Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR AL AN'AM

Image result for tafsir muyassar


(1) Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.

Pujian kepada Allah dengan sifat-sifat-Nya yang seluruhnya adalah sifat-sifat kesempurnaan dan dengan nikmat-nikmat-Nya lahir dan batin, agama dan dunia, yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada padanya, yang menciptakan kegelapan dan cahaya dan hal itu dengan bergantinya malam dengan siang. Hal ini merupakan bukti atas keagungan Allah dan bahwa hanya Dia yang memang berhak di sembah, maka tidak seorang pun boleh mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Namun demikian orang-orang kafir itu tetap menyamakan dan menyekutukan Allah dengan sesuatu.
(2) Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

Allah yang menciptakan bapak kalian Adam dari tanah sedangkan kalian adalah anak keturunannya. Kemudian Allah menulis ajal waktu keberadaan kalian di kehidupan dunia ini. Dia juga menulis ajal yang lain yang tertentu namun hanya Dia yang mengetahuinya, yaitu ajal Hari Kiamat. Kemudian setelah ini kalian meragukan kekuasaan Allah dalam membangkitkan setelah kematian.
(3) Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.

Allah adalah Rabb yang disembah dengan haq di langit dan di bumi. Di antara bukti ilahiyah-Nya adalah bahwa Dia mengetahui segala apa yang kalian sembunyikan wahai manusia dan apa yang kalian tampakkan. Dia mengetahui segala amal perbuatan kalian, yang baik dan yang buruk, maka dari itu hanya Allah-lah Rabb yang berhak disembah.

(4) Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat [458] Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).

[458] Ayat di sini berarti mujizat atau ayat Al-Quraan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah.

Orang-orang kafir yang mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, mereka telah menerima segala bukti dan hujjah atas keesaan Allah dan kebenaran Muhammad صلی الله عليه وسلم sebagai Nabi dan apa yang dibawanya. Akan tetapi begitu bukti tersebut datang kepada mereka, mereka pun langsung berpaling dan menolaknya, mereka tidak beriman kepadanya.

(5) Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al-Quraan) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.

Orang-orang kafir itu mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Muhammad صلی الله عليه وسلم dan meremehkan ajakannya. Mereka berbuat demikian karena mereka tidak mengetahui Allah dan tertipu oleh penundaan yang Dia berikan. Mereka akan melihat bahwa ternyata apa yang mereka remehkan itu adalah kebenaran dan kejujuran. Allah menjelaskan kepada orang-orang yang mendustakan kebohongan dan kedustaan mereka dan akan membalas mereka atasnya.

(6) Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.

Apakah orang-orang yang mengingkari keesaan Allah dan bahwa hanya Dia yang berhak disembah dan mendustakan Rasul-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم tidak mengetahui apa yang telah menimpa umat-umat yang mendustakan sebelum mereka,umat-umat itu celaka dan binasa. Kami tidak memberi mereka keuasaaan di muka bumi yang Kami berikan kepada kalian wahai orang-orang kafir. Kami melimpahkan nikmat kepada mereka dalam bentuk hujan dan mengalirnya sungai-sungai di bawah tempat tinggal mereka sebagai penundaan dan istidraj dari Allah kepada mereka, lalu mereka mengingkari nikmat-nikmat Allah dan mendustakan para Rasul. Maka Kami membinasakan mereka akibat dari dosa-dosa mereka, dan Kami menghidupkan umat-umat yang lain sesudah mereka untuk memakmurkan bumi.

(7) Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.

Seandainya Kami menurunkan kepada-Mu wahai Rasul sebuah kitab dari langit lalu orang-orang musyrikin itu menyentuhnya dengan tangan mereka, maka mereka akan berkata : Sesungguhnya apa yang kamu bawa wahai Rasul adalah sihir yang nyata.
(8) Dan mereka berkata: Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat [459]? dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu [460], kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun).

[459] Maksudnya: untuk menerangkan bahwa Muhammad r itu seorang nabi.
[460] Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika, sehingga mereka binasa semuanya.

Orang-orang musyrikin itu berkata : Mengapa Allah tidak menurunkan malaikat dari langit kepada Muhammad صلی الله عليه وسلم agar dia membenarkan kenabian yang dibawanya. Kalau Kami menurunkan malaikat dari langit untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrikin itu, niscaya perkara pembinasaan mereka ditetapkan, mereka tidak akan diberi kesempatan untuk bertaubat. Sebelumnya Allah telah mengetahui bahwa mereka tidak beriman.

(9) Dan kalau Kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki- laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri [461].

[461] Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.

Kalau Kami menjadikan rasul yang diutus kepada mereka adalah seorang malaikat, karena mereka tidak mau menerima Muhammad صلی الله عليه وسلم, niscaya Kami akan menjadikan malaikat tersebut dalam wujud manusia agar mereka bisa mendengar darinya dan berbincang dengannya. Karena mereka tidak mungkin bisa melihat Malaikat dalam wujudnya. Bila malaikat datang kepada mereka dalam wujud manusia, niscaya mereka tidak membedakan antara manusia yang merupakan manusia, dengan manusia yang merupakan wujud dari malaikat. Dan hal seperti ini tidak terjadi pada Muhammad صلی الله عليه وسلم.

(10) Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka.

Karena permintaan mereka diturunkannya malaikat hanya sebatas pelecehan terhadap Muhammad صلی الله عليه وسلم, maka Allah menjelaskan bahwa pelecehan terhadap para Rasul bukanlah perkara baru. Orang-orang kafir sebelum itu sudah melecehkan nabi-nabi mereka, maka siksa dari Allah yang mereka ingkari dan lecehkan sebelumnya benar-benar menimpa mereka.

(11) Katakanlah : Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.

Katakanlah kepada mereka wahai Rasul : Berjalanlah kalian di muka bumi kemudian perhatikanlah bagaimana Allah menimpakan kebinasaan dan kerendahan atas orang-orang yang mendustakan? Jangan berbuat seperti yang mereka perbuat, waspadalah jangan sampai kalian ditimpa oleh apa yang menimpa mereka.

(12) Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi. Katakanlah: Kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang [462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. [463]

[462] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya [463] maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin itu : Milik siapa kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada padanya? Katakanlah : Ia milik Allah, sebagaimana kalian mengetahui dan mengakuinya, maka sembahlah Dia semata. Allah menetapkan kasih sayang atas diri-Nya sehingga Dia tidak menyegerakan hamba-hamba-Nya dengan hukuman. Allah pasti akan mengumpulkan kalian di Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya untuk menghadapi hisab dan balasan. Orang-orang yang mempersekutukan Allah membinasakan diri mereka sendiri, mereka tidak mengesakan Allah, tidak mempercayai janji pahala dan ancaman-Nya dan tidak mengakui kenabian Muhammad صلی الله عليه وسلم .

(13) Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Segala apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah, baik yang diam maupun yang bergerak, samar atau jelas, semuanya adalah hamba-hamba-Nya dan ciptaan-Nya, di bawah kekuasaan-Nya, tindakan dan pengaturan-Nya. Allah Maha Mendengar perkataan hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui rahasia dan amal perbuatan mereka.

(14) Katakanlah : Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan? Katakanlah : Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik.

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu : Tidak patut bagiku mengangkat selain Allah sebagai penolong dan waliku, karena Dia adalah pencipta langit dan bumi dan apa yang ada padanya. Dia yang memberi rizki kepada makhluk-Nya dan tidak ada yang memberi rizki selain-Nya. Katakanlah wahai Rasul : Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama dari umat ini yang patuh dan tunduk kepada Allah dengan hanya beribadah kepada-Nya, dan aku dilarang menjadi orang yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu.

(15) Katakanlah : Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku.

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu : Aku takut bila aku durhaka kepada Rabbku, lalu aku menyelisihi perintah-Nya dan aku menyekutukan-Nya dengan sesuatu, aku takut ditimpa oleh siksa yang besar di Hari Kiamat.
(16) Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.

Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari siksa yang berat tersebut maka Dia telah merahmatinya, perlindungan tersebut merupakan kemenangan yang nyata dan keselamatan dari siksa yangbesar.
(17) Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Bila Allah menimpakan kepadamu wahai manusia sesuatu yang merugikanmu berupa kemiskinandan penyakit, maka tidak ada yang bisa mengangkatnya selain Dia. Bila Dia menimpakan kebaikan seperti kelapangan hidup dan kesehatan, maka tidak ada yang mampu menolak karunia dan mencegah keputusan-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(18) Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Allah berkuasa mutlak atas hamba-hamba-Nya, leher-leher mereka tunduk kepada-Nya, orang-orang besar patuh kepada-Nya. Dialah yang Maha Bijaksana yang meletakkan segala hal pada tempatnya sesuai dengan hikmah-Nya, Maha Mengenal di mana tidak ada sesuatu yang samar bagi-Nya. Siapa yang memiliki sifat-sifat ini harus diesakan dan tidak disekutukan dengan apa pun. Ayat ini menetapkan sifat fauqiyah bagi Allah atas seluruh makhluk-Nya, fauqiyah mutlak yang sesuai dengan keagungan-Nya.
(19) Katakanlah: Siapakah yang lebih kuat persaksiannya? Katakanlah: Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Quraan ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quraan (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah? Katakanlah: Aku tidak mengakui. Katakanlah: Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin itu : Bukti manakah yang lebih kuat dalam menetapkan kebenaranku dalam berita yang aku katakan kepada kalian bahwa aku adalah utusan Allah? Katakanlah : Allah adalah saksi di antara aku dengan kalian. Dia mengetahui apa yang aku bawa kepada kalian dan apa yang kalian katakan kepadaku. Allah mewahyukan kepadaku al-Qur an ini agar aku memperingatkan kalian dengannya terhadap siksa-Nya yang bisa menimpa kalian. Dan dengannya juga aku memberi peringatan umat-umat lain di mana al-Qur an sampai kepada mereka. Sesungguhnya kalian mengakui bahwa disamping Allah ada sesembahan-sesembahan lainnya. Katakan kepada mereka wahai Rasul : Sesungguhnya aku tidak bersaksi atas apa yang kalian akui, karena Allah hanyalah sembahan yang satu tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya aku berlepas diri dari setiap sekutu yang kalian sembah bersama-Nya.
(20) Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).

Orang-orang yang telah Kami beri Taurat dan Injil mengetahui Muhammad melalui sifat-sifatnya yang termaktub dalam kitab mereka seperti mereka mengetahui anak-anak mereka. Sebagaimana mereka bisa dengan mudah mengenal anak-anak mereka di depan mereka, demikian pula dengan Muhammad, mereka mengenalnya karena sifat-sifatnya disebutkan secara teliti dalam kitab-kitab mereka. Akan tetapi mereka mengikuti hawa nafsu mereka, akibatnya mereka merugikan diri mereka sendiri saat mereka memilih untuk kafir kepada Muhammad dan apa yang dia bawa.
(21) Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.

Tiada orang yang lebih berat kezhalimannya daripada orang yang membuat perkataan palsu atas nama Allah, lalu dia mengklaim bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu dalam ibadah atau dia mengklaim bahwa Allah mempunyai anak atau istri, atau dia mendustakan bukti-buktinya dan dalil-dalilnya yang dengannya Allah mendukung para utusan-Nya. Sungguh orang-orang zhalim yang berakata dusta atas nama Allah itu tidak akan pernah beruntung, mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka cari di dunia dan di akhirat.
(22) Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) Kami?.

[464] Semua makhluk Allah yang mukallaf.

Hendaknya orang-orang musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Allah tersebut berhati-hati terhadap suatu hari di mana Kami akan menggiring mereka. Kemudian Kami berfirman kepada mereka : Di mana Tuhan-tuhan kalian yang dulu kalian klaim bahwa mereka adalah sekutu-sekutu bagi Allah, agar mereka dapat memberi syafaat untuk kalian?
(23) Kemudian tiadalah fitnah [465] mereka, kecuali mengatakan: Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.

[465] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.

Jawaban mereka saat mereka diuji dan diinterogasi tentang sekutu-sekutu mereka kecuali mereka berlepas diri darinya. Mereka bersumpah dengan nama Allah Tuhan mereka bahwa mereka bukanlah orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu.
(24) Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.

Perhatikanlah wahai Rasul, bagaimana orang-orang musyrikin itu berdusta atas diri mereka, di akhirat mereka telah berlepas diri dari syirik? Apa yang mereka harapkan, yaitu syafaat dari sesembahan-sesembahan mereka telah sirna dan tidak berguna.
(25) Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: Al-Quraan ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.

Di antara orang-orang musyrikin itu ada orang-orang yang mendengar al-Qur an darimu wahai Rasul, namunal-Qur an tidak menembus hati mereka disebabkan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Maka Kami menutup hati mereka rapat-rapat sehingga mereka tidak memahami al-Qur an. Kami menutup telinga mereka sehingga ia tidak mendengar dan tidak menyimak apa pun. Sekalipun mereka melihat ayat-ayat dalam jumlah yang banyak yang membuktikan kebenaran Muhammad صلی الله عليه وسلم mereka tetap tidak akan mempercayainya. Sampai-sampai mereka datang kepadamu wahai Rasul saat ayat-ayat yang menbuktikan kebenaranmu datang kepada mereka dan mendebatmu, orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah tersebut berkata : Apa yang kami dengar ini hanyalah cerita kosong yang dinukil oleh orang-orang terdahulu.
(26) Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quraan dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.

Orang-orang musyrikin itu melarang manusia untuk mengikuti Muhammad صلی الله عليه وسلم dan mendengar kepadanya. Mereka juga menjauhkan diri mereka darinya. Padahal dengan sikap mereka yang menghalang-halangi dari jalan Allah itu, mereka telah mencelakakan diri mereka. Namun mereka tidak merasa bahwa mereka telah mencelakakan diri mereka sendiri.
(27) Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).

Sekiranya kamu melihat wahai Rasul orang-orang musyrikin di Hari Kiamat, niscaya kamu akan melihat perkara besar. Hal itu saat mereka ditahan di dalam api neraka, mereka menyaksikan rantai-rantai dan belenggu-belenggu, mereka melihat dengan mata kepala mereka perkara-perkara besar yang mengerikan. Saat itu mereka berkata : Duhai gerangan kami, seandainya kami dikembalikan ke dunia, sehingga kami bisa mempercayai ayat-ayat Allah dan mengamalkannya dan kami menjadi orang-orang yang beriman.
(28) Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya [466]. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.

[466] Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata-mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka.

Perkaranya tidak demikian, karena di Hari Kiamat apa yang mereka lakukan dari diri mereka sendiri akan nampak bagi mereka. Yaitu pembenaran mereka kepada apa yang dibawa oleh para Rasul di dunia sekalipun mereka menampakkan kebalikannya di hadapan pengikut-pengikut mereka. Seandainya pun mereka dikembalikan ke dunia dan diberi kesempatan, niscaya mereka akan kembali mengingkari, mengkufuri dan mendustakan. Mereka adalah orang-orang yang berdusta dalam ucapan mereka : Seandainya kami kembali ke dunia niscaya kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Rabb kami dan kami menjadi orang-orang yang beriman.
(29) Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan. [467]

[467] Maksudnya: jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian.

Orang-orang musyrikin yang mengingkari kebangkitan berkata : Kehiduoan ini hanyalah kehidupan yang kita alami saat ini, setelah kita mati, kita tidak akan dibangkitkan.
(30) Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah : Bukankah (kebangkitan ini benar? Mereka menjawab : Sungguh benar, demi Tuhan kami. Berfirman Allah: Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya).

Seandainya kamu melihat wahai Rasul orang-orang yang mengingkari kebangkitan saat mereka dihadapkan didepan Allah yang akan menetapkan keputusan-Nya di antara mereka di Hari Kiamat,niscaya kamu akan melihat keadaan paling buruk. Di mana Allah berfirman : Bukankah ini merupakan kebenaran? Yakni bukankah kebangkitan yang dulu kalian ingkari di dunia adalah kebenaran? Mereka menjawab : Benar, demi Rabb kami ia adalah benar. Allah berfirman : Maka rasakanlah siksa akibat kekufuran kalian. Yakni siksa yang dulu kalian dustakan di dunia disebabkan pengingkaran kalian kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم.
(31) Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata : Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu.

Sungguh merugi orang-orang kafir yang mengingkari kebangkitan setelah kematian. Sampai Kiamat itu sendiri tiba dan mereka dikejutkan oleh buruknya tempat kembali, mereka meneriakkan penyesalan atas penyia-nyiaan mereka terhadap kehidupan dunia, dan mereka memikul dosa-dosa diatas punggung mereka. Betapa buruknya beban berat yang mereka pikul!!
(32) Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

[468] Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan- kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.

Kehidupan dunia secara umum tidak lain kecuali kenikmatan yang menipu lagi palsu, sedangkan amal shalih untuk kehidupan akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang takut kepada Allah, sehingga mereka menjaga diri mereka dari adzab Allah dengan menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wahai kaum musyrikin yang terkecoh oleh kehidupan dunia : Apakah kalian tidak memikirkan sehingga kalian mesti mendahulukan yang kekal di atas yang fana?
(33) Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [469]

[469] Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad r dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.

Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa hatimu bersedih karena pendustaan kaummu kepadamu secara lahir. Sabar dan tenanglah, karena mereka tidak akan mendustakanmu dalam hati mereka yang dalam, akan tetapi mereka meyakini kebenaranmu. Namun karena kezhaliman dan pelanggaran, maka mereka mengingkari bukti-bukti dan hujjah-hujjah yang menetapkan kebenaranmu, lalu mereka mendustakan apa yang kamu bawa.
(34) Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.

Orang-orang kafir telah mendustakan utusan-utusan sebelummu yang Allah utus kepada umat-umat mereka dan para Rasul tersebut telah disakiti di jalan Allah, maka mereka bersabar di atas itu. Mereka terus berdakwah dan berjihad sampai Allah memberikan kemenangan kepada mereka. Tiada yang merubah kalimat-kalimat Allah, yaitu apa yang Allah turunkan kepada nabi-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم, berupa janji-Nya kepadanya bahwa Dia akan memenagkannya atas musuh-musuhnya. Sungguh telah datang kepadamu wahai Rasul berita Rasul-rasul sebelummu dan kemenangan dari Allah yang datang kepada mereka, serta apa yang terjadi pada orang-orang yang mendustakan mereka. Di mana Allah menurunkan murka dan marah-Nya atas mereka. Bagimu terdapat keteladanan dan kepeloporan pada Rasul-rasul yang telah mendahului. Hal ini merupakan hiburan bagi Rasulullahصلی الله عليه وسلم.
(35) Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka buatlah) [470]. Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil

[470] Maksudnya ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling daripada Kami. Kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup.

Bila sikap orang-orang musyrikin yang selalu menghalang-halangi dakwahmu, keengganan mereka untuk menjawabnya memberatkanmu wahai Rasul,maka bila kamu bisa membuat lorong di dalam tanah atau tangga yang bisa kamu pakai untuk naik ke atas langit, lalu kamu menghadirkan tanda dan bukti atas kebenaran ucapanmu selaian apa yang Kami datangkan kepada mereka maka lakukanlah. Kalau Allah berkehendak niscaya Dia akan menyatukan mereka diatas petunjuk yang kalian pegang dan membimbing mereka kepada iman. Akan tetapi Allah tidak berkenan demikian karena sebuah hikmah yang Dia ketahui. Maka janganlah kamu wahai Rasul termasuk orang-orang yang bodoh yang sangat bersedih dan menyesal sehingga hal itu membuatnya berada dalam kepedihan yang mendalam.
(36) Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya) [471], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNyalah mereka dikembalikan.

[471] Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah

Sesungguhnya yang menjawab hidayah yang kamu serukan wahai Rasul hanyalah orang-orang yang berkenan mendengar lalu menerima. Adapun orang-orang kafir, maka mereka tergolong orang-orang yang mati,karena kehidupan yang hakiki bisa terwujud hanya dengan Islam. Allah akan mengeluarkan orang-orang mati dari kubur mereka dalam keadaan hidup kemudian mereka akan kembali di Hari Kiamat kepada-Nya untuk menerima hisab dan balasan mereka.
(37) Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata : Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya? Katakanlah : Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Orang-orang musyrikin berkata dengan penuh penentangan dan kesombongan : Mengapa Allah tidak menurunkan tanda yang menunjukkan kebenaran Muhammad صلی الله عليه وسلم dimana ia termasuk ke dalam hal-hal yang luar biasa? Katakan kepada mereka wahai Rasul :Sesungguhnya Allah kuasa untuk menurunkan tanda kepada mereka, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahwa diturunkannya tanda hanya dilakukan sesuai dengan hikmah-Nya.
(38) Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab [472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

[472] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.

Di muka bumi ini tidak ada hewan yang melata, burung yang terbang di angkasa dengan kedua sayapnya kecuali mereka adalah kelompok makhluk Allah yang sejenis dengan kalian. Kami tidak meninggalkan apa pun di Lauh Mahfuzh kecuali menulisnya. Kemudian kepada Rabb-lah mereka akan dikumpulkan di Hari Kiamat, lalu Allah akan menghisab setiap pelaku amal perbuatan.
(39) Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya [473]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.

[473] lihat not [34]

Orang-orang yang mendustakan hujjah-hujjah Allah adalah orang-orang tuli yang tidak mendengar apa yang bermanfaat bagi mereka, bisu tidak mengucapkan kebenaran, mereka bingung dalam kegelapan-kegelapan tidak mengetahui jalan yang lurus. Barangsiapa yang Allah berkehendak menyesatkannya maka Dia menyesatkannya. Dan sebaliknya barangsiapa yang Allah berkehendak untuk membimbingnya maka Dia menjadikannya di atas jalan yang lurus.
(40) Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!

Katakan kepada orang-orang musyrikin itu wahai Rasul : Katakan kepadaku bila adzab Allah datang kepada kalian di dunia, atau Kiamat di mana saat itu kalian dibangkitkan, apakah saat itu kalian tetap akan memanggil selain Allah untuk mengangkat kesulitan yang menimpa kalian, bila kalian adalah orang-orang yang benar dalam apa yang kalian klaim bahwa Tuhan-tuhan kalian yang kalian sembah selain Allah tersebut bisa memberi manfaat atau menimpakan mudharat??
(41) (Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepadaNya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah).

Di sana kalian pasti akan memanggil Rabb kalian yang telah menciptakan kalian bukan yang lain. Dan kalian akan meminta pertolongan dari-Nya, lalu Dia mengangkat kesulitan berat yang menimpa kalian bila Dia berkehendak, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Saat itu kalian pasti akan meninggalkan berhala-berhala dan wali-wali kalian.
(42) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.

Sungguh Kami telah mengutus wahai Rasul beberapa orang Rasul kepada sekumpulan umat sebelummu. Para Rasul itu menyeru mereka kepada Allah, namun mereka justru mendustakan para Rasul, maka Kami menguji orang-orang tersebut dengan ujian pada harta benda mereka berupa kemiskinan yang berat dan kesulitan hidup. Kami juga menguji mereka pada jasad mereka dengan rasa sakit dan penyakit dengan harapan mereka akan tunduk kepada Tuhan mereka dan patuh kepada-Nya dengan beribadah kepada-Nya.
(43) Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.

Mengapa umat-umat yang ditimpa ujian dari Kami itu belum jugamau tunduk kepada Kami. Sebaliknya hati mereka semakin mengeras, setan menghiasi kemaksiatan yang mereka kerjakan dan kesyirikan yang mereka hadirkan.
(44) Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

Manakala mereka tidak menolak untuk menjalankan perintah-perintah Allah, berpaling dari-Nya, Kami membuka pintu-pintu rizki dari segala arah. Maka Kami mengganti kesulitan yang menimpa mereka dengan kemakmuran hidup, penyakit dengan kesehatan sebagai istidraj (penguluran siksa) dari Kami atas mereka. Sehingga ketika mereka semakin angkuh dan sombong, merasa takjub dengan kemakmuran dan kenikmatan yang Kami berikan, Kami menimpakan adzab secara tiba-tiba kepada mereka. Mereka pun merasa putus asa dan tidak berharap kebaikan lagi.
(45) Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Maka orang-orang tersebut binasa dan berakhir karena mereka kafir kepada Allah dan mendustakan Rasul-rasul-Nya dan tidak tersisa seorang pun. Pujian dan sanjungan hanya milik Allah semata, pencipta segala sesuatu dan pemiliknya atas pertolongan-Nya kepada wali-wali-Nya dan pembinasaan-Nya terhadap musuh-musuh-Nya.
(46) Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu? Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Kabarkan kepadaku bila Allah mengambil pendengaran kalian sehingga kalian menjadi tuli, mengambil penglihatan kalian sehingga kalian menjadi buta, menutup hati kalian rapat-rapat sehingga kalian tidak memahami perkataan, Rabb manakah selain Allah yang mampu mengembalikan semua itu kepada kalian? Lihatlah wahai Rasul bagaimana hujjah-hujjah Allah hadir kepada mereka secara beragam, namun setelah itu mereka tetap berpaling dari peringatan dan mengambil pelajaran?
(47) Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Kabarkan kepadaku bila adzab Allah turun menimpa kalian secara tiba-tiba saat kalian tidak menyadarinya, atau dalam keadaan jelas dan kalian melihatnya, bukankah yang dibinasakan hanyalah orang-orang zhalim yang melampaui batasan Allah dengan memberikan ibadah kepada selain-Nya dan mendustakan Rasul-rasul-Nya?
(48) Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan [474], maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

[474] Lihat not 105

Kami tidak mengutus utusan-utusan Kami kecuali mereka adalah orang-orang yang menyampaikan berita gembira kenikmatan yang abadi bagi orang-orang yang taat kepada Kami dan memberikan peringatan siksa yang pedih kepada orang-orang yang mendurhakai Kami. Barangsiapa beriman, membenarkan para Rasul, mengamalkan amal yang shalih, maka mereka tidak khawatir saat berjumpa dengan Tuhan mereka, mereka juga tidak bersedih atas bagian dunia yang luput dari mereka.
(49) Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik.

Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, baik berupa al-Qur an maupun mukjizat, mereka akan ditimpa adzab di Hari Kiamat disebabkan oleh kekufuran mereka dan penyimpangan mereka dari ketaatan kepada Allah.
(50) Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Aku tidak pernah mengaku bahwa aku menguasai perbendaharaan langit dan bumi lalu aku mengaturnya. Aku juga tidak mengaku mengetahui ilmu ghaib. Aku tidak mengaku bahwa aku adalah malaikat. Akan tetapi aku adalah seorang utusan dari Allah. Aku mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan menyampaikannya kepada manusia. Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Apakah sama antara orang kafir yang buta terhadap ayat-ayat Allah dan dia tidak beriman kepadanya, dengan orang Mukmin yang menyaksikan ayat-ayat Allah lalu dia beriman kepadanya? Apakah kalian tidak memikirkan ayat-ayat Allah sehingga kalian bisa melihat kebenaran dan beriman kepadanya?
(51) Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa.

Berilah peringatan wahai Rasul dengan al-Qur an kepada orang-orang yang menyadari bahwa mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka, mereka percaya kepada janji Allah dan ancaman-Nya, mereka tidak memiliki penolong yang akan membantu mereka selain Allah, tidak memiliki pemberi syafaat yang akan membantu mereka di sisi Allah sehingga mengentaskan mereka dari siksa-Nya. Semoga mereka bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
(52) Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) [475].

[475] Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama orang mumin yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mumin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mumin itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini.

Jangan mengusir wahai Nabi dari majlismu orang-orang muslim yang lemah yang menyembah Tuhan mereka di awal siang dan akhirnya. Mereka berharap wajah Allah dengan amal-amal shalih mereka. Kamu bukanlah petugas hisab atas mereka, karena hisab mereka ada di tangan Allah, dan bukan menjadi kewenanganmu sedikit pun. Bila kamu menjauhkan mereka maka kamu termasuk orang-orang yang melampaui batasan-batasan Allah, yang meletakkan suatu perkara bukan pada tempatnya.
(53) Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka? (Allah berfirman): Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?

Allah menguji sebagian hamba-Nya dengan sebagian yang lainnya dengan perbedaan bagian rizki dan akhlak mereka. Dia membuat sebagian orang kaya dan sebagian lainnya miskin, sebagian dari mereka kuat dan sebagian dari mereka lemah. Allah menjadikan sebagian membutuhkan sebagian yang lain sebagai ujian dari-Nya, agar orang-orang kafir yang berharta berkata : Apakah orang-orang lemah itulah yang Allah beri nikmat hidayah kepada Islam di antara kita? Bukankah Allah lebih mengetahui siapa yang mensyukuri nikmat-Nya sehingga Dia membimbing mereka kepada hidayah menuju agama-Nya?
(54) Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: Salaamun alaikum [476]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang [477], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan

[478], kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
________________________________________
[476] Salaamun alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.
[477] lihat not [462] [478] lihat not [277]

Bila kamu wahai Nabi didatangi oleh orang-orang yang membenarkan ayat-ayat Allah yang membuktikan kebenaranmu sebagai nabi, baik ayat tersebut adalah al-Qur an atau selainnya, mereka bertanya kepadamu tentang dosa-dosa masa lalu, maka hormatilah mereka dengan menjawab salam mereka. Sampaikan berita gembira dengan rahmat Allah yang luas, karena Allah telah menetapkan rahmat untuk hamba-hamba-Nya sebagai karunia dari-Nya, bahwa siapa yang melakukan dosa karena ketidaktahuan darinya terhadap akibatnya, bahwa ia menghadirkan murka Allah. Semua pendurhaka kepada Allah, sengaja atau tidak sengaja adalah orang bodoh dengan pertimbangan ini, sekalipun dia mengetahui larangan. Kemudian dia bertaubat setelahnya dan selalu menjaga amal shalih, maka sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosanya, karena Allah Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Maha Penyayang kepada mereka.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah berkata : Utbah bin Rabi ah, Syaibah bin Rabi ah, Muth im bin Adi, al-Harits bin Naufal bersama para pembesar Bani Abd Manaf dari kalangan orang-orang kafir datang kepada Abu Thalib, mereka berkata : Kalau keponakanmu mengusir para hamba sahaya itu dari kami niscaya dia akan lebih kami hormati, lebih kami taati dan kami lebih mungkin mengikutinya. Abu Thalib pun menyampaikan hal itu kepada Nabi صلی الله عليه وسلم, waktu itu Umar bin Khaththab berkata : Bagaimana jika seandainya engkau melakukan hal itu agar kita bisa melihat apa yang mereka inginkan. Pada saat itu Allah menurunkan ayat 51-53. Dia berkata, mereka adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim maula Abu Hudzaifah, Shabih maula Usaid, Ibnu Mas ud, al-Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah al-Hanzhali dan orang-orang rendahan seperti mereka, maka Umar pun datang dan meminta maaf dari ucapannya, kemudian turunlah ayat 54 ini.
(55) Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quraan (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.

Dengan penjelasan seperti yang Kami jelaskan kepadamu ini wahai Rasul, Kami menjelasakan hujjah-hujjah yang nyata atas setiap kebenaran yang diingkari oleh pelaku kebatilan agar kebenaran itu menjadi jelas, dan agar jalan pelaku kebatilan yang menyelisihi para Rasul diketahui.
(56) Katakanlah : Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah. Katakanlah : Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Sesungguhnya Allah melarangku untuk menyembah berhala yang kalian sembah selain Allah. Katakan kepada mereka : Aku tidak mau mengikuti hawa nafsu kalian. Bila aku mengikuti maka aku akan tersesat dari jalan yang lurus, dan aku bukan termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
(57) Katakanlah: Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quraan) dari Tuhanku [479], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.

[479] Maksudnya: Nabi Muhammad r mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Sesungguhnya aku diatas ilmu yang nyata berupa syariat Allah yang Dai wahyukan kepadaku, hal itu dengan mengesakan-Nya semata dalam beribadah, namun kalian mendustakannya. Bukan dalam kekuasaanku menurunkan siksa yang kalian minta agar disegerakan. Keputusan penundaan siksa ada di tangan Allah. Dia menjelaskan kebenaran dan Dia adalah sebaik-baik pemilah antara yang haq dengan yang batil dalam keputusan dan hukum-Nya
(58) Katakanlah: Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu [480]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim.

[480] Maksudnya: tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa.

Katakan wahai Rasul : Sekiranya aku berkuasa untuk menyegerakan siksa yang kalian minta, niscaya aku akan menurunkannya kepada kalian. Perkara antara diriku dengan kalian telah ditetapkan. Akan tetapi ia kembali kepada Allah, Dia lebih mengetahui orang-orang yang zhalim yang melebihi batasan mereka, lalu mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu.
(59) Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)

Hanya di sisi Allah kunci-kunci yang ghaib, hanya Dia yang mengetahuinya. Di antaranya adalah ilmu tentang Hari Kiamat, turunnya hujan, apa yang ada dalam rahim, hasil usaha esok hari dan tempat kematian manusia. Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Tidak ada daun yang gugur dari pohonnya kecuali dengan ilmu-Nya. Setiap biji di tempat tersembunyi, setiap yang basah dan yang kering, ditetapkan dalam kitab yang jelas yang tidak mengandung kerancuan, yaitu Lauh Mahfuzh.
(60) Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan [481], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.

[481] Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran waktu itu habislah umurmu yang telah ditentukan.

Allah mencabut arwah kalian di waktu malam (saat tidur) dengan cara yang mirip pencabutannya saat kematian. Dia mengetahui apa yang kalian usahakan di sinag hari, kemudian Dia mengembalikan arwah kalian ke tubuh kalian sehingga kalian bangun dari tidur siang seperti bangkit dari kematian. Hal ini agar disempurnakan ajal yang telah ditetapkan atas kalian di dunia. Kemudian tempat kembali kalian kepada Allah setelah kalian dibangkitkan dari kubur kalian dalam keadaan hidup, kemudian Dia mengabarkan kepada kalian apa yang kalian lakukan selama hidup di dunia lalu membalas kalian atasnya.
(61) Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

Allah berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dia di atas mereka secara mutlak sesuai dengan keagungan-Nya. Segala sesuatu tunduk kepada keagungan dan kebesaran-Nya. Dia mengutus kepada hamba-hamba-Nya para malaikat penjaga yang menjaga amal perbuatan mereka dan mencatatnya. Sampai saat kematian mendatangi salah seorang dari mereka, maka malaikat maut dan para pembantunya mencabut nyawanya, dan mereka tidak menyia-nyiakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
(62) Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat.

Kemudian orang-orang yang diwafatkan itu dikembalikan kepada Allah, Maula mereka yang haq. Ketahuilah bahwa keputusan dan ketetapan di hari Kiamat di antara hamba-hamba adalah milik-Nya, dan Dia adalah penghisab yang paling cepat.
(63) Katakanlah : Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan : Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Siapa yang menyelamatkan kalian dari ketakutan di kegelapan darat dan laut? Bukankah Dia adalah Allah yang kalian seru dalam keadaan-keadaan sulit, baik secara rahasia maupun terbuka? Kalian berkata : Bila Rabb kami menyelamatkan kami dari ketalutan-ketakutan ini, niscaya kami akan menjadi orang-orang yang bersyukur dengan menyembahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya.
(64) Katakanlah : Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.

Katakan kepada mereka wahai Rasul : Hanya Allah semata yang bisa menyelamatkan kalian dari ketakutan-ketakutan tersebut dan dari segala kesulitan. Namun setelah itu kalian justru mempersekutukanNya dengan sesuatu.
(65) Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu [482] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti [483] agar mereka memahami(nya).

[482] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.

[483] Maksudnya: Allah Imendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti-ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al-Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain.

Katakan wahai Rasul : Hanya Allah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab dari atas kalian seperti angin topan, hujan batu dan sebagainya. Atau dari bawah kalian seperti gempa dan pembenaman. Atau mencampur-baurkan urusan kalian sehingga kalian terpecah belah menjadi beberapa aliran, sebagian membunuh sebagian yang lain. Perhatikanlah wahai Rasul bagaimana Kami menghadirkan hujjah-hujjah Kami secara beragam kepada orang-orang musyrikin tersebut agar mereka memahami lalu mengambil pelajaran?
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam berkata : Ketika ayat 65 ini turun, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : Janganlah kalian kembali kafir sesudahku, sebagian memenggal leher sebagian yang lain dengan pedang. Mereka berkata : Kami bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak disembah selaian Allah dan bahwa engkau adalah Rasulullah. Sebagian orang berkata : Ini tidak akan terjadi, sebagian membunuh sebagian yang lain sementara kita adalah orang-orang muslim. Maka turun ayat 65 sampai dengan 67 ini.
(66) Dan kaummu mendustakannya (azab) [484] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.

[484] sebahagian mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu ialah Al-Quraan.

Wahai Rasul, orang-orang kafir dari kaummu mendustakan al-Qur an ini, padahal ia adalah kitab yang benar dalam segala apa yang didatangkannya. Katakan kepada mereka : Aku bukan penjaga dan pengawas kalian, akan tetapi aku hanyalah seorang utusan. Aku menyampaikan apa yang menjadi tugasku kepada kalian.
(67) Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.

Setiap berita mempunyai titik akhir di mana ia diketahui kebenarannya padanya, maka yang haq dibedakan dengan yang batil. Kalian akan mengetahui wahai orang-orang kafir akibat perbuatan kalian saat adzab Allah tiba kepada kalian.
(68) Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).

Bila kamu wahai Rasul melihat orang-orang musyrikin berbicara tentang ayat-ayat Allah dengan kebatilan dan penghinaan, maka menjauhlah dari mereka sehingga mereka berbicara pada tema yang lain. Bila setan membuatmu lupa terhadap hal ini, maka setelah kamu ingat jangan duduk bersama orang-orang yang zhalim yang berbicara kebatilan terhadap ayat-ayat Allah.
(69) Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.

Orang-orang Mukmin yang takut kepada Allah, menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya tidak memikul tanggung jawab dari Allah sedikit pun atas orang-orang yang merendahkan dan memperolok-olok ayat-ayat Allah. Akan tetapi orang-orang mukmin itu tetap wajib menasihati mereka agar mereka berhenti dari perkataan batil itu, semoga mereka bertakwa kepada Allah.
(70) Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama [485] mereka sebagai main-main dan senda gurau [486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quraan itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafaat [487] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

[485] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh.

[486] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.

[487] Lihat not [46]

Tinggalkan wahai Rasul orang-orang musyrikin yang menjadikan agama Islam sebagai lahan mainan dan ejekan seraya merendahkan ayat-ayat Allah, dan mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan perhiasannya. Berilah peringatan dengan al-Qur an ini kepada orang-orang musyrikin dan lainnya agar jiwa mereka tidak tergadaikan oleh dosa-dosa dan kekufuran kepada Rabbnya, padahal dia tidak memiliki penolong selain Allah yang bisa membantunya untuk melepaskannya dari siksa Allah, tidak pula pemberi syafaat yang bisa membelanya di depan-Nya. Bila ia menebus dirinya dengan tebusan apa pun maka ia ditolak. Mereka itu adalah orang-orang yang tergadaikan oleh dosa-dosa mereka. Di neraka mereka mendapatkan minuman yang sangat panas dan siksa yang menyakitkan disebabkan oleh kekufuran mereka kepada Allah, Rasul-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم dan agama Islam.
(71) Katakanlah: Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang [488], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): Marilah ikuti kami. Katakanlah:Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,

[488] Maksudnya: syirik.

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Apakah kami menyembah selain Allah dalam bentuk berhala-berhala yang tidak bisa memberi manfaat dan mudharat? Lalu kami kembali kepada kekufuran setelah Allah memberi hidayah kepada kami kepada Islam. Maka kami (bila kembali kepada kekufuran) seperti orang yang rusak akalnya karena gangguan setan kepadanya, sehingga dia tersesat di muka bumi. Dia mempunyai kawan-kawan mukmin yang berakal yang mengajaknya ke jalan yang benar yang mereka lalui, namun dia menolaknya. Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin, sesungguhnya hidayah dimana Allah mengutusku dengannya adalah hidayah yang haq, dan kami semua diperintahkan agar berserah diri kepada Allah, Rabb alam raya dengan menyembah-Nya semata tiada sekutu bagi-Nya. Dia adalah Rabb segala sesuatu dan pemiliknya
(72) dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya. Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan.

Kami juga diperintahkan untuk mendirikan shalat dengan sempurna, takut kepada-Nya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dia-lah Allah di mana seluruh makhluk di Hari Kiamat akan digiring kepada-Nya.
(73) Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: Jadilah, lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Allah adalah pencipta langit dan bumi dengan kebenaran. Ingatlah wahai Rasul Hari Kiamat saat Allah berfirman : Jadilah. Maka ia tejadi berdasarkan perintah-Nya dalam sekejap, atau kurang dari itu. Firman-Nya adalah kebenaran yang sempurna. Milik-Nya segala kerajaan. Hari di mana malaikat meniup sangkakala untuk kedua kalinya di mana arwah dikembalikan ke jasad-jasadnya. Dia yang mengetahui hal-hal yang ghaib dari indera kalian wahai manusia, dan apa yang kalian saksikan. Dia Maha Bijaksana yang meletakkan segala urusan pada tempatnya. Maha Mengenal segala perkara hamba-Nya. Allah yang memiliki semua urusan tersebut secara khusus dan lainnya dari sisi permulaan dan akhiran, penciptaan dan pengembalian. Para hamba wajib tunduk kepada syariat-Nya semata, menerima hukum-Nya dan mencari ridha dan ampunan-Nya.
(74) Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar [489], Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.

[489] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.

Ingatlah wahai Rasul perkataan Ibrahim kepada Azar bapaknya. Saat itu dia berkata kepadanya : Apakah engkau menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan selain Allah? Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata dari jalan kebenaran.
(75) Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.

Sebagaimana Kami membimbing Ibrahim kepada kebenaran dalam perkara ibadah, Kami menunjukkan kepadanya kerajaan agung dan kodrat yang mengagumkan yang ada di langit dan di bumi, agar dia menjadi orang-orang yang mendalam imannya.
(76) Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata : Inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata : Saya tidak suka kepada yang tenggelam.

Saat malam hadir dan kegelapan menutupi, Ibrahim mendebat kaumnya untuk membuktikan bahwa agama mereka adalah agama yang batil, mereka adalah orang-orang yang menyembah bintang-bintang. Ibrahim melihat bintang, dia berkata seolah-olah dia mengakui perbuatan kaumnya guna memaksa mereka mengakui tauhid : Ini adalah Rabbku. Namun ketika bintang tersebut terbenam, Ibrahim berkata : Aku tidak suka Rabb yang menghilang.
(77) Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata : Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata : Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.

Manakala Ibrahim melihat rembulan terbit, dia berkata kepada kaumnya, seolah-olah dia mengakui perbuatan kaumnya guna memaksa mereka mengakui tauhid : Ini adalah Rabbku. Manakala rembulan terbenam, Ibrahim berkata seraya menyebutkan kebutuhannya kepada hidayah Rabbnya : Bila Rabbku tidak membimbingku kepada tauhid yang benar, niscaya aku termasuk orang-orang yang tersesat dari jalan yang lurus dengan menyembah selain Allah.
(78) Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata : Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata : Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Manakala Ibrahim melihat matahari terbit, Ibrahim berkata kepada kaumnya : Ini adalah Rabbku, karena ini adalah jauh lebih besar dari bintang dan rembulan. Namun saat matahari itu terbenam, Ibrahim berkata kepada kaumnya : Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan berupa penyembahan kepada berhala, bintang dan patung yang kalian sembah selain Allah.
(79) Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku dalam ibadah hanya kepada Allah. Dia-lah pencipta langit dan bumi, cenderung dari syirik kepada tauhid, dan aku bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu.
(80) Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata : Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?

Kaumnya mendebatnya dalam tauhid kepada Allah, maka dia berkata : Apakah kalian mendebatku dalam perkara mengesakan Allah dengan ibadah padahal Dia telah membimbingku untuk mengetahui keesaan-Nya. Bila kalian menakut-nakutiku dengan tuhan-tuhan kalian yang akan menimpakan mudharat kepadaku, maka aku tidak akan takut kepadanya. Tuhan-tuhan kalian itu tidak akan melakukan apa yang merugikanku kecuali bila Allah berkehendak. Ilmu Rabbku mencakup segala sesuatu. Apakah kalian tidak mengingat sehingga kalian mengetahui bahwa hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah?
(81) Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? [490]

[490] Setelah diperlihatkan Allah kepada Nabi Ibrahim u tanda-tanda keagungan-Nya dan dengan itu teguhlah imannya kepada Allah (ayat 75), maka Ibrahim, memimpin kaumnya kepada tauhid dengan mengikuti alam pikiran mereka untuk kemudian dibantahnya.

Mana mungkin aku takut kepada berhala-berhala kalian sedangkan kalian sendiri tidak takut kepada Allah yang menciptakan kalian, menciptakan berhala yang kalian angkat sebagai sekutu bagi Allah dalam ibadah, tanpa ada hujjah apa pun dalam hal ini? Siapa dari kedua kubu : kubu orang-orang musyrikin atau kubu orang-orang yang bertauhid yang lebih berhak meraih ketenangan, keselamatan dan keamanan dari siksa Allah? Bila kalian mengetahui kebenaran apa yang aku katakan maka kabarkan kepadaku.
(82) Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya, mereka tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan ketenangan, mereka adalah orang-orang yang dibimbing ke jalan yang benar.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ubaidullah bin Zahr dari Bakar bin Sawadah berkata : Seorang musuh menyerang kaum muslimin lalu dia membunuh salah seorang dari mereka, lalu dia menyerang lagi dan membunuh lagi, lalu dia menyerang lagi dan membunuh lagi, kemudian dia berkata : Apakah setelah ini Islam masih berguna bagiku? Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab : Ya. Maka dia pun memacu kudanya dan menyerang kawan-kawannya, lalu dia membunuh seorang laki-laki dari mereka, kemudian membunuh lagi dan kemudian si laki-laki tersebut pun terbunuh. Dia berkata : Mereka berpendapat bahwa ayat 82 ini turun padanya.
(83) Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Hujjah yang dipakai oleh Ibrahim dalam mendebat kaumnya adalah hujjah yang Kami bisikkan kepada Ibrahim untuk mengalahkan hujjah mereka. Kami mengangkat siapa yang Kami kehendaki beberapa tingkat di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana dalam pengaturan makhluk-Nya, Maha Mengetahui mereka.
(84) Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Kami memberi nikmat kepada Ibrahim dengan memberinya Ishaq sebagai anak dan Ya qub sebagai cucunya. Kami membimbing keduanya ke jalan yang lurus. Kami juga membimbing Nuh kepada kebenaran sebelum Ibrahim, Ishaq dan Ya qub. Kami juga membimbing anak-anak keturunan Nuh : Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun kepada jalan kebenaran. Sebagaimana Kami membalas para nabi-nabi tersebut karena perbuatan baik mereka, maka Kami pun membalas setiap pelaku kebaikan demikian.
(85) dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

Kami juga membimbing Zakariya, Yahya, Isa dan Ilyas. Mereka semuanya adalah para nabi dari kalangan orang-orang shalih.
(86) dan Ismail, Alyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),

Kami juga membimbing Ismail, al-Yasa, Yunus dan Luth. Kami telah mengunggulkan Rasul-rasul tersebut di atas manusia di zamannya.
(87) Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Kami juga membimbing siapa yang Kami kehendaki hidayahnya dari nenek moyang mereka, anak keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Dan Kami memilih mereka untuk menyampaikan agama dan risalah Kami kepada orang-orang di mana Kami mengutus mereka kepada orang-orang tersebut. Kami menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka, jalan yang tidak bengkok, yaitu mentauhidkan Allah dan membersihkan-Nya dari syirik.
(88) Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.

Hidayah itu adalah taufik dari Allah di mana Allah membimbing dengannya siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Seandainya para nabi itu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, hanya pengandaian dan khayalan, niscaya amal mereka akan tetap batal karena Allah tidak akan menerima amal apa pun bersama syirik.
(89) Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.

Para nabi di mana Kami memberi mereka nikmat kenabian dan hidayah, mereka adalah orang-orang yang Kami beri kitab seperti suhuf Ibrahim, Taurat Musa, Zabur Dawud, Injil Isa. Kami juga memberikan pemahaman terhadap kitab-kitab tersebut kepada mereka. Kami memilih mereka untuk menyampaikan wahyu Kami. Bila orang-orang kafir dari kaummu wahai Rasul mengingkari ayat-ayat al-Qur an ini, maka Kami telah menyerahkannya kepada kaum yang lain, yaitu orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai Hari Kiamat di mana mereka adalah orang-orang yang tidak kafir kepadanya, sebaliknya mereka beriman kepadanya dan mengamalkan petunjuknya.
(90) Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah : Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quraan). Al-Quraan itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

Para Nabi tersebut adalah orang-orang yang Allah bombing kepada agama-Nya yang haq, maka ikutilah petunjuk mereka wahai Rasul dan titilah jalan mereka. Katakan kepada orang-orang musyrikin : Aku tidak mencari ganjaran dunia dari kalian sebagai imbalan penyampaian Islam kepada kalian, karena ganjaranku di tanggung oleh Allah. Islam hanyalah mengajak manusia ke jalan yang lurus dan peringatan bagi kalian dan orang-orang yang semisal dengan kalian dari orang-orang yang tetap memegang kebatilan, agar kalian mengingat apa yang bermanfaat bagi kalian dengannya.
(91) Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia. Katakanlah: Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ? Katakanlah: Allah-lah (yang menurunkannya), kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quraan kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. [491]

[491] Perkataan biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal.

Orang-orang musyrikin itu tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya, karena mereka mengingkari bahwa Allah telah menurunkan sesuatu dari wahyu-Nya kepada manusia. Katakan kepada mereka wahai Rasul : Bila perkaranya sebagaimana yang kalian klaim, lalu siapa yang menurunkan kitab yang dihadirkan oleh Musa kepada kaumnya sebagai cahaya dan hidayah bagi manusia? Kemudian pembicaraan ditujukan kepada orang-orang Yahudi sebagai celaan kepada mereka seraya kalian menulis kitab itu di kertas yang beragam, lalu kalian menampakkan sebagian darinya dan menyembunyikan sebagian yang lainnya. Di antara yang kalian sembunyikan adalah sifat Muhammad dan kenabiannya. Allah mengajar kalian wahai orang-orang Arab dengan al-Qur an yang Dia turunkan kepada kalian. Di dalamnya terdapat berita tentang orang-orang sebelum dan orang-orang sesudah kalian serta apa yang akan terjadi setelah kematian kalian, di mana kalian dan nenek moyang kalian tidak mengetahuinya sebelumnya. Katakan : Allah-lah yang menurunkannya kemudian tinggalkan orang-orang itu berbicara dan berbincang dalam kebatilan mereka.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Said bin Jubair berkata : Seorang laki-laki Yahudi bernama Malik bin ash-Shaif datang kepada Nabi صلی الله عليه وسلم, dia membantah Nabi صلی الله عليه وسلم, maka Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda kepadanya : Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah yang menurunkan Taurat kepada Musa, apakah kamu mendapatkan di dalam Taurat bahwa Allah membenci seorang ulama Yahudi yang gemuk? Malik ini adalah seorang ulama Yahudi yang gemuk, Malik pun marah, dia berkata : Allah tidak menurunkan apa pun kepada manusia. Teman-temannya berkata kepadanya : Celaka kamu, bagaimana yang Dia turunkan kepada Musa? Maka Allah menurunkan ayat 91 ini. Hadits senada diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah, dan hadits lain telah dijelaskan dalam asbabun nuzul ayat-ayat dalam surat an-Nisa. Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalan Ibnu Abu Thalhah dari Ibnu Abbas berkata : Orang-orang yahudi berkata : Demi Allah, Allah tidak menurunkan sebuah kitab dari langit. Maka ayat 91 ini turun.
(92) Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya [492] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.

[492] Ialah kitab kitab dan shahifah shahifah yang diturunkan sebelum Al Quraan

Al-Qur an ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu wahai Rasul, manfaatnya agung, bersaksi atas kebenaran kitab-kitab yang mendahuluinya yang diturunkan dari Allah. Kami menurunkannya agar kamu memberi peringatan dengannya orang-orang Makkah dan orang-orang di sekitarnya dari penduduk bumi terhadap siksa dan adzab Allah. Orang-orang yang membenarkan kehidupan akhirat, membenarkan bahwa al-Qur an adalah Kalam Allah, dan menjaga shalat dengan menegakkannya pada waktunya dengan sebaik-baiknya.
(93) Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): Keluarkanlah nyawamu Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Siapa yang lebih besar kezhalimannya daripada orang yang membuat kedustaan atas nama Allah, lalu dia mengaku bahwa Alah tidak mengutus manusia sebagai Rasul. Atau dia mengklaim secara dusta bahwa Allah telah mewahyukan sesuatu kepadanya padahal Allah tidak mewahyukan kepadanya. Atau dia mengaku mampu menurunkan yang semisal al-Qur an yang telah diturunkan oleh Allah? Bila kamu wahai Rasul melihat orang-orang yang melanggar batasan-batasan Allah saat kematian menjemput mereka, niscaya kamu akan melihat sesuatu yang menakutkan. Para malaikat yang mencabut nyawa mereka mengulurkan tangan-tangan mereka dengan adzab, seraya berkata kepada mereka : Keluarlah jiwa kalian. Pada hari itu mereka dibalas dengan balasan yang sangat menghinakan, sebagaimana dulu kalian berdusta atas nama Allah dan menyombongkan diri sehingga menolak untuk patuh kepada ayat-ayat-Nya dan tunduk kepada utusan-utusan-Nya.
(94) Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).

Kalian datang kepada kami untuk menghadapi hisab dan pembalasan sendiri-sendiri sebagaimana Kami menciptakan kalian di dunia pertama kali dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Kalian meninggalkan di belakang punggung kalian apa-apa yang kalian miliki dan kalian bangga-banggakan berupa harta kekayaan dunia. Kami tidak melihat berhala-berhala kalian di akhirat bersama kalian di mana dulu kalian meyakini bahwa ia akan memberi syafaat kepada kalian, dan kalian mengklaim bahwa ia adalah sekutu-sekutu bagi Allah dalam ibadah. Sungguh telah lenyap hubungan kalian yang terjalin di antara kalian di kehidupan dunia. Sirna pula apa yang kalian katakan bahwa tuhan-tuhan kalian merupakan sekutu bagi Allah dalam ibadah. Terbukti sekarang bahwa kalian adalah orang-orang yang merugi, untuk diri kalian, keluarga dan harta kalian.
(95) Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?

Sesungguhnya Allah membelah biji-bijian lalu darinya keluar tumbuh-tumbuhan, Dia membelah biji kurma lalu darinya keluar pohon kurma, mengeluarkan yang hidup dari yang mati seperti manusia dan hewan dari setetes air mani, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup seperti setetes mani dari manusia dan hewan. Itulah Allah, yakni yang melakukan ini adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya yang berhak untuk disembah. Bagaimana kalian bisa dipalingkan dari kebenaran kepada kebatilan sehingga kalian menyembah selain Allah?
(96) Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Allah yang mengeluarkan cahaya pagi dari kegelapan malam, menjadikan malam sebagai waktu yang tenang. Siapa yang merasa lelah di siang hari akan mengambil istirahatnya di waktu malam. Dia menjadikan matahari dan rembulan beredar pada porosnya dengan perhitungan yang ditentukan dengan rapi, tidak berubah dan tidak kacau. Itulah perhitungan Allah yang Mahaperkasa dengan kekuasaan-Nya yang kokoh, Maha Mengetahui kemaslahatan-kemaslahatan hamba-Nya dan mengatur urusan-urusan mereka. Al-Aziz dan Al-Alim termasuk nama-nama Allah yang husna yang menetapkan kesempurnaan ilmu dan keperkasaan Allah.
(97) Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

Allah yang menjadikan bagi kalian wahai manusia bintang-bintang sebagai alamat, dengannya kalian mengetahui jalan-jalan di malam hari bila kalian tersesat disebabkan kegelapan yang sangat di daratan dan di lautan. Kami telah menjelaskan bukti-bukti yang nyata agar orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah dan syariat-Nya merenungkannya.
(98) Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri [493], maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan [494]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.

[493] maksudnya: Adam
[494] Di antara para mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tempat tetap ialah tulang sulbi ayah dan tempat simpanan ialah rahim ibu. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat tetap ialah di atas bumi waktu manusia hidup, dan tempat simpanan ialah di dalam bumi (kubur), sewaktu manusia telah meninggal.

Allah yang memulai penciptaan kalian wahai manusia dari Adam, di mana Allah menciptakannya dari tanah basah, kemudian kalian adalah anak keturunan darinya. Allah menjadikan tempat tinggal dimana kalian pernah tinggal di sana, yaitu rahim kaum wanita. Dan tempat penyimpanan di mana kalian di jaga di sana, yaitu tulang sulbi kaum laki-laki. Kami telah menjelaskan hujjah-hujjah dan menerangkan dalil-dalil dengan sangat bagus bagi kaum yang memahami titik-titik hujjah dan poin-poin pelajaran.
(99) Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Hanya Allah semata yang menurunkan hujan dari mendung lalu dengan hujan itu Dia menumbuhkan segala macam tumbuhan. Dari tumbuhan itu muncul tanaman yang hijau, kemudian darinya Dia mengeluarkan biji-bijian yang sebagian darinya tersusun dengan bagian yang lain, seperti batang tangkai gandum, jewawut dan padi. Dia juga mengeluarkan dari pucuk pohon kurma jenjang-jenjang kurma muda, jenjang-jenjang yang mudah dipetik. Allah juga menumbuhkan kebun-kebun anggur. Dia menumbuhkan pohon Zaitun, delima yang daunnya mirip namun berbeda buahnya dari sisi bentuk, rasa dan tabiat. Lihatlah wahai manusia kepada buah-buahan dari tumbuhan-tumbuhan ini saat ia berbuah dan saat ia mulai ranum siap untuk dipetik. Sesungguhnya hal itu wahai manusia mengandung bukti-bukti atas kesemurnaan kodrat Allah sebagai pencipta semua itu, hikmah dan rahmatNya bagi kaum yang membenarkan Allah dan menjalankan syariat-Nya.
(100) Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.

[495] Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra-putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.

Orang-orang musyrikin itu menjadikan jin sebagai sekutu bagi Allah dalam ibadah karena mereka meyakini bahwa jin bisa memberi manfaat atau mudharat. Padahal Allah telah menciptakan mereka dan apa yang mereka sembah dari ketiadaan. Hanya Allah-lah yang memegang hak mencipta, maka sudah semestinya bila hanya Dia yang berhak untuk disembah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang-orang musyrikin itu telah berdusta atas nama Allah saat mereka menisbahkan anak laki-laki dan perempuan kepada Allah, karena kebodohan mereka tentang apa yang wajib bagi Allah berupa sifat-sifat kesempurnaan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang dinisbahkan oleh orang-orang musyrikin kepada Allah secara dusta.
(101) Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.

Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya tanpa contoh sebelumnya. Mana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak beristri? Mahatinggi Allah dan apa yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin setinggi-tingginya. Allah adalah pencipta segala sesuatu dari ketiadaan, tidak sedikit pun perkara makhluk-Nya yang samar bagi-Nya.
(102) (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.

Itulah wahai orang-orang musyrikin Rabb kalian, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka tunduk dan patuhlah kepada-Nya dengan ketaatan dan ibadah. Dia penjaga dan pengurus segala sesuatu, mengatur segala urusan hamba-hamba-Nya.
(103) Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Penglihatan manusia tidak melihat Allah di dunia. Adapun di akhirat, maka orang-orang Mukmin melihat Rabb mereka tidak secara menyeluruh. Sebaliknya Allah melihat penglihatan manusia dan meliputinya. Dia mengetahui hakikatnya yang sebenarnya. Allah Mahalembut kepada wali-wali-Nya yang mengetahui hal-hal yang rumit, Maha Mengenal yang mengetahui bagian dalam dari segala sesuatu.
(104) Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) [496], maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).

[496] Maksudnya ialah barangsiapa mengetahui kebenaran dan mengerjakan amal saleh, serta memperoleh petunjuk, maka dia telah mencapai puncak kebahagiaan.

Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin : Telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata yang dengannya kamu melihat hidayah dari kesesatan yang di kandung oleh al-Qur an yang dibawa oleh Rasul. Barangsiapa yang mengetahui bukti-bukti tersebut dan beriman kepada petunjuknya, maka manfaatnya kembali kepada dirinya. Namun barangsiapa yang tidak melihat hidayah tersebut setelah hujjah tegak atasnya maka dia telah melakukan kejahatan atas dirinya sendiri. Aku bukan penanggung jawab dan penghitung atas amal-amal perbuatan kalian, akan tetapi aku hanya seorang penyampai. Alah membimbing siapa yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
(105) Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang- orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan : Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab), dan supaya Kami menjelaskan Al Quraan itu kepada orang-orang yang mengetahui.

Sebagaimana Kami menjelaskan di dalam al-Qur an ini bukti-bukti yang nyata yang menetapkan tauhdi, kenabian dan hari pembalasan, Kami juga menjelaskan kepada mereka segala bukti-bukti dalam segala perkara yang tidak mereka ketahui. Maka saat itu mereka berkata secara dusta : Kamu belajar dari ahli kitab. Dan Kami akan menjelaskan (dengan menjelaskan bukti-bukti) kebenaran bagi kaum yang mengetahuinya, lalu mereka menerimanya dan mengikutinya. Mereka adalah orang-orang Mukmin kepada Rasulullah Muhammad صلی الله عليه وسلم dan apa yang diturunkan kepadanya.
(106) Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.

Ikutilah wahai Rasul apa yang Kami wahyukan kepadamu berupa perintah-perintah dan larangan-larangan di mana yang paling agung darinya adalah tauhid Allah dan dakwah kepadanya. Jangan peduli dengan penentangan orang-orang musyrikin dan klaim batil mereka.
(107) Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak memperkutukan(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka.

Seandainya Allah berkenan agar orang-orang musyrikin itu tidak mempersekutukan Allah, niscaya mereka tidak akan mempersekutukan-Nya. Akan tetapi Allah Maha Mengetahui apa yang akan terjadi berupa buruknya pilihan mereka, dan bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka yang menyimpang. Kami tidak menjadikanmu wahai Rasul sebagai pengawas atas mereka yang mengawasi amal-amal perbuatan mereka. Dan kamu juga bukan penjaga mereka yang mengatur kemaslahatan mereka.
(108) Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Jangan mencela wahai kaum muslimin berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musyrikin (demi menutup sarana kepada yang lebih buruk) sehingga hal itu tidak menjadi sebab bagi mereka untuk mencela Allah dengan kebodohan dan pelanggaran tanpa ilmu. Sebagaimana Kami menjadikan amal buruk mereka terlihat baik sebagai hukuman atas mereka karena buruknya pemilihan merrka. Kami juga membuat amal-amal setiap umat terlihat baik, kemudian mereka semuanya akan kembali kepada Rabb mereka, lalu Dia akan mengabarkan tentang amal-amal perbuatan yang dulu mereka lakukan di dunia, dan membalas sesuai dengannya.
Asbabun Nuzul :
Abdurrazzaq berkata : Ma mar mengabarkan kepada kami dari Qatadah berkata : Orang-orang muslim mencela berhala orang-orang kafir, maka orang-orang kafir pun balas mencela Allah, maka Allah menurunkan ayat 108 ini.
(109) Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: Sesungguhnya mujizat-mujizat itu hanya berada di sisi Allah. Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mujizat datang mereka tidak akan beriman [497].

[497] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mujizat, mereka akan beriman, karena itu orang-orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mujizat yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum muminin dengan ayat ini.

Orang-orang musyrikin itu bersumpah dengan sumpah-sumpah yang ditegaskan, bila Muhammad datang kepada kami dengan membawa satu alamat yang luar biasa, niscaya kami akan membenarkan apa yang dia bawa. Katakan wahai Rasul : Kehadiran mukjizat yang luar biasa hanya dari sisi Allah, Dia-lah yang berkuasa untuk menghadirkannya bila Dia berkenan. Tahukah kalian wahai kaum yang beriman, bisa jadi bila mukjizat-mukjizat itu datang maka orang-orang musyrikin tersebut tetap tidak membenarkannya.
(110) Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quraan) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.

Kami membalik hati dan penglihatan mereka. Kami menghalangi mereka sehingga mereka tidak mampu mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah, sehingga mereka tidak beriman kepadanya, sebagaimana mereka tidak beriman kepada ayat-ayat Al-Qur an saat ia turun pertama kali. Kami membiarkan mereka dalam kebengalan mereka terhadap Allah dalam keadaan bingung, tidak menemukan jalan kepada hidayah dan kebenaran.
(111) Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka [498], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

[498] Maksudnya untuk menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.

Kalau sekiranya Kami kabulkan semua permintaan orang-orang musyrik itu, Kami turunkan kepada mereka malaikat dari langit, kami hidupkan orang-orang yang telah mati, lalu bisa berbicara kepada mereka, dan Kami kumpulkan semua permintaan mereka, lalu Kami hadirkan di hadapan mereka, niscaya mereka tetap tidak akan beriman dan tidak pula mengerjakan apa yang kamu (wahai Rasul) serukan kepada mereka, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan hidayah. Akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir itu tidak mengetahui kebenaran yang engkau bawa dari sisi Allah.
(112) Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) [499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[499] Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Sebagaimana Kami mengujimu (wahai Rasul) dengan musuh-musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik, Kami juga telah menguji seluruh Nabi (semoga keselamatan bagi mereka) dengan musuh-musuh dari orang-orang bejat kaumnya dan musuh-musuh dari setan-setan jin. Mereka saling membisikkan perkataan-perkataan yang mereka hiasi dengan kebatilan untuk menipu orang yang mendengarnya, sehingga tersesat dari jalan Allah. Jikalau Rabbmu Yang Mahaagung lahi Mahatinggi menghendaki, niscaya Dia akan menghalangi mereka dari sikap permusuhan tersebut. Akan tetapi, itulah ujian dari Allah, maka tinggalkanlah mereka serta apa yang mereka perbuat berupa kedustaan dan kepalsuan (tipu daya) mereka.
(113) Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.

(Demikian itu) agar hati orang-orang kafir yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat dan tidak berbuat untuk kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan-bisikan itu, menykainya, dan mengerjakan perbuatan-perbuatan jahat yang mereka kerjakan. Ini adalah ancaman yang besar bagi mereka.
(114) Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quraan) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang musyrik itu : Pantaskah aku mencari hakim yang memutuskan perkara antara diriku dan kalian selain Allah, Rabbku dan Rabb kalian. Sedangkan Dia yang Mahasuci telah menurunkan al-Qur an kepada kalian yang didalamnya terdapat penjelasan hokum perkara yang kalian permasalahkan denganku? Sementara Bani Israil yang Allah telah datangkan kepada mereka kitab Taurat dan Injil mengetahui dengan yakin bahwa al-Qur an itu benar-benar diturunkan kepadamu wahai Rasul dari Tuhanmu. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang meragukan apa yang Kami wahyukan kepadamu.
(115) Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat- kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.

Telah sempurnalah kalimat Rabbmu, yaitu al-Qur an, mengandung firman-firman dan berita-berita yang benar dan hukum-hukum yang adil. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah ayat-ayat-Nya yang sempurna itu. Allah Maha Mendengar perkataan hamba-Nya lagi Maha Mengetahui perkara-perkara mereka yang tampak atau yang tersembunyi.
(116) Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [500]

[500] Seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.

Kalau sekiranya terjadi wahai Rasul, engkau menuruti kebanyakan penghununi bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari agama Allah. Mereka tidak berjalan, kecuali mengikuti apa yang mereka sangka benar dengan bertaklid (meniru) kepada para pendahulu mereka. Mereka hanya mengira-ngira dan berdusta belaka.
(117) Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.

Sesungguhnya Rabbmu lebih mengetahui orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran. Dia lebih mengetahui orang yang istiqamah dan berada di jalan yang benar daripada kalian atau mereka. Tidak seorang pun dari mereka yang tersembunyi oleh-Nya.
(118) Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya.

Maka makanlah oleh kalian sembelihan yang disebut nama Allah saat disembelih jika kalian beriman kepada ayat-ayat Allah yang terang.
Asbabun Nuzul :
Abud Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : beberapa orang datang kepada Nabi صلی الله عليه وسلم , mereka berkata : Wahai Rasulullah, apakah kita boleh makan apa yang kita bunuh dan tidak makan apa yang Allah bunuh? Maka Allah menurunkan ayat 118 ini sampai kepada firman Allah ayat 121.
(119) Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

(Wahai kaum muslimin), apa yang menghalangi kalian untuk tidak memakan sembelihan yang (halal) disebut nama Allah saat menyembelihnya, sedangkan llah telah menerangkan semua yang diharamkan bagi kalian? Akan tetapi, apabila kalian dalam kondisi darurat, disebabkan kelaparan (tidak ada makanan halal sama sekali) maka kalian diperbolehkan memakan binatang yang diharamkan atas kalian, seperti bangkai. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang sesat itu menyesatkan manusia dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal dengan menuruti hawa nafsu mereka karena kebodohan mereka sendiri. Sesungguhnya Rabbmu (wahai Rasul) lebih mengetahui orang yang melampaui batas dan Dia yang akan melakukan perhitungan dan memberi ganjaran kepadanya.
(120) Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.

(Wahai manusia), tinggalkanlah semua perbuatan maksiat, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat maksiat akan ditimpakan siksa kepada mereka karena dosa-dosa yang mereka kerjakan itu.
(121) Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya [501]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

[501] Yaitu dengan menyebut nama selain Allah.

(Wahai kaum muslimin), janganlah kalian makan binatang yang tidak disebut nama Allah saat penyembelihannya. Seperti bangkai dan sembelihan yang dipersembahkan kepada berhala-berhala, jin dan sebagainya. Sesungguhnya memakan sembelihan seperti itu adalah perbuatan maksiat kepada Allah. Sesungguhnya setan membisikkan kepada kawan-kawan mereka dari golongan manusia syubhat-syubhat tentang hukum diharamkannya bangkai. Lalu setan itu memerintahkan mereka untuk mengatakan kepada orang-orang Islam saat mereka membantah kalian (kaum muslimin) : Sesungguhnya dengan tidak memakan bangkai itu artinya kalian tidak mau memakan binatang yang telah dimatikan oleh Allah, tetapi kalian justru memakan binatang yang kalian sembelih. Jika kalian (wahai kaum muslimin) menuruti mereka dalam masalah penghalalan bangkai, maka kalian sama-sama telah berbuat syirik seperti mereka.
Asbabun Nuzul :
Abu Dawud, al-Hakim dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah ayat 121 ini. Dia berkata, mereka berkata : Apa yang disembelih Allah kalian malah tidak mau memakannya dan apa yang kalian sembelih malah kalian makan? Maka Allah menurunkan ayat 121 ini.
Ath-Thabrani dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Ketika turun ayat 121 ini, orang-orang Persia mengirim kepada orang-orang Quraisy, Debatlah Muhammad, katakan kepadanya : Apa yang kamu sembelih dengan tanganmu dengan pisau maka ia halal dan apa yang Allah sembelih dengan silet emas (maksudnya adalah bangkai-bangkai) maka ia haram. Maka turunlah ayat 121 ini. Dia berkata : Orang-orang Persia adlaah setan dan orang-orang Quraisy adalah sekutu-sekutu mereka.
(122) Dan apakah orang yang sudah mati [502] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.

[502] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya yakni orang-orang kafir dan sebagainya.

Dan apakah orang yang sudah binasa dan mati hatinya, ia berada dalam kesesatan lalu Kami hidupkan hatinya dengan keimanan, Kami beri petunjuk kepadanya untuk mengikuti para Rasul sehingga dia hidup dalam terangnya cahaya hidayah itu seperti seseorang yang berada di antara orang-orang yang bodoh, (mengumbar) hawa nafsu dan kesesatan yang beragam (bentuknya), mereka tidak mendapat petunjuk dan penolong untuk keluar dari keadaan seperti itu? (Tentu) keduanya tidak akan sama. Wahai orang-orang yang beriman, demikianlah Kami hinakan orang Kafir yang membantah kalian. Kami jadikan kejahatan-kejahatannya tampak indah sehingga dia melihat semua yang dilakukannya tampak baik. Demikian pula Kami jadikan indah perbuatan jelek orang-orang yang ingkar itu. Dengan demikian mereka akan mendapat siksa.
Asbabun Nuzul :
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah ayat 122. Dia berkata : Ayat ini turun pada Umar dan Abu Jahal. Ibnu Jarir meriwayatkan hadits senada dari adh-Dhahhak.
(123) Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat- penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.

Apa yang terjadi di antara pemuka orang-orang kafir Makkah, yaitu tindakan mereka menghalang-halangi (manusia) dari agama Allah, maka seperti itu pula Kami jadikan di setiap negeri penjahat-penjahat dari pemuka-pemuka mereka agar mereka membuat tipu daya dengan menghalang-halangi (manusia) dari agama Allah. Padahal mereka tidak melakukan tipu daya, kecuali kepada diri mereka sendiri namun mereka tidak menyadarinya.
(124) Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”. Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.

Apabila datang keterangan yang jelas kepada orang-orang Musyrik (Makkah) tentang kebenaran kenabian Muhammad صلی الله عليه وسلم , sebagian dari pemimpin mereka berkata : Kami tidak akan membenarkan kenabiannya sampai Allah memperlihatkan kepada kami tanda kenabian dan mukjizat seperti yang pernah Allah berikan kepada para rasul terdahulu. Allah membalas perkataan mereka dengan firman-Nya : Allah lebih mengetahui di mana akan menurunkan risalah-Nya. Artinya, Dia lebih mengetahui kepada siapa Dia akan mempercayakan risalah-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Orang-orang sesat itu akan mendapatkan kehinaan dan bagi mereka siksa yang pedih di Neraka Jahanam karena tipu daya mereka terhadap agama Islam dan para pemeluknya.
(125) Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

[503] lihat not [34]

Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk menerima kebenaran, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk memerima ketauhidan dan keimanan. Dan barangsiapa yang Allah kehendaki kesesatannya, niscaya Dia akan menjadikan dadanya terasa sempit untuk menerima hidayah, seperti orang yang naik ke lapisan udara yang tinggi sehingga dadanya sesak dan sulit bernapas. Sebagaimana Allah menjadikan dada orang-orang kafir sempit dan tertekan. Dia menjadikan siksa bagi orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya.
(126) Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.

Inilah yang telah Kami terangkan kepadamu (wahai Rasul), yaitu jalan yang akan membawa kepada keridhaan Rabbmu dan surga-Nya. Kami terangkan ayat-ayat Kami bagi orang-orang yang memiliki akal yang jernih (orang-orang yang mau mengambil pelajaran).
(127) Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.

orang-orang yang mau mengambil pelajaran bagi mereka (disediakan) negeri nan damai dan aman dari segala kejahatan, yaitu surga di sisi Rabb mereka pada Hari Kiamat. Dia (Allah yang Mahasuci) yang akan menjadi Penolong dan Penjaga mereka. (Itu semua) adalah balasan atas amal-amal shalih mereka.
(128) Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) [504] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami. Allah berfirman: Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

[504] Maksudnya syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusiapun telah mendapat hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan itu.

Dan (ingatlah) wahai Rasul hari ketika Allah mengumpulkan orang-orang kafir dan kawan-kawan mereka dari golongan jin, lalu Dia berfirman : Wahai segenap kaum jin, kalian telah menyesatkan banyak manusia. Teman-teman mereka dari golongan kafir manusia menjawab : Wahai Rabb Kami, kami telah saling mengambil manfaat satu sama lain dan kini kami telah sampai pada ajal kami yang telah Engkau tentukan, dengan berakhirnya kehidupan kami di dunia. Allah berfirman kepada mereka : Tempat kembali kalian adalah neraka. Artinya, tempat tinggal kalian adalah neraka dan kalian kekal di dalamnya, kecuali orang yang Allah kehendaki tidak kekal di dalamnya dari kalangan ahli tauhid yang berbuat dosa. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana dalam mengatur dan mencipta lagi Maha Mengetahui semua urusan hamba-hamba-Nya.
(129) Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.

Demikianlah, Kami jadikan setan-setan dari bangsa jin itu teman-teman bagi orang-orang kafir dari bangsa manusia. Setanj-setan itu menjadi pemimpin-pemimpin mereka. Kami jadikan orang-orang yang zhalim teman bagi sebagian yang lain di dunia disebabkan kedurhakaan yang mereka lakukan
(130) Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

Wahai orang-orang musyrik dari golongan jin dan manusia! Bukankah telah datang kepada kalian rasul-rasul dari golongan kalian (zhahir ayat ini menunjukkan bahwa rasul-rasul itu hanya berasal dari golongan manusia) menyampaikan ayat-ayat-Ku yang terang yang meliputi perintah dan larangan, penjelasan tentang hal-hal baik dan yang jahat, dan memperingatkan kalian akan siksa-Ku pada Hari Kiamat? Orang-orang musyrik dari golongan jin dan manusia itu menjawab : Kami bersaksi atas diri kami, bahwa rasul-rasul-Mu telah menyampaikan kepada kami ayat-ayat-Mu dan memperingatkan kami akan pertemuan hari ini (Kiamat), tetapi kami mendustakan mereka. Kehidupan dunia telah memperdaya orang-orang musyrik itu dan mereka bersaksi atas diri mereka bahwa mereka dahulu ingkar terhadap keesaan Allah dan mendustakan para rasul-Nya alaihimussalam.
(131) Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah [505].

[505] Maksudnya: penduduk suatu kota tidak akan diazab, sebelum diutus seorang rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka

Kami peringatkan mereka (golongan jin dan manusia) dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab agar tidak ada di antara mereka yang disiksa dengan aniaya (pada Hari Kiamat) karena tidak pernah mendengar dakwah (Islam). Kami peringatkan kepada semua umat bahwa Kami tidak akan menyiksa seseorang, kecuali setelah Kami utus rasul-rasul kepada mereka.
(132) Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Bagi setiap orang yang melakukan ketaatan kepada Allah atau bermaksiat kepada-Nya akan memperoleh balasan sesuai dengan tingkatan amal mereka masing-masing. Dan Tuhanmu (hai Muhammad) tidak pernah lalai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya.
(133) Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.

Dan Rabbmu (wahai Rasul) yang telah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Dialah Yang Mahakaya, semua makhluk selalu membutuhkan-Nya. Dia (yang Mahasuci) memiliki rahmat yang sangat luas. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian dan mendatangkan kaum selain kalian sebagai pengganti setelah kebinasaan kalian mereka melalaikan ketaatan kepada-Nya, sebagaimana Dia menciptakan kalian dari keturunan kaum yang lain sebelum kalian.
(134) Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya.

Wahai orang-orang musyrik! Sesungguhnya siksa yang Rabb janjikan karena kekufuran kalian pasti akan terjadi pada kalian dan kalian tidak akan dapat menghindarinya. Dia Mahakuasa untuk mengembalikan kalian (menjadi jasad yang utuh) walaupun kalian sudah menjadi debu dan tulang-belulang (setelah mati).
(135) Katakanlah: Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu [506], sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini [507]. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.

[506] Artinya: tetaplah dalam kekafiranmu sebagaimana aku tetap dalam keislamanku.
[507] Maksudnya: Allah menjadikan dunia sebagai tempat mencari (hasil) yang baik yaitu kebahagiaan diakhirat.

Katakanlah wahai Rasul : Wahai kaumku, berbuatlah dengan cara kalian dan aku akan berbuat dengan caraku yang telah disyariatkan oleh Rabbku kepadaku, kelak (pada saat kalian mendapat kesengsaraan atau adzab) akan mengetahui siapakah di antara kita yang akan mendapat hasil yang baik? Sesungguhnya orang yang melampaui batas dan berbuat kezhaliman serta menyekutukan Allah dengan selain-Nya tidak akan mendapatkan keridhaan dan surga-Nya.
(136) Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami. Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka [508]. Amat buruklah ketetapan mereka itu.

[508] Menurut yang diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala-berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala-berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala-berhala itu. Kebiasaan yang seperti ini amat dikutuk Allah.

Orang-orang yang menyekutukan Allah itu menjadikan sebagian dari tanaman, buah-buahan, dan binatang ternak untuk menjamu para tamu dan orang-orang miskin, dan menjadikan sebagian yang lain untuk sekutu-sekutu mereka, yaitu pating-patung dan berhala-berhala. Padahal, apa yang mereka persembahkan untuk sekutu-sekutu itu hanya sampai kepada mereka (berhala-berhala itu) dan tidak sampai kepada Allah; dan apa yang mereka persembahkan kepada Allah sampai juga kepada sekutu-sekutu mereka. Betapa buruk hukum dan pembagian mereka itu.
(137) Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya [509]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[509] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim u pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Ismail. Kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, padahal alasan yang sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda.

Sebagaimana setan menjadikan indah bagi orang-orang musyrik untuk menjadikan bagi Allah sebagian dari (hasil) tanaman dan binatang ternak dan bagi sekutu-sekutu mereka sebagian yang lain. Begitu pula setan-setan menjadikan indah bagi orang-orang musyrik sehingga mereka tega membunuh anak-anak mereka karena takut fakir. Sehingga mereka (bapak-bapak yang tega membunuh anaknya itu) terjerumus ke dalam kebinasaan karena membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah. Kecuali, pembunuhan itu dengan alasan yang benar (seperti hukum qishash). Dan mereka mencampuradukkan hukum agama (dengan nafsu) sehingga menjadi samar. Kemudian, mereka tersesat dan binasa. Jikalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukan itu. Akan tetapi, Dia menakdirkan demikian karena Dia mengetahui keburukan keadaan mereka dan akhir kehidupan mereka. Maka tinggalkanlah mereka (wahai Rasul) dan kebohongan yang mereka ada-adakan itu. Kelak Allah yang akan memutuskan hukum antara kamu dan mereka.
(138) Dan mereka mengatakan [510]: Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki, menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya [511], semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan.

[510] Ialah: mereka seringkali menentukan binatang-binatang untuk pujaan dan binatang-binatang ini hanya boleh dimakan orang-orang tertentu saja.

[511] Maksudnya ialah binatang-binatang yang disembelih untuk berhala

Orang-orang musyrik itu berkata : Ini adalah unta dan tanaman yang haram. Menurut anggapan mereka tidak ada yang boleh memakannya, kecuali orang yang diizinkan oleh mereka. Pengakuan dari para penjaga berhala dan selain mereka : Ini adalah unta yang haram punggungnya, tidak boleh ditunggangi atau membawa beban apa pun. Ini adalah unta yang tidak harus disebut nama Allah saat menyembelihnya. Mereka melakukan itu sebagai kebohongan yang mereka ada-adakan atas Allah. Alllah kelak akan membalas mereka karena kebohongan yang mereka ada-adakan itu.
(139) Dan mereka mengatakan: Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini [512] adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami, dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

[512] Maksudnya ialah binatang-binatang ternak yang tidak boleh ditunggangi seperti Bahiirah dan Saaibah.

Orang-orang musyrik itu berkata : Apa yang dikandung di dalam perut binatang ini apabila dilahirkan dalam keadaan hidup boleh dimakan oleh laki-laki kami dan haram bagi wanita-wanita kami. Namun, apabila dilahirkan dalam keadaan mati mereka boleh memakannya bersama-sama. Allah akan menimpakan siksa kepada mereka karena telah membuat syariat untuk diri mereka dengan menghalalkan dan mengharamkan (makanan) tanpa izin Allah. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana dalam mengatur urusan hmba-hamba-Nya lagi Maha Mengetahui.
(140) Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui [513] dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

[513] Bahwa Allahlah yang memberi rezki kepada hamba-hambanya.

Sungguh rugi dan binasa orang-orang yang telah membunuh anak-anak mereka disebabkan kebodohan dan lemahnya akal (sehat) mereka dan mengharamkan apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka dengan maksud mengada-adakan kebohongan kepada Allah. Sungguh mereka telah jauh dari kebenaran dan mereka tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Menghalalkan dan mengharamkan adalah hak uluhiyah Allah yang khusus dalam pensyariatan. Yang disebut halal adalah apa yang dihalalkan oleh Allah dan yang disebut haram adalah apa yang diharamkan oleh Allah. Tidak berhak seseorang atau kelompok membuat syariat untuk hamba-hamba-Nya tanpa izin dari Allah.
(141) Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Dan Allah yang Mahasuci telah menjadikan bagi kalian kebun-kebun, di antaranya ada yang menggantung dari permukaan bumi seperti buah anggur dan ada yang tidak menggantung, akan tetapi tegak di atas tanah seperti pohon kurma dan tanaman (yang lain), rasanya bermacam-macam. Ada pohon zaitun dan delima yang hampir serupa (bentuk dan daunnya), tetapi buah dan rasanya berbeda. Wahai manusia, makanlah buah-buahnya pada saat berbuah, bayarkanlah zakat yang diwajibkan atas kalian pada saat panen, namun janganlah melampaui batas keseimbangan dalam mengeluarkan zakat dan mengonsumsinya, dan selain itu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batasan-batasannya dengan mengeluarkan harta yang tidak semestinya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abul Aliyah berkata : Mereka telah memberikan sesuatu selain zakat, lalu mereka bersikap boros, maka ayat ini turun.
Dia meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun pada Tsabit bin Qais bin Syammas, yang sedang memanen kurma, dia memberi makan orang miskin sampai-sampai dia sudah tidak memiliki kurma lagi.
(142) Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Dan Dia menjadikan binatang-binatang ternak, ada yang digunakan untuk mengangkat beban seperti unta karena besar dan tingginya. Dan ada yang tidak digunakan untuk mengangkat beban karena kecil dan pendek, seperti sapid an kambing. Makanlah dari binatang-binatang yang dibolehkan dan dianugerahkan Allah kepada kalian. Janganlah kalian mengharamkan apa yang telah Allah halalkan karena demikian itu mengikuti jejak setan seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.
(143) (yaitu) delapan binatang yang berpasangan [514], sepasang domba [515], sepasang dari kambing [516]. Katakanlah: Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar,

[514] Artinya empat pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta dan sepasang lembu
[515] Maksudnya domba jantan dan betina
[516] Maksudnya kambing jantan dan betina

Binatang-binatang ternak ini, yaitu unta, sapi dan kambing, yang telah Allah rezekikan kepada hamba-hamba-Nya ada delapan golongan. Empat di antaranya adalah sepasang domba jantan dan betina serta sepasang kambing jantan dan betina. Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Apakah Allah mengharamkan domba jantan dan kambing jantan? Jika mereka mengatakan : Ya, mereka telah berdusta berkenaan dengan hal itu karena sesungguhnya mereka tidak mengharamkan domba jantan dan kambing jantan. Dan katakan kepada mereka : Apakah Allah mengharamkan domba betina dan kambing betina? Jika mereka menjawab : Ya, sungguh mereka telah berdusta karena sesungguhnya mereka tidak mengharamkan domba betina dan kambing betina. Dan katakan kepada mereka : Apakah Allah mengharamkan apa yang ada di dalam perut domba betina dan kambing betina itu? Jika mereka menjawab : Ya, mereka telah berdusta karena sesungguhnya mereka tidak mengharamkan apa yang dikandung kedua betina. Terangkanlah kepadaku pengetahuan yang menunjukkan benarnya pendapat kalian itu, jika kalian adalah orang-orang yang benar terhadap (hukum-hukum) yang kalian nisbatkan kepada Rabb kalian.
(144) dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah : Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Sedangkan empat golongan yang lain adalah sepasang unta jantan dan betina, serta sepasang sapi jantan dan betina. . Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Manakah yang Allah haramkan, kedua jantan itu atau yang betina? Ataukah yang dikandung oleh kedua betina itu, baik jantan maupun betina? Ataukah kalian (hai orang-orang musyrik) hadir dan menyaksikan saat binatang-binatang ternak itu diharamkan oleh Allah? Tidak ada orang yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan atas Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan hidayah disebabkan kebodohannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membimbing orang yang melampaui batas, mendustakan Rabbnya, dan menyesatkan manusia dari jalan Allah.
(145) Katakanlah : Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Katakanlah (wahai Rasul) : Sesungguhnya aku tidak pernah mendapatkan sesuatu yang haram untuk dimakan, seperti binatang-binatang ternak yang kalian sebutkan itu di dalam syariat yang telah diwahyukan kepadaku, kecuali binatang yang mati tanpa disembelih, darah yang tumpah dari hasil sembelihan, atau daging babi karena itu adalah najis, atau binatang yang disembelih tidak dengan syariat Allah, seperti binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain nama Allah. Akan tetapi, barang siapa dengan terpaksa memakan binatang-binatang yang diharamkan itu disebabkan rasa lapar yang sangat, sedangkan dia sebenarnya tidak ingin memakannya dan tidak berlebihan maka (dibolehkan memakannya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Kemudian, Sunah menetapkan bahwa binatang buas yang bertaring, burung yang berkuku tajam, keledai yang jinak dan anjing haram dimakan.
(146) Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku [517] dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.

[517] Yang dimaksud dengan binatang berkuku di sini ialah binatang-binatang yang jari-jarinya tidak terpisah antara satu dengan yang lain, seperti: unta, itik, angsa dan lain-lain. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan hewan yang berkuku satu seperti kuda, keledai dan lain-lain.

Sampaikanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu bahwa Kami tidak mengharamkan bagi orang-orang Yahudi hewan-hewan ternak dan burung-burung, yaitu semua (binatang) yang tidak terbelah kukunya seperti unta, binatang ternak, lemak sapi, dan kambing, kecuali lemak yang menempel pada punggung atau ususnya, atau lemak yang bercampur dengan tulang bagian pantat dan rusuk dan semisal itu. Pengharaman itu sebagai hukuman Kami atas orang-orang Yahudi disebabkan amalan mereka yang buruk. Sesungguhnya Kami Mahabenar dalam menyampaikan berita tentang mereka.
(147) Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah : Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa.

Jika orang-orang musyrik, orang-orang Yahudi dan selain mereka yang menentangmu itu mendustakanmu (wahai Rasul), maka katakanlah kepada mereka : Rabb kalian yang Mahaagung lagi Mahaluhur adalah Rabb yang memiliki rahmat yang luas, dan siksa-Nya tidak dapat ditolak atas kaum yang berbuat dosa. Maka (jika kalian tidak percaya) lakukanlah dosa dan kejahatan. Ini adalah ancaman bagi orang-orang yang menentang Rasul صلی الله عليه وسلم
(148) Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan : Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun. Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah : Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami? Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.

Orang-orang musyrik itu akan berkata : Jika Allah menghendaki kami dan bapak kami untuk tidak menyekutukan-Nya dan tidak mengharamkan apa pun, niscaya kami tidak akan melakukan hal itu. Allah membalas mereka dengan menerangkan bahwa hal syubhat semacam itu pernah dilakukan oleh orang-orang kafir sebelum mereka. Dengan hal syubhat tersebut mereka mendustakan seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka dan mereka tetap melakukan hal seperti itu sampai Allah menurunkan siksa kepada mereka. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Apakah kalian memiliki pengetahuan yang benar atas apa yang kalian haramkan dari binatang ternak dan tanaman pangan; serta pengakuan kalian bahwa Allah yang menghendaki kalian kufur, meridhai dan menyukainya bagi kalian. Apakah pengetahuan yang benar yang hendak kalian nampakkan kepada kami? Sesungguhnya kalian tidak akan mengikuti (syariat-syariat) agama ini, kecuali hanya prasangka dan berdusta belaka.
(149) Katakanlah : Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Allah memiliki alasan yang kuat untuk memutus atau mengingkari prasangka-prasangka kalian. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan menunjuki kalian semua ke jalan yang lurus.
(150) Katakanlah : Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini” Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Datangkanlah saksi-saksi kalian yang bersaksi bahwa Allah telah mengharamkan binatang-binatang ternak dan tanaman pangan yang kalian haramkan (untuk diri kalian). Jika mereka bersaksi –secara dusta dan palsu-, janganlah kamu mempercayai mereka. Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang menetapkan hukum dengan hawa nafsu mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah dalam apa yang mereka yakini dengan mengharamkan apa yang Allah halalkan dan menghalalkan apa yang Allah haramkan. Janganlah kamu mengikuti orang-orang yang tidak percaya terhadap kehidupan akhirat dan tidak beramal karenanya, yaitu orang-orang yang menyekutukan-Nya dan beribadah kepada selain-Nya bersama dengan Dia.
(151) Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518]. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).

[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Kemarilah, aku akan membacakan kepada kalian apa-apa yang Rabb haramkan atas kalian. Janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan makhluk-makhluk-Nya dalam ibadah, tapi ikhlaskanlah semua ibadah hanya kepada-Nya semata, seperti rasa takut, berharap, doa dan lainnya. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan berbakti, mendoakan keduanya, atau dengan melakukan kebajikan apa pun selain itu. Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena kemiskinan yang menimpa kalian. Sesungguhnya Allah yang memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka. Janganlah kalian mendekati dosa-dosa yang jelas, seperti dosa besar atau dosa-dosa yang samar. Janganlah kalian membunuh seseorang kecuali dengan alasan yang benar, yaitu karena hukum qishash, seperti pembunuh, pelaku zina yang telah menikah, dan orang yang murtad (keluar dari agama Islam). Apa yang telah disebutkan adalah larangan-larangan Allah terhadap kalian. Itulah perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya yang harus dihindari supaya kalian mengetahui perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya.
(152) Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) [519], dan penuhilah janji Allah [520]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

[519] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri.
[520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.

Wahai orang-orang yang diwasiati harta anak yatim, janganlah kalian mendekati harta anak yatim yang ditinggal mati bapaknya saat masih kecil, kecuali dengan cara yang baik dan bermanfaat hingga dia mencapai usia dewasa dan sudah mengerti permasalahan. Apabila dia telah dewasa, serahkanlah harta-harta itu kepadanya. Dan sempurnakanlah timbangan dan takaran dengan adil karena itu merupakan kesempurnaan menjaga amanah. Jika kalian telah sungguh-sungguh melakukan itu, tidak ada dosa atas kalian apabila ternyata ada kekurangan (tanpa sepengetahuan kalian). Kami tidak membebankan kewajiban kepada seseorang, kecuali yang sesuai dengan kesanggupannya. Apabila kalian mengatakan sesuatu, katakanlah dengan adil, tidak condong dari kebenaran, baik dalam menyampaikan berita, memberi kesaksian maupun memutuskan hukum. Walaupun perkataan kalian itu ada hubungannya dengan keluarga dekat kalian maka janganlah kalian condong bersamanya dengan tanpa haq. Tunaikanlah apa yang telah Allah perintahkan kepada kalian, yaitu dengan menjalankan syariat-syariat-Nya. Itulah hukum-hukum yang dibacakan kepada kalian. Dia mewasiatkan itu semua agar kalian mau mengambil pelajaran.
(153) dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

[521] Maksudnya: janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam

Dan di antara yang diwasiatkan Allah kepada kalian bahwa agama Islam adalah jalan Allah yang lurus maka ikutilah. Janganlah kalian mengikuti jalan kesesatan sehingga akan mencerai-beraikan kalian dan menjauhkan kalian dari jalan Allah yang lurus. Demikianlah seharusnya kalian mengikuti jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Allah wasiatkan kepada kalian. Agar kalian takut akan siksa-Nya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
(154) Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.

Kemudian, katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Sesunggunya Dia-lah Allah yang telah memberikan Taurat kepada Musa sebagai kesempurnaan bagi nikmat-Nya (yang dianugerahkan) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan dari pemeluk agamanya, sebagai penjelasan untuk semua permasalahan agama mereka, sebagai petunjuk menuju jalan yang lurus, dan sebagai rahmat bagi mereka agar mereka percaya aka nada hari kebangkitan sesudah kematian, hari perhitungan, dan hari pembalasan. Dan mereka mau beramal karenanya.
(155) Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.

Al-Qur an ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepada Nabi Kami, Muhammad صلی الله عليه وسلم , kebaikan yang ada didalamnya sangat banyak maka ikutilah perintah-perintahnya dan jauhilah larangan-larangannya. Bertakwalah kepada Allah, jangan sampai kalian menentang-Nya. Agar kalian mendapat rahmat, diselamatkan dari siksa dan mendapatkan pahala dari-Nya.
(156) (Kami turunkan al-Quraan itu) agar kamu (tidak) mengatakan: Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan [522] saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca [523].
________________________________________
[522] Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani.
[523] Diturunkan Al Quraan dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka.

Kami turunkan al-Qur an ini agar kalian (wahai orang-orang kafir) tidak mengatakan : Sesungguhnya hanya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mendapat kitab dari langit, sedangkan kami dahulu lalai tidak membaca kitab-kitab mereka, sehingga kami tidak memiliki ilmu dan pengetahuan sedikitpun tentangnya.
(157) Atau agar kamu (tidak) mengatakan : Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka. Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.

Dan agar kalian (wahai orang-orang musyrik) tidak mengatakan : Seandainya diturunkan kepada kami kitab dari langit, sebagaimana diturunkan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, niscaya kami akan menjadi orang-orang yang lebih istiqamah daripada mereka dalam menapak jalan kebenaran. Sungguh telah datang kepada kalian sebuah kitab dengan bahasa kalian, yaitu bahasa Arab yang jelas. Itu adalah bukti yang terang dari Rabb kalian, sebagai petunjuk menuju jalan yang benar dan rahmat bagi umat ini. Tidak ada seorangpun yang lebih zhalim dan lebih besar permusuhannya daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya! Maka mereka itu akan Kami siksa dengan siksa yang berat di Neraka Jahanam disebabkan penolakan mereka terhadap ayat-ayat Kami dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan (agama) Kami.
(158) Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu [524]. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula).

[524] Maksudnya: tanda-tanda kiamat.

Orang-orang yang berpaling (dari Allah) dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, mereka itu tidak sedang menunggu, kecuali datangnya malaikat maut dan para pengiringnya untuk mencabut nyawa mereka, atau menunggu Rabbmu (wahai Rasul) datang kepada mereka untuk memutuskan hukum kepada hamba-hamba-Nya pada Hari Kiamat, atau datang kepada mereka sebagian tanda-tanda Hari Kiamat dan bukti-buktinya yang menunjukkan bahwa Hari Kiamat akan datang, yaitu terbitnya matahari dari Barat? Pada saat itu, keimanan seseorang tidak lagi berguna, jika dia tidak beriman sebelumnya, dan amal kebajikan seseorang yang beriman tidak akan diterima jika seelumnya dia tidak pernah mengerjakannya. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Tunggulah datangnya hal itu agar kalian mengetahui siapakah orang yang berbuat benar dan berbuat salah, berbuat jahat dan berbuat kebajikan? Sesungguhnya kami juga akan menunggu.
(159) Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan [525], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.

[525] Maksudnya: ialah golongan yang amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya.

Sesungguhnya engkau (wahai Rasul) berlepas diri dari orang-orang yang memecah belah agama mereka setelah mereka terhimpun di dalam ketahuhidan Allah dan menjalankan syariat-Nya, sehingga mereka terpecah menjadi beberapa kelompok dan golongan. Sesungguhnya Allah yang akan menghukumi mereka. Kemudian, Dia akan memberitahukan amal-amal mereka, memberi pahala kepada siapa yang bertaubat dan berbuat baik di antara mereka dan menyiksa kepada orang yang berbuat dosa lantaran dosanya.
(160) Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Barangsiapa yang bertemu Allah pada Hari Kiamat dengan membawa satu amal kebajikan maka dia akan mendapat pahala sepuluh kali lipat. Dan barangsiapa yang bertemu Rabbnya dengan satu perbuatan dosa maka dia tidak akan disiksa, kecuali yang sepadan dengannya. Dan mereka tidak akan dizhalimi walau sekecil biji sawi.
(161) Katakanlah : Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Sesungguhnya Rabbku telah menunjukkan kepadaku jalan yang lurus, jalan yang akan membawa ke surga-Nya, yaitu agama Islam, agama yang mengatur urusan dunia dan akhirat, yaitu agama tauhid, agama Ibrahim. Dahulu Ibrahim bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah bersama selain-Nya.
(162) Katakanlah : sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, yakni sembelihanku, hanya untuk Allah, bukan untuk berhala-berhala, orang-orang mati, jin-jin dan bukan pula untuk selain itu dari binatang-binatang yang kalian sembelih untuk selain Allah dan menyebut selain nama Allah, sebagaimana yang kalian lakukan selama ini. Hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam.
(163) Tiada sekutu bagiNya ; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).

Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam uluhiyah, rububiyah-Nya, tidak pula dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dengan ketauhidan yang tulus demikianlah Rabbku memerintahkanku. Aku adalah orang pertama dari umat ini yang mengakui hal itu dan tunduk kepada Allah.
(164) Katakanlah: Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526]. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.

[526] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.

Katakanlah (wahai Rasul) : Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, sedangkan Dia adalah pencipta, Penguasa dan Pengurus segala sesuatu? Tidak seorang pun yang mengerjakan kejahatan, kecuali dia akan menanggung dosanya. Tidak ada orang yang menanggung dosa orang lain. Kemudian, kepada Rabb kalianlah tempat kembali pada Hari Kiamat. Dia akan memberitahukan kepada kalian persoalan agama yang dahulu kalian perselisihkan.
(165) Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan Dialah Allah, yang Mahasuci, yang menjadikan kalian penerus kaum yang telah lalu setelah Allah membinasakan mereka, dan menjadikan kalian pemimpin di muka bumi agar kalian membuat kemakmuran setelah mereka dengan taat kepada Rabb kalian. Dia melebihkan rezeki dan kekuatan sebagian dari kalian atas sebagian yang lain beberapa derajat untuk menguji kalian dengan nikmat yang dianugerahkan kepada kalian sehingga akan tampak siapakah di antara manusia yang mau bersyukur dan yang tidak. Sesungguhnya Rabb kalian Mahacepat siksa-Nya kepada orang-orang yang ingkar dan bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun (al-Ghafuur) bagi orang yang beriman kepada-Nya, beramal shalih dan bertaubat dari dosa-dosa yang membinasakan lagi Maha Pengasih (ar-Rahiim) kepadanya. Al-Ghafur dan ar-Rahim adalah dua nama dari nama-nama Allah yang baik (al-asmaul husna).
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger