Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR AL-QASHASH


AL-QASHASH : 1-

طسم
TERJEMAH :
Thaa Siin Miim[1111].
[1111] Lihat no. 10.
TAFSIR :
Tha siin, miim. Pembicaraan tentang huruf-huruf yang penggalan ini telah hadir di awal surat al-Baqarah.

AL-QASHASH : 2-

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ
TERJEMAH :
Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah).
TAFSIR :
Ini adalah ayat-ayat al-Qur’an yang Aku turunkan kepadamu (wahai Rasul) yang menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para hamba di dunia dan di akhirat mereka.

AL-QASHASH : 3-

نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
TERJEMAH :
Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun de- ngan benar untuk orang-orang yang beriman.
TAFSIR :
Kami menceritakan kepadamu berita Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman kepada al-Qur’an ini, membenarkannya bahwa ia datang dari Allah dan mengamalkan petunjuknya.

AL-QASHASH : 4-

إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka[1112]. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
[1112] Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.
TAFSIR :
Sesungguhnya Fir’aun bertindak sombong dan angkuh di muka bumi, menjadikan penduduknya beberapa kelompok yang terpecah-pecah, agar bisa menguasai setiap kelompok dari mereka, dan mereka adalah Bani Israil. Dia menyembelih anak-anak laki-laki dari mereka dan membiarkan anak-anak perempuan dari mereka untuk dijadikan pelayan dan bahan perendahan. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang membuat kerusakan di bumi.

AL-QASHASH : 5-

وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menja- dikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)[1113],
[1113] Lihat no. 560.
TAFSIR :
Dan Kami ingin melimpahkan karunia kepada orang-orang yang ditindas oleh Fir’aun di bumi. Kami hendak menjadikan mereka para pemimpin dalam kebaikan dan juru dakwah kepadanya serta Kami menjadikan mereka sebagai pewaris bumi setelah binasanya Fir’aun dan kaumnya.

AL-QASHASH : 6-

وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِي فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا يَحْذَرُونَ
TERJEMAH :
dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu [1114].
[1114] Fir’aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. Ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.
TAFSIR :
Dan Kami membuat mereka berkuasa di muka bumi. Kami menjadikan Fir’aun, Haman dan bala tentara mereka melihat dari kelompok yang tertindas ini apa yang mereka khawatirkan selama ini, yaitu kebinasaan mereka dan lenyapnya kerajaan mereka, serta terusirnya mereka dari negeri mereka di tangan seorang anak laki-laki Bani Israil.

AL-QASHASH : 7-

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
TERJEMAH :
Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul.
TAFSIR :
Dan Kami mengilhamkan kepada ibu Musa saat melahirkannya dan dia takut anaknya akan disembelih oleh Fir’aun sebagaimana dia menyembelih anak-anak lelaki Bani Israil : Susuilah dia dengan tenang. Bila kamu khawatir perkaranya diketahui, maka letakkanlah dia di dalam sebuah peti dan buanglah ke Nil, tanpa perlu takut kepada Fir’aun dan kaumnya bahwa mereka akan membunuhnya dan juga tidak perlu berduka karena berpisah dengannya, karena Kami akan memulangkan anakmu kepadamu dan menjadikannya sebagai seorang Rasul. Maka ibu Musa meletakkan Musa dalam sebuah peti dan meletakkannya di Nil, para pembantu Fir’aun pun menemukannya dan mengambilnya.

AL-QASHASH : 8-

فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
TERJEMAH :
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
TAFSIR :
Akibatnya adalah apa yang ditakdirkan oleh Allah, di mana Musa akhirnya menjadi musuh bagi mereka dengan menyelisihi agama mereka, memasukkan mereka dalam kesulitan dengan menenggelamkan mereka, melenyapkan kerajaan mereka melalui tangannya. Sesungguhnya Fir’aun, Haman dan bala tentaranya adalah orang-orang yang berbuat dosa lagi musyrik.

AL-QASHASH : 9-

وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
TERJEMAH :
Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa’at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada me- nyadari.
TAFSIR :
Manakala istri Fir’aun melihat Musa, Allah menanamkan kecintaan ke dalam hatinya kepadanya. Dia berkata kepada Fir’aun : Anak ini akan menjadi sumber kebahagiaanku dan kebahagiaanmu, janganlah membunuhnyam siapa tahu kita bisa mendapatkan kebaikan darinya atau menjadikannya sebagai anak, sementara Fir’aun dan bala tentaranya tidak mengetahui bahwa kebinasaan mereka ada di tangan anak tersebut.

AL-QASHASH : 10-

وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِن كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَن رَّبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
TERJEMAH :
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1115]. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).
[1115] Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai Nil, maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
TAFSIR :
Hati ibu Musa menjadi kosong dari segala pikiran tentang dunia kecuali mengingat Musa, hamper-hampir dia mengakui bahwa Musa adalah anaknya kalau Kami tidak menguatkan hatinya. Maka ibu Musa bisa bersabar dan tidak mengatakannya, sehingga dia termasuk orang-orang yang beriman kepada janji Allah dan yakin terhadapnya.

AL-QASHASH : 11-

وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
TERJEMAH :
Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikuti- lah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
TAFSIR :
Ibu Musa berkata kepada saudara perempuan Musa saat melemparkannya di air : Ikutilah jejak Musa, bagaimana nasibnya?? Maka saudari perempuan Musa menelusuri jejak Musa dan melihatnya dari kejauhan, sementara kaum Fir’aun tidak mengetahui bahwa dia adalah saudaranya dan bahwa dia sedang mengikuti jejak Musa.

AL-QASHASH : 12-

وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ
TERJEMAH :
dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Mau- kah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”.
TAFSIR :
Dan Kami haramkan kepada Musa semua susu dari para ibu susu sebelum dia kembali kepada ibunya. Maka saudara perempuan Musa berkata : Maukah kalian bila aku tunjukkan sebuah keluarga yang bias mengasuh dan menyusuinya dengan baik, dan mereka juga sangat menyayanginya?? Mereka pun pengiyakian kata-katanya.

AL-QASHASH : 13-

فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
TERJEMAH :
Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
TAFSIR :
Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya agar dia menjadi tenang karenanya. Kami memenuhi janji kepadanya, di mana Musa kembali ke pangkuannya dengan selamat tidak dibunuh oleh Fir’aun, agar dia tidak bersedih karena berpisah dengannya, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah haq, yaitu janji mengembalikan Musa kepadanya dan mengangkatnya menjadi seorang Rasul. Sesungguhnya Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa janji Allah adalah haq.

AL-QASHASH : 14-

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
TERJEMAH :
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan ke- padanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
TAFSIR :
Manakala Musa dewasa, kekuatannya lengkap dan akalnya sempurna, Kami memberikan hukum dan ilmu yang dengan keduanya dia mengetahui hukum-hukum syar’i.  Sebagaimana Kami membalas Musa atas ketaatan dan kebaikannya, maka demikianlah Kami membalas hamba-hamba Kami yang berbuat baik.

AL-QASHASH : 15-

وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِن شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِن شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ
TERJEMAH :
Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah[1116], maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang ber- kelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan[1117] sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).
[1116] Maksudnya: tengah hari, di waktu penduduk sedang istirahat.
[1117] Maksudnya: Musa menyesal atas kematian orang itu disebabkan pukulannya, karena dia bukanlah bermaksud untuk membunuhnya, hanya semata-mata membela kaumnya.
TAFSIR :
Musa masuk kota secara sembunyi-sembunyi saat penduduknya lengah. Dia melihat dua orang sedang bertikai, salah satunya dari kaum Musa Bani Israil, sedangkan yang lainnya dari kaum Fir’aun. Orang yang berasal dari kaum Musa meminta bantuan kepada Musa atas orang yang berasal dari kaum Fir’aun. Maka Musa memukulnya dengan seluruh telapak tangannya lalu dia mati. Musa berkata saat membunuhnya : Ini adalah godaan setan, dia menggugah kemarahanku sampai aku memukul orang ini hingga dia mati. Sesungguhnya setan adalah musuh bagi manusia, menyesatkan dari jalan yang lurus, permusuhannya kentara. Perbuatan yang dilakukan oleh Musa ini terjadi sebelum dia menjadi Nabi.

AL-QASHASH : 16-

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
TERJEMAH :
Musa mendo’a: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
TAFSIR :
Musa berkata : Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan membunuh seseorang yang tidak Engkau perintahkan untuk dibunuh, ampunilah dosaku ini. Maka Allah mengampuninya. Sesungguhnya Allah Maha Mengampuni dosa-dosa para hamba-Nya, Maha Penyayang kepada mereka.

AL-QASHASH : 17-

قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ
TERJEMAH :
Musa berkata: “Ya Tuhanku, demi ni’mat yang telah Engkau anugerah- kan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa”.
TAFSIR :
Musa berkata : Ya Rabbi, karena Engkau telah melimpahkan nikmat-Mu kepadaku dalam bentuk taubat, ampunan dan nikmat-nikmat lainnya yang banyak, maka aku tidak akan menjadi pendukung bagi siapa pun untuk berbuat maksiat dan kejahatan.

AL-QASHASH : 18-

فَأَصْبَحَ فِي الْمَدِينَةِ خَائِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا الَّذِي اسْتَنصَرَهُ بِالْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُ قَالَ لَهُ مُوسَى إِنَّكَ لَغَوِيٌّ مُّبِينٌ
TERJEMAH :
Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu de- ngan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya)”.
TAFSIR :
Akhirnya Musa berada di negeri Fir’aun dalam keadaan takut, dia mengawasi berita-berita tentang apa yang dibicarakan oleh masyarakat tentang perkaranya dan perkara pembunuhan yang dilakukannya. Maka Musa melihat orang yang ditolongnya kemarin sedang berkelahi dengan laki-laki Qibthi yang lain dan meminta pertolongan kepada Musa. Maka Musa menjawab : Sesungguhnya kamu banyak menyesatkan dengan kesesatan yang nyata.

AL-QASHASH : 19-

فَلَمَّا أَنْ أَرَادَ أَن يَبْطِشَ بِالَّذِي هُوَ عَدُوٌّ لَّهُمَا قَالَ يَا مُوسَى أَتُرِيدُ أَن تَقْتُلَنِي كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًا بِالْأَمْسِ إِن تُرِيدُ إِلَّا أَن تَكُونَ جَبَّارًا فِي الْأَرْضِ وَمَا تُرِيدُ أَن تَكُونَ مِنَ الْمُصْلِحِينَ
TERJEMAH :
Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”.
TAFSIR :
Manakala Musa hendak melakukan apa yang dia lakukan kemarin, dia berkata : Wahai Musa, apakah kamu hendak membunuhku juga sebagaimana kemarin kamu membunuh seseorang?? Kamu hanya ingin menjadi penjahat di muka bumi, dan kamu tidak ingin menjadi orang yang melakukan perbaikan di antara manusia.

AL-QASHASH : 20-

وَجَاء رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَى قَالَ يَا مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ
TERJEMAH :
Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”.
TAFSIR :
Seorang laki-laki dari pinggiran kota dating kepada Musa dengan tergopoh-gopoh, dia berkata : Sesungguhnya para tokoh kaum Fir’aun sepakat untuk membunuhmu setelah merundingkannya. Pergilah dari kota ini, sesungguhnya aku untukmu termasuk orang-orang yang member nasihat sekaligus menyayangimu.

AL-QASHASH : 21-

فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu[1118] dengan khawatir, dia berdo’a: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.
[1118] Maksudnya: merasa sangat khawatir, kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk menangkapnya.
TAFSIR :
Maka Musa meninggalkan negeri Fir’aun dalam keadaan ketakutan terhadap kejaran orang-orang yang hendak membunuhnya. Musa berdoa kepada Allah agar Dia menyelamatkannya dari kaum yang zhalim.

AL-QASHASH : 22-

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاء مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَن يَهْدِيَنِي سَوَاء السَّبِيلِ
TERJEMAH :
Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdo’a (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.
TAFSIR :
Manakala Musa menuju negeri Madyan meninggalkan negeri Fir’aun, Musa berkata : Mudah-mudahan Rabbku membimbingku kepada jalan terbaik ke Madyan.

AL-QASHASH : 23-

وَلَمَّا وَرَدَ مَاء مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاء وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ
TERJEMAH :
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.
TAFSIR :
Manakala Musa tiba di mata air Madyan, dia melihat beberapa orang sedang mengambil air member minum ternak-ternak mereka. Dia juga melihat ada dua orang wanita yang sedikit menjauh dari kumpulan orang-orang, keduanya sedang menahan domba-domba mereka dari air, karena keduanya tidak kuasa berdesak-desakan dengan kaum laki-laki. Keduanya menunggu sampai seluruh penggembala selesai memberi minum ternak-ternak mereka, kemudian keduanya baru memberi minum ternak mereka. Manakala Musa melihat keduanya, dia merasa kasihan, kemudian Musa bertanya : Apa urusan kalian berdua?? Keduanya menjawab : Kami tidak mampu berebut dengan kaum laki-laki. Kami hanya bisa memberi minum bila mereka semuanya telah selesai, sedangkan bapak kami adalah laki-laki udzur yang tidak kuasa memberi minum ternaknya karena dia sudah tua dan lemah.

AL-QASHASH : 24-

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
TERJEMAH :
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, ke- mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdo’a: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan[1119]yang Engkau turunkan kepadaku”.
[1119] Yang dimaksud dengan “Khair” (kebaikan) dalam ayat ini menurut sebagian besar ahli Tafsir ialah “barang sedikit makanan”.
TAFSIR :
Maka Musa memberi minum ternak  dua wanita tersebut, lalu dia menyingkir ke bawah pohon dan berteduh dibawahnya. Musa berkata : Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat membutuhkan kebaikan apa pun yang Engkau berikan kepadaku, seperti makanan. Hal itu karena ia sudah didera rasa lapar.

AL-QASHASH : 25-

فَجَاءتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاء قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.
TAFSIR :
Lalu salah seorang wanita yang ternaknya diberi minum oleh Musa datang kepada Musa dengan berjalan penuh malu, dia berkata : Sesungguhnya bapakku mengundangmu untuk memberimu upah atas apa yang kamu lakukan kepada kami. Maka Musa berjalan mengikutinya kepada bapaknya. Manakala Musa bertemu bapaknya, dia menceritakan kisahnya dengan Fir’aun dan kaumnya. Maka bapak kedua wanita tersebut berkata kepada Musa : Jangan takut, kamu telah selamat dari kaum yang zhalim, dan mereka adalah Fir’aun dan bala tentaranya, karena mereka tidak memiliki kekuasaan di negeri kami.

AL-QASHASH : 26-

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
TERJEMAH :
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.
TAFSIR :
Salah satu dari kedua wanita tersebut berkata kepada bapaknya : Ayah, jadikan dia sebagai pekerjamu untuk menggembalakan ternakmu, sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan untuk menggembala adalah orang yang kuat untuk melindungi ternak, sekaligus bias dipercaya yang tidak ditakutkan berkhianat terhadap apa yang dipercayakan kepadanya.

AL-QASHASH : 27-

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَن تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
TERJEMAH :
Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”.
TAFSIR :
Bapaknya menjawab : Saya ingin menikahkanmu dengan salah satu dari kedua anak perempuanku, dengan syarat kamu mau bekerja untukku menggembala ternakku selama delapan tahun sebagai upahnya. Bila kamu menggenapkannya menjadi sepuluh tahun, maka itu adalah kebaikan darimu, saya tidak ingin memberatkanmu dengan menetapkan sepuluh tahun. Kamu akan mendapatiku Insya Allah  termasuk orang-orang yang shalih dalam bergaul dan memenuhi apa yang aku janjikan.

AL-QASHASH : 28-

قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ وَكِيلٌ
TERJEMAH :
Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.
TAFSIR :
Musa menjawab : Apa yang engkau katakan itu hanya berlaku antara diriku dengan dirimu saja. Masa mana dari keduanya yang telah aku tunaikan dalam bekerja, maka aku telah menunaikan kewajibanku, sehingga engkau tidak berhak menuntut tambahan atasnya. Dan Allah selalu menjaga dan mengawasi apa yang kita katakan, Dia mengetahui apa yang kita ikrarkan.

AL-QASHASH : 29-

فَلَمَّا قَضَى مُوسَىالْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ آنَسَ مِن جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّي آتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ
TERJEMAH :
Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung[1120] ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.
[1120] Setelah Musa u menyelesaikan perjanjian dengan Syu’aib u ia berangkat dengan keluarganya dengan sejumlah kambing yang diberi mertuanya, maka pada suatu malam yang sangat gelap dan dingin Musa u tiba di suatu tempat tetapi setiap beliau menghidupkan api, api itu tidak mau menyala. Hal itu sangat mengherankan Musa maka ia berkata kepada istrinya sebagai tersebut dalam ayat 29.
TAFSIR :
Manakala Nabiyullah Musa telah memenuhi janjinya menyertainya selama sepuluh tahun, yaitu masa yang paling sempurna dari keduanya, dia pun membawa keluarganya kembali ke Mesir. Di kaki gunung Thur dia melihat api. Musa berkata kepada keluarganya : Berhentilah dan tunggulah, aku melihat api, semoga aku bisa membawa berita darinya, atau membawa secuil api untuk kalian gunakan sebagai penghangat tubuh dari hawa yang dingin.

AL-QASHASH : 30-

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِي مِن شَاطِئِ الْوَادِي الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَن يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
TERJEMAH :
Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam[1121].
[1121] Di tempat dan di saat itulah Musa u mulai diangkat menjadi rasul.
TAFSIR :
Manakala Musa datang ke api, Allah memanggilnya dari sebelah kanan lembah dari Musa di tempat yang penuh berkah dari  sisi pohon : Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah Rabb alam semesta,

AL-QASHASH : 31-

وَأَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِينَ
TERJEMAH :
dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Se- sungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.
TAFSIR :
Lemparkanlah tongkatmu. Maka Musa pun melemparkannya, ia berubah menjadi ular yang menggeliat. Manakala Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah ia adalah jin ular, Musa pun berlari menjauhinya tanpa menoleh karena ketakutan. Maka Rabbnya memanggilnya : Wahai Musa, kembalilah kepada-Ku dan jangan takut, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman dari segala hal yang tidak dikehendaki.

AL-QASHASH : 32-

اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاء مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
TERJEMAH :
Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu[1122], niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan[1123], maka yang demikian itu adalah dua mu’jizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.
[1122] Maksudnya: meletakkan tangan ke dada leher baju.
[1123] Maksudnya: karena Musa merasa takut, Allah memerintahkan untuk mendekapkan tangan ke dadanya agar rasa takut itu hilang.
TAFSIR :
Masukkanlah tanganmu di celah bajumu di bagian atas dadamu, lalu keluarkanlah, maka ia pun keluar bersinar putih seperti salju bukan karena sakit atau karena penyakit sopak. Genggamlah tanganmu kepada dirimu agar kamu merasa aman dari ketakutan. Dua perkara tersebut yang telah Aku perlihatkan kepadamu wahai Musa, berupa perubahan tongkat menjadi ular, menjadikan tanganmu putih bersinar bukan karena sakit atau penyakit sopak, merupakan dua mukjizat dari Rabbmu kepada Fir’aun dan para pembesar kaumnya. Sesungguhnya Fir’aun dan para tokohnya adalah orang-orang yang kafir.

AL-QASHASH : 33-

قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِ
TERJEMAH :
Musa berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.
TAFSIR :
Musa berkata : Ya Rabbi, sesungguhnya aku pernah membunuh seseorang dari kaum Fir’aun, aku takut mereka akan membunuhku,

AL-QASHASH : 34-

وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ
TERJEMAH :
Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku[1124], maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkata- an)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.
[1124] Nabi Musa u selain merasa takut kepada Fir’aun juga merasa dirinya kurang lancar berbicara menghadapi Fir’aun. Maka dimohonkannya agar Allah mengutus Harun u bersamanya, yang lebih petah lidahnya.
TAFSIR :
sementara saudaraku Harun lebih fasih lisannya dariku. Maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu yang membenarkanku dan menjelaskan untuk mereka apa yang aku sampaikan kepada mereka. Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku dalam apa yang aku katakan kepada mereka bahwa aku adalah utusan-Mu kepada mereka.

AL-QASHASH : 35-

قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mu’jizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.
TAFSIR :
Allah berfirman kepada Musa : Kami akan menguatkanmu dengan saudaramu dan memberikan hujjah kepada kalian berdua atas Fir’aun dan kaumnya, sehingga mereka tidak akan bisa menimpakan keburukan kepada kalian berdua. Kalian berdua (wahai Musa dan Harun) serta orang-orang yang beriman kepada kalian adalah orang-orang yang ditolong dalam menghadapi Fir’aun dan kaumnya, disebabkan oleh ayat-ayat Kami dan kebenaran yang ditunjukkannya.

AL-QASHASH : 36-

فَلَمَّا جَاءهُم مُّوسَى بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ
TERJEMAH :
Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mu’jizat- mu’jizat Kami yang nyata, mereka berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu”.
TAFSIR :
Manakala Musa datang kepada Fir’aun dan para pembesarnya dengan membawa dalil-dalil dan hujjah-hujjah Kami, yang membuktikan kebenaran dari apa yang di bawa oleh Musa dari sisi Rabbnya, mereka berkata : Apa yang kamu bawa kepada kami ini tidak lain kecuali sihir yang kamu buat sendiri secara dusta lagi palsu. Kami belum pernah mendengar apa yang kamu serukan itu di kalangan leluhur-leluhur kami yang telah mendahului kami.

AL-QASHASH : 37-

وَقَالَ مُوسَى رَبِّي أَعْلَمُ بِمَن جَاء بِالْهُدَى مِنْ عِندِهِ وَمَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
TERJEMAH :
Musa menjawab: “Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.
TAFSIR :
Musa berkata kepada Fir’aun : Sesungguhnya Rabbku lebih mengetahui siapa di antara kita yang benar, yang hadir membawa petunjuk ke jalan yang benar dari sisi-Nya. Siapa yang akan mendapatkan akibat yang terpuji di kehidupan akhirat, sesungguhnya orang-orang zhalim tidak akan pernah meraih apa yang mereka inginkan.

AL-QASHASH : 38-

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
TERJEMAH :
Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat[1125] kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.
[1125] Maksudnya: membuat batu bata.
TAFSIR :
Fir’aun berkata kepada para pemuka kaumnya : Wahai para pembesar, aku tidak mengetahui ada tuhan lain bagi kalian selain diriku yang berhak untuk disembah. Maka wahai Haman, panaskanlah untukku tanah basah di atas api sehingga ia mengeras, lalu bangunlah untukku sebuah bangunan yang menjulang tinggi, semoga saya bisa melihat tuhan Musa yang dia sembah dan Dia mengajak kita untuk menyembah-Nya. Sesungguhnya aku benar-benar menyangka Musa termasuk orang-orang yang berdusta dalam apa yang dikatakannya.

AL-QASHASH : 39-

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ
TERJEMAH :
dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.
TAFSIR :
Fir’aun dan bala tentaranya di bumi Mesir menolak mempercayai dan mengikuti ajakan Musa tanpa alas an yang haq, mereka mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan setelah kematian mereka.

AL-QASHASH : 40-

فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.
TAFSIR :
Maka Kami mengadzab Fir’aun dan bala tentaranya. Kami melempar mereka semua ke laut dan menenggelamkan mereka di sana. Maka perhatikanlah (wahai Rasul) bagaimana akhir hidup orang-orang yang menganiaya diri mereka dan mengingkari Rabb mereka??

AL-QASHASH : 41-

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُونَ
TERJEMAH :
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.
TAFSIR :
Dan Kami menjadikan Fir’aun dan kaumnya sebagai pemimpin ke neraka, orang-orang kafir dan pelaku kefasikan meneladani mereka, dan di Hari Kiamat mereka tidak ditolong. Hal itu karena kekufuran mereka dan pendustaan mereka terhadap utusan Rabb mereka dan kekukuhan mereka di atas itu.

AL-QASHASH : 42-

وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُم مِّنَ الْمَقْبُوحِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami ikutkanlah la’nat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).
TAFSIR :
Di dunia ini Kami menimpakan kehinaan kepada Fir’aun dan kaumnya dan kemurkaan dari Kami kepada mereka. Sedangkan di Hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang buruk perbuatannya, yang dijauhkan dari rahmat Allah.

AL-QASHASH : 43-

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِن بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.
TAFSIR :
Sungguh Kami telah memberi Musa Taurat setelah Kami membinasakan umat-umat sebelumnya, seperti kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Luth dan orang-orang Madyan. Taurat sebagai penerang jalan Bani Israil, dengannya mereka melihat apa yang bermanfaat bagi mereka dan apa yang merugikan. Di dalamnya terdapat rahmat bagi siapa yang mengamalkannya dari mereka. Semoga mereka mengingat nikmat-nikmat Allah kepada mereka lalu mereka mensyukurinya dan tidak mengkufurinya.

AL-QASHASH : 44-

وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ إِذْ قَضَيْنَا إِلَى مُوسَى الْأَمْرَ وَمَا كُنتَ مِنَ الشَّاهِدِينَ
TERJEMAH :
Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat[1126] ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.
[1126] Maksudnya: di sebelah barat lembah suci “Thuwa”; lihat surat (20) Thaha ayat 12.
TAFSIR :
Kamu wahai Rasul tidak berada di sebelah barat gunung di mana Musa berada dan Kami menetapkan perintah dan larangan kepadanya, kamu tidak termasuk orang-orang yang menyaksikan hal itu, sehingga dikatakan bahwa berita ini sampai kepadamu dari jalan ini.

AL-QASHASH : 45-

وَلَكِنَّا أَنشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ وَمَا كُنتَ ثَاوِيًا فِي أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَلَكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ
TERJEMAH :
Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, te- tapi Kami telah mengutus rasul-rasul.
TAFSIR :
Dan Kami menciptakan umat-umat setelah Musa, maka mereka tinggal dalam waktu yang sangat lama, akibatnya mereka melalaikan perjanjian Allah, meninggalkan perintah-Nya. Kamu juga tidak tinggal di kota Madyan, membacakan kitab Kami kepada mereka, sehingga kamu mengetahui kisah mereka dan bisa mengabarkannya. Akan tetapi berita tentang Musa yang kamu sampaikan itu berasal dari wahyu, dan hal itu merupakan bukti nyata tentang kerasulan-mu.

AL-QASHASH : 46-

وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَكِن رَّحْمَةً مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّا أَتَاهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
TERJEMAH :
Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.
TAFSIR :
Kamu wahai Rasul tidak berada di sisi gunung Thur saat Kami memanggil Musa, kamu juga tidak menyaksikan sesuatu dari hal itu sehingga kamu mengetahuinya. Akan tetapi Kami mengutusmu sebagai rahmat dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada suatu kaum yang belum didatangi oleh seorang pemberi peringatan sebelummu. Semoga mereka mendapatkan kebaikan yang kamu bawa lalu mereka melakukannya, dan mengetahui keburukan yang kamu larang sehingga mereka menjauhinya.

AL-QASHASH : 47-

وَلَوْلَا أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
TERJEMAH :
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mu’min”.
TAFSIR :
Supaya orang-orang kafir itu tidak mengatakan saat mereka ditimpa adzab disebabkan kekufuran mereka kepada Rabb mereka : Ya Rabb kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang Rasul kepada kami sebelum ini, sehingga kami bisa mengikuti ayat-ayat-Mu yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, dan kami akan menjadi orang-orang yang beriman kepada-Mu.

AL-QASHASH : 48-

فَلَمَّا جَاءهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا لَوْلَا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَى أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَى مِن قَبْلُ قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ
TERJEMAH :
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran[1127] dari sisi Kami, me- reka berkata: “Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) se- perti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka (juga) berkata: “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”.
[1127] Yang dimaksud dengan “kebenaran” di sini ialah Al Qur’an.
TAFSIR :
Manakala Muhammad datang kepada mereka sebagai pemberi peringatan, mereka berkata : Mengapa orang yang diutus kepada kami ini tidak diberi mukjizat nyata seperti yang telah diberikan kepada Musa, dan sebuah kitab yang turun secara sekaligus satu kali!! Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Bukankah orang-orang Yahudi sudah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Musa sebelum ini?? Mereka berkata : Dalam al-Qur’an dan Taurat terdapat dua tukang sihir yang saling bahu membahu dalam sihir mereka berdua. Mereka juga berkata : Kami kafir kepada keduanya sekaligus.

AL-QASHASH : 49-

قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِّنْ عِندِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
TERJEMAH :
Katakanlah: “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Qur’an) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar”.
TAFSIR :
Katakanlah kepada mereka (wahai Rasul) : Datangkanlah sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih unggul dari Taurat dan al-Qur’an niscaya aku akan mengikutinya juga, bila kalian adalah orang-orang yang jujur dalam apa yang kalian katakan.

AL-QASHASH : 50-

فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
TAFSIR :
Bila mereka tidak mampu menjawab tantanganmu untuk mendatangkan sebuah kitab dan mereka tidak lagi memiliki hujjah, maka ketahuilah bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka. Tiada yang lebih sesat daripada orang yang memperturutkan hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan membimbing untuk mendapatkan kebenaran suatu kaum yang zhalim yang menyelisihi perintah Allah dan melanggar batasan-batasan-Nya.

AL-QASHASH : 51-

وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al Qur’an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran[1128].
[1128] Allah Imenurunkan Al Qur’an ini bahagian demi bahagian supaya orang kafir Mekah dapat memahaminya dengan baik dan supaya mereka beriman dengannya.
TAFSIR :
Sungguh Kami telah merinci dan menjelaskan al-Qur’an sebagai rahmat bagi kaummu wahai rasul, agar mereka mengingat dan mengambil pelajaran darinya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir dan ath-Thabrani dari Rifa’ah al-Qurazhi berkata : Firman Allah ayat 51 ini turun pada sepuluh orang, salah satu dari mereka adalah saya.

AL-QASHASH : 52-

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِن قَبْلِهِ هُم بِهِ يُؤْمِنُونَ
TERJEMAH :
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Qur’an, mereka beriman (pula) dengan Al Qur’an itu.
TAFSIR :
Orang-orang yang telah Kami beri kitab sebelum al-Qur’an (mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang belum merubah) beriman kepada al-Qur’an dan kepada Muhammad صلی الله عليه وسلم .

AL-QASHASH : 53-

وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ
TERJEMAH :
Dan apabila dibacakan (Al Qur’an itu) kepada mereka, mereka berkata: “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya).
TAFSIR :
Bila al-Qur’an ini dibacakan kepada orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka, mereka berkata : Kami membenarkannya, kami mengamalkan kandungannya, karena ia adalah kebenaran dari Rabb kami. Sehingga sebelum ia turun kami adalah orang-orang muslim yang bertauhid, karena agama Allah adalah satu, yaitu Islam.

AL-QASHASH : 54-

أُوْلَئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
TERJEMAH :
Mereka itu diberi pahala dua kali[1129] disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.
[1129] Mereka diberi pahala dua kali ialah: Kali pertama karena mereka beriman kepada Taurat dan kali yang kedua ialah karena mereka beriman kepada Al Qur’an.
TAFSIR :
Orang-orang yang sifatnya telah hadir tersebut diberi pahala amal perbuatan mereka dua kali; atas iman mereka kepada kitab mereka dan atas iman mereka kepada al-Qur’an, karena kesabaran mereka. Dan diantara sifat-sifat mereka adalah bahwa mereka menolak keburukan dengan kebaikan, mereka menginfakkan sebagian dari apa yang Kami rizkikan kepada mereka di jalan kebaikan dan kemuliaan.

AL-QASHASH : 55-

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
TERJEMAH :
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”.
TAFSIR :
Bila orang-orang itu mendengar perkataan batil maka mereka tidak akan mendengarnya, dan mereka berkata : bagi kami amal-amal kami, tidak berpaling darinya, dan bagi kalian amal-amal perbuatan kalian dan dosanya kalian pikul sendiri. Kami tidak perlu menyibukkan diri dengan membantah kalian, kalian tidak mendengar dari kami kecuali kebaikan. Kami juga tidak akan berbicara kepada kalian sesuai dengan kebodohan kalian, karena kami tidak menginginkan jalan orang-orang bodoh dan tidak menyukainya. Ini termasuk ucapan terbaik yang dikatakan oleh para da’i  Illallah (kepada Allah).

AL-QASHASH : 56-

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
TAFSIR :
Sesungguhnya kamu wahai Rasul tidak akan mampu memberi hidayah taufik kepada siapa yang kamu inginkan hidayahnya, karena hal itu ada di tangan Allah. Dia memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki kepada iman dan memberi taufik kepadanya, dan Dia lebih mengetahui siapa yan patut mendapatkan hidayah sehingga Dia pun memberinya hidayah.
Asbabun Nuzul :
Muslim dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah : Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda kepada pamannya : Ucapkan Laa ilaaha illallah, aku akan bersaksi untukmu di Hari Kiamat. Dia berkata : Kalau bukan karena para wanita Quraisy mencelaku, mereka berkata : Dia melakukan itu karena kelemahan, niscaya aku menenangkan kedua matamu. Maka Allah menurunkan ayat 56 ini.

AL-QASHASH : 57-

وَقَالُوا إِن نَّتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِن لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
TERJEMAH :
Dan mereka berkata: “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, nis- caya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak mene- guhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
TAFSIR :
Orang-orang kafir Makkah berkata : Bila kami mengikuti kebenaran yang kamu bawa, dan kami berlepas diri dari sesembahan-sesembahan dan tuhan-tuhan kami, maka kami tidak merasa aman di negeri sendiri, karena kami akan dibunuh, ditawan dan harta kami dirampas. Apakah Allah tidak membuat mereka tinggal dengan tenang di negeri yang aman, Kami mengharamkan pertumpahan darah di dalamnya, kepadanya segala bentuk buah-buahan dibawa ke sana sebagai rizki dari Kami?? Sayangnya kebanyakan orang-orang musyrikin tidak menyadari besarnya kadar nikimat-nikmat ini, sehingga mereka mau mensyukuri pemberinya dan menaati-Nya.

AL-QASHASH : 58-

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّن بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ
TERJEMAH :
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewaris(nya)[1130].
[1130] Maksudnya: sesudah mereka hancur tempat itu sudah kosong dan tidak dimakmurkan lagi, hingga kembalilah ia kepada pemiliknya yang hakiki yaitu Allah.
TAFSIR :
Tidak sedikit penduduk negeri yang Kami binasakan manakala kehidupan telah melupakan mereka dari iman kepada para rasul sehingga mereka pun kafir dan melampaui batas. Lihatlah tempat-tempat tinggal mereka, ia tidak ditinggali lagi sesudah mereka kecuali beberapa waktu yang tidak lama. Dan Kami adalah pewaris para hamba dengan mematikan mereka, kemudian mereka dipulangkan kepada Kami, lalu Kami membalas mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka.

AL-QASHASH : 59-

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
TERJEMAH :
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.
TAFSIR :
Rabbmu (wahai Rasul) tidak membinasakan negeri-negeri di seputar Makkah di zamanmu sehingga Dia mengutus induknya (yaitu Makkah) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Dan Kami tidak membinasakan penduduk suatu negeri, kecuali bila penduduknya adalah orang-orang zhalim terhadap diri mereka dengan kekufuran kepada Allah dan kemaksiatan kepada-Nya. Dalam keadaan tersebut mereka berhak dihukum dan diadzab.

AL-QASHASH : 60-

وَمَا أُوتِيتُم مِّن شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلَا تَعْقِلُونَ
TERJEMAH :
Dan apa saja[1131] yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah ke- ni’matan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
[1131] Maksudnya: hal-hal yang berhubungan dengan duniawi seperti, pangkat kekayaan keturunan dan sebagainya.
TAFSIR :
Apa yang diberikan kepada kalian wahai manusia berupa harta dan anak-anak maka ia hanyalah kesenangan yang kalian nikmati dalam kehidupan dunia ini, perhiasan yang dipakai untuk berhias. Sedangkan apa yang ada di sisi Allah untuk orang-orang yang menaati-Nya dan orang-orang yang dekat kepada-Nya adalah lebih baik dan lebih kekal, karena ia abadi tidak ada penghabisannya. Apakah kalian (wahai orang-orang) tidak memiliki akal yang dengannya kalian merenung, sehingga kalian mengetahui kebaikan dan keburukan??

AL-QASHASH : 61-

أَفَمَن وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ
TERJEMAH :
Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya keni’matan hidup duniawi[1132]; kemudian dia pada hari kia- mat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?
[1132] Maksudnya: orang yang diberi keni’matan hidup duniawi, tetapi tidak dipergunakannya untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, karena itu dia di akhirat diseret ke dalam neraka.
TAFSIR :
Apakah orang yang Kami janjikan kepadanya dengan surga atas ketaatannya, lalu dia mendapatkan dan merengkuh janji tersebut, sama dengan orang yang Kami berik kenikmatan dunia lalu dia pun menikmatinya, dia lebih mementingkan kesenangan dunia di atas akhirat, kemudian di Hari Kiamat dia termasuk orang-orang yang dihadirkan untuk dihisab dan mendapatkan balasan?? Kedua kubu tersebut tidaklah sama. Maka hendaknya orang yang berakal memilih untuk dirinya apa yang lebih patut untuk dipilih, yaitu menaati Allah dan mencari ridha-Nya.

AL-QASHASH : 62-

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Di manakah sekutu-kutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”
TAFSIR :
Di hari di mana Allah memanggil orang-orang yang mempersekutukan-Nya dengan para wali dan berhala-berhala di dunia. Dia berfirman kepada mereka : Di mana sekutu-sekutu kalian yang kalian akui bahwa mereka sebagai sekutu-sekutu bagi-Ku??

AL-QASHASH : 63-

قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاء الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ
TERJEMAH :
Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka[1133]; “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat[1134], kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami”.
[1133] Maksudnya: mereka yang disekutukan dengan Allah.
[1134] Yang dikatakan sekutu Allah itu berkata bahwa mereka menyesatkan pengikut-pengikutnya adalah dengan kemauan pengikut-pengikut itu sendiri, bukan karena paksaan dari pihak mereka, sebagaimana mereka sendiri sesat adalah dengan kemauan mereka pula.
TAFSIR :
Orang-orang yang berhak mendapatkan adzab, yaitu para penyeru kepada kekufuran berkata : Wahai Rabb kami, mereka itulah orang-orang yang telah kami sesatkan, kami menyesatkan mereka sebagaimana kami telah sesat. Kami berlepas diri kepada-Mu dari kecintaan dan dukungan kepada mereka. Mereka tidak menyembah kami akan tetapi mereka menyembah setan-setan.

AL-QASHASH : 64-

وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ
TERJEMAH :
Dikatakan (kepada mereka) “Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu”, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (Mereka ketika itu berke- inginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk.
TAFSIR :
Kepada orang-orang yang menyekutukan Allah di Hari Kiamat dikatakan : Panggillah sekutu-sekutu kalian yang dulu kalian sembah selain Allah. Maka merekapun memanggil mereka, namun mereka semua tidak menjawab panggilan tersebut, dan mereka menyaksikan siksa. Seandainya di dunia mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk kepada kebenaran, niscaya mereka tidak akan diadzab.

AL-QASHASH : 65-

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada para rasul?”
TAFSIR :
Pada hari di mana Allah memanggil orang-orang musyrikin, dia berfirman : Apa jawaban kalian terhadap seruan para rasul dalam apa yang Kami utus mereka dengannya kepada kalian??

AL-QASHASH : 66-

فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الْأَنبَاء يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءلُونَ
TERJEMAH :
Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya menanya.
TAFSIR :
Maka mereka tidak bisa menyodorkan hujjah, mereka tidak mengetahui apa yang mereka akan katakana. Mereka pun tidak bisa saling bertanya kepada yang lain Karena tidak ada lagi harapan untuk mendapatkan jawaban.

AL-QASHASH : 67-

فَأَمَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَن يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ
TERJEMAH :
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.
TAFSIR :
Adapun orang-orang musyrikin yang bertaubat, mengikhlaskan ibadah kepada Allah, menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, maka dia termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.

AL-QASHASH : 68-

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاء وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
TERJEMAH :
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka[1135]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).
[1135] Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah.
TAFSIR :
Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki untuk diciptakan, memilih dari hamba-hamba-Nya untuk diangkat sebagai wali-wali-Nya. Tidak seorang pun memiliki hak dan kesempatan untuk memilih sedikit pun, Karena semua itu kembali kepada Allah semata. Mahatinggi dan Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

AL-QASHASH : 69-

وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ
TERJEMAH :
Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
TAFSIR :
Dan Rabbmu mengetahui apa yang tersembunyi dalam dada makhluk-Nya dana pa yang mereka nampakkan.

AL-QASHASH : 70-

وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
TERJEMAH :
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan[1136].
[1136] Maksudnya: Allah sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak.
TAFSIR :
Dia-lah Allah, yang tiada sesembahan yang haq selain Allah. Bagi-Nya sanjungan yang baik dan syukur di dunia dan di akhirat. Dia-lah pemegang hukum di antara makhluk-Nya. Kepada-Nya-lah kalian dipulangkan setelah kalian mati unuk menghadapi hisab dan pembalasan.

AL-QASHASH : 71-


قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَاء أَفَلَا تَسْمَعُونَ
TERJEMAH :
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”
TAFSIR :
Katakanlah (wahai Rasul) : Kabarkan kepadaku (wahai manusia), bila Allah menjadikan malam untuk kalian selama-lamanya sampai Hari Kiamat, siapa Illah selain Allah yang akan menghadirkan cahaya yang bisa kalian manfaatkan?? Megapa kalian tiidak mau mendengar dengan pendengaran orang yang memahami dan menerima??

AL-QASHASH : 72-

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
TERJEMAH :
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
TAFSIR :
Katakanlah kepada mereka : Kabarkan kepadaku, bila Allah menjadikan siang untuk kalian selama-lamanya sampai Hari Kiamat, siapa Illah selain Allah yang akan mendatangkan malam sehingga kalian bisa beristirahat di dalamnya?? Apakah kalian tidak memandang dengan penglihatan kalian perbedaan siang dan malam??

AL-QASHASH : 73-

وَمِن رَّحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
TERJEMAH :
Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
TAFSIR :
Di antara rahmat Allah kepada kalian (wahai manusia), Dia menjadikan malam dan siang untuk kalian berbeda satu dengan yang lainnya. Dia menjadikan malam gelap gulita agar kalian bisa beristirahat dan tidur padanya. Dan Dia menjadikan siang terang benderang sehingga kalian bisa mencari penghidupan kalian. Bersyukurlah kalian kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya kepada kalian dengan itu.

AL-QASHASH : 74-

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”
TAFSIR :
Pada hari di mana Allah berfirman kepada orang-orang musyrikin, dia berfirman kepada mereka :  Mana sekutu-sekutu kalian yang dulu di dunia kalian anggap sebagai sekutu-sekutu bagi-Ku??

AL-QASHASH : 75-

وَنَزَعْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا فَقُلْنَا هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ فَعَلِمُوا أَنَّ الْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
TERJEMAH :
Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi[1137], lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu[1138] kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
[1137] Yang dimaksud: saksi di sini ialah rasul yang telah diutus kepada mereka waktu di dunia.
[1138] Maksudnya: di waktu itu yakinlah mereka, bahwa apa yang telah diterangkan Allah dengan perantaraan rasul-Nya itulah yang benar.
TAFSIR :
Dan Kami mengambil dari setiap umat dari umat-umat yang mendustakan seorang saksi, yaitu Nabi mereka yang bersaksi atas apa yang terjadi di dunia, berupa kesyirikan mereka dan pendustaan mereka kepada utusan-utusan mereka. Maka Kami berfirman kepada umat-umat yang mendustakan utusan-utusannya dan apa yang mereka bawa dari sisi Allah : Berikanlah hujjah kalian atas apa yang kalian persekutukan dengan Allah. Maka saat itu mereka mengetahui bahwa hujjah yang mendalam adalah milik Allah atas mereka. Apa yang mereka buat-buat atas nama Rabb mereka telah sirna, tidak bermanfaat bagi mereka. Sebaliknya ia malah merugikan mereka dan menjerumuskan mereka ke dalam api Neraka Jahanam.

AL-QASHASH : 76-


إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa[1139], maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata ke- padanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.
[1139] Karun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa u
TAFSIR :
Sesungguhnya Qarun berasal dari kaum Mmusa, dia melebihi batas dalam kesombongan dan keangkuhan atas mereka. Kami memberikan kepada Qarun kekayaan dalam jumlah yang besar, sampai orang-orang yang kuat dalam jumlah besar merasa berat untuk memikul kunci-kuncinya. Manakala kaumnya berkata kepadanya : Jangan bersikap angkuh dengan apa yang telah diberikan kepadamu, Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai dari di antara makhluk-Nya orang-orang yang angkuh yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia berikan kepada mereka.

AL-QASHASH : 77-

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
TERJEMAH :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (keba- hagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) se- bagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu ber- buat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
TAFSIR :
Carilah dengan harta yang telah Allah berikan kepadamu pahala akhirat dengan melakukan amal ketaatan kepada Allah di dunia. Jangan meninggalkan bagianmu di dunia dengan cara menolak menikmati yang halal tanpa berlebih-lebihan. Berbuat baiklah kepada manusia dengan bersedekah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu melalui harta yang melimpah tersebut. Jangan mencari apa yang Allah haramkan atas kalian berupa perbuatan merusak di muka bumi dan pelanggaran tehadap kaummu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan Dia akan membalas mereka atas perbuatan buruk mereka.

AL-QASHASH : 78-

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ القُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
TERJEMAH :
Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
TAFSIR :
Qarun berkata kepada kaumnya yang menasihatinya : Saya memiliki kekayaan ini berdasarkan ilmu dan kemampuan yang saya miliki. Apakah Qarun tidak mengetahui bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya padahal mereka jauh lebih kuat darinya dan jauh lebih besar kekayaannya? Para pelaku dosa tidak ditanya tentang dosa-dosa mereka Karena Allah sendiri sudah mengetahuinya. Akan tetapi mereka hanya ditanya dalam konteks penetapan kesalahan, dan Allah menghukum mereka atas apa yang Dia ketahui dari mereka.

AL-QASHASH : 79-

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
TERJEMAH :
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1140]. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.
[1140] Menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.
TAFSIR :
Qarun keluar kepada kaumnya dengan perhiasannya, dengan itu dia ingin memamerkan kemewahannya dan hartanya yang banyak. Saat orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia melihatnya, mereka berkata : Seandainya kita diberi apa yang telah diberikan kepada Qarun berupa harta, perhiasan dan kedudukan. Sesunggunya Qarun benar-benar memiliki bagan dunia yang besar.

AL-QASHASH : 80-

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
TERJEMAH :
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar”.
TAFSIR :
Orang-orang yang diberi ilmu tentang Allah dan syariat-Nya dan mengetahui hakikat perkara yang sebenarnya berkata kepada orang-orang yang berkata : Seandainya kami diberi apa yang telah diberikan kepada Qarun. Mereka berkata : Celakalah kalian, bertakwalah kalian kepada Allah dan taatilah Dia. Pahala Allah bagi siapa yang beriman kepada-Nya dan kepada utusan-utusan-Nnya serta melakukan amal-amal shalih adalah lebih baik daripada apa yang diberikan kepada Qarun. Namun nasihat ini tidak akan diterima, diresapi dan diamalkan kecuali oleh orang yang berjihad melawan dirinya, sabar dalam ketaatan kepada Rabbnya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

AL-QASHASH : 81-


فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ المُنتَصِرِينَ
TERJEMAH :
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
TAFSIR :
Maka Kami membenamkan Qarun dan hartanya ke dalam perut bumi, maka tiada bala tantara yang bisa menolongnya selain Allah. Dia juga tidak bisa melindungi diri dari Allah bila murka-Nya menimpanya.

AL-QASHASH : 82-

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَن مَّنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
TERJEMAH :
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (ni’mat Allah)”.
TAFSIR :
Orang-orang yang sebelumnya berharap bisa seperti Qarun berkata dalam penuh keterkejutan, mengambil pelajaran dan ketakutan terhadap adzab yang telah menimpa Qarun akan menimpa mereka : Sesungguhnya Allah akan melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya atas siapa yang Dia kehendaki dari mereka. Kalau Allah tidak melimpahkan nikmat-Nya kepada kita sehingga Dia tidak menghukum kita, niscaya Dia sudah membenamkan kita sebagaimana yang Dia lakukan terhadap Qarun. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa orang-orang kafir itu tidak beruntung, tidak di dunia dan tidak pula di akhirat??

AL-QASHASH : 83-

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
TERJEMAH :
Negeri akhirat[1141] itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik)[1142] itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
[1141] Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan keni’matan di akhirat.
[1142] Maksudnya: syurga.
TAFSIR :
Kenikmatan hidup di akhirat Kami siapkan untuk orang-orang yang tidak ingin takabur di depan kebenaran di muka bumi dan tidak pula kerusakan padanya. Akibat yang terpuji yaitu surga bagi siapa yang menjaga dirinya dari adzab Allah dan melaksanakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan.

AL-QASHASH : 84-

مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِّنْهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
TERJEMAH :
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
TAFSIR :
Barangsiapa datang di Hari Kiamat membawa Tauhid yang murni kepada Allah dan amal-amal shalih sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah, maka dia mendapatkan pahala besar yang lebih baik dari itu. Kebiakan tersebut adalah surga dan kenikmatan yang langgeng. Sebaliknya, siapa yang datang dengan membawa amal-amal yang buruk, maka orang-orang yang berbuat keburukan tidak dibalas atas perbuatan mereka kecuali sesuai apa yang mereka lakukan.

AL-QASHASH : 85-

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُل رَّبِّي أَعْلَمُ مَن جَاء بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
TERJEMAH :
Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali[1143]. Katakanlah: “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.
[1143] Yang dimaksud dengan “tempat kembali” di sini ialah kota Mekah. Ini adalah suatu janji dari Tuhan bahwa Nabi Muhammad r akan kembali ke Mekah sebagai orang yang menang, dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijrah di waktu Nabi menaklukkan Mekah. Ini merupakan suatu mu’jizat bagi Nabi.
TAFSIR :
Sesungguhnya Allah yang menurunkan al-Qur’an kepadamu (wahai Rasul) dan mewajibkan atasmu untuk menyampaikannya dan berpegang teguh dengannya pasti akan mengembalikanmu ke tempat di mana kamu keluar darinya, yaitu Makkah. Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrikin itu : Rabbku lebih mengetahui siapa yang datang membawa petunjuk dan siapa yang melenceng jauh dari kebenaran.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari adh-Dhahhak berkata : Ketika Nabi صلی الله عليه وسلم keluar dari Makkah lalu beliau tiba di Juhfah, beliau rindu kepada Makkah, maka Allah menurunkan ayat 85 ini.

AL-QASHASH : 86-


وَمَا كُنتَ تَرْجُو أَن يُلْقَى إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَافِرِينَ
TERJEMAH :
Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur’an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu [1144], sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.
[1144] Maksudnya: “Al Qur’anulkarim itu diturunkan bukanlah karena Nabi Muhammad r mengharap agar diturunkan, melainkan karena rahmat daripada Allah.
TAFSIR :
Kamu (wahai Rasul) tidak berharap turunnya al-Qur’an kepadamu, akan tetapi Allah merahmatimu dengan menurunkannya kepadamu. Bersyukurlah kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya, jangan menjadi penolong bagi ahli syirik dan kesesatan.

AL-QASHASH : 87-

وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
TERJEMAH :
Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampai- kan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
TAFSIR :
Jangan sampai orang-orang musyrik itu memalingkanmu dari tugas menyampaikan ayat-ayat dan hujjah-hujjah Rabbmu setelah Dia menurunkannya kepadamu. Sampaikan risalah Rabbmu dan jangan termasuk ke dalam golongan orang-orang musyrikin sedikit pun.

AL-QASHASH : 88-

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
TERJEMAH :
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
TAFSIR :
Jangan menyembah sesembahan lain selain Allah, Karena tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah. Segala sesuatu akan binasa dan fana kecuali wajah-Nya. Dialah pemilik hukum, hanya kepada-Nya-lah kalian akan kembali setelah kematian kalian untuk menghadapi hisab dan menerima pembalasan. Ayat ini menetapkan sifat wajah bagi Allah yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger