mintalah kepada Allah Dzat Yang Mahamulia lagi Maha Pemberi karunia, niscaya Dia akan memberikan sebagian dari karuniaNya daripada sekedar berharap-harap belaka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan Dia lebih mengetahui apa yang memperbaiki keadaan hamba-hambaNya terkait kebaikan yang Dia bagi-bagikan kepada mereka. 
(33) "Dan untuk masing-masing (laki-laki dan perempuan), Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orangtua (nya) dan karib kerabat (nya). Dan orang-orang yang kalian telah bersumpah setia dengan mereka, maka berikanlah kepada mereka bagian mereka202. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu."
Dan masing-masing dari kalian, Kami menjadikan ahli waris yang akan mewarisi harta yang ditinggalkan oleh kedua orangtua dan karib kerabat. Dan orang-orang yang kalian telah mengadakan sumpah setia dengan mereka yang didasari sumpah-sumpah yang kuat untuk saling menolong dan memberikan bagian kepada mereka dari harta warisan, maka berikanlah kepada mereka bagian yang telah ditentukan bagi mereka. Pemberian bagian warisan berdasarkan hubungan sumpah setia dahulu berlaku pada permulaan perkembangan Islam, kemudian dihapuskan hukumnya dengan turunnya ayat-ayat tentang warisan. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu dari tindak-tanduk kalian dan akan memberikan balasan bagi kalian sesuai dengan itu.


[202] Yakni, orang-orang yang kalian telah melakukan sumpah setia dengan mereka untuk saling membela dan akan memberikan
sebagian dari harta warisan, maka berikanlah apa yang telah ditetapkan bagi mereka. Akan tetapi, Ini adalah di awal Islam, 
kemudian hukumnya dimansukh (dihapus dan digantikan) oleh ayat-ayat tentang warisan.
Beberapa Peraturan Hidup Bersuami-Istri
(34) "Kaum laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi kaum perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang shalih, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).203 Perempuan-perempuan yang kalian khawatirkan akan nusyuz,204 hendaklah kalian beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari alasan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar."
Kaum laki-laki merupakan pemimpin-pemimpin yang menjalankan tugas pengarahan terhadap kaum wanita dan memperhatikan urusan mereka berdasarkan keistimewaan yang Allah khususkan bagi mereka berupa kepemimpinan dan keunggulan, dan berdasarkan apa yang telah diberikan kaum laki-laki kepada mereka berupa mahar-mahar dan nafkah-nafkah. Wanita-wanita yang shalihah lagi lurus di atas ajaran syariat Allah dari mereka adalah wanita-wanita yang taat kepada Allah dan kepada suami mereka, menjaga apa saja yang luput dan pengetahuan suami-suami mereka terhadap hal-hal yang mereka dipercaya untuk menjaganya dengan bantuan penjagaan dari Allah dan taufikNya. Dan istri-istri yang kalian khawatirkan dari mereka keengganan untuk taat kepada kalian, maka nasihatilah mereka dengan tutur kata yang baik. Apabila tutur kata baik tidak membuahkan hasil pada mereka, maka pisah ranjanglah dengan mereka dan jangan mendekati mereka. Apabila tindakan mengucilkan mereka tidak berpengaruh bagi mereka, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak memudaratkan bagi mereka sedikit pun. Jika kemudian mereka taat kepada kalian, maka hindarilah berbuat zhalim kepada mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

[203] Yakni, Allah  telah mewajibkan kepada suami untuk menggauli istrinya dengan baik.

[204] Nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
(35) "Dan jika kalian khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taujik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti."
Dan apabila kalian wahai para wali kedua suami istri, mengetahui adanya pertengkaran antara mereka berdua yang berpotensi mengakibatkan perceraian, maka utuslah kepada mereka penengah yang adil dari keluarga suami dan penengah yang adil dari keluarga istri, supaya mereka menganalisa dan menetapkan putusan yang mengandung kemaslahatan bagi pasangan suami istri tersebut. Dan dikarenakan niat baik dua penengah untuk mengadakan perdamaian dan pemakaian ungkapan yang baik, Allah akan memberikan taufik bagi pasangan suami istri tersebut. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, tidak ada satu urusan hamba-hambaNya sedikit pun yang tersembunyi bagiNya, juga Mahateliti terhadap apa yang dipendam oleh jiwa-jiwa mereka.
KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH DAN TERHADAP SESAMA MANUSIA







(36) "Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan sesuatu apa pun denganNya. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,205 teman sejawat, ibnu sabil206 dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
Dan beribadahlah kepada Allah dan patuhlah kepadaNya semata, dan janganlah kalian mengadakan sekutu bagiNya dalam rububiyah dan peribadahan. Dan berbuat baiklah kalian kepada orangtua dan penuhi hak-hak mereka berdua dan hak-hak karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang yang membutuhkan, tetangga yang dekat dengan kalian dan tetangga jauh, teman dalam perjalanan dan dalam pemukiman, orang yang safar yang terdesak kebutuhan dan budak-budak belian dari hamba sahaya kalian, baik lelaki maupun perempuan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dari kalangan hamba-hambaNya lagi membanggakan diri terhadap manusia.

[205] Dekat dan jauh di sini ada yang menafsirkan dekat dan jauh dari segi tempat, ada pula yang menafsirkan dekat dan jauh dari 
segi hubungan kekeluargaan, dan ada pula yang menafsirkan dengan tetangga Muslim dan non Muslim.
[206] Ibnu sabil ialah orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan yang bukan untuk tujuan maksiat.
(37) "(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir azab yang menghinakan."
Yaitu orang-orang yang menolak berinfak dan memberi dari sebagian karunia yang Allah berikan kepada mereka dan memerintahkan orang lain untuk berbuat kikir dan mereka itu mengingkari nikmat-nikmat Allah dan menutup-nutupi karunia dan pemberianNya. Dan Kami menyediakan bagi orang-orang yang ingkar siksaan yang menghinakan.
(38) "Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya' (ingin dilihat) orang lain, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada Hari Akhir. Dan barangsiapa yang setan adalah temannya, maka (ketahuilah) setan adalah seburuk-buruk teman."  
Dan demikian pula Kami menyediakan siksaan ini bagi orang-orang yang menginfakkan harta mereka karena dorongan riya (pamer) dan sum'ah (publikasi), dan mereka tidak beriman kepada Allah dengan keyakinan kuat dan amal shalih dan tidak beriman kepada Hari Kiamat. Perbuatan-perbuatan buruk ini termasuk perkara-perkara yang diserukan oleh setan. Dan barangsiapa setan menjadi pendampingnya, maka seburuk- buruk pendamping dan teman dekat adalah setan.
(39) "Dan kemudaratan apa yang akan menimpa mereka kalau mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhir dan menginfakkan sebagian rizki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka."
Mudarat apakah yang akan membuntuti mereka seumpama mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhir, baik dalam bentuk keyakinan maupun amal, dan menginfakkan sebagian yang Allah berikan kepada mereka dengan mengharap pahala dan ikhlas? Dan Allah  Maha Mengetahui mereka dan apa yang mereka perbuat, dan Dia akan menghisab mereka atas semua itu.
(40) "Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah,207 dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya"
Sesungguhnya Allah  tidak mengurangi balasan amal perbuatan seseorang sebesar dzarrah pun. Meskipun suatu kebaikan seberat dzarrah, maka sesungguhnya Allah  menambah dan memperbanyak bagi pemiliknya. Dan Dia memberikan kemurahan anugerah kepadanya berupa tambahan, lalu Dia memberikan kepadanya pahala besar dari sisiNya, yaitu surga.

[207] Dzarrah adalah sesuatu yang terkecil dan teringan.
(41) "Dan bagaimanakah (keadaan) manusia, apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (wahai Rasul) sebagai saksi atas mereka?"
Bagaimana keadaan manusia pada Hari Kiamat jika Allah mendatangkan setiap umat manusia bersama Rasul mereka untuk bersaksi atas apa yang mereka perbuat, dan Dia mendatangkan dirimu wahai Rasul (Muhammad), sebagai saksi atas umatmu bahwa engkau telah menyampaikan risalah Tuhanmu kepada mereka.
(42) "Pada hari itu, orang-orang yang kafir dan orang-orang yang mendurhakai Rasul (Muhammad), berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau hancur luluh menjadi tanah), dan mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu pembicaraan (kejadian) apa pun dari Allah."
Pada hari peristiwa itu terjadi, orang-orang yang kafir kepada Allah  dan menentang Rasul dan tidak menaatinya, berharap Allah menjadikan diri mereka dan permukaan tanah sama, lalu mereka berubah menjadi tanah, sehingga tidak akan dibangkitkan dan mereka tidak mampu menyembunyikan apa pun dari Allah terkait apa-apa yang ada dalam diri mereka, karena Allah mengunci mulut-mulut mereka, dan anggota-anggota tubuh mereka bersaksi atas perbuatan yang dahulu mereka kerjakan.
KESUCIAN LAHIR DAN BATIN

Kesucian Lahir dan Batin Dalam Shalat

(43) "Wahai orang yang beriman! Janganlah kalian mendekati shalat, ketika kalian dalam keadaan mabuk, sampai kalian sadar apa yang kalian ucapkan, dan jangan pula (kalian hampiri masjid ketika kalian) dalam keadaan junub kecuali bagi orang-orang yang sekadar lewat saja, hingga kalian mandi (mandi junub)208. Dan (adapun) jika kalian sakit, atau sedang dalam perjalanan jauh atau salah seorang di antara kalian sehabis buang air, atau kalian telah menyentuh perempuan,209 sedangkan kalian tidak mendapat air, maka bertayamumlah kalian dengan debu yang baik (suci); usaplah wajah kalian dan tangan kalian dengan (debu) itu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun ."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, janganlah kalian mendekati shalat dan jangan beranjak untuk melaksanakannya saat dalam keadaan mabuk sampai kalian dapat membedakan dan menyadari apa yang kalian ucapkan. Dan larangan ini berlaku sebelum pengharaman yang tegas terhadap khamar (minuman keras) dalam seluruh keadaan. Dan janganlah kalian mendekati shalat dalam kondisi hadats besar (junub) dan jangan mendekati tempat-tempat shalat yaitu masjid-masjid, kecuali seseorang dari kalian yang sekedar melintasinya dari pintu ke pintu, sampai kalian telah bersuci. Dan apabila kalian dalam keadaan sakit, tidak mampu mempergunakan air dalam kondisi itu, atau tengah berada dalam perjalanan jauh atau salah seorang dari kalian datang dari tempat buang hajat atau kalian mencampuri istri-istri kalian, sedang kalian tidak mendapati air untuk bersuci, maka carilah debu yang suci, lalu usaplah muka dan tangan kalian dengannya. Sesungguhnya Allah  Maha Pemaaf dan Maha Pengampun terhadap dosa-dosa kalian serta menutupinya untuk kalian.

[208] Sebagian ulama menyimpulkan bahwa larangan bagi orang junub berdiam diri di masjid juga berarti larangan mengerjakan 
shalat; karena kaum Muslimin biasanya tidak datang ke masjid, kecuali untuk shalat Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa 
ayat ini hanya berisi larangan shalat bagi orang yang junub, bukan larangan bagi orang yang junub untuk memasuki masjid.
[209] Sebagian ulama menjelaskan arti menyentuh di sini adalah bersentuhan kulit, dan sebagian lain adalah bercampur sebagai 
suami istri.



Orang-orang yang Tidak Suci Batinnya dan Ancaman Allah Terhadap Mereka






(44) "Tidakkah engkau (wahai Rasul) memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat), di mana mereka membeli (menukar) kesesatan (dengan hidayah) dan mereka menghendaki agar kalian tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar) ?"
Apakah kamu wahai Rasul, tidak mengetahui tentang kaum Yahudi yang telah diberi bagian ilmu yang datang kepada mereka melalui Taurat, (di mana) mereka menukar hidayah dengan kesesatan, dan meninggalkan hujjah-hujjah dan bukti-bukti nyata yang menunjukkan kebenaran risalah utusan Allah, Muhammad , serta berharap kalian wahai kaum Mukminin yang memperoleh hidayah, untuk menyimpang dari jalan yang lurus supaya kalian sesat seperti mereka?
(45) "Dan Allah lebih mengetahui tentang musuh-musuh kalian. Cukuplah Allah menjadi Pelindung dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagi kalian)."
Dan Allah lebih mengetahui dari kalian wahai kaum Mukminin, perihal permusuhan kaum Yahudi terhadap kalian. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung yang memelihara kalian dan cukuplah Dia sebagai penolong yang menolong kalian atas musuh-musuh kalian.
(46) "(Yaitu) di antara orang-orang Yahudi, yang mengubah kata-kata (Firman Allah) dari tempat-tempatnya.210 Dan mereka berkata, 'Kami mendengar tetapi kami membangkang.' Dan (mereka mengatakan pula),'Dengarlah,' (tetapi hati mereka mengatakan) 'Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengar.' Dan (mereka mengatakan), 'Ra'ina"211 dengan memutarbalikkan lidah mereka dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, 'Kami mendengar dan patuh, dengarlah dan perhatikanlah kami,' tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih lurus, tetapi Allah melaknat mereka karena kekafiran mereka. Maka mereka tidak beriman, kecuali sedikit sekali."212
Di antara orang-orang Yahudi ada satu kelompok yang terbiasa mengubah-ubah Firman Allah dan menggantinya dari pengertian yang semestinya secara dusta atas Nama Allah. Dan mereka berkata kepada Rasul , "Kami dengar ucapanmu dan kami langgar perintahmu. Dengarlah dari kami, semoga kamu tidak dapat mendengar." Dan mereka mengatakan, "Ra'ina sam'aka," maksudnya pahamilah dari kami dan pahamkanlah kami. Mereka memutar-mutar lisan mereka dengan ungkapan itu. Sebenarnya mereka hendak melecehkan beliau dengan kata ar-ru'unah (bodoh sekali), sesuai dengan bahasa yang mereka miliki, dan melecehkan Islam. Seandainya mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taati," sebagai ganti "dan kami langgar", dan "Dengarlah dari kami" tanpa kata-kata "semoga kamu tidak dapat mendengar", dan "unzhurna" sebagai ganti "Ra'ina", niscaya ungkapan itu akan lebih baik bagi mereka di sisi Allah dan merupakan ucapan yang lebih lurus. Akan tetapi, Allah mengusir mereka dari rahmatNya, lantaran kekafiran dan pengingkaran mereka terhadap kenabian Muhammad . Mereka tidak mengimani kebenaran kecuali dengan keimanan yang amat tipis.

[210] Yakni, mengubah arti, tempat, atau menambah dan mengurangi kata-kata.
[211] Kata راعنا sama artinya dengan اُنْظُرْنَا artinya, perhatikan kami. Selanjutnya lihat Surat ai-Baqarah: 104.
[212] Ada yang mengatakan kadar keimanannya yang tipis, dan ada yang mengatakan jumlah orangnya yang sedikit.

(47) "Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kalian kepada apa yang telah Kami turunkan (al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kalian, sebelum Kami mengubah wajah-wajah (kalian), lalu Kami putar ke belakang213 atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang- orang (yang berbuat maksiat) pada Hari Sabat (Sabtu). Dan ketetapan Allah pasti berlaku."
Wahai Ahli Kitab, berimanlah dan amalkanlah apa yang telah Kami turunkan, yaitu al-Qurvan, yang membenarkan kitab-kitab yang ada bersama kalian sebelum Kami menghukum kalian akibat buruknya kelakuan kalian, di mana Kami hilangkan muka-muka kalian dan Kami pindahkan ke arah punggung, atau Kami kutuk orang-orang yang mengadakan kerusakan tersebut dengan mengubah mereka menjadi kera dan babi. Sebagaimana Kami telah melaknati orang-orang Yahudi, para pelanggar larangan di Hari Sabtu dahulu yang dilarang untuk berburu ikan pada hari itu, akan tetapi mereka tidak berhenti. Lalu Allah memurkai mereka dan mengusir mereka dari rahmatNya. Dan ketetapan Allah itu pasti terlaksana dalam seluruh keadaan.

[213] Menurut kebanyakan ulama tafsir, maksudnya ialah mengubah wajah mereka lalu diputar ke belakang sebagai penghinaan.
(48) "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) dipersekutukanNya Dia (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa-dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dan tidak memaafkan orang yang mempersekutukan seseorang dari makhlukNya denganNya, atau kafir dengan jenis kekafiran apa saja; dan Dia mengampuni dan memaafkan dosa-dosa selain kesyirikan bagi hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya ia telah mengerjakan perbuatan dosa yang sangat besar.

(49) "Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci?214Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizhalimi sedikit pun"
Apakah kamu tidak mengetahui wahai Rasul, perkara orang-orang yang memuji-muji diri mereka sendiri dan tindak-tanduk mereka, dan menyifatinya dengan kesucian dan bebas dari keburukan? Allah-lah semata yang memuji hamba-hambaNya yang dikehendakiNya karena Dia mengetahui hakikat amal perbuatan mereka sebenarnya, dan mereka tidak mengalami pengurangan pada amal perbuatan mereka sedikit pun, meski sekecil benang yang ada di belahan biji kurma.

[214] Yang dimaksud di sini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri mereka bersih. Lihat Surat al-
Baqarah: 80 dan 111, serta Surat al-Ma idah: 18.



(50) "Perhatikanlah bagaimana mereka mengada-adakan kebohongan atas Nama Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)"
Lihatlah mereka olehmu wahai Rasul, dengan penuh keheranan terhadap keadaan mereka bagaimana mereka bisa mengadakan kedustaan atas Nama Allah, sedang Dia bersih dari segala yang tidak pantas bagiNya? Cukuplah kedustaan ini sebagai dosa yang sangat besar lagi menyingkap rusaknya keyakinan mereka.
(51) "Tidakkah engkau (wahai Rasul) memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat), yang percaya kepada Jibt dan thaghut215 dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman?"
Apakah kamu wahai Rasul, tidak mengetahui perihal orang-orang Yahudi yang telah diberi bagian dari ilmu, mereka membenarkan semua yang disembah selain Allah, seperti berhala-berhala, setan-setan dari jenis manusia dan jin, dan mereka mengatakan kepada orang-orang yang kafir kepada Allah dan RasulNya, Muhammad , "Orang-orang kafir itu lebih lurus dan lebih benar jalan mereka daripada orang-orang yang beriman itu."

[215] Jibt sama dengan thaghut, ialah setan dan apa saja yang disembah selain Allah
(52) "Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah. Dan barangsiapa dilaknat Allahy niscaya engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong pun baginya."
Orang-orang yang kerusakan mereka telah bertumpuk-tumpuk dan kesesatan mereka sudah merajalela itu, Allah mengusir mereka dari rahmatNya. Dan barangsiapa dijauhkan Allah dari rahmatNya, maka kamu tidak akan mendapatkan baginya orang yang menolongnya dan menolak siksaan yang buruk darinya.
(53) "Ataukah mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Meskipun adaf mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebaikan) kepada manusia,"
Bahkan apakah mereka memiliki bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Seandainya mereka benar memperolehnya, pastilah mereka tidak akan memberikannya sedikit pun kepada seseorang pun, meskipun sekecil celah yang ada di permukaan biji kurma.
(54) "ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar."
Apakah mereka itu sebenarnya dengki kepada Muhammad  atas karunia yang Allah berikan kepadanya berupa nikmat kenabian dan kerasulan, dan dengki kepada sahabat-sahabatnya atas nikmat taufik menuju kepada keimanan dan mengimani risalah serta mengikuti Rasul dan memperoleh kekuasaan di muka bumi? Mereka mengimpikan sirnanya karunia itu dari kaum Mukminin. Sesungguhnya sebelumnya Kami telah menganugerahkan kepada keturunan Ibrahim kitab-kitab yang Allah turunkan kepada mereka dan wahyu yang diwahyukan kepada mereka yang tidak berwujud lembaran bacaan. Dan selain itu, Kami telah memberikan kepada mereka kekuasaan yang besar.
(55) ”Maka di antara mereka (yang dengki itu), ada yang beriman kepadanya dan ada pula yang menghalangi (manusia beriman) kepadanya. Cukuplah (bagi mereka) Neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya."
Maka di antara orang-orang yang telah diberi bagian ilmu itu, ada yang beriman kepada risalahMuhammad  dan menjalankan ajaran syariatnya. Dan di antara mereka ada yang berpaling dan tidak mau menerima seruan dakwahnya serta menghalang-halangi manusia untuk mengikutinya. Dan cukuplah bagi kalian wahai orang-orang yang mendustakan, Neraka Jahanam yang dinyalakan dengan bahan bakarnya yang tak lain adalah kalian sendiri.
(56) "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha- perkasa lagi Mahabijaksana."
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari apa yang Allah turunkan berupa ayat-ayatNya dan wahyu kitab suciNya serta dalil-dalil dan hujjah-hujjahNya, maka Kami akan memasukkan mereka ke dalam neraka, mereka akan merasakan panasnya. Tiap kali kulit-kulit mereka terbakar, Kami ganti kulit-kulit mereka dengan kulit-kulit yang lain, supaya siksaan mereka dan rasa sakit mereka terus berlangsung. Sesungguhnya Allah  Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang menolak keinginanNya, juga Mahabijaksana dalam pengaturan dan ketetapanNya.
(57) "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga-surgayang mengalir di bawahnya sungai- sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang disucikan, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman."
Dan orang-orang yang hati mereka telah tentram dengan keimanan kepada Allah  dan membenarkan risalah RasulNya, Muhammad , dan kemudian istiqamah di atas jalan ketaatan, Kami akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka bersenang-senang di sana selamanya dan tidak keluar darinya. Dan bagi mereka istri-istri yang Allah sucikan dari segala kotoran, dan Kami memasukkan mereka ke tempat yang penuh naungan lebat lagi luas di dalam surga.
DASAR-DASAR PEMERINTAHAN
(58) "Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kalian menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepada kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Sesungguhnya Allah  memerintahkan kalian untuk menunaikan aneka ragam jenis amanat yang kalian dipercaya untuk menyampaikannya kepada para pemiliknya, maka janganlah kalian melalaikan amanat- amanat itu. Dan Dia memerintahkan kalian untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan dasar keadilan dan obyektif, bila kalian memutuskan sengketa di antara mereka. Dan itu adalah sebaik-baik nasihat yang Allah sampaikan kepada kalian dan memandu kalian kepadanya. Sesungguhnya Allah  Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, mengawasi seluruh tindakan kalian lagi Maha Melihatnya.

(59) "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan UlilAmri (pemegang kekuasaan)216 di antara kalian. Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya),jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, sambutlah perintah-perintah Allah  dan janganlah kalian mendurhakaiNya, dan sambutlah RasulNya dengan mengikuti kebenaran yang dibawanya, dan taatilah para penguasa kalian dalam perkara selain maksiat kepada Allah. Apabila kalian berselisih paham dalam suatu perkara di antara kalian, maka kembalikanlah ketetapan hukumnya kepada Kitab Allah  dan Sunnah RasulNya, Muhammad  bila kalian memang beriman dengan sebenar-benarnya kepada Allah  dan Hari Perhitungan. Mengembalikan persoalan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah itu adalah lebih baik bagi kalian daripada berselisih paham dan pendapat atas dasar pikiran belaka dan akan lebih baik akibat dan dampaknya.

[216] Kewajiban taat kepada Ulil Amri adalah selama mereka tidak memerintahkan untuk melakukan kemaksiatan.
(60) "Tidakkah engkau (wahai Rasul) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu, (tetapi) mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk kafir kepada thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya."
Apakah kamu wahai Rasul, tidak mengetahui perihal orang-orang munafik yang mengaku-aku telah beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadamu, yaitu al-Qur'an, dan kepada wahyu yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelummu, tetapi mereka ingin berhukum dalam memutuskan persengketaan di antara mereka kepada selain ajaran yang disyariatkan Allah berupa ajaran kebatilan, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari ajaran kebatilan? Dan setan menghendaki untuk menjauhkan mereka dari jalan kebenaran sejauh-jauhnya. Dan dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa sesungguhnya iman yang benar menuntut kepatuhan kepada syariat Allah dan berhukum dengannya dalam seluruh urusan. Karenanya, barangsiapa beranggapan bahwa dirinya telah beriman namun ternyata dia lebih memilih hukum thaghut di atas hukum Allah, maka dia adalah seorang pembohong dalam pengakuannya itu. 

(61) "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,' (niscaya) engkau melihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) darimu sekuat tenaga."
Dan apabila mereka dinasihati dan dikatakan kepada mereka, "Marilah (patuh) kepada wahyu yang Allah turunkan dan (patuh) kepada Rasul dan petunjuknya," kamu dapat lihat orang-orang yang menampakkan keimanan secara lahir dan menyembunyikan kekafiran, berpaling darimu sekuat tenaga.
(62) "Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang- orang munafik) disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah dengan Nama Allah, 'Kami sekali-kali tidak menghendaki selain berbuat baik dan mendamaikan'."
Maka bagaimanakah jadinya keadaan orang-orang munafik itu tatkala musibah menimpa mereka lantaran dosa-dosa yang mereka perbuat dengan tangan-tangan mereka. Kemudian mereka datang kepadamu wahai Rasul, untuk meminta maaf dan mereka menegaskan kepadamu bahwa sesungguhnya mereka tidak bermaksud dengan perbuatan-perbuatan mereka kecuali berbuat baik dan mendamaikan antara pihak-pihak yang bertikai.
(63) "Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka"
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui hakikat isi hati mereka yang berupa kemunafikan. Maka jauhilah mereka dan peringatkanlah mereka dari buruknya keadaan mereka. Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang menyentuh pada kalbu mereka lagi menghentikan mereka.
(64) "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sekiranya mereka, setelah menzhalimi diri mereka217 datang kepadamu (wahai Rasul), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang"
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dari rasul-rasul Kami, kecuali agar diterima seruannya dengan kehendak Allah dan ketetapan-Nya. Seandainya orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan berbuat kesalahan-kesalahan itu datang kepadamu wahai Rasul, saat kamu masih hidup dengan bertaubat lagi meminta kepada Allah agar berkenan mengampuni dosa-dosa mereka dan kamu memintakan ampunan bagi mereka, pastilah mereka akan mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

[217] Yakni, berhakim kepada selain Nabi Muhammad  atau melakukan dosa apa saja secara umum.
(65) "Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikanmu (wahai Rasul) sebagai hakim dalam perkara yang terjadi perselisihan di antara mereka, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya"
Allah  bersumpah dengan DzatNya Yang Mulia bahwa mereka itu tidak beriman dengan sebenarnya sampai mau menjadikanmu sebagai hakim penengah dalam perselisihan yang terjadi antara mereka saat kamu masih hidup dan berhukum dengan petunjuk Sunnahmu sepeninggalmu, kemudian mereka tidak merasa sesak dalam hati mereka terhadap ketetapan yang menjadi keputusan akhirmu. Dan selain itu, mereka patuh dengan kepatuhan yang sempurna. Berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah yang dibawa oleh Rasulullah  dalam seluruh perkara kehidupan termasuk intisari keimanan, disertai dengan keridhaan dan penyerahan diri.
(66) ”Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, 'Bunuhlah diri kalian atau keluarlah kalian dari kampung halaman kalian, ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka melaksanakan apa yang dinasihatkan (diperintahkan) kepada mereka, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),"
Dan kalau Kami wajibkan atas orang-orang munafik yang berhukum kepada thaghut itu agar sebagian mereka membunuh sebagian yang lain atau pergi keluar meninggalkan kampung halaman mereka, tidaklah ada yang mau menyambut perintah itu, kecuali sejumlah kecil saja dari mereka. Dan seandainya mereka itu menyambut nasihat yang ditujukan kepada mereka, pastilah itu akan bermanfaat bagi mereka dan akan lebih menguatkan keimanan mereka.

(67) "dan dengan demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,"
Dan Kami benar-benar akan memberikan kepada mereka dari sisi Kami pahala besar di dunia dan akhirat,
(68) "dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus."
serta Kami tunjukkan dan Kami beri mereka taufik menuju jalan Allah yang lurus.
(69) "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para shiddiqin,m orang-orang yang mati syahid, dan orang- orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman"
Dan barangsiapa menyambut perintah-perintah Allah  dan petunjuk RasulNya, Muhammad , mereka itu adalah orang-orang yang agung kedudukan dan derajat mereka, lalu mereka berada dalam kebersamaan dengan orang-orang yang telah Allah berikan kenikmatan kepada mereka dengan surga, dari kalangan para nabi, para shiddiqin yang membenarkan dengan keimanan yang sempurna terhadap apa-apa yang dibawa oleh para rasul, baik keyakinan, ucapan maupun perbuatan, dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah dan juga kaum Mukminin yang shalih. Dan mereka itu sebaik-baik teman-teman di dalam surga.

(70) "Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui”
Pemberian besar tersebut hanya berasal dari Allah semata. Dan cukuplah Allah Maha Mengetahui, mengetahui segala keadaan hamba- hambaNya dan siapa saja dari mereka yang berhak memperoleh pahala besar melalui amal-amal shalih yang telah mereka usahakan sebelumnya.


TAKTIK, TUJUAN DAN ADAB PERANG DALAM ISLAM
Keharusan Siap Siaga Terhadap Musuh



(71) " Wahai orang-orang yang beriman! Bersiap siagalah kalian, dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak)”

Wahai orang-orang yang beriman, kondisikanlah selalu kesiagaan kalian dengan mempersiapkan diri menghadapi musuh kalian, lalu keluarlah untuk melawan mereka satu kelompok demi kelompok atau secara bersama-sama.
(72) "Dan sesungguhnya di antara kalian pasti ada orang yang memperlambat (berangkat ke medan pertempuran). Lalu jika kalian ditimpa musibah, dia berkata, 'Sungguh Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka'.”

Dan di antara kalian ada sejumlah orang yang sengaja memperlambat diri untuk keluar menghadapi musuh-musuh karena merasa berat dan dia melemahkan semangat orang lain dengan kesengajaan dan tiada henti. Lalu apabila di antara kalian ditakdirkan ada yang tewas dan kalian mengalami kekalahan, dia berkata dengan riang gembira, "Sesungguhnya Allah telah menjagaku, ketika aku tidak ikut terjun bersama orang-orang yang terjadi pada mereka peristiwa yang aku tidak suka terjadi pada diriku," dan ketidakikutsertaannya bersama kalian membuatnya senang.
(73) "Dan jika kalian benar-benar mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, niscaya dia benar-benar mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kalian dengan dia, 'Duhai, sekiranya aku bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula)'."

Dan apabila karunia dari Allah dan harta rampasan menghinggapi kalian, dia benar-benar akan mengucapkan lantaran dengki dan kecewa, seolah-olah tidak ada hubungan kasih sayang secara lahir antara kalian dengan dirinya, "Duhai, seandainya aku bersama mereka, maka aku akan memperoleh apa yang mereka dapatkan berupa keselamatan, kemenangan dan harta rampasan."

(74) "Maka hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk meraih (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barangsiapa berperang dijalan Allah, lalu terbunuh atau memperoleh kemenangan, maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya."

Hendaknya pergi berjihad untuk membela agama Allah dan meninggikan kalimatNya orang-orang yang menjual kehidupan dunia mereka untuk meraih kampung akhirat dan pahalanya. Dan barangsiapa berjihad di jalan Allah dengan ikhlas, lalu dia terbunuh atau memperoleh kemenangan, maka Kami kelak akan memberikan pahala yang besar baginya.

(75) "Dan mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, 'Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya zhalim. Berilah kami pelindung dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu'."

Dan faktor apakah yang menghalangi kalian wahai kaum Mukminin, untuk berjihad dalam rangka membela agama Allah dan membela hamba- hambaNya yang lemah dari kalangan lelaki, kaum perempuan dan anak- anak kecil yang mengalami tindakan aniaya, dan tidak ada cara dan sarana bagi mereka (untuk membebaskan diri) kecuali dengan memohon pertolongan kepada Tuhan mereka, berdoa kepadaNya dengan mengucapkan, "Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya berbuat kezhaliman terhadap diri mereka dengan berbuat kekafiran dan terhadap kaum Mukminin dengan melancarkan gangguan. Dan adakanlah bagi kami dari sisiMu pelindung yang menangani urusan- urusan kami, dan penolong yang menolong kami menghadapi orang-orang yang zhalim."
(76) '"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang dijalan thaghut. Maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah."

Orang-orang yang benar dalam keimanan mereka, baik secara keyakinan maupun amal perbuatan, mereka berjihad untuk membela kebenaran dan para pendukungnya. Sedang orang-orang kafir berperang untuk membela kezhaliman dan mengadakan kerusakan di muka bumi. Maka perangilah oleh kalian wahai kaum Mukminin, orang-orang yang kafir dan musyrik yang menyerahkan kesetiaan kepada setan dan menaati perintahnya. Sesungguhnya pengaturan setan terhadap orang-orang yang loyal kepadanya adalah lemah.

Sikap Orang-orang Munafik dalam Menghadapi Peperangan





(77) "Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka,219'Tahanlah tangan kalian (dari berperang), dan dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat!' Ketika berperang telah diwajibkan kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takut kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, 'Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?' Katakanlah,'Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa dan kalian tidak akan dizhalimi sedikit pun'."220
Apakah kamu wahai Rasul, tidak mengetahui perihal orang-orang yang dikatakan kepada mereka sebelum adanya izin berjihad, "Tahanlah tangan-tangan kalian dari memerangi musuh-musuh kalian dari kalangan musyrikin, dan kewajiban kalian adalah mengerjakan kewajiban yang Allah tetapkan bagi kalian, berupa shalat dan membayar zakat." Namun, tatkala Dia mewajibkan mereka untuk berperang, tiba-tiba ada segolongan dari mereka yang telah berubah keadaannya. Mereka malah menjadi takut terhadap manusia dan gentar menghadapi mereka, seperti ketakutan mereka kepada Allah, atau bahkan lebih kuat. Dan mereka memberitahukan terang-terangan perasaan yang merasuki mereka berupa rasa takut yang amat besar, lalu mereka mengatakan, "Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau mewajibkan kami berperang? Tidakkah Engkau berikan kepada kami tempo penangguhan sampai beberapa saat lagi?" Dikarenakan hasrat besar dari mereka terhadap kesenangan yang ada di kehidupan dunia. Katakanlah olehmu wahai Rasul, "Kesenangan di dunia itu sedikit, sedang kehidupan akhirat dan segala (kenikmatan) yang ada di dalamnya lebih agung dan lebih abadi bagi orang yang bertakwa lalu mengerjakan amal yang diperintahkan kepadanya dan menjauhi perkara yang dia dilarang untuk melakukannya. Tuhanmu tidaklah menzhalimi seseorang sedikit pun, meskipun sekecil benang yang ada di belahan biji kurma.

[219] Orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah berperang.

[220] Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikit pun.

(78) "Di mana pun kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka dihinggapi kebaikan, mereka mengatakan,'ini dari sisi Allah,' dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, 'ini dari engkau (Muhammad)' Katakanlah, 'Semuanya (datang) dari sisi Allah.' Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?"

Di mana pun kalian berada, kematian akan menyusul kalian di tempat mana saja kalian berada tatkala ajal kalian telah tiba, kendatipun kalian berada di dalam benteng-benteng pertahanan yang kokoh lagi jauh dari tempat-tempat pertempuran dan medan peperangan. Dan apabila terjadi bagi kalian hal yang menyenangkan kalian berupa datangnya kesenangan dari kehidupan dunia, mereka menisbatkannya kepada Allah . Dan jika terjadi pada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka menisbatkannya kepada Rasul Muhammad  sebagai bentuk kebodohan dan anggapan sebagai sumber kesialan. Mereka tidak sadar, bahwa semua itu berasal dari sisi Allah semata sesuai dengan ketetapan qadha dan takdir- Nya. Mengapa mereka tidak mendekati pemahaman yang benar terhadap ungkapan mana pun yang kamu katakan kepada mereka?

(79) "Kebaikan apa pun yang menghinggapimu, maka itu adalah dari Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, maka itu adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (wahai Rasul) meryadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi"

Apa saja yang mendatangi kamu wahai manusia, berupa kebaikan dan kenikmatan, maka itu berasal dari Allah  semata sebagai karunia dan kebaikan dariNya. Dan apa yang menimpamu berupa kesulitan dan kesengsaraan, maka hal tersebut disebabkan oleh tindakan burukmu dan dosa-dosa serta kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh dua tanganmu. Dan Kami mengutusmu wahai Rasul, bagi segenap umat manusia sebagai Rasul yang menyampaikan risalah Tuhanmu. Dan cukuplah Allah menjadi saksi atas kebenaran risalahmu.
(80) "Barangsiapa menaati Rasul (wahai Rasul), maka sungguh dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (wahai Rasul) untuk menjadi pemelihara mereka"221
Barangsiapa menyambut seruan Rasul dan mengerjakan petunjuknya, maka sesungguhnya ia telah menyambut seruan Allah  dan melaksanakan perintahNya. Dan barangsiapa berpaling dari taat kepada Allah dan kepada RasulNya, maka Kami sebenarnya tidak mengutusmu wahai Rasul, sebagai pengawas atas orang-orang yang berpaling itu, dengan mencatat tindak-tanduk mereka dan memperhitungkannya; sebab perhitungan perbuatan mereka merupakan tanggung jawab Kami.


[221] Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat 
kesalahan.
(81) "Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan,'(Kewajiban kami hanyalah) taat.' Tetapi, apabila mereka telah pergi dari sisimu (wahai Rasul), sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah mencatat siasat yang mereka atur di malam hari itu. Maka berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah yang menjadi Pelindung.''

Dan orang-orang yang berpaling, kala mereka berada di majelis Rasulullah , mereka menampakkan ketaatan kepada Rasulullah  dan risalah yang dibawanya. Kemudian bila mereka telah jauh dari sisi beliau dan pergi dari majelis beliau, segolongan dari mereka mengatur makar jahat pada malam hari yang berbeda jauh dari ketaatan yang mereka suarakan (di hadapan Rasulullah ). Mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya Allah memperhitungkan rencana jahat yang telah mereka atur, dan akan memberikan balasan kepada mereka akibat perbuatan itu dengan balasan yang penuh. Maka berpalinglah kamu wahai Rasul, dari mereka dan jangan pedulikan mereka; karena sesungguhnya mereka tidak dapat melancarkan mudarat kepadamu, dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah bagimu sebagai Yang menangani dan Pelindung Yang kepadaNya engkau serahkan segala urusanmu.
(82) "Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) al-Qur'an? Sekiranya (al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya ”

Apakah mereka tidak mau melihat al-Qur'an dan kebenaran yang dikandungnya dengan perenungan dan penghayatan, yang datang dalam bentuk kerapian yang muhkam (tidak ada kontradiksi satu ayat dengan ayat lainnya) sehingga dapat dipastikan bahwa sesungguhnya al-Qurvan berasal dan Allah semata? Sekiranya berasal dari selain Allah, pastilah mereka akan menjumpai banyak sekali kontradiksi di dalamnya.
(83) "Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) kalaulah mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri222 di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).223 Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian)”
Dan apabila orang-orang yang keimanan mereka belum tertanam kuat di dalam hati mereka didatangi suatu perkara yang mestinya ditutup rapat (dari khalayak), yang berhubungan dengan keamanan yang berdampak positif bagi Islam dan kaum Muslimin atau berkaitan dengan ketakutan yang menyebabkan ketidaktentraman di dalam hati mereka, mereka menyebarkan dan menyiarkannya ke tengah manusia. Sekiranya mereka mengembalikan penanganan kejadian yang datang pada mereka kepada Rasulullah  atau kepada ahli ilmu dan fikih, pastilah orang-orang yang ahli beristinbath dari mereka akan mengetahui hakikat perkara tersebut. Dan kalau bukan karena Allah mencurahkan karunia kepada kalian dan merahmati kalian, pastilah kalian akan mengikuti setan dan bisikan-bisikannya kecuali sebagian kecil saja dari kalian.

[222] Yakni, para ulama

[223] Menurut ahli tafsir yang lain maksudnya ialah: kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada 
Rasul dan Ulil Amri, tentulah Rasul dan Ulil Amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istinbath) dari berita itu.

Kewajiban Berperang dan Beberapa Adab-adabnya



(84) "Maka berperanglah engkau (wahai Nabi) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani melainkan atas dirimu sendiri,224 dan kobarkanlah (semangat) orang- orang beriman (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak (mematahkan) serangan orang-orang yang kafir itu. Allah lebih dahsyat kekuatan (Nya) dan lebih keras siksa(Nya)."
Maka berjihadlah wahai Nabi, di jalan Allah dan dalam rangka meninggikan kalimatNya. Kamu tidak terikat dengan kewajiban orang lain dan tidak dimintai pertanggungjawaban dengannya. Dan motivasilah kaum Mukminin untuk berperang dan berjihad, serta doronglah mereka untuk mencintainya. Mudah-mudahan Allah menepis kekuatan dan ketangguhan orang-orang kafir. Dan Allah  jauh lebih kuat dan amat besar siksaanNya bagi orang-orang kafir.


[224] Perintah berperang itu harus dilakukan oleh Nabi Muhammad  karena yang dibebani adalah dirinya sendiri. Ayat ini berhubungan dengan keengganan sebagian besar orang Madinah untuk ikut berperang bersama Nabi  ke Badar. Maka turunlah ayat ini yang memerintahkan agar Nabi Muhammad  pergi berperang walaupun sendirian saja.
(85) "Barangsiapa memberikan syafa'atyang baik,225 niscaya dia akan memperoleh bagian dari (pahala)nya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk226 niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa)nya. Dan Allah Maha Menjaga segala sesuatu."
Barangsiapa mengusahakan agar orang lain mendapatkan kebaikan, maka dia mendapatkan bagian dari pahala karena syafa'atnya tersebut. Dan barangsiapa berusaha kuat untuk menyebarkan keburukan kepada orang lain, niscaya dia mendapatkan bagian tanggungan kesalahan dan dosa. Dan Allah Maha Mengawasi lagi Maha Memelihara segala sesuatu.

[225] Syafa'at yang baik adalah setiap pertolongan yang ditujukan untuk melindungi hak seorang Muslim atau menghindarkannya 
dari suatu kemudaratan.
[226] Syafa'at yang buruk adalah kebalikan dari syafa'at yang baik.
(86) 'Dan apabila kalian dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang sepadan dengannya). Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu."
Dan apabila seorang Muslim mengucapkan salam kepada kalian, maka jawablah dia dengan balasan salam yang lebih utama dari ungkapan salam yang dia ucapkan, baik dari segi lafazh salamnya maupun keceriaan raut muka, atau jawablah dengan ungkapan yang serupa dengan ucapan salam yang dilontarkannya. Dan masing-masing akan memperoleh pahala dan balasannya. Sesungguhnya Allah akan memberikan balasan terhadap segala sesuatu.
(87) ”Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kalian pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?"
Allah semata Dzat yang Maha Tunggal dengan hak uluhiyahNya atas seluruh makhluk, Dia benar-benar akan mengumpulkan kalian pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan sedikit pun padanya untuk perhitungan amal perbuatan dan pembalasannya. Dan tidak ada seorang pun yang lebih benar ucapannya daripada Allah terkait apa-apa yang diberitahukanNya.

Cara Menghadapi Orang-orang Munafik





(88) "Maka mengapa kalian (terpecah) menjadi dua golongan227 dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kalian bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan oleh Allah? Barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya"
Mengapa kalian wahai kaum Mukminin, terkait orang-orang munafik ketika kalian berbeda pendapat menjadi dua golongan, satu golongan berpendapat untuk memerangi mereka dan golongan lain tidak berpendapat demikian? Dan Allah telah menjerumuskan mereka ke dalam kekafiran dan kesesatan karena keburukan amal perbuatan mereka. Apakah kalian menginginkan memberi hidayah orang yang telah Allah belokkan hatinya dari agamaNya? Dan barangsiapa yang telah Allah abaikan dari agamaNya dan dari mengikuti apa yang Dia perintahkan kepadanya, maka tidak ada jalan baginya menuju hidayah.

[227] Satu golongan orang-orang Mukmin merasa keberatan memerangi orang-orang munafik, itu karena mereka tidak 
mengetahui bahwa mereka itu adalah orang-orang munafik tulen disebabkan mereka menampakkan keimanan dan keislaman, dan satu golongan orang-orang Mukmin lainnya memerangi mereka karena indikasi kemunafikan mereka jelas berdasarkan sikap dan 
tindakan mereka.
(89) "Mereka ingin agar kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kalian menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kalian menjadikan (seorang pun) di antara mereka sebagai teman-teman dekat (kalian), sehingga mereka berhijrah di jalan Allah. Apabila mereka berpaling, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana pun kalian menemukan mereka, dan janganlah kalian menjadikan seorang pun di antara mereka sebagai teman dekat maupun penolong,"
Orang-orang munafik mengharap-harapkan kalian wahai kaum Mukminin, untuk mengingkari hakikat yang telah diyakini hati kalian, sebagaimana mereka mengingkarinya dengan hati-hati mereka, sehingga kalian akhirnya sama saja dalam pengingkaran bersama mereka. Maka janganlah kalian mengangkat orang-orang dekat bagi kalian dari mereka sampai mereka mau berhijrah di jalan Allah sebagai bukti kebenaran keimanan mereka. Jika mereka berpaling dari perintah yang diserukan kepada mereka, maka tangkaplah mereka di mana pun mereka berada dan bunuhlah mereka. Dan janganlah mengambil pelindung dari mereka selain Allah dan penolong yang kalian menggantungkan pertolongan kepadanya.

(90) "kecuali orang-orang yang sampai kepada suatu kaum, yang antara kalian dengan kaum itu telah ada perjanjian (damai)228 atau orang-orang yang datang kepada kalian (untuk meminta perlindungan) sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kalian atau memerangi kaum mereka.229 Sekiranya Allah menghendaki, niscaya diberikanNya kekuasaan kepada mereka (dalam) menghadapi kalian, maka pastilah mereka memerangi kalian. Tetapi jika mereka membiarkan kalian, dan tidak memerangi kalian serta menawarkan perdamaian kepada kalian (menyerah), maka Allah tidak memberi jalan bagi kalian untuk (menawan atau membunuh) mereka."
Akan tetapi, orang-orang yang sampai kepada suatu kaum yang antara kalian dan mereka terdapat perjanjian dan perdamaian, maka janganlah memerangi mereka. Demikian pula orang-orang yang datang kepada kalian dalam keadaan hati mereka sesak dan tidak suka memerangi kalian, sebagaimana mereka pun tidak suka memerangi kaum mereka sendiri, sehingga mereka tidak bersama kalian dan tidak pula bersama kaum mereka, maka janganlah kalian perangi mereka. Seandainya Allah && berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan mereka berkuasa atas diri kalian, lalu pastilah mereka memerangi kalian bersama dengan musuh kalian dari kalangan musyrikin. Akan tetapi, Allah  memalingkan mereka dari kalian dengan karunia dan KuasaNya. Maka apabila mereka membiarkan kalian dan tidak memerangi kalian, serta tunduk patuh kepada kalian dengan pasrah, maka tidak ada hak bagi kalian untuk memerangi mereka.

[228] Ayat ini menjadi dasar hukum bolehnya memberikan suaka.
[229] Yakni, tidak memihak dan telah mengadakan hubungan dengan kaum Muslimin.
(91) "Kelak akan kalian dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersama kalian dan aman (pula) bersama kaum mereka. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah, mereka pun dijerumuskan kembali ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kalian dan tidak mau menawarkan perdamaian kepada kalian, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangi kalian), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kalian menemukan mereka, dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepada kalian alasan yang nyata untuk (memerangi, menawan, dan membunuh) mereka"
Dan kalian akan menjumpai satu kaum lain dari kalangan orang-orang munafik, mereka menghendaki ketenangan bagi jiwa mereka di sisi kalian, sehingga menampakkan keimanan kepada kalian dan menghendaki ketenangan bagi jiwa mereka di sisi kaum mereka yang kafir, sehingga mereka menampakkan kekafiran di hadapan mereka. Tiap kali mereka dikembalikan ke tempat kekafiran dan orang-orang kafir, mereka terjerumus dalam keadaan yang paling buruk. Mereka itu bila tidak beranjak dari sisi kalian, tidak memberikan kepasrahan penuh kepada kalian dan tidak menahan diri mereka untuk memerangi kalian, maka tangkaplah mereka dengan sekuat tenaga dan bunuhlah mereka di manapun mereka berada. Dan orang-orang yang dalam cara hidup yang buruk ini telah sampai pada batas yang membedakan mereka dengan orang lain, mereka itulah orang-orang yang Kami menjadikan alasan nyata bagi kalian untuk membunuh dan menawan mereka.
Hukum Membunuh Seorang Muslim






(92) "Dan tidak patut bagi orang Mukmin membunuh orang Mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh orang Mukmin karena tersalah, (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah230. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhi kalian, padahal dia orang Mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kalian, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai (syarat) diterimanya taubat oleh Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana."
Tidak ada hak bagi seorang Mukmin untuk berbuat aniaya kepada saudaranya yang Mukmin dan membunuhnya tanpa alasan yang dibenarkan, kecuali kejadian itu terjadi pada dirinya dalam bentuk keteledoran yang tidak ada unsur kesengajaan di dalamnya. Barangsiapa mengalami keteledoran tersebut, maka menjadi tanggungannya untuk memerdekakan seorang budak Mukmin dan menyerahkan diyat dengan nominal tertentu kepada para ahli waris korban, kecuali mereka bersedia menyedekahkannya bagi pelaku dan memaafkannya. Kemudian apabila korban yang terbunuh tersebut berasal dari orang-orang kafir yang memusuhi kaum Mukminin, sedang dia seorang yang beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang diturunkanNya kepada RasulNya, Muhammad 38, maka kewajiban pelaku pembunuhan adalah memerdekakan seorang budak. Dan apabila korban berasal dari kaum yang antara kalian dan mereka terjalin perjanjian dan hubungan politik, maka kewajiban si pembunuh adalah membayar diyat yang diserahkan kepada para ahli waris korban dan memerdekakan seorang budak Mukmin. Barangsiapa tidak mampu memerdekakan seorang budak Mukmin, maka dia wajib berpuasa selama dua bulan berturut-turut, agar Allah  berkenan menerima taubat darinya. Dan Allah  Maha Mengetahui hakikat urusan hamba-hambaNya, juga Mahabijaksana dalam ajaran yang disyariatkanNya kepada mereka.


[230] Bersedekah di sini maksudnya adalah membebaskan si pembunuh dari pembayaran diyat.
(93) "Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya, Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya."

Dan barangsiapa berbuat aniaya terhadap seorang Mukmin dengan membunuhnya secara sengaja tanpa ada alasan yang dibenarkan, maka hukuman baginya adalah Neraka Jahanam, dia kekal di sana disertai dengan kemurkaan Allah  kepadanya dan terusir dari rahmatNya, jika Dia memberikannya balasan karena dosanya. Dan Allah menyediakan baginya siksaan yang pedih karena telah melakukan tindakan kejahatan besar. Akan tetapi, Allah  memaafkan dan melimpahkan karuniaNya kepada orang-orang beriman, maka Allah tidak membalas mereka dengan kekekalan dalam Neraka Jahanam.
Berlaku Telitilah Mengambil suatu Tindakan







(94) "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kalian mengadakan perjalanan jauh (untuk berperang) dijalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan) dan janganlah kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepada kalian,231 'Kamu bukan orang Mukmin,' (lalu kalian membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia, padahal di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kalian dahulu232, lalu Allah memberikan nikmatNya kepada kalian, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, bila kalian berjalan keluar di muka bumi untuk berjihad di jalan Allah, maka jadilah kalian orang-orang yang bersikap berdasarkan bukti nyata dalam perkara yang akan kalian perbuat atau perkara yang kalian tinggalkan. Dan janganlah kalian menafikan keimanan dari orang yang tampak pada dirinya secara lahir, sesuatu yang merupakan tanda keislaman, dan tidak memerangi kalian, sebab ada kemungkinan dia seorang Mukmin yang menyembunyikan keimanannya, demi mencari kesenangan kehidupan dunia dengan sikap tersebut. Dan Allah , di sisiNya terdapat karunia dan pemberian yang akan mencukupi kalian. Demikianlah keadaan kalian pada permulaan Islam, di mana kalian menyembunyikan keimanan kalian di hadapan kaum kalian dari kalangan kaum musyrikin. Kemudian Allah menganugerahkan kenikmatan kepada kalian dan mengangkat derajat kalian dengan keimanan dan kekuatan. Maka jadilah orang-orang yang berjalan di atas bukti nyata dan pengetahuan yang benar terhadap urusan-urusan kalian. Sesungguhnya Allah Mahatahu seluruh amal perbuatan kalian, mengetahui urusan-urusan kalian sekecil-kecilnya, dan akan memberikan balasan kepada kalian atas segala perbuatan tersebut.

[231] Termasuk juga orang yang mengucapkan kalimat "la ilaha illallah", atau tanda-tanda keislaman yang lain.

[232] Orang itu belum nyata keislamannya oleh orang banyak, kalian pun demikian pula dahulu.


Perbedaan Antara Orang yang Berjihad dan yang Tidak Berjihad Karena Udzur, Dengan 



yang Tidak Berjihad





(95) "Tidaklah sama antara orang-orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai udzur (halangan) dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,"
Tidaklah sama antara orang yang tidak ikut serta berjihad di jalan Allah  yang bukan orang-orang yang punya udzur dari kaum Mukminin, dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta-harta dan jiwa-jiwa mereka. Allah  memberikan keutamaan bagi orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang tinggal tidak berjihad, dan mengangkat kedudukan mereka ke derajat yang tinggi di surga. Dan sesungguhnya Allah telah menjanjikan surga kepada masing-masing dari orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka, dan orang-orang yang duduk (tidak berjihad) dari orang-orang yang mempunyai udzur, lantaran apa yang telah mereka kerahkan dan korbankan di jalan kebenaran. Dan Allah Iffi melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk (tidak berjihad) dengan pahala yang besar.
(96) "(yaitu) beberapa derajat dariNya, serta ampunan dan rahmat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Pahala besar ini berupa tempat tinggal yang tinggi di surga-surga dari Allah , diperuntukkan bagi hamba-hambaNya yang berjihad di jalanNya secara khusus, dan disertai dengan ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan rahmat yang luas. Mereka bersenang-senang menikmatinya di dalam surga. Dan Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya, juga Maha Penyayang terhadap orang-orang yang taat kepadaNya, yang berjihad di jalanNya.
Kewajiban Berhijrah di Jalan Allah dan Balasannya

(97) "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan menzhalimi diri mereka sendiri,233 mereka (para malaikat) bertanya, 'Dalam keadaan bagaimana kalian dahulu (didunia)?'Mereka menjawab,'Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah)' Mereka (para malaikat) bertanya,'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah (berpindah) di bumi itu ?' Maka orang-orang itu tempatnya di Neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,"
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawa mereka oleh para malaikat, sedang mereka dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri dengan tetap tinggal di daerah kafir dan tidak berhijrah, para malaikat bertanya kepada mereka untuk mencela mereka, "Dalam keadaan bagaimanakah kalian terkait urusan agama kalian?" Maka mereka menjawab, "Kami orang-orang yang lemah di kampung halaman kami, tidak berdaya untuk menolak kezhaliman dan penindasan dari diri kami." Maka para malaikat menjawab untuk mencela mereka, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian bisa keluar dari daerah kalian menuju daerah lainnya, di mana nanti kalian akan merasa aman terhadap agama kalian?" Dan mereka, tempat mereka adalah neraka, dan neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali dan tempat berpulang.

[233] Kaum Muslimin Makkah yang tidak mau hijrah bersama Nabi it padahal mereka sanggup, mereka ditindas dan dipaksa oleh 
orang-orang kafir untuk ikut bersama mereka pergi ke Perang Badar, akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh (terkena 
panah) dalam peperangan itu.
(98) "kecuali mereka yang tertindas, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah),"
Dan dikecualikan dari tempat kembali (yang buruk) itu, orang-orang vang lemah tak berdaya dari kaum lelaki, kaum wanita, dan anak-anak kedi yang tidak mampu menolak tindak penindasan dan kezhaliman yang menimpa diri mereka, serta mereka tidak tahu cara untuk membebaskan diri dari penderitaan yang mereka alami.
(99) "maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Orang-orang yang lemah itu, mereka itulah orang-orang yang diharap-harapkan mendapat maaf dari Allah, karena Allah  mengetahui hakikat keadaan diri mereka. Dan Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
(100) "Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya dia akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang lapang. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan barangsiapa keluar dari negeri syirik menuju negeri Islam demi lan menyelamatkan agamanya lagi mengharap karunia Tuhannya, serta bermaksud membela agamaNya, niscaya dia akan mendapatkan di muka bumi ini tempat dan daerah tujuan yang dia akan menikmati hidup di sana dengan hal-hal yang menjadi faktor penyebab kekuatannya dan kehinaan musuh-musuhnya, disertai dengan keluasan dalam rizki dan kehidupannya. Dan barangsiapa keluar dari rumahnya dengan tujuan membela agama Allah dan RasulNya , serta demi meninggikan kalimat Allah, lalu ajal menjemputnya sebelum dia mencapai tujuannya, maka sesungguhnya telah tetap baginya pahala amalannya pada sisi Allah, sebagai bentuk kemurahan dan kebaikan dariNya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya.
(101) "Dan apabila kalian mengadakan perjalanan jauh di bumi, maka tidaklah berdosa kalian mengqashar234 shalat, jika kalian takut diserang orang-orang yang kafir235. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kalian"
Dan apabila kalian menempuh perjalanan jauh wahai kaum Mukminin, di muka bumi Allah, maka tidak ada masalah dan tidak ada dosa untuk mengqashar shalat, bila kalian mengkhawatirkan serangan musuh kepada kalian saat kalian tengah mengerjakan shalat. Dahulu kebanyakan safar kaum Muslimin pada awal perkembangan Islam diliputi rasa ketakutan (terhadap serangan musuh). Dan setelah itu, mengqashar shalat merupakan rukhshah (keringanan) dalam perjalanan, baik dalam keadaan aman maupun tengah dilanda rasa ketakutan (karena musuh). Sesungguhnya orang-orang kafir menampakkan permusuhan kepada kalian secara terang-terangan, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.

[234] Menurut pendapat jumhur (umum) arti qashar di sini ialah shalat yang empat rakaat dijadikan dua rakaat
[235] Mengqashar shalat bagi orang yang mengadakan peijalanan jauh (safar) tetap disyanatkan sekalipun tidak ada ketakutan 
terhadap serangan musuh berdasarkan nash atau dalil yang lain.
(102) "Dan apabila engkau (wahai Nabi) berada di tengah-tengah mereka (para sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah sekelompok dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat),236 maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang kelompok yang lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu,237 dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kalian lengah terhadap senjata kalian dan perbekalan kalian, lalu mereka menyerbu kalian secara serentak. Dan tidak mengapa kalian meletakkan senjata-senjata kalian, jika kalian mendapat suatu gangguan karena hujan atau karena kalian sakit, dan bersiap siagalah kalian.238Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu."
Dan apabila kamu wahai Nabi, berada di kancah pertempuran, lalu kamu hendak mengerjakan shalat bersama mereka, maka hendaknya satu kelompok dari mereka berdiri untuk mengerjakan shalat bersamamu, dan hendaknya mereka tetap menyandang senjata-senjata mereka. Lalu apabila mereka telah bersujud, hendaknya pasukan lain yang berada di belakang kalian menghadapi musuh kalian, sedang jamaah pasukan pertama menyempurnakan rakaat kedua dan bersalam. Kemudian jamaah pasukan yang belum mengerjakan shalat datang dan bermakmum kepadamu dalam rakaat pertama mereka, kemudian mereka menyelesaikan rakaat kedua sendiri. Dan hendaknya mereka selalu siaga terhadap musuh-musuh mereka dan menyandang senjata-senjata mereka. Orang-orang yang ingkar terhadap agama Allah menginginkan agar kalian itu lengah terhadap senjata dan perbekalan kalian, sehingga mereka dapat menyerbu kalian dengan satu serangan sekaligus dan berhasil menghabisi kalian. Dan tidak ada dosa bagi kalian di waktu itu, tatkala ada sesuatu gangguan pada diri kalian seperti kondisi hujan atau menderita sakit untuk meletakkan senjata-senjata kalian, dengan tetap bersiaga penuh. Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi orang-orang yang mengingkari agamaNya siksaan yang akan menghinakan dan menistakan mereka.

[236] Menurut sebagian besar ahli tafsir bila telah selesai satu rakaat maka diselesaikan satu rakaat lagi sendiri-sendiri, dan Nabi duduk menunggu kelompok yang kedua.
[237] Yakni, rakaat yang pertama, sedang rakaat kedua mereka selesaikan sendiri pula dan mereka mengakhiri shalat bersama-sama Nabi 
[238] Cara Shalat Khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam keadaan yang masih mungkin mengerjakannya. 
Apabila keadaan tidak memungkinkan, maka shalat itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun dengan mengucapkan tasbih saja.
(103) "Maka apabila kalian telah menyelesaikan shalat, berdzikirlah (mengingat dan menyebut) Allah ketika kalian berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian apabila kalian telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
Apabila kalian sudah mengerjakan shalat, maka tetaplah kalian mengingat Allah dalam seluruh kondisi kalian. Kemudian apabila ketakutan itu lenyap, maka kerjakanlah shalat dengan sempurna (tanpa mengqashar), dan janganlah kalian menyepelekannya, karena sesungguhnya shalat itu wajib pada waktu-waktu yang telah dimaklumi dalam syariat.
KEHARUSAN MENJAGA KEBENARAN DAN KEADILAN
Keharusan Adil dan Tidak Memihak Dalam Menetapkan Suatu Hukum
(104) "Dan janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka (musuh kalian). Jika kalian menderita kesakitan, maka (ketahuilah) mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kalian menderita kesakitan, sedang kalian mengharapkan dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana"
Dan janganlah kalian kendur semangat dalam mengejar musuh kalian dan memerangi mereka. Jika kalian menderita kesakitan akibat peperangan dan dampak-dampaknya, maka demikian pula musuh-musuh kalian merasakan rasa kesakitan yang lebih pedih, meski demikian mereka tidak berhenti memerangi kalian. Maka sudah semestinya kalian lebih tangguh untuk itu daripada mereka, karena kalian mengharapkan pahala, kemenangan dan pertolongan, sedang mereka tidak mengharapkan itu. Dan Allah Maha Mengetahui semua keadaan kalian, juga Mahabijaksana dalam penetapan perintah dan aturanNya.
(105) ",Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur'an) kepadamu (wahai Rasul) dengan membawa kebenaran, agar engkau memutuskan hukum antara manusia dengan apa yang telah diwahyukan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang berkhianat"239
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu wahai Rasul, al-Qur'an yang berisi kebenaran, untuk memutuskan perkara di antara manusia semuanya melalui wahyu yang Allah wahyukan kepadamu dan diberitahukanNya kepadamu. Maka janganlah kamu menjadi pembela bagi orang-orang yang berkhianat dengan menyembunyikan kebenaran gara-gara apa yang mereka ungkapkan kepadamu berupa perkataan yang tidak sejalan dongan perkara yang sebenarnya.

[239] Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan dia 
menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu, malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diadukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi  dan mereka meminta agar Nabi  membela Thu'mah dan menghukum orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah. Nabi  sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya terhadap orang Yahudi.
(106) "dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan mintalah ampunan kepada Allah dalam seluruh keadaanmu. Sesungguhnya Allah  Maha Pengampun bagi orang yang mengharapkan karunia dan bagian dari ampunanNva, juga Maha Penyayang kepadanya.
(107) "Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang meng- khianati diri mereka sendiri, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa"
Dan janganlah kamu membela orang-orang yang berkhianat dengan bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya Allah  tidak mencintai orang yang pengkhianatannya amat besar lagi banyak dosa.
(108) "Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika mereka menetapkan keputusan rahasia di malam hari yang tidak diridhaiNya, Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan"
Mereka bersembunyi dari pandangan manusia lantaran takut manusia memergoki tindakan-tindakan buruk mereka, tetapi mereka tidak menutupi diri mereka dari Allah dan tidak malu kepadaNya, padahal Dia selalu bersama mereka dengan ilmuNya, mengawasi mereka ketika mereka mengatur ketetapan, yang tidak diridhai Allah di malam hari. Dan Allah  meliputi seluruh ucapan dan perbuatan mereka, tidak ada sesuatu pun yang samar bagiNva.
(109) "Itulah kalian! Kalian berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan mendebat AUah untuk (membela) mereka pada Hari Kiamat? Atau siapakah yang mengurusi urusan mereka (selain Allah) ?"
Itulah kalian wahai kaum Mukminin, kalian mengemukakan argumentasi untuk membela orang-orang yang berbuat pengkhianatan di kehidupan dunia ini, tetapi siapakah yang akan mendebat Allah untuk membela mereka pada Hari Kebangkitan dan Hari Perhitungan amal? Dan siapakah gerangan yang akan mengurusi urusan para pengkhianat itu pada Hari Kiamat?
(110) "Dan barangsiapa berbuat keburukan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan buruk lagi jelek, atau berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri dengan melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah dan syariatNya, kemudian dia kembali kepada Allah dengan penyesalan atas apa yang telah dia perbuat, demi mengharapkan ampunanNya dan agar Dia berkenan menutup dosanya, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang terhadapnya.
(111) "Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kemudaratan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha- bijaksana."
Dan barangsiapa sengaja melakukan perbuatan dosa, sesungguhnya dengan tindakannya itu, dia hanya memudaratkan dirinya saja. Dan Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-hambaNya dengan sebenarnya, Mahabijaksana dalam putusan yang ditetapkanNya di antara hamba-hambaNya.
(112) "Dan barangsiapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh dia telah memikul suatu tuduhan bohong dan dosa yang nyata."
Dan barangsiapa berbuat kesalahan (dosa) tanpa sengaja atau melakukan perbuatan dosa dengan sengaja, kemudian dia melemparkan tuduhan kepada orang yang tidak bersalah yang tidak melakukan tindakan kejahatan apa pun, maka sesungguhnya dia telah memikul kedustaan dan dosa yang nyata.
(113) "Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu (wahai Rasul), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidaklah menyesatkan, kecuali diri mereka sendiri, dan tidak memudaratkanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (al-Qur'an) dan Hikmah (as-Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu adalah besar."
Dan sekiranya Allah  tidak menganugerahkan nikmat kepadamu wahai Rasul, tidak merahmatimu dengan karunia kenabian, dan tidak memeliharamu dengan taufikNya melalui wahyu yang diwahyukan kepadamu, niscaya segolongan dari orang-orang yang mengkhianati diri mereka sendiri akan bertekad kuat untuk menggelincirkanmu dari jalan kebenaran, namun mereka tidaklah menggelincirkan dengan usaha mereka itu kecuali diri mereka sendiri. Dan mereka tidak sanggup melancarkan gangguan kepadamu karena perlindungan Allah terhadap dirimu. Dan Allah telah menurunkan kepadamu al-Qur'an dan as-Sunnah yang berfungsi sebagai penjelasan al-Qur'an, dan memberimu petunjuk kepada ilmu yang sebelumnya tidak kamu ketahui. Dan karunia yang Allah mengistimewakan dirimu dengannya merupakan perkara yang sangat besar.
(114) "Tidak ada kebaikan dalam banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pembicaraan rahasia dari) orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar."
Tidak ada manfaat apa-apa dalam kebanyakan ucapan-ucapan manusia (yang terucap) dengan bisik-bisik di antara mereka, kecuali ucapan itu adalah perkataan yang mengajak untuk berbagi kebaikan dalam bentuk sedekah, atau kata-kata yang baik, atau mendamaikan antara manusia. Dan barangsiapa melakukan hal-hal tersebut demi mencari ridha Allah  lagi mengharap pahalaNya, maka Kami akan memberikan kepadanya pahala yang besar lagi luas. 
(115) "Dan barangsiapa menyelisihi Rasul (Muhammad) setelah jelas petunjuk (kebenaran) baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam Neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali"
Dan barangsiapa menyelisihi Rasul  setelah tampak jelas kebenaran baginya, dan dia (justru) menapaki jalan selain jalan kaum Mukminin dan kebenaran yang mereka pegangi, Kami akan biarkan dia menuju arah mana pun yang akan dia tuju, maka Kami tidak memberinya taufik menuju kebaikan dan Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahanam, dia merasakan panasnya. Dan Neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali dan tempat berpulang.
Kejelekan Syirik dan Pengaruh Setan

(116) "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa dipersekutukanNya Dia (syirik) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh."
Sesungguhnya Allah  tidak mengampuni dosa perbuatan menyekutukan sesuatu denganNya, dan akan mengampuni dosa-dosa selain syirik bagi hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa menjadikan sekutu bagi Allah , Dzat Yang Tunggal dan Maha Esa, dari kalangan makhlukNya, maka sungguh ia telah jauh dari kebenaran dengan sejauh-jauhnya.
(117) "Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inatsan (berhala),240 dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang bengal,"
Kaum musyrikin tidaklah menyembah selain Allah  kecuali hanva berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan menimpakan mudarat. Dan mereka sebenarnya tidaklah menyembah, kecuali setan vang amat durhaka terhadap Allah, yang telah mencapai batas yang parah dalam kerusakan dan melakukan kerusakan.

[240] Asal makna inatsan ialah perempuan-perempuan. Patung-patung berhala yang disembah Arab jahiliyah itu biasanya diberi 
nama dengan nama-nama perempuan seperti al-Lata al-Uzza dan Manah. Dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-
benda yang tidak berjenis dan benda-benda yang lemah.
(118) "Allah melaknatnya, dan (setan) itu mengatakan, 'Aku benar-benar akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hambaMu,'241
Allah  mengusirnya dari rahmatNya. Dan setan berkata, "Aku benar-benar akan sungguh-sungguh mengambil bagian yang telah ditentukan dari hamba-hambaMu untuk aku sesatkan, dengan ucapan ataupun perbuatan.

[241] Pada setiap manusia ada potensi untuk berbuat baik dan ada potensi untuk berbuat jahat, setan akan menggunakan potensi 
untuk berbuat jahat dalam mencelakakan manusia.
(119) 'dan benar-benar akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan- angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotong telinga hewan-hewan ternak,242 dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar mengubah ciptaan Allah.243 Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung244 selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”
Dan benar-benar akan aku sesatkan orang-orang yang mengikutiku dari kalangan mereka dari kebenaran, dan benar-benar akan aku obral janji-janji dusta kepada mereka dan sungguh-sungguh menyeru mereka untuk mengiris-iris telinga-telinga hewan ternak dan melubanginya untuk tujuan kebatilan yang aku perindah pada pandangan mereka. Dan aku sungguh-sungguh akan menyeru mereka untuk mengubah-ubah ciptaan Allah dari fitrahnya dan bentuk fisik yang ada pada makhluk." Barangsiapa menyambut seruan setan dan menjadikannya sebagai penolong baginya selain Allah, Dzat Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa, maka sungguh dia telah binasa dengan kebinasaan yang nyata.

[242] Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, hewan-hewan yang akan dipersembahkan kepada patung-patung berhala, harus 
dipotong telinganya terlebih dahulu, dan binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak boleh dipergunakan lagi, serta 
harus dilepas.
[243] Mengubah ciptaan Allah  mencakup: mengubah bentuk lahir ciptaan Allah , seperti dengan membuat tato, menguris alis, merenggangkan gigi dan semacamnya, dan juga mencakup mengubah ciptaan yang batin, yaitu fitrah suci manusia untuk mentauhidkan Allah , sehingga dengan ajakan setan menjadi condong kepada kesyirikan, kekufuran, dan kemunafikan.
[244] Yakni, dengan mengikuti dan menaati ajaran-ajaran setan.
(120) "(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidaklah menjanjikan kepada mereka, kecuali bualan belaka"
Setan melontarkan janji-janji bohong terhadap pengikut-pengikutnya dan memperdaya mereka dengan janji-janji kosong lagi menipu. Dan tidaklah setan memberikan janji kepada mereka kecuali merupakan tipuan belaka yang tidak ada kebenarannya sama sekali dan tidak ada bukti yang menunjukkannya.
(121) "Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di Neraka Jahanam dan mereka tidak akan mendapat tempat (lain untuk) lari darinya"
B' Mereka itu, tempat kembali mereka adalah Neraka Jahanam, dan mereka tidak akan mendapatkan tempat lari dan tempat berlindung darinya.
(122) "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga-surgayang mengalir di bawahnya sungai- sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?"
Dan orang-orang yang jujur (benar) dalam keimanan mereka kepada Allah dan mengiringkan keimanan dengan amal-amal shalih, Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga dengan karuniaNya, yang mengalir sungai-sungai di bawah pepohonannya, dan mereka tinggal di sana selamanya, sebagai janji baik dari Allah  yang tidak pernah memungkiri janjiNya. Dan tidak ada seorang pun yang lebih benar daripada Allah  dalam perkataan dan janjiNya.
Pembalasan Itu Sesuai Dengan Perbuatan, Bukan Menurut Angan-angan

(123) "(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-angan kalian245 dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan keburukan, niscaya akan dibalas (sesuai) dengan keburukan itu, dan dia tidak akan mendapatkan siapa yang menangani (urusannya) dan tidak pula penolong selain Allah"
Karunia yang agung ini tidak dapat digapai hanya dengan angan-angan kosong yang kalian impi-impikan belaka wahai kaum Muslimin, dan bukan dengan angan-angan kosong Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Ia hanya dapat digapai dengan keimanan yang benar kepada Allah  dan mengerjakan amal shalih dengan baik yang menyebabkan Allah ridha. Dan barangsiapa mengerjakan perbuatan yang buruk, niscaya akan diberi pembalasan karenanya, dan dia tidak akan mendapati selain Allah  pelindung yang mengurus perkara-perkara dan kepentingannya serta penolong yang menolongnya dan menyingkirkan darinya siksaan yang buruk.

[245] "Kalian" di sini ada yang mengartikan dengan kaum Muslimin, dan ada pula yang mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya, pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-angan dan cita-cita mereka tetapi sesuai dengan kehendak Allah .
(124) "Dan barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia orang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizhalimi sedikit pun"
Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih, baik lelaki maupun wanita, sedang dia beriman kepada Allah  dan kepada kebenaran yang diturunkan, maka mereka itu akan Allah masukkan ke dalam surga, tempat kenikmatan yang abadi, mereka tidak mengalami pengurangan dari pahala amalan mereka sedikit pun, kendatipun sekecil celah yang ada di permukaan biji kurma.
(125) "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(Nya)"
Tidak ada seorang pun yang lebih baik agamanya daripada orang yang tunduk patuh dengan hati dan segenap anggota tubuhnya kepada Allah  semata, sedang dia orang yang berbuat baik dan mengikuti agama Ibrahim  dan ajarannya, menjauhi keyakinan-keyakinan yang rusak dan ajaran-ajaran yang batil. Dan sesungguhnya Allah telah memilih Ibrahim  dan menjadikannya orang kesayanganNya di antara seluruh makhlukNya. Dan di dalam ayat ini terdapat dalil penetapan sifat khullah bagi Allah , yaitu derajat paling tinggi dari cinta dan ishthifa" (memilih).
(126) "Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan (pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu
Dan kepunyaan Allah-lah seluruh apa yang ada di alam semesta ini, yaitu semua makhlukNya, semua itu milik Allah  semata. Dan Allah  meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun dari urusan-urusan makhlukNya yang samar bagiNya.
Keharusan Memberikan Hak-hak Orang yang Lemah dan Cara Menyelesaikan Kesulitan Rumah Tangga

(127) "Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang perempuan. Katakanlah, Allah memberi fatwa kepada kalian tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepada kalian dalam al-Qur'an246 (juga memfatwakan) tentang para perempuan yatim yang tidak kalian berikan sesuatu (maskawin) yang ditetapkan untuk mereka, sedang kalian ingin menikahi mereka247dan (tentang) anak-anak yang masih dipandang lemah, dan (Allah menyuruh kalian) agar mengurus anak- anak yatim secara adil. Dan kebaikan apa pun yang kalian kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya'."
Orang-orang meminta kepadamu wahai Nabi, untuk menjelaskan perkara yang sulit dipahami oleh mereka terkait persoalan-persoalan wanita dan hukum-hukum tentang mereka. Katakanlah, "Allah  telah menerangkan kepada kalian hal-hal tentang mereka dan apa-apa yang dibacakan kepada kalian di dalam al-Qur'an tentang wanita-wanita yatim yang kalian tidak memberikan kepada mereka apa yang telah Allah wajibkan bagi mereka berupa maskawin, bagian warisan dan hak-hak lainnya, sedang kalian berhasrat menikahi mereka, atau kalian tidak suka untuk menikahi mereka, dan Dia menjelaskan kepada kalian perkara tentang orang-orang yang tak berdaya dari kalangan anak-anak dan kewajiban untuk mengurus anak-anak yatim -yaitu: anak-anak yang ditinggal mati oleh bapak mereka dan belum mencapai umur baligh- dengan adil dan jauh dari kecurangan terhadap mereka dalam hak-hak mereka. Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya, tidak ada sesuatu dari kebaikan itu dan perkara lainnya yang tersembunyi bagiNya."

[246] Yaitu, an-Nisa': 2-3.
[247] Menurut adat Arab jahiliyah, seorang wali berkuasa atas perempuan yatim yang dalam asuhannya dan berkuasa akan 
hartanya. Jika perempuan yatim itu cantik, maka dinikahi dan diambil hartanya. Jika perempuan yatim itu buruk rupanya, maka 
dihalanginya nikah dengan laki-laki yang lain, agar dia tetap dapat menguasai hartanya. Kebiasaan di atas dilarang oleh ayat ini.
(128) "Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz248 atau bersikap tidak acuh, maka tidak ada dosa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarnya di antara mereka berdua,249 dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir.250 Dan jika kalian memperbaiki (pergaulan dengan istri kalian) dan bertakwa (dengan memelihara diri kalian dari nusyuz dan sikap acuh tak acuh itu), maka sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan"
Dan apabila seorang wanita mengkhawatirkan dari suaminya sikap arogansi dan keangkuhan atau acuh tak acuh kepadanya, maka tidak ada dosa atas mereka berdua untuk mengadakan kesepakatan sesuai dengan kerelaan jiwa mereka, terkait pembagian giliran menginap dan nafkah. Dan perdamaian itu lebih baik dan lebih utama. Dan jiwa-jiwa manusia tercipta dalam tabiat tamak dan kikir. Dan apabila kalian mempergauli istri-istri kalian dengan baik dan kalian bertakwa kepada Allah dalam memperlakukan mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat berupa sikap kikir dan sifat lainnya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya, dan akan memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut.

[248] Lihat arti nusyuznya pihak istri dalam catatan kaki an-Nisa': 34. Sedangkan nusyuznya suami ialah bersikap keras terhadap 
istrinya, tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberikan haknya.
[249] Seperti, istri bersedia beberapa haknya dikurangi asal suaminya mau baik kembali.
[250] Tabiat manusia itu tidak mau melepaskan sebagian haknya kepada orang lain dengan seikhlas hatinya, kendatipun 
demikian, 
jika istri melepaskan sebagian haknya, maka boleh suami menerimanya.
(129) "Dan kalian tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (kalian), walaupun kalian sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kalian terlalu cenderung (kepada yang kalian cintai), sehingga kalian biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kalian mengadakan perbaikan dan bertakwa (dengan memelihara diri dari sikap tidak adil), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
Dan kalian wahai kaum lelaki, sekali-kali tidak akan sanggup mewujudkan perlakuan adil yang sempurna terhadap istri-istri kalian dalam hal cinta dan kecenderungan hati, bagaimanapun besarnya usaha yang sudah kalian kerahkan. Maka janganlah kalian terlalu berpaling dari istri yang tidak kalian sukai, akibatnya kalian membiarkannya layaknya wanita yang tidak bersuami dan juga tidak diceraikan, sehingga menyebabkan kalian berbuat dosa. Dan apabila kalian mengadakan perbaikan terhadap sikap dan tindakan kalian, dengan berlaku adil dalam membagi giliran hari antara istri-istri kalian, dan selalu merasa diawasi oleh Allah  dan takut kepadaNya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun terhadap hamba-hambaNya lagi Maha Penyayang kepada mereka.
(130) "Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari karuniaNya. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Mahabijaksana."
Dan jika terjadi perceraian antara seorang lelaki dan istrinya, maka sesungguhnya Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari mereka dari karunia dan keluasan rizkiNya. Sesungguhnya Allah  Mahaluas karunia dan anugerahNya, Mahabijaksana dalam keputusan yang ditetapkanNya antara hamba-hambaNya.
Keharusan Bertakwa

(131) "Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kalian dan (juga) kepada kalian,'Bertakwalah kepada Allah) Dan jika kalian kafir, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji."
Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan yang ada di langit dan di bumi dan yang berada di antara keduanya. Dan sesungguhnya Kami telah mengikat janji kepada orang-orang yang telah diberi kitab suci sebelum kalian dari kalangan Yahudi dan Nasrani dan Kami ikat janji kepada kalian juga wahai umat Muhammad, untuk bertakwa kepada Allah  dan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan Kami telah jelaskan kepada kalian, bila kalian mengingkari Allah  sebagai satu- satuNya yang berhak disembah dan mengingkari ajaran syariatNya, maka Allah  Mahakaya, tidak membutuhkan kalian, sebab segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milikNya. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan makhlukNya; lagi Maha Terpuji dalam seluruh sifat dan perbuatanNya.
(132) "Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai yang mengurusi(nya)"
Dan kepunyaan Allah-lah segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dari seluruh wujud makhluk yang ada. Dan cukuplah Allah sebagai Dzat Yang menangani urusan-urusan makhlukNya Yang juga Pemeliharanya.
(133) "Kalau Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kalian semua wahai manusia, kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagaipengganti kalian). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian"
Bila Allah menghendaki, niscaya Dia akan membinasakan kalian wahai sekalian manusia, dan kemudian mendatangkan kaum lain selain kalian. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(134) "Barangsiapa menghendaki pahala di dunia, maka (ketahuilah) bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Barangsiapa dari kalian wahai sekalian manusia, lebih suka terhadap pembalasan dunia dan berpaling dari kampung akhirat, maka (hendaknya dia ingat bahwa) di sisi Allah saja balasan di dunia dan akhirat. Karena itu, maka hendaklah dia memohon kebaikan dunia dan akhirat dari Allah saja. Dia-lah Dzat yang memiliki keduanya. Dan Allah Maha Mendengar seluruh ucapan hamba-hambaNya, Maha Melihat seluruh tindak-tanduk dan niat-niat mereka, dan Allah akan memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan perbuatan mereka.
(135) "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian para penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap diri kalian sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabat (kalian). Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatan (kebaikan)nya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka (ketahuilah), Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya serta menjalankan SyariatNya, jadilah kalian orang-orang yang senantiasa tegak menjalankan keadilan, mengemukakan persaksian karena mengharap Wajah Allah , kendatipun terhadap diri kalian sendiri atau ayah-ayah dan ibu-ibu kalian atau terhadap karib kerabat kalian, bagai-manapun keadaan orang yang dipersaksikan, baik kaya maupun miskin, karena sesungguhnya Allah  lebih utama memperhatikan mereka di-bandingkan kalian dan lebih tahu apa yang mendatangkan kemaslahatan mereka berdua. Janganlah hawa nafsu dan fanatik buta menyeret kalian untuk mengesampingkan berlaku adil. Apabila kalian mengubah-ubah persaksian dengan lisan-lisan kalian, lalu kalian membawakan persaksian yang tidak sebenarnya atau berpaling darinya dengan tidak mengemukakannya atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah  Maha Mengetahui tindakan kalian sekecil-kecilnya dan akan memberikan balasan kepada kalian menurut perbuatan tersebut.
(136) "Wahai orang-orang yang beriman! (Tetaplah) beriman kepada AUah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada kitab (al-Qur'an) yang Dia turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Hari Akhir, maka sungguh, dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh."
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah  dan mengikuti RasulNya serta menjalankan SyariatNya, konsistenlah kalian di atas keadaan kalian berupa keimanan yang mantap kepada Allah  dan kepada RasulNya  dan taat kepada Allah dan RasulNya, dan kepada al-Qur'an yang diturunkanNya kepadanya serta kepada seluruh kitab suci yang Allah turunkan kepada para rasul. Dan barangsiapa kafir kepada Allah malaikat-malaikatNya yang dimuliakan, kitab-kitabNya yang diturunkan sebagai sumber hidayah bagi makhluk-makhlukNya, dan para rasulNya yang Allah pilih untuk menyampaikan risalahNya, serta kepada Hari Akhir yang mana manusia akan bangkit dari kematian mereka untuk dihadapkan kepada Allah dan perhitungan amal di hari itu, maka sungguh dia telah keluar dari agama Islam dan jauh dari jalan kebenaran sejauh-jauhnya.
Beberapa Keburukan Orang Munafik

(137) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir (lagi), lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus)"
Sesungguhnya orang-orang yang telah memasuki cahaya keimanan, kemudian dia meninggalkannya menuju kekafiran, lalu dia kembali lagi kepada keimanan, dan kemudian meninggalkannya menuju kekafiran kembali, lantas berketetapan hati di atas kekafiran dan terus berada di atasnya, niscaya Allah tidak akan mengampuni mereka dan juga tidak menunjukkan mereka kepada jalan dari jalan-jalan hidayah yang mereka akan selamat dengannya dari akibat yang buruk.
(138) "Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,"
Kabarkanlah olehmu wahai Rasul, kepada orang-orang munafik, yaitu kaum yang menampakkan keislaman secara lahir dan menyembunyikan kekafiran, bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.
(139) "(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi mereka (orang-orang kafir) itu? Maka (ketahuilah) sesungguhnya semua kekuatan itu adalah milik Allah"
Yaitu orang-orang yang loyal kepada orang-orang kafir dan menjadikan mereka sebagai penolong-penolong bagi mereka dan menghindari kesetiaan kepada kaum Mukminin serta tidak menginginkan jalinan kasih sayang dengan kaum Mukminin. Apakah dengan cara itu mereka (orang- orang munafik) mencari pertolongan dan kekuatan di sisi orang-orang kafir? Sesungguhnya mereka tidak punya semua itu; sebab pertolongan, kemuliaan dan kekuatan semuanya hanya milik Allah  semata.
(140) "Dan sungguh Allah telah menurunkan (ketentuan) bagi kalian di dalam Kitab (al-Qur'an) bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kalian duduk bersama mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau kalian tetap duduk dengan mereka), tentulah kalian serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di Neraka Jahanam ,"
Dan sesungguhnya Dia telah menurunkan kepada kalian wahai kaum Mukminin, di dalam kitab Tuhan kalian (ketetapan) bahwa sesungguhnya bila kalian mendengar pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah dan olok-olokan kepadanya, maka janganlah kalian duduk-duduk bersama orang-orang kafir yang memperolok itu, kecuali ketika mereka mulai membicarakan perbincangan selain pengingkaran dan olok-olokan terhadap ayat-ayat Allah. Sesungguhnya kalian jika tetap duduk-duduk bersama mereka, padahal mereka masih tetap dalam keadaan semula, maka kalian serupa dengan mereka, karena kalian menyetujui pengingkaran dan olok-olokan mereka. Dan orang yang meridhai kemaksiatan adalah seperti orang yang melakukannya langsung. Sesungguhnya Allah akan menghimpun orang-orang munafik dan orang-orang kafir di Neraka Jahanam semuanya, di sana mereka akan mendapat siksaan yang amat buruk.
(141) "(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada diri kalian. Apabila kalian mendapat kemenangan dari Allah, mereka berkata, 'Bukankah kami (turut berperang) bersama kalian?'Dan jika orang-orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, 'Bukankah kami turut memenangkan kalian,251 dan melindungi kalian dari orang-orang Mukmin?' Maka Allah akan memberi keputusan di antara kalian pada Hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman."
Orang-orang munafik adalah mereka yang menunggu-nunggu kejadian buruk yang akan menimpa kalian wahai kaum Mukminin, yang berupa musibah-musibah dan peperangan. Apabila Allah menganugerahkan pada kalian bagian dari karuniaNya dan memenangkan kalian atas musuh kalian dan kalian berhasil mendapatkan harta rampasan perang, mereka berkata kepada kalian, "Bukankah kami bersama kalian mendukung kalian?" Dan apabila orang-orang yang mengingkari agama Islam ini memperoleh kesempatan menang dan harta rampasan, orang-orang munafik berkata kepada orang-orang kafir, "Bukankah kami telah membantu kalian dengan usaha-usaha yang telah kami persembahkan kepada kalian dan kami melindungi kalian dari kaum Mukminin?" Allah  akan mengadili antara kalian dan mereka pada Hari Kiamat. Dan Allah tidak akan mengadakan jalan bagi orang-orang kafir untuk mengalahkan hamba- hambaNya yang shalih. Dan kesudahan yang baik adalah menjadi milik orang-orang yang bertakwa.

[251] Dengan jalan membuka rahasia-rahasia orang Mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada orang kafir atau kalau 
mereka berperang di pihak orang Mukmin mereka berperang tidak sepenuh hati.
(142) "Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah membalas tipuan mereka,252 Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas, Mereka bermaksud riya' kepada manusia. Dan mereka tidak berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah kecuali sedikit sekali."253
Sesungguhnya cara-cara yang ditempuh orang-orang munafik merupakan bentuk tipu daya kepada Allah  dengan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran mereka, lantaran persangkaan mereka bahwa hal itu akan samar bagi Allah, padahal sebenarnya Allah tengah membalas tipu daya mereka dan akan memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang serupa dengan amal perbuatan mereka. Dan apabila mereka, orang-orang munafik, tegak berdiri untuk mengerjakan shalat, mereka beranjak untuk mengerjakannya dalam kelesuan semangat. Mereka hanya bertujuan riya' dan sum'ah dengan shalat mereka, dan tidak mengingat-ingat dan menyebut Allah, kecuali hanya sedikit saja.

[252] Yakni, Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu Allah £i memberikan kebaikan bagi mereka seperti 
memberikan kebaikan bagi orang-orang Mukmin. Dan dalam pada itu, Allah H telah menyediakan siksa neraka bagi mereka 
sebagai pembalasan tipuan mereka tersebut
[253] Yakni, mereka shalat hanya sekali-sekali saja, yaitu apabila mereka berada di hadapan orang.
(143) 'Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya
Sesungguhnya di antara karakter orang-orang munafik adalah keragu-raguan, bimbang, dan goncang. Mereka tidak pernah tegak di atas suatu keadaan. Mereka bukan bersama kaum Mukminin dan tidak pula bersama orang-orang kafir. Dan barangsiapa Allah palingkan hatinya dari keimanan kepadaNya dan komitmen dengan petunjukNya, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapati baginya jalan menuju hidayah dan keyakinan.
(144) "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian menjadikan orang- orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang Mukmin, Apakah kalian ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menimpakan hukuman) atas kalian?"
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya serta menjalankan SyariatNya, janganlah kalian memberikan loyalitas kepada orang-orang yang ingkar kepada agama Allah dan tidak loyal dan cinta-kasih kepada kaum Mukminin. Apakah kalian ingin dengan cinta kalian kepada musuh-musuh kalian, untuk memberi alasan yang jelas bagi Allah atas ketidakjujuran kalian dalam beriman?
(145) "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka"
Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tempat-tempat pa-ling bawah dari neraka pada Hari Kiamat. Dan kamu wahai Rasul, tidak akan mendapati penolong bagi mereka yang akan menolak tempat kembali yang buruk itu dari mereka.
(146) "kecuali orang-orang yang bertaubat dan memperbaiki diri254 dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman."
Kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah  dan bertaubat kepadaNya, serta memperbaiki batin dan lahir mereka dengan taat kepada Allah  dan loyal kepada hamba-hambaNya kaum Mukminin, dan berpegang teguh kepada agama Allah dan ikhlas kepada Allah , maka mereka itu akan bersama kaum Mukminin di dunia dan akhirat, dan Allah akan memberikan pahala yang besar kepada kaum Mukminin.

[254] Mengadakan perbaikan berarti bekerja yang baik untuk menghilangkan akibat yang buruk dan kesalahan yang dilakukan.
(147) "Allah tidak akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri255 lagi Maha Mengetahui." 
Allah tidak akan menyiksa kalian, bila kalian melakukan perbaikan amalan dan beriman kepada Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah  Mahakaya, tidak membutuhkan selainNya. Dia hanya menyiksa hamba-hamba karena perbuatan dosa-dosa mereka saja. Dan Allah Maha Mensyukuri terhadap hamba-hambaNya atas ketaatan mereka kepadaNya juga Maha Mengetahui segala sesuatu.

[255] Yakni, memberi pahala terhadap amal hambaNya, memaafkan kesalahannya, dan menambah nlkmatNya.




📚 (148) "Allah tidak menyukai ucapan buruk, 

📌 Ucapan buruk sebagai mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya. 

(yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya 

📌 Maksudnya : orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya. 

Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."


✍️ Allah tidak menyukai seseorang mengucapkan kata-kata buruk dengan terang-terangan. Akan tetapi orang yang dianiaya boleh mengungkapkan keburukan orang yang menzhaliminya untuk menjelaskan kezhalimannya. Allah Maha Mendengar apa yang kalian ucapkan secara terbuka dan apa yang kalian sembunyikan darinya.

📚 (149) Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.


✍️ Allah mengajak memaafkan dan membuka jalan kepadanya dengan menyatakan bahwa seorang Mukmin mempunyai dua pilihan : menampakkan kebaikan atau menyembunyikannya. Demikian pula saat terjadi tindakan yang tidak baik kepadanya, dia mempunyai dua pilihan, menyebutkannya dalam kondisi menuntut keadilan atau memaafkan dan yang kedua ini lebih utama, karena di antara sifat-sifat orang Mukmin adalah memaafkan sekalipun dia mampu untuk membalas.

📚 (150) Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul- rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan 

📌 Maksudnya : beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-rasul-Nya.

antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan : Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),


✍️ Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka hendak membedak-bedakan antara Allah dan Rasul-rasul-Nya dengan cara beriman kepada Allah dan mendustakan Rasul-rasul-Nya yang Dia utus kepada makhluk-Nya. Atau mereka membenarkan sebagian rasul dan mendustakan sebagian yang lain, mengklaim bahwa sebagian rasul berdusta atas nama Rabb mereka, dan mereka hendak mencari jalan menuju kesesatan yang mereka buat-buat serta bid ah yang mereka kreasikan.

📚 (151) Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.


✍️ Mereka adalah orang-orang kafir tulen yang tidak patut diragukan. Kami telah menyiapkan siksa bagi orang-orang kafir yang merendahkan dan menghinakan mereka.

📚 (152) Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


✍️ Dan orang-orang yang membenarkan keesaan Allah, mengakui kenabian para Rasul-Nya seluruhnya, tidak membedak-bedakan di antara mereka, mengamalkan syariat Allah, maka mereka adalah orang-orang yang akan Kami beri pahala dan balasan atas iman mereka kepada Allah dan para Rasul-Nya. Allah Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya dan Penyayang kepada mereka.

📚 (153) Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata : Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi 

📌  Anak sapi itu dibuat mereka dari emas untuk disembah. 

sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.


✍️ Orang-orang Yahudi meminta kepadamu wahai Rasul sebuah mukjizat seperti mukjizat Musa yang bisa membuktikan kebenaranmu, yaitu agar kamu menurunkan lembaran-lembaran yang tertulis dari Allah, seperti Musa yang menerima lauh-lauh dari Allah. Jangan heran wahai Rasul kepada mereka, karena leluhur mereka telah meminta kepada Musa sesuatu yang jauh lebih besar. Mereka meminta kepada Musa agar memperlihatkan Allah secara terbuka, maka mereka pun pingsan di sebabkan kezhaliman mereka terhadap diri mereka sendiri saat mereka meminta sesuatu yang tidak patut. Setelah Allah menghidupkan mereka lagi, mereka menyaksikan mukijzat-mukjizat yang nyata di tangan Musa yang membuktikan penafian syirik. Mereka menyembah anak sapi selain Allah, lalu Kami memaafkan mereka dari penyembahan mereka terhadap anak sapi tersebut karena mereka bertaubat darinya. Kami telah memberikan hujjah yang agung kepada Musa yang mendukung kebenaran dirinya sebagai seorang nabi.

📚 (154) Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka : Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud 

📌  Yang dimaksud dengan pintu gerbang itu lihat pada ayat 58 S. Al Baqarah dan bersujud pada not 54, 

dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka : Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu 

📌  Hari Sabtu ialah hari Sabbat yang khusus untuk ibadah orang Yahudi., 

dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.


✍️ Kami mengangkat gunung Thur di atas kepala mereka saat mereka menolak berpegang kepada perjanjian yang tegas yang diambil dari mereka agar mereka mengamalkan Taurat. Kami memerintahkan mereka agar masuk gerbang Baitul Maqdis dalam keadaan sujud, namun mereka justru masuk dengan ngesot di atas pantat mereka, Kami memerintahkan mereka agar tidak melakukan pelanggaran dengan menjala ikan di hari Sabtu, namun mereka melanggarnya. Kami mengambil perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka membatalkannya.

📚 (155) Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan) 

📌 Tindakan-tindakan itu ialah mengutuki mereka, mereka disambar petir, menjelmakan mereka menjadi kera, dan sebagainya. 

disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan : Hati kami tertutup. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.


✍️ Kami melaknat mereka karena mereka melanggar perjanjian, ingkar kepada ayat-ayat Allah yang menunjukan kebenaran para Rasul-Nya, pembunuhan mereka terhadap nab-nabi dengan kezhaliman dan pelanggaran, serta ucapan mereka : Hati kami tertutup sehingga tidak bisa memahami apa yang kamu ucapkan. Tidak demikian, sebenarnya Allah telah menguncinya rapat-rapat akibat kekufuran mereka, sehingga mereka tidak akan beriman kecuali dengan iman yang sedikit yang tidak bermanfaat bagi mereka.

📚 (156) Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),


✍️ Kamu juga melaknat mereka disebabkan oleh kekufuran mereka dan kedustaan yang mereka alamtakan terhadap Maryam bahwa dia telah berzina, padahal dia tidak demikian.

📚 (157) dan karena ucapan mereka : Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah 

📌 Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu. 

padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.


✍️ Juga karena perkataan mereka yang sembrono dan melecehkan : Kami telah berhasil membunuh al-Masih Isa putra Maryam utusan Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, akan tetapi mereka menyalib seorang laki-laki yang mirip dengannya, dan mereka mengira bahwa laki-laki tersebut adalah Isa putra Maryam. Orang-orang yang mengklaim berhasil membunuh Isa demikian pula orang-orang Nasrani yang mengaku telah menyerahkannya kepada mereka, semuanya terjatuh ke dalam keragu-raguan dan kebingungan, mereka tidak memiliki ilmu kecuali sebatas mengikuti dugaan. Mereka tidak membunuhnya dengan yakin, akan tetapi ragu dan hanya mengira saja.

📚 (158) Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada- Nya 

📌 Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang- orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa

Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


✍️ Tapi sebenarnya Allah mengangkat Isa dengan arwah dan jasadnya dalam keadaan hidup dan menyelamatkannya dari orang-orang kafir. Allah Mahaperkasa dalam kekuasaan-Nya, Maha Bijaksana dalam pengaturan dan ketetapan-Nya.

📚 (159) Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya 

📌 Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya, bahwa dia adalah Rasulullah, bukan anak Allah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa mereka mengimani hal itu sebelum wafat.

Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.


✍️ Bahwa tidak tersisa seorang pun dari Ahli Kitab pasca Isa turun di akhir zaman, kecuali dia akan beriman kepadanya sebelum kematian Isa. Dan di Hari Kiamat, Isa akan menjdai saksi atas mereka dengan pendustaan siapa yang mendustakan dan pembenaran siapa yang membenarkan.

📚 (160) Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,


✍️ Allah mengharamkan atas orang-orang Yahudi makanan-makanan yang sebelumnya halal bagi mereka disebabkan oleh kezhaliman mereka dengan melakukan dosa-dosa besar. Dan juga disebabkan oleh upaya mereka dalam menghalang-halangi diri mereka dan orang lain dari agama Allah yang lurus.

📚 (161) Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.


✍️ Juga disebabkan mereka mengambil riba padahal mereka telah dilarang melakukannya, dan penghalalan mereka pada harta manusia tanpa hak, dan Kami telah menyiapkan bagi orang-orang kafir kepda Allah dan Rasul-Nya dari orang-orang Yahudi siksa yang menyakitkan di akhirat.

📚 (162) Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.


✍️ Akan tetapi orang-orang Yahudi yang mengetahui hukum-hukum Allah dengan baik, orang-orang Mukmin kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu wahai Rasul, yaitu al-Qur an. Mereka beriman kepada apa yang diturunkan sebelumnya yaitu Taurat dan Injil, menunaikan shalat pada waktunya, membayar zakat harta mereka, beriman kepada kebangkian dan pembalasan. Allah akan memberikan kepada mereka pahala yang besar yaitu surga.

📚 (163) Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.


✍️ Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu wahai Rasul agar kamu menyampaikan risalah sebagaimana kami telah mewahyukan kepada Nuh dan Nabi-nabi sesudahnya. Kami juga telah mewahyukan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya qub dan Asbath, mereka adalah para nabi dari anak keturunan Ya qub yang tersebar pada kabilah Bani Israil yang dua belas dari anak turunnya Ya qub, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman. Dan Kami memberikan Zabur kepada Dawud, dan Zabur adalah lembaran kitab yang tertulis.

📚 (164) Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung .⬇️

📌 Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa merupakan keistimewaan Nabi Musa u, dan karena Nabi Musa u disebut : Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad r pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu miraj.


✍️ Kami telah mengutus para Rasul yang telah Kami kisahkan mereka didalam al-Qur an sebelum ayat ini. Dan ada pula Rasul-rasul yang belum Kami kisahkan kepadamu karena sebuah hikmah yang Kami kehendaki. Allah berbicara kepada Musa secara langsung sebagai sebuah kehormatan baginya dengan keistimewaan ini. Ayat yang mulia ini menetapkan sifat kalam bagi Allah sesuai dengan keagungan-Nya, dan bahwa Allah berbicara kepada Nabi-Nya Musa secara hakiki tanpa perantara.

📚 (165)  (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


✍️ Aku mengutus para Rasul kepada makhluk-Ku untuk menyampaikan berita gembira dengan pahala-Ku dan member peringatan tentang adzab-Ku. Agar manuisa tidak memiliki alas an yang akan mereka pakai di depan Allah setelah diutusnya para Rasul. Allah Maha Perkasa dalam kekuasaan-Nya sekaligus Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya.

📚 (166)  (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.


✍️ Bila orang-orang Yahudi dan lainnya kafir kepadamu wahai Rasul, maka Allah bersaksi untukmu bahwa kamu adalah utusan Allah yang telah menurunkan al-Qur an yang agung kepadanya. Dia menurunkannya dengan dasar ilmu-Nya. Demikian pula para malaikat, mereka bersaksi atas kebenaran apa yang diturunkan kepadamu, sekalipun sebenarnya kesaksian Allah semata sudah cukup.

📚 (167) Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.


✍️ Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari kenabianmu, menghalang-halangi manusia dari Islam, mereka telah sangat jauh dari jalan Islam sejauh-jauhnya.

📚 (168) Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka,


✍️ Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, berbuat zhalim dengan tetap bersikukuh di atas kekufuran, Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa mereka dan tidak pula membimbing mereka ke jalan yang bisa menyelamatkan mereka dari siksa-Nya.

📚 (169)  Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalaKnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.


✍️ Kecuali jalan ke Neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Hal itu sangat mudah bagi Allah, tiada sesuatu pun yang melemahkan Allah.

📚 (170) Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. ⬇️ 

📌 Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.

Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.


✍️ Wahai manusia, telah datang kepada kalian utusan Kami Muhammad صلی الله عليه وسلم dengan membawa Islam sebagai agama yang benar dari Rabb kalian, maka benarkanlah dia dan berimanlah kepadanya, karena beriman kepadanya adalah lebih baik bagi kalian. Namun bila kalian tetap bersikukuh diatas kekufuran kalian, maka sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kalian dan iman kalian, karena Dia adalah pemilik apa yang ada di langit dan dibumi. Allah Maha Mengetahui kata-kata dan perbuatan-perbuatan kalian, Maha Bijaksana dalam peletakan syariat dan perintah-Nya. Bila langit dan bumi telah tunduk kepada Allah secara kauniyah qadariyah sama dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain, maka kalian lebih patut untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم dan al-Qur an yang Dia turunkan kepadanya. Dan hendaknya kalian patuh kepada semua itu secara syar i sehingga seluruh alam raya ini tunduk kepada-Nya secara syar i dan qadari. Ayat ini merupakan dalil keumuman nubuwah dan risalah Muhammad صلی الله عليه وسلم.

📚 (171) Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu 

📌 Maksudnya : janganlah kamu mengatakan Nabi Isa u itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani., 

dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya 

📌 Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : (Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.


✍️ Wahai orang-orang pengikut Injil, jangan melampaui batas akidah yang shahih dalam agama kalian. Jangan berkata atas nama Allah, kecuali kebenaran, dan jangan menisbatkan istri dan anak kepada Allah. Karena al-Maish Isa putra Maryam adalah utusan Allah yang Dia utus dengan membawa kebenaran, Dia menciptakannya dengan kalimat yang dibawa oleh Jibril lalu disampaikannya kepada Maryam, yaitu firman-Nya : Jadilah, maka dia pun jadi. Dia adalah tiupan dari Allah yang ditiupkan oleh Jibril atas perintah Allah. Maka benarkanlah bahwa Allah adalah Esa, tunduklah kepada-Nya, benarkanlah utusan-utusan-Nya dalam apa yang mereka bawa kepada kalian dari Allah dan amalkanlah ia. Dan jangan jadikan Isa dan ibunya sebagai dua sekutu bagi Allah. Berhentilah dari ucapan tersebut karena ia lebih baik bagi kalian daripada apa yang kalian pegang selama ini, karena Allah hanyalah satu Mahasuci Allah, apa yang ada di langit dan dibumi adalah milik-Nya, mana mungkin Dia mempunyai istri dan anak? Cukuplah Allah sebagai pemegang tunggal segala urusan seluruh makhluk-Nya dan pengatur kehidupan mereka, maka bertawakallah hanya kepada-Nya semata karena Dia akan mencukupi kalian.

📚 (172) Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)

📌 Yaitu malaikat yang berada di sekitar Arsy seperti Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka.

Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.


✍️ Al-Masih tidak akan pernah menolak atau merasa enggan untuk menjadi hamba Allah, demikian pula para malaikat yang dekat kepada Allah, mereka tidak menolak untuk mengakui penghambaan kepada-Nya. Barangsiapa enggan tunduk dan patuh, sebaliknya dia malah menyombongkan diri, maka mereka semuanya akan Allah kumpulkan kepada-Nya di HARI Kiamat, lalu Dia akan menetapkan keputusan-Nya dengan adil dan membalas masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya.

📚 (173)  Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.


✍️ Adapun orang-orang yang membenarkan Allah dari sisi keyakinan, perkataan dan perbuatan, dan tetap konsisten di atas syariat-Nya, maka Dia akan memberikan pahala amal baik mereka dengan sempurna dengan tambahan dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang menolak taat kepada Allah, menyombongkan diri untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksa yang menyakitkan. Mereka tidak akan mendapatkan penolong yang mengentaskan mereka dari siksa Allah, dan pembantu yang membantu mereka selain Allah.

📚 (174)  Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur an).


✍️ Wahai manusia telah datang kepada kalian bukti nyata dari Rabb kalian, yaitu utusan Kami Muhammad صلی الله عليه وسلم dan keterangan-keterangan serta hujjah-hujjah yang kuat yang dia bawa. Yang paling agung adalah al-Qur an karena ia membenarkan kenabian dan kerasulan penutup. Dan Kami telah menurunkan kepadamu al-Qur an sebagai petunjuk dan cahaya yang terang.

📚 (175)  Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.


✍️ Adapun orang-orang yang membenarkan Allah baik dari sisi akidah, perkataan dan perbuatan, berpegang kepada cahaya yang diturunkan kepada mereka, maka Allah akan memasukkan mereka kedalam surga sebagai rahmat dan karunia dari-Nya, membimbing mereka untuk meniti jalan yang lurus yang mengantarkan mereka ke taman-taman surga.

📚 (176) Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) 

📌 Kalalah ialah : seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.

Katakanlah : Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) : jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


✍️ Mereka bertanya kepadamu wahai Nabi tentang hukum warisan kalalah, yaitu mayyit yang tidak mempunyai orang tua dan anak. Katakanlah : Allah menjelaskan hukumnya kepada kalian; bila seseorang wafat sedangkan dia tidak mempunyai orang tua dan anak, namun dia mempunyai saudara perempuan seayah dan seibu atau seayah saja, maka dia mendapatkan setengah warisan. Sementara saudara laki-lakinya baik sekandung maupun seayah mewarisi seluruh hartanya bila dia mati tanpa meninggalkan orang tua dan anak. Bila mayit dalam kalalah ini mempunyai dua orang saudara perempuan, maka keduanya mendapatkan dua pertiga dari apa yang ditinggalkannya. Bila saudara-saudara laki-laki berkumpul dengan saudara-saudara perempuan yang bukan seibu, maka laki-laki dari mereka mendapatkan dua bagian dari perempuan. Allah menjelaskan kepada kalian pembagian warisan dan hukum kalalah agar kalian tidak tersesat dari jalan yang benar dalam perkara warisan. Allah mengetahui akibat segala perkara dan apa yang mengandung kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger