@ Musibah-musibah adalah sebagai ujian kesabaran orang-orang beriman
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “.
[Al-Baqarah/2 : 214]
@ Musibah sebagai penghapus dosa
Rasulullah sallallahu’alaihi wasalam bersabda : ”
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ حَتَّى الشَّوْكَةِ تُصِيبُهُ إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ حُطَّتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
“Tidaklah sesuataupun yang menimpa orang mukmin, sampai duri yang menancapnya kecuali Allah catat baginya kebaikan dan dihilangkan kejelekan”
[HR.Muslim no : 2572].
Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu berkata, Rasulullah Sallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ.
“Bencana akan senantiasa menimpa kepada orang mukmin laki-laki dan perempuan, anaknya dan hartanya sampai nanti ketika bertemu dengan Allah tidak ada sama sekali kesalahannya“
[HR. Tirmidzi no : 2399 dan di Shahihkan Syekh Al-Bani dalam kitab ” Sissilah Shahihah no 2280].
[HR. Tirmidzi no : 2399 dan di Shahihkan Syekh Al-Bani dalam kitab ” Sissilah Shahihah no 2280].
Dari Jabir Radhiyallahu anhu beliau berkata,: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ الْبَلاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالْمَقَارِيضِ
“Orang-orang yang sehat di hari kiamat nanti berharap kulitnya digunting dengan gunting ketika melihat orang-orang yang sakit mendapatkan pahala”
[HR. Tirmidzi no : 2402. lihat Silsilah As-Shahihah no : 2206]
[HR. Tirmidzi no : 2402. lihat Silsilah As-Shahihah no : 2206]
@ Beribadah Ketika Ada Musibah Seperti Hijrah
Dari Ma’qal bin Yasar sesungguhnya Nabi Sallallahu’alahi wa sallam bersabda :
الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Beribadah ketika ada musibah bagaikan hijrah kepadaku ” [HR.Muslim (2948)].
Imam Nawawi rahimahullah berkata : Maksud dari hadits (Beribadah ketika ada musibah bagaikan hijrah kepadaku) adalah ketika terjadi fitnah dan bercampur baurnya urusan manusia. Sebab kelebihan beribadah pada kondisi seperti ini adalah karena orang-orang pada lalai dan melalaikannya, tidak ada yang menfokuskan untuk beribadah melainkan sedikit saja. Al-Qurtuby berkata : ” Fitnah dan kesusahan yang menyulitkan akan terjadi, agar urusan agama lebih ringan dan sedikit orang yang memperhatikannya. Sehingga tidak ada orang yang memperhatikan kecuali masalah dunianya semata dan kehidupan kesehariannya. Oleh karena itu pahala ibadah waktu kesulitan dan fitnah besar sekali sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ma’qal bin Yasar marfua ”