Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR AT TAUBAH

Image result for tafsir muyassar



AT TAUBAH : 1

بَرَاءةٌ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدتُّم مِّنَ الْمُشْرِكِينَ
Terjemah :
(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
Tafsir :
Ini adalah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya. Juga pengumuman batalnya perjanjian yang dilakukan antara orang-orang muslim dengan orang-orang musyrik.

AT TAUBAH : 2

فَسِيحُواْ فِي الأَرْضِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَاعْلَمُواْ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللّهِ وَأَنَّ اللّهَ مُخْزِي الْكَافِرِينَ
Terjemah :
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir [627].
________________________________________
[627] Sebelum turunnya ayat ini ada perjanjian damai antara Nabi Muhammad r dengan orang-orang musyrikin. Di antara isi perjanjian itu adalah tidak ada peperangan antara Nabi Muhammad r dengan orang-orang musyrikin, dan bahwa kaum muslimin dibolehkan berhaji ke Makkah dan tawaf di Ka bah. Allah I membatalkan perjanjian itu dan mengizinkan kepada kaum muslimin memerangi kembali. Maka turunlah ayat ini dan kaum musyrikin diberikan kesempatan empat bulan lamanya di tanah Arab untuk memperkuat diri.
Tafsir :
Maka berjalanlah kalian (hai orang-orang musyrik) di muka bumi ini selama empat bulan, kalian boleh pergi kemana pun dengan tenang tanpa gangguan orang-orang mukmin. Dan ketahuilah, bahwa kalian tidak akan terbebas dari siksa. Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir dan mewariskan kepada mereka aib di dunia dan neraka di akhirat.
Ayat ini turun bagi mereka yang mengadakan perjanjian mutlak bukan mu”aqqat (temporer), atau bagi orang yang mengadakan perjanjian kurang dari empat bulan, lalu digenapkan menjadi empat bulan, atau bagi orang yang memiliki perjanjian lalu ia melanggarnya.

AT TAUBAH : 3

وَأَذَانٌ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الأَكْبَرِ أَنَّ اللّهَ بَرِيءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُواْ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللّهِ وَبَشِّرِ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Terjemah :
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar [628] bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
________________________________________
[628] Berbeda pendapat antara mufassirin (ahli tafsir) tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. Yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 hijrah.
Tafsir :
Pengumuman dari Allah dan Rasul-Nya, juga peringatan bagi manusia pada yaumun nahr (yaitu tanggal 10 Dzulhijjah atau pada hari Haji Akbar), bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Apabila kalian (hai orang-orang musyrik) kembali ke dalam kebenaran dan meninggalkan kemusyrikan kalian, itu lebih baik bagi kalian. Namun apabila kalian menolak untuk menerima kebenaran, dan menolak untuk masuk ke dalam agama Allah, maka ketahuilah bahwa kalian tidak akan selamat dari siksa Allah. Berilah peringatan olehmu (wahai Rasul) kepada para pembangkang Islam itu akan siksa Allah yang sangat pedih.

AT TAUBAH : 4

إِلاَّ الَّذِينَ عَاهَدتُّم مِّنَ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنقُصُوكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُواْ عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّواْ إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Terjemah :
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya [629]. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.
________________________________________
[629] Maksud yang diberi tangguh empat bulan itu ialah: mereka yang memungkiri janji mereka dengan Nabi Muhammad r. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya maka perjanjian itu diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam perjanjian itu. Sesudah berakhir masa itu, maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.
Tafsir :
Dikecualikan dari hukum itu, adalah orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian terbatas dalam satu waktu dengan kalian, dan mereka tidak mengkhianati isi perjanjian itu, juga tidak menolong musuh kalian, maka penuhilah isi perjanjian itu kepada mereka sampai habis waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertakwa yang melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya. Takutlah kalian berbuat syirik, khianat, dan berbuat maksiat yang lainnya.

AT TAUBAH : 5

فَإِذَا انسَلَخَ الأَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُواْ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُواْ لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَخَلُّواْ سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu [630], maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan [631]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
________________________________________
[630] Yang dimaksud dengan bulan Haram disini ialah: masa 4 bulan yang diberi tangguh kepada kamu musyrikin itu, yaitu mulai tanggal 10 Zulhijjah (hari turunnya ayat ini) sampai dengan 10 Rabiul akhir.
[631] Maksudnya: terjamin keamanan mereka.
Tafsir :
Dan apabila telah habis empat bulan tersebut, yaitu bulan dimana orang-orang musyrik merasa aman dari kalian, maka umumkanlah peperangan kepada setiap musuh Allah di mana pun mereka berada., kepunglah tempat persembunyian mereka, lalu bunuhlah mereka, intailah mereka di mana pun berada. Apabila mereka kembali dari kekufurannya lau masuk Islam, kemudian melaksanakan seluruh syariat Islam dengan mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat; maka biarkanlah mereka, karena mereka telah menjadi saudara kalian dalam Islam. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali, serta Maha Penyayang terhadap mereka.

AT TAUBAH : 6

وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْلَمُونَ
Terjemah :
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
Tafsir :
Apabila salah seorang musyrik yang dihalalkan darah dan hartanya itu datang meminta perlindunganmu (wahai Rasul), penuhilah permintaannya supaya ia dapat mendengarkan al-Qur an yang mulia dan terbuka hidayah padanya. Kemudian kembalikan dia ke tempat di mana ia datang dengan aman, agar tegak hujjah atasnya. Demikian itu disebabkan orang-orang kafir adalah kaum yang tidak mengetahui akan hakikat Islam. Dan semoga dengan hal itu mereka mimilih Islam jika ketidaktahuan mereka akan Islam telah hilang.

AT TAUBAH : 7

كَيْفَ يَكُونُ لِلْمُشْرِكِينَ عَهْدٌ عِندَ اللّهِ وَعِندَ رَسُولِهِ إِلاَّ الَّذِينَ عَاهَدتُّمْ عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَمَا اسْتَقَامُواْ لَكُمْ فَاسْتَقِيمُواْ لَهُمْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Terjemah :
Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam [632]? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
________________________________________
[632] Yang dimaksud dengan “dekat Masjidilharam” ialah: Al-Hudaibiyah, suatu tempat yang terletak dekat Makkah di jalan ke Madinah. Pada tempat itu Nabi Muhammad r mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan kaum musyrikin dalam masa 10 tahun.
Tafsir :
Tidak ada perjanjian antara orang-orang musyrik dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali perjanjian yang kalian lakukan di Masjidil Haram, yaitu perjanjian damai Hudaibiyah. Maka selama mereka menepati perjanjian itu, tepati pulalah oleh kalian perjanjian itu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertakwa yang menepati janji mereka.

AT TAUBAH : 8

كَيْفَ وَإِن يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لاَ يَرْقُبُواْ فِيكُمْ إِلاًّ وَلاَ ذِمَّةً يُرْضُونَكُم بِأَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبَى قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ
Terjemah :
Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).
Tafsir :
Sesungguhnya perilaku orang-orang musyrik itu adalah mereka akan menjaga perjanjian selama kemenangan tidak berpihak kepada mereka. Akan tetapi, apabila mereka sudah merasa kuat menghadapi orang-orang mukmin, mereka tidak akan mengindahkan hubungan baik (hubungan kekerabatan) dengan kalian, tidak pula dengan perjanjian kalian. Janganlah kalian tertipu dengan sikap mereka yang baik ketika mereka takut pada kalian. Mereka berbicara baik kepada kalian dengan lidahnya agar kalian merasa senang, sedangkan hati mereka menolaknya. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang ingkar terhadap Islam dan suka melanggar perjanjian.

AT TAUBAH : 9

اشْتَرَوْاْ بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَنًا قَلِيلاً فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Terjemah :
Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
Tafsir :
Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan kesenangan dunia yang tidak berarti. Kemudian mereka berpaling dari kebenaran dan mencegah orang-orang yang menyenangi Islam untuk masuk kedalamnya. Amat buruklah apa yang mereka perbuat dan amat jahat apa yang mereka kerjakan.

AT TAUBAH : 10

لاَ يَرْقُبُونَ فِي مُؤْمِنٍ إِلاًّ وَلاَ ذِمَّةً وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُعْتَدُونَ
Terjemah :
Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Tafsir :
Sesungguhnya orang-orang musyrik itu membenci keimanan dan orang mukmin. Mereka tidak akan berbuat adil terhadap orang-orang mukmin juga terhadap perjanjian yang telah mereka buat. Keadaan mereka itu dipenuhi permusuhan dan kezhaliman.

AT TAUBAH : 11

فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Terjemah :
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Tafsir :
Apabila mereka melepaskan diri dari menyembah selain Allah, dan mengucapkan kalimat tauhid, kemudian mereka menjalankan syariat Islam, di antaranya mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara kalian dalam Islam (seagama). Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengambil pelajaran dari hal itu.

AT TAUBAH : 12

وَإِن نَّكَثُواْ أَيْمَانَهُم مِّن بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُواْ فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُواْ أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لاَ أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنتَهُونَ
Terjemah :
Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Tafsir :
Apabila orang-orang musyrik melanggar janji yang telah mereka buat bersama kalian dan mendiskreditkan agama Islam, perangilah mereka karena mereka adalah para pemimpin kesesatan. Tidak ada perjanjian dan tidak ada perlindungan bagi mereka, sampai mereka meninggalkan kekufuran mereka dan berhenti memusuhi Islam.

AT TAUBAH : 13

أَلاَ تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَّكَثُواْ أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّواْ بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُم بَدَؤُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَوْهُ إِن كُنتُم مُّؤُمِنِينَ
Terjemah :
Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
Tafsir :
Janganlah kalian ragu-ragu memerangi kaum yang mengingkari perjanjian mereka, merekalah yang telah mengusir Rasulullah صلی الله عليه وسلم dari Makkah, mereka pulalah yang memulai menyakiti kalian pertama kali. Apabila kalian takut kepada mereka atau takut berhadapan dengan mereka di medan perang? Sesungguhnya Allah-lah yang berhak kalian takuti jika kalian benar-benar beriman.

AT TAUBAH : 14,15

قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ
وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللّهُ عَلَى مَن يَشَاء وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. dan menghilangkan panas hati orang-orang muKmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Wahai sekalian umat mukmin, perangilah musuh-musuh Allah, karena Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung akan menyiksa mereka melalui perantaraan tangan-tangan kalian, dan menghinakan mereka dengan kekalahan dan kebinasaan, dan Allah akan menolong kalian atas mereka hingga tegaklah Kalimatullah. Maka hati kalian yang merasa sedih dan bingung karena tipu daya orang-orang musyrik itu menjadi tenang dengan kekalahan mereka.
Dan hilanglah kesusahan dari hati orang-orang mukmin. Apabila orang-orang durhaka itu ingin bertaubat, sesungguhnya Allah akan menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui kejujuran taubat mereka dan Maha Bijaksana dalam pengaturan maupun penciptaan-Nya, serta dalam meletakkan syariat bagi hamba-hamba-Nya.
Asbabun Nuzul :
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Qatadah berkata : Dikatakan kepada kami bahwa ia turun pada Bani Khuza ah ketika mereka membunuh Bani Bakar di Makkah.
Dia meriwayatkan dari Ikrimah berkata : Ayat ini turun pada Bani Khuza ah. Dia meriwayatkan dari As-Suddi berkata : Mereka adalah orang-orang Khuza ah sekutu Nabi صلی الله عليه وسلم, dada mereka lega dari Bani Bakar (yang memusuhi mereka).

AT TAUBAH : 16

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُواْ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُواْ مِن دُونِ اللّهِ وَلاَ رَسُولِهِ وَلاَ الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Terjemah :
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir :
Merupakan Sunnatullah (ketentuan Allah) diturunkannya bala (cobaan dan ujian). Maka janganlah kalian (wahai orang-orang mukmin) mengira bahwa Allah akan meninggalkan kalian tanpa memberi ujian; agar Allah mengetahui siapa di antara kalian yang ikhlas dalam berjihad dan tidak meminta perlindungan selain kepada Allah, Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin. Dan Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan akan membalasnya.

AT TAUBAH : 17

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُواْ مَسَاجِدَ الله شَاهِدِينَ عَلَى أَنفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
Terjemah :
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
Tafsir :
Bukanlah perilaku orang-orang musyrik untuk memakmurkan Baitullah, sedangkan mereka mengumumkan kekufuran mereka dan menjadikan sekutu bagi Allah. Amal mereka akan dihapus semuanya pada Hari Kiamat, tempat kembali mereka adalah neraka dan mereka akan kekal di dalamnya.

AT TAUBAH : 18

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Terjemah :
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Tafsir :
Yang memelihara dan memakmurkan Baitullah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, yang tetap mendirikan shalat dan menunaikan zakat, serta tidak takut celaan siapa pun dalam mengibadahi Allah. Merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk kepada kebenaran.

AT TAUBAH : 19

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللّهِ لاَ يَسْتَوُونَ عِندَ اللّهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Terjemah :
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim [633]
________________________________________
[633] Ayat ini diturunkan untuk membantah anggapan bahwa memberi minum para haji dan mengurus masjidil Haram lebih utama dari beriman kepada Allah serta berhijrah di jalan Allah.
Tafsir :
Apakah kalian (hai kaum) menyamakan apa yang kalian lakukan dengan memberi minum orang-orang yang berhaji dan mengurus Masjidil Haram, seperti keimanan orang yang percaya kepada Allah dan Hari Akhir, dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah? Keadaan orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang kafir tidaklah sama disisi Allah, karena Allah tidak akan menerima amal seseorang tanpa keimanan. Dan Allah tidak akan memberi taufik terhadap perbuatan baik orang-orang yang mendzalimi diri sendiri dengan kekufuran.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari jalan Ali bin Thalhah dari Ibnu Abbas berkata : Abbas berkata pada saat dia tertawan dalam perang Badar : Jika kalian mendahuluiku dalam Islam, hijrah dan jihad maka kami akan memakmurkan masjidil Haram, memberi minum orang haji dan membebaskan tawanan. Maka Allah menurunkan ayat 19 ini.
Muslim, Ibnu Hibban dan Abu Dawud meriwayatkan dari an-Nu”man bin Basyir berkata : Aku sedang berada di mimbar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersama beberapa orang shahabat, salah seorang dari mereka berkata : Aku tidak akan melakukan sesuatu setelah aku masuk Islam kecuali memberi minum orang yang sedang berhaji. Ada yang berkata : Tidak, aku akan memakmurkan Masjidil Haram saja. Ada yang berkata : Justru jihad di jalan Allah jauh lebih baik dari apa yang kalian katakana. Umar menghardik mereka, dia berkata : Jangan mengangkat suara kalian di mimbar Rasulullah صلی الله عليه وسلم. Hal itu terjadi pada hari Jum”at, ketika aku shalat Jumat maka aku masuk menghadap Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk menanyakan apa yang mereka perselisihkan. Maka Allah menurunkan ayat 19 ini.
Al-Firyabi meriwayatkan dari Ibnu Sirin berkata : Ali bin Abi Thalib datang ke Mekkah, dia berkata kepada Abbas : Paman, mengapa kamu tidak berhijrah, mengapa kamu tidak menyusul Rasulullah صلی الله عليه وسلم? Dia menjawab : Aku akan memakmurkan Masjidil Haram dan melayani Baitullah. Maka Allah menurunkan ayat 19 ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi berkata : Thalhah bin Syaibah, Abbas dan Ali bin Abu Thalib saling berbangga, Thalhah berkata : Aku penjaga Ka”bah, kuncinya ada ditanganku. Abbas berkata : Aku pemberi minum jamaah haji dan pengurusnya. Ali berkata : Aku telah shalat ke kiblat sebelum siapa pun dan aku adalah pelaku jihad. Maka Alah menurunkan ayat 19 ini.

AT TAUBAH : 20

الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Terjemah :
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Tafsir :
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan meninggalkan negeri orang-orang kafir menuju negeri Islam (berhijrah), dan berjihad dengan harta dan diri mereka untuk menegakkan Kalimatullah, merekalah orang yang paling tinggi derajatnya disisi Allah. Merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan dengan keridhaan Allah.

AT TAUBAH : 21

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ
Terjemah :
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal,
Tafsir :
Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin yang berhijrah akan mendapatkan kegembiraan dari Rabbnya, yaitu dengan diberi rahmat-Nya yang luas dan keridhaan-Nya yang tidak ada murka setelah itu. Tempat kembali mereka adalah surga dan mereka kekal didalamnya, serta mendapatkan kenikmatan yang abadi.

AT TAUBAH : 22

خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Terjemah :
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Tafsir :
Mereka kekal didalam surga itu selamanya, itulah balasan atas ketaatan dan amal shalih yang mereka kerjakan semasa hidup di dunia. Sesungguhnya Allah mempunyai pahala yang besar bagi orang yang beriman dan beramal shalih dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

AT TAUBAH : 23

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ آبَاءكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاء إَنِ اسْتَحَبُّواْ الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Terjemah :
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Tafsir :
Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, dan menjalankan syariat-Nya, janganlah kalian menjadikan kerabat (ayah, saudara-saudara kalian, atau lainnya) sebagai wali-wali kalian, yang mana kalian menceritakan rahasia-rahasia kaum muslimin dan meminta pendapat dalam urusan kalian, selama mereka masih berada dalam kekufuran dan memusuhi Islam. Barangsiapa yang menjadikan mereka wali dan memberikan kasih saying kepada mereka, sesungguhnya ia telah durhaka kepada Allah dan telah menzhalimi diri sendiri dengan kezhaliman yang besar.

AT TAUBAH : 24

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Terjemah :
Katakanlah: “jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Tafsir :
Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang mukmin : Jika kalian lebih mencintai bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang telah kalian kumpulkan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, rumah-rumah yang telah kalian bangun. Jika kalian lebih mencintai semua itu daripada Allah dan Rasul-Nya, serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah peringatan dan hukuman Allah atas kalian. Dan Allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang yang tidak mau menaati-Nya.
Asbabun Nuzul :
Dia berkata kepada beberapa orang yang dia sebut nama-nama mereka : Mengapa kalian tidak mau berhijrah, mengapa kalian tidak menyusul Rasulullah صلی الله عليه وسلم? Mereka menjawab : Kami tinggal bersama saudara-saudara kami, keluarga kami dan tempat tinggal kami. Maka Allah menurunkan ayat 24 ini. Hadits senada diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari asy-Sya”bi.

AT TAUBAH : 25

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ
Terjemah :
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
Tafsir :
Sesungguhnya Allah telah menurunkan pertolongan kepada kalian pada banyak peperangan, yaitu ketika kalian melakukan usaha dan bertawakal kepada Allah. Dan pada hari Perang Hunain, kalian berkata : Kami tidak akan kalah pada peperangan ini karena jumlah mereka hanya sedikit. Akan tetapi, banyaknya jumlah kalian tidak bermanfaat dan kalian tertipu dengan itu. Terlihat musuh itu oleh kalian dan kalian tidak menemukan tempat berlindung di bumi yang luas ini, kemudian kalian pun akhirnya melarikan diri dengan tercerai-berai.
Asbabun Nuzul :
Al-Baihaqi dalam ad-Dalail meriwayatkan dari ar-Rabi” bin Anas bahwa seorang laki-laki berkata pada hari perang Hunain : Kita tidak akan dikalahkan oleh tentara kafir yang jumlahnya sedikit. Jumlah pasukan Islam waktu itu adalah dua belas ribu, hal ini memberatkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم . Maka Allah menurunkan ayat 25 ini.

AT TAUBAH : 26

ثُمَّ أَنَزلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَذَلِكَ جَزَاء الْكَافِرِينَ
Terjemah :
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
Tafsir :
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin sehingga tegar hati mereka. Dan Allah menurunkan bala bantuan tentara malaikat yang tidak terlihat oleh mereka. Allah menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Itulah siksaan dari Allah bagi kaum yang menentang agama-Nya dan mendustakan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 27

ثُمَّ يَتُوبُ اللّهُ مِن بَعْدِ ذَلِكَ عَلَى مَن يَشَاء وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir :
Orang yang kembali dari kekufurannya setelah itu dan masuk ke dalam Islam, sesungguhnya Allah menerima taubat orang-orang yang dikehendaki-Nya di antara mereka. Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

AT TAUBAH : 28

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلاَ يَقْرَبُواْ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَـذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاء إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis [634], maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam [635] sesudah tahun ini [636]. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin [637], maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
________________________________________
[634] Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635] Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. Menurut pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636] Maksudnya setelah tahun 9 hijrah.
[637] Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang muslim boleh jadi berkurang.
Tafsir :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis dan kotor, janganlah kalian membiarkan mereka tinggal di sekitar Masjidil Haram setelah tahun ini, yaitu tahun sembilah Hijrah. Jika kamu takut miskin karena hubungan perdagangan kamu terputus dengan mereka, sesungguhnya Allah akan menggantinya dan Allah akan mencukupkan kalian dengan karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan kalian dan Maha Bijaksana dalam mengurus keadaan kalian.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Orang-orang musyrik dari belahan bumi Arab datang ke Makkah, mereka datang dengan membawa bahan makanan dan mereka berdagang dengannya, ketika mereka dilarang untuk mendatangi Baitul Haram maka kaum muslimin berkata : Lalu dari mana kita akan dapat makanan? Maka Allah menurunkan ayat 28 ini.
Ibnu Jarir dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari Said bin Jubair berkata : Ketika turun ayat 28. Hal ini terasa berat bagi kaum muslimin, mereka berkata : Siapa yang akan membawa bahan makanan dan barang-barang kepada kami? Maka Allah menurunkan ayat 28 ini.
Dia juga meriwayatkan riwayat senada dari Ikrimah, Athiyah al-Aufi, adh-Dhahhak, Qatadah dan lain-lain.

AT TAUBAH : 29

قَاتِلُواْ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُواْ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Terjemah :
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah [638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
________________________________________
[638] Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka
Tafsir :
Hai umat muslim, perangilah orang-orang kafir dari Yahudi dan Nasrani yang tidak mau beriman kepada Allah, Hari Kebangkitan, dan pembalasan, dan tidak mau meninggalkan apa yang telah Allah dan Rasul-Nya larang dan tidak mau menjalankan hukum syariat Islam, sehingga mereka membayar jizyah (pajak yang dikenakan kepada orang kafir) yang diwajibkan kepada mereka sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan.

AT TAUBAH : 30

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللّهِ وَقَالَتْ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Terjemah :
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
Tafsir :
Orang Yahudi telah menyekutukan Allah dengan menyangka bahwa Uzair putra Allah, dan begitu pula orang Nasrani dengan menyatakan bahwa al-Masih adalah putra Allah. Ini adalah pernyataan yang dibuat-buat oleh mereka sendiri, mereka malah meniru perkataan orang-orang musyrik terdahulu. Allah akan memerangi seluruh orang yang menyekutukan-Nya dan melaknat mereka. Bagaimana bisa mereka berpaling dari yang hak kepada yang batil?
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم didatangi oleh Salam bin Misykam, Nu”man bin Aufa, Muhammad bin Dihyah, Syammas bin Qais, Malik bin ash-Shaif, mereka berkata : Bagaimana kami mau mengikutimu sementara kamu telah meninggalkan kiblat kami, dan kamu tidak mau mengatakan Uzair anak Allah? Maka Allah menurunkan ayat 30 tentang hal ini.

AT TAUBAH : 31

اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Terjemah :
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
________________________________________
[639] Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
Tafsir :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu menjadikan ulama-ulama dan para ahli ibadah mereka sebagai tandingan selain Allah, yang memberikan hukum yang mereka laksanakan, sedangkan mereka meninggalkan syariat Allah. Mereka juga menjadikan al-Masih putra Maryam sebagai ilah yang mereka sembah. Padahal Allah telah memerintahkan mereka untuk mengesakan-Nya, menyembah ilah yang Maha Esa, tidak ada Ilah Yang Haq selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang dibuat-buat oleh orang-orang musyrik dan orang-orang yang sesat itu.

AT TAUBAH : 32

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Terjemah :
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
Tafsir :
Orang-orang kafir dengan pengingkarannya itu hendak menghancurkan agama Islam dan mendustakan bukti-bukti dan dalil-dalil keesaaan Allah yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad صلی الله عليه وسلم. Dan Allah tidak menghendaki, kecuali menyempurnakan agama-Nya dan menegakkannya, dan meninggikan kalimat-Nya, meskipun orang-orang kair itu tidak menyukainya.

AT TAUBAH : 33

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Terjemah :
Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.
Tafsir :
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya, Muhammad صلی الله عليه وسلم dengan membawa al-Qur”an dan agama Islam, agar ditampakkannya atas seluruh agama yang ada, dimenangkannya atas mereka, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai agama yang hak (Islam).

AT TAUBAH : 34

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
Tafsir :
Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, dan mengikuti syariat-Nya. Sesungguhnya banyak dari orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani mengambil harta orang-orang dengan jalan yang batil, seperti menerima suap dan sebagainya, juga melarang mereka untuk masuk ke dalam agama Islam dan menghalang-halangi mereka dari jalan Allah. Dan orang-orang yang memiliki harta, tetapi mereka enggan menunaikan zakat dan tidak mengeluarkan dari harta itu hak-hak dan kewajibannya. Maka berilah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang sangat pedih.

AT TAUBAH : 35

يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَـذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنفُسِكُمْ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
Terjemah :
pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”
Tafsir :
Pada Hari Kiamat itu, potongan-potongan emas dan perak diletakkan di dalam neraka, dan ketika sudah sangat panas maka dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung pemiliknya. Lalu dikatakan kepada mereka (sebagai celaan) : Ini adalah harta yang kalian simpan untuk diri sendiri, dan kalian tidak mau mengeluarkan hak-haknya (yang Allah tetapkan didalamnya). Maka rasakanlah siksa yang sangat pedih, atas perbuatan kalian sendiri menyimpan dan menimbun harta.

AT TAUBAH : 36

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Terjemah :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram [640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri [641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
________________________________________
[640] lihat not [119]
[641] Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
Tafsir :
Sesungguhnya bilangan bulan menurut hukum Allah dan yang telah ditetapkan di Lauhul Mahfudz ada dua belas bulan. Yaitu ketika Allah menciptakan langit dan bumi; dan di antara bulan-bulan tersebut ada empat bulan yang diharamkan (diharamkan berperang di dalamnya), yaitu bulan Dzulqa dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Dan itulah agama yang lurus. Maka janganlah kalian menzhalimi diri sendiri pada bulan-bulan itu, karena sangat diharamkannya itu, dan perbuatan zhalim di bulan-bulan itu lebih berat dari bulan-bulan selainnya. Tapi bukan berarti perbuatan zhalim pada selain bulan itu dibolehkan. Dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa menjadi pelindung dan penolong mereka.

AT TAUBAH : 37

إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُحِلِّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِّيُوَاطِؤُواْ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّهُ فَيُحِلُّواْ مَا حَرَّمَ اللّهُ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Terjemah :
Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu [642] adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur- undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
________________________________________
[642] Muharram, Rajab, Zulqaedah dan Zulhijjah adalah bulan-bulan yang dihormati dan dalam bulan-bulan tersebut tidak boleh diadakan peperangan. Tetapi peraturan ini dilanggar oleh mereka dengan mengadakan peperangan di bulan Muharram, dan menjadikan bulan Safar sebagai bulan yang dihormati untuk pengganti bulan Muharram itu. Sekalipun bulangan bulan-bulan yang disucikan yaitu, empat bulan juga. Tetapi dengan perbuatan itu, tata tertib di Jazirah Arab menjadi kacau dan lalu lintas perdagangan terganggu.
Tafsir :
Yang dilakukan oleh bangsa Arab pada masa jahiliyah adalah mengharamkan empat bulan dalam setahun untuk berperang, akan tetapi mereka tidak membatasi dan menentukan bulan-bulan apa saja yang telah Allah haramkan itu. Maka terkadang mereka memundur-mundurkan bulan tersebut ataupun mendahulukannya dan menjadikan bulan-bulan yang dibolehkan perang sebagai pengganti bulan-bulan yang diharamkan itu, mereka melakukannya sesuai kebutuhan dan keinginan mereka untuk melakukan peperangan. Semuanya itu hanyalah menambah kekufuran mereka, setan menyesatkan mereka dengan itu semua. Mereka menghalalkan peperangan pada bulan-bulan yang diharamkan itu setahun penuh dan mengharamkannya setahun penuh. Itu semua mereka lakukan untuk menggenapkan jumlah bulan yang diharamkan, yaitu selama empat bulan. Mereka menghalalkan apa yang telah Allah haramkan (bulan-bulan itu) dan setan menjadikan mereka menganggap baik perbuatan buruk mereka itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk akan pahala dan kebenaran kepada orang-orang kafir.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Malik berkata : Mereka menjadikan satu tahun terdiri dari tiga belas bulan, mereka menjadikan Muharram itu Safar, mereka menghalalkan perkara-perkara haram didalamnya, maka Allah menurunkan ayat 37 ini.

AT TAUBAH : 38

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انفِرُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الأَرْضِ أَرَضِيتُم بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ قَلِيلٌ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
Tafsir :
Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan menjalankan syariat-Nya, bagaimana kalian jika dikatakan kepada kalian : Keluarlah kalian untuk berjihad di jalan Allah memerangi musuh-musuh kalian, kalian merasa malas dan ingin tinggal di rumah kalian? Apakah kalian sudah merasa puas dengan kenikmatan dunia, daripada kenikmatan yang akan kalian dapatkan di akhirat?Yang kalian nikmati di dunia hanyalah kesenangan yang sedikit dan fana, sedangkan kenikmatan akhirat yang telah Allah persiapkan bagi orang-orang mukmin yang berjihad di jalan-Nya sangatlah banyak dan abadi.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid tentang ayat ini, ia berkata : Ayat ini ketika mereka diperintahkan berangkat dalam perang Tabuk setelah Fathu Makkah, mereka diperintahkan untuk berangkat pada musim panas pada saat pohon kurma memasuki masa petik dan buah-buahan sedang masak. Mereka jauh lebih suka berteduh di rumah-rumah mereka dan sangat berat bagi mereka untuk keluar, maka Allah menurunkan ayat 38 ini.

AT TAUBAH : 39

إِلاَّ تَنفِرُواْ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلاَ تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Terjemah :
Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tafsir :
Jika kalian (hai orang-orang mukmin) tetap tidak mau berangkat untuk berperang melawan musuh-musuh Allah, niscaya Allah akan menurunkan siksa-Nya kepada kalian. Kemudian Allah akan mendatangkan kaum yang lain yang bersedia berjihad apabila diminta, dan mereka menaati Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak akan merasa rugi sedikit pun karena berpalingnya kalian dari perintah berjihad (tidak mau pergi berjihad). Allah Mahakaya atas kalian sedangkan kalian miskin dan sangat butuh pada-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu, yaitu menolong agama dan Nabi-Nya, meskipun tanpa bantuan kalian.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Najdah bin Nufai berkata : Aku bertanya kepada Ibnu Abbas tentang ayat ini, dia berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم mmerintahkan agar sebuah kabilah Arab untuk berangkat berperang namun mereka merasa sangat berat, maka Allah menurunkan ayat 39 ini. Maka Allah menahan hujan dari mereka, itulah adzab mereka.

AT TAUBAH : 40

إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quraan menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [643]
________________________________________
[643] Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi r, maka Allah Imemberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi r. Karena itu maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur.
Tafsir :
Hai para sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم, jika kalian tidak mau berangkat berjihad bersama Rasul ketika diminta, dan kalian tidak mau menolongnya, sesungguhnya Allah telah membantu dan menolongnya tatkala orang-orang kafir Quraisy mengusirnya dari negerinya (Makkah). Ketika itu dia berdua (Rasul bersama Abu Bakar ash-Shiddiq) terpaksa berlindung dari kejaran orang-orang kafir di dalam gua di gunung Tsur. Keduanya bersembunyi didalamnya selama tiga malam. Rasul berkata kepada Abu Bakar ketika terlihat rasa takut dari raut mukanya : Janganlah takut!! Sesungguhnya Allah beserta kita dan akan memberikan pertolongan dan bantuan kepada kita. Maka Allah memberikan rasa tenang pada hati Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian membantunya dengan menurunkan tentara yang tidak terlihat oleh manusia, yaitu para malaikat. Dan Alah memenangkannya atas musuh-musuhnya dan menghinakan mereka. Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Semua itu untuk menegakkan dan meninggikan Islam. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas kerajaan-Nya dan Maha Bijaksana dalam mengatur hamba-hamba-Nya. Ayat ini menyatakan pujian yang sangat agung kepada Abu Bakar ash-Shiddiq.

AT TAUBAH : 41

انْفِرُواْ خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Terjemah :
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Tafsir :
Hai orang-orang yang beriman, berangkatlah kalian semua untuk berjihad di jalan Allah, baik kalian yang muda maupun yang tua, baik merasa ringan maupun berat, dan bagaimanapun keadaan kalian. Nafkahkanlah harta kalian di jalan Allah, dan berperanglah dengan diri kalian untuk menegakkan kalimat Allah. Semua itu (keluar untuk berjihad dan menafkahkan harta) lebih baik bagi dunia dan akhirat kalian, daripada kemalasan kalian penahanan harta, dan berpaling dari berjihad, jika kalian mengetahui keutamaan berjihad dan pahala yang akan Allah berikan. Kerjakanlah apa yang diperintahkan pada kalian dan jawablah seruan Allah dan Rasul-Nya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hadhrami bahwa telah disebutkan kepadanya bahwa adad beberapa orang yang berharap sakit atau lanjut usia agar tidak terkena kewajiban jihad, maka dia berkata : Aku berdosa. Maka Allah menurunkan ayat 41 ini.

AT TAUBAH : 42

لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لاَّتَّبَعُوكَ وَلَـكِن بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنفُسَهُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Terjemah :
Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: “Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri [644] dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
________________________________________
[644] Maksudnya mereka akan binasa disebabkan sumpah mereka yang palsu.
Tafsir :
Allah mencela sejumlah orang-orang munafik yang meminta izin kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk tidak ikut berperang pada perang Tabuk. Akan tetapi, jika diberitakan bahwa mereka akan pergi untuk memperoleh ghanimah (rampasan perang) di tempat yang dekat dan mudah didapatkan, niscaya mereka akan mengikutimu. Akan tetapi, ketika mereka diajak untuk berperang melawan pasukan Romawi di perbatasan negeri Syam pada waktu musim panas, mereka berpaling dan merasa lemah. Mereka mencari-cari alasan atas berpalingnya mereka dari peperangan itu dengan bersumpah bahwa mereka benar-benar tidak bisa berangkat. Mereka menghancurkan diri mereka sendiri dengan kebohongan dan kemunafikan. Dan Allah mengetahui bahwa mereka berbohong kepadamu dengan alasan yang mereka buat-buat itu.

AT TAUBAH : 43

عَفَا اللّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُواْ وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ
Terjemah :
Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
Tafsir :
Semoga Allah memaafkanmu (wahai Rasul), atas keputusanmu meninggalkan yang lebih utama dan lebih sempurna, yaitu tindakanmu mengizinkan orang-orang munafik itu untuk tidak pergi berjihad. Mengapa engkau mengizinkan mereka berpaling dari peperangan, sehingga jelas siapa yang jujur dan berbohong dengan udzur mereka?
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Amru bin Maemun al-Azdi berkata : Dua perkara telah dilakukan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم padahal beliau tidak diperintahkan melakukan keduanya. Izin beliau kepada orang-orang munafik dan tebusan yang beliau ambil dari tawanan perang Badar, maka Allah menurunkan ayat 43 ini.

AT TAUBAH : 44

لاَ يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَن يُجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ
Terjemah :
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
Tafsir :
Bukanlah termasuk sikap orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan Hari Akhir, meminta izin kepadamu (wahai Rasul) untuk tidak ikut berjihad di jalan Allah dengan diri dan harta mereka. Ini merupakan sikap orang-orang munafik. Dan Allah Maha Mengetahui siapa yang takut kepada-Nya kemudian bertakwa dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

AT TAUBAH : 45

إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ
Terjemah :
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.
Tafsir :
Orang-orang yang meminta izin untuk tidak ikut berjihad hanyalah mereka yang tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir, mereka yang tidak berbuat kebajikan, dan mereka yang hatinya ragu akan kebenaran yang engkau (wahai Nabi) sampaikan, yaitu Islam dan syariat-syariatnya. Dan mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.

AT TAUBAH : 46

وَلَوْ أَرَادُواْ الْخُرُوجَ لأَعَدُّواْ لَهُ عُدَّةً وَلَـكِن كَرِهَ اللّهُ انبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُواْ مَعَ الْقَاعِدِينَ
Terjemah :
Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.”
Tafsir :
Jika orang-orang munafik itu mau pergi berjihad bersamamu (wahai Nabi), niscaya mereka akan mempersiapkan bekal dan kendaraan mereka, akan tetapi Allah membenci keberangkatan mereka, maka mereka merasa berat dan hilang keinginan mereka untuk berangkat meskipun mereka mampu. Itu terjadi dengan qadha dan takdir Allah meski secara syar”i Allah perintahkan kepada mereka dengannya. Lalu, dikatakan kepada mereka : Tinggallah kalian disini bersama orang-orang yang tidak ikut berjihad, yaitu bersama orang-orang sakit, orang yang lemah, para wanita dan anak-anak.

AT TAUBAH : 47

لَوْ خَرَجُواْ فِيكُم مَّا زَادُوكُمْ إِلاَّ خَبَالاً ولأَوْضَعُواْ خِلاَلَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
Terjemah :
Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.
Tafsir :
Jika orang-orang munafik itu berangkat bersama kalian (wahai orang-orang yang beriman) untuk berjihad, mereka hanya akan menyebarkan kekacauan dalam barisan kalian, serta menebar kejahatan dan kerusakan. Mereka akan bergerak diantara kalian mengadu domba dan menebar kebencian. Mereka ingin menebar fitnah dengan mendatangi dan melemahkan kalian untuk berjihad di jalan Allah. Dan diantara kalian (wahai orang-orang mukmin) ada yang menjadi mata-mata mereka, mereka mendengarkan perkataan kalian, dan mereka memindahkan perkataan di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang munafik dan orang-orang yang zhalim dan akan membalasnya atas perbuatan mereka itu.

AT TAUBAH : 48

لَقَدِ ابْتَغَوُاْ الْفِتْنَةَ مِن قَبْلُ وَقَلَّبُواْ لَكَ الأُمُورَ حَتَّى جَاء الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ
Terjemah :
Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.
Tafsir :
Dari sebelum Perang Tabuk, orang-orang munafik itu selalu menginginkan kekacauan terhadap agama orang-orang mukmin dan bersaha menghalang-halangi mereka dari jalan Allah, serta membuka urusan mereka. Orang-orang munafik itu mengatur berbagai tipu daya untuk membatalkan apa yang engkau (wahai Nabi) bawa. Sebagaimana yang mereka lakukan pada waktu Perang Uhud dan Khandaq, mereka juga mengatur tipu daya untuk mencelakaimu sehingga datanglah pertolongan Allah, dikuatkan tentara-Nya, dan menanglah agama-Nya, sementara orang-orang munafik itu membencinya.

AT TAUBAH : 49

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ ائْذَن لِّي وَلاَ تَفْتِنِّي أَلاَ فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُواْ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
Terjemah :
Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah [645]. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
________________________________________
[645] Ada beberapa orang munafik yang tidak mau pergi berperang ke Tabuk (daerah kekuasaan Rumawi) dengan berdalih khawatir akan tergoda oleh wanita-wanita Romawi, berhubung dengan itu turunlah ayat ini untuk membukakan rahasia mereka dan menjelaskan bahwa keengganan mereka pergi berperang itu adalah karena kelemahan iman mereka dan itu adalah suatu fitnah.
Tafsir :
Di antara orang-orang munafik itu ada yang meminta izin untuk tidak ikut berjihad dan berkata : Janganlah engkau timpakan ujian kepadaku dengan apa yang akan aku hadapi ketika keluar (berjihad), yaitu terjerumus kedalam fitnah perempuan. Sesungguhnya mereka telah terjerumus ke dalam fitnah yang sangat besar, yaitu kemunafikan. Sesungguhnya Neraka Jahanamlah yang akan meliputi orang-orang yang kufur terhadap Allah dan Hari Akhir dan tidak ada seorang pun dari mereka yang akan terbebas darinya.
Asbabun Nuzul :
Ath-Thabrani, Abu Nuaim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Ketika Nabi صلی الله عليه وسلم hendak berangkat ke Tabuk, beliau berkata kepada Jad bin Qais : Wahai Jad bin Qais, apa pendapatmu memerangi orang-orang kulit kuning (Romawi)? Dia menjawab : Ya Rasulullah, aku adalah laki-laki yang sangat mudah tertarik kepada wanita, jika aku melihat wanita orang-orang kulit kuning aku takut terfitnah, izinkanlah aku dan jangan jerumuskan aku ke dalam fitnah. Maka Allah menurunkan ayat 49 ini.

AT TAUBAH : 50

إِن تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُواْ قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِن قَبْلُ وَيَتَوَلَّواْ وَّهُمْ فَرِحُونَ
Terjemah :
Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)” dan mereka berpaling dengan rasa gembira.
Tafsir :
Apabila engkau (wahai Nabi) mendapatkan kegembiraan dan ghanimah, orang-orang munafik itu merasa sedih. Dan jika engkau mendapatkan kesusahan dengan kekalahan atau terdesak, mereka berkata : Kami adalah orang-orang yang berpikir, kami telah berhati-hati dalam urusan kami dengan tidak mengikuti Muhammad. Kemudian mereka berpaling dengan gembira atas perbuatan mereka dan atas kesusahan yang engkau terima.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah berkata : Orang-orang munafik yang tetap tinggal di Madinah mulai memberitakan dari Nabi صلی الله عليه وسلم berita-berita buruk, mereka berkata : Muhammad dan kawan-kawannya mengalami kelaparan dalam perjalanan mereka dan mereka semua telah binasa. Tetapi kebohongan ucapan mereka sampai kepada sahabat-sahabat beliau, hal ini membuat mereka malu sendiri. Maka Allah menurunkan ayat 50 ini.

AT TAUBAH : 51

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلاَّ مَا كَتَبَ اللّهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Terjemah :
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
Tafsir :
Katakanlah olehmu (wahai Nabi) kepada orang-orang yang berpaling itu sebagai bentakan dan celaan : Apa yang menimpa kami merupakan takdir Allah yang telah ditetapkan-Nya di Lauhul Mahfudz. Dialah penolong kami atas musuh-musuh kami. Hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin harus bertawakal.

AT TAUBAH : 52

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلاَّ إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ اللّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُواْ إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
Terjemah :
Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan [646]. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.”
________________________________________
[646] Yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid.
Tafsir :
Katakanlah kepada mereka wahai Nabi : Apa yang kalian tunggu bagi kami kecuali dua hal; mati syahid atau kemenangan kami atas kalian? Sedangkan yang kami tunggu dari kalian adalah Allah akan menimpakan adzab yang segera dari sisi-Nya atau melalui tangan-tangan kami, yaitu dengan memerangi kalian. Oleh sebab itu, tunggulah! Sesungguhnya kami menunggu bersama kalian apa yang akan Allah perbuat kepada kami dan kepada kalian.

AT TAUBAH : 53

قُلْ أَنفِقُواْ طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَّن يُتَقَبَّلَ مِنكُمْ إِنَّكُمْ كُنتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ
Terjemah :
Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik.
Tafsir :
Katakanlah kepada orang-orang munafik wahai Nabi : Nafkahkanlah harta kalian sesuka hati dalam keadaan apa pun, sukarela maupun terpaksa. Namun Allah tidak akan menerima nafkah kalian, karena kalian adalah kaum yang keluar dari agama Islam dan tidak menaati Allah.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Jad bin Qais berkata : Aku tidak tahan melihat wanita, aku terfitnah olehnya, akan tetapi aku tetap akan membantumu dengan hartaku. Dia (Ibnu Abbas) berkata : Padanya turun ayat 53 ini. Karena dia (Jad bin Qais ) berkata : akan tetapi aku tetap akan membantumu dengan hartaku.

AT TAUBAH : 54

وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلاَّ أَنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلاَ يَأْتُونَ الصَّلاَةَ إِلاَّ وَهُمْ كُسَالَى وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ
Terjemah :
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.
Tafsir :
Yang menyebabkan tidak diterimanya nafkah mereka karena mereka menyembunyikan kekufuran kepada Allah dan mendustakan Rasul-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم. Mereka tidak mendirikan shalat, kecuali dengan berat hati, dan tidak berinfak kecuali dengan terpaksa. Mereka tidak mengharapkan pahala atas kewajiban-kewajiban tersebut dan tidak takut akan siksa karena meninggalkannya disebabkan kekufuran mereka.

AT TAUBAH : 55

فَلاَ تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلاَ أَوْلاَدُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Terjemah :
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.
Tafsir :
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka (orang mnuafik itu) membuatmu tertarik (wahai Nabi), sesungguhnya Allah hendak menyiksa mereka di dunia ini dengan harta dan anak-anak itu, yaitu dengan kesusahan mendapatkannya dan musibah-musibah yang akan menimpa mereka (pada harta dan anak-anak mereka), karena mereka tidak berharap (pahala) disisi Allah dalam mendapatkannya. Lalu mereka mati dalam keadaan kufur kepada Allah dan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 56

وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ وَلَـكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ
Terjemah :
Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu).
Tafsir :
Orang-orang munafik itu bersumpah atas nama Allah kepada kalian hai orang-orang mukmin bahwa mereka termasuk golongan kalian, padahal sumpah mereka itu palsu dan batil. Sesungguhnya mereka tidaklah termasuk golongan kalian, tapi mereka adalah orang-orang yang penakut, karena itu mereka bersumpah kepada kalian agar selamat.

AT TAUBAH : 57

لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغَارَاتٍ أَوْ مُدَّخَلاً لَّوَلَّوْاْ إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ
Terjemah :
Jikalau mereka memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah) niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya.
Tafsir :
Jikalau orang-orang munafik itu menemukan tempat berlindung atau benteng yang dapat menjaga mereka, atau gua diatas gunung yang dapat melindungi mereka, atau lubang-lubang di dalam bumi yang dapat menyelamatkan mereka dari kalian, niscaya mereka akan segera melarikan diri ke sana secepatnya.

AT TAUBAH : 58

وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُواْ مِنْهَا رَضُواْ وَإِن لَّمْ يُعْطَوْاْ مِنهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
Terjemah :
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.
Tafsir :
Di antara orang-orang munafik itu ada yang mencelamu tentang pembagian zakat. Jika mereka mendapatkannya, mereka akan merasa senang dan diam, akan tetapi apabila mereka tidak mendapatkannya sedikit pun, mereka marah dan mencelamu.
Asbabun Nuzul :
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Said berkata : Ketika Rasulullah صلی الله عليه وسلم membagi harta, datanglah Dzul Khuwaishirah, dia berkata : Berbuat adillah!!. Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda : Celaka kamu, siapa yang berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?? Maka turunlah ayat 58 ini. Hadits senada diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Jabir.

AT TAUBAH : 59

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا آتَاهُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ سَيُؤْتِينَا اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللّهِ رَاغِبُونَ
Terjemah :
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).
Tafsir :
Jika orang-orang yang mencelamu pada pembagian zakat itu ridha atas apa yang telah dibagikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka dan mereka berkata : Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian karunia-Nya, begitu pula Rasul-Nya akan memberikan kepada kami apa-apa yang Allah berikan pada beliau. Sesungguhnya kami berharap Allah meluaskan rizki kami dan menjadikan kami kaya dan tercukupi sehingga tidak memerlukan zakat atau sedekah dari orang-orang. Jikalau mereka berbuat seperti itu, tentulah itu lebih baik bagi mereka.

AT TAUBAH : 60

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [647].
________________________________________
[647] Yang berhak menerima zakat ialah: 1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan masiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
Tafsir :
Sesungguhnya zakat-zakat yang wajib itu hanya diberikan kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkannya yang tidak memiliki apa-apa, orang-orang miskin yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, para pengumpul zakat (amil-amil zakat), orang-orang mualaf yang dibujuk hatinya dan diharapkan keislamannya atau diharapkan bertambah kekuatan imannya, atau kemanfaatannya bagi Islam, atau dibayarkan untuk mencegah kejahatan yang akan dilakukan seseorang terhadap orang-orang muslim, juga untuk memerdekakan hamba sahaya dan budak yang hendak membebaskan dirinya, juga kepada orang yang bangkrut karena memperbaiki keadaan, dan untuk orang yang sangat banyak hutangnya (dan ia berutang bukan untuk hal-hal yang mubazir dan membuat kerusakan) sehingga dia melarat, juga untuk orang yang berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang bepergian yang kehabisan bekal (musafir). Pembagian zakat ini merupakan fardhu yang telah Allah tetapkan dan tentukan. Dan Allah Maha Mengetahui akan kemashlahatan hamba-hamba-Nya dan Mahabijaksana dalam mengurus dan menentukan syariat-Nya.

AT TAUBAH : 61

وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيِقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ آمَنُواْ مِنكُمْ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Terjemah :
Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang muKmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.” Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.
Tafsir :
Di antara orang-orang munafik itu ada yang menyakiti Rasulullah صلی الله عليه وسلم dengan perkataan mereka. Mereka berkata : Dia (Muhammad) mempercayai semua yang didengarnya. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka : Sesungguhnya Muhammad adalah orang yang mendengarkan setiap kebaikan, beriman kepada Allah, mempercayai berita yang dikatakan oleh orang-orang mukmin. Dia adalah rahmat bagi pengikutnya dan bagi yang mendapatkan petunjuk Allah. Dan siapa pun yang menyakiti Rasulullah صلی الله عليه وسلم dengan cara apa pun, akan mendapatkan siksa yang sangat pedih.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Nabtal bin Harits datang kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم, dia mendengar pembicaraan beliau lalu menyampaikannya kepada orang-orang munafik, maka Allah menurunkan ayat 61 ini.

AT TAUBAH : 62

يَحْلِفُونَ بِاللّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُواْ مُؤْمِنِينَ
Terjemah :
Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin.
Tafsir :
Orang-orang munafik itu bersumpah palsu dengan nama Allah dan mengungkapkan alasan-alasan bohong agar orang-orang beriman ridha kepada mereka. Padahal Allah dan Rasul-Nya-lah yang lebih berhak untuk diminta keridhaannya, yaitu dengan cara beriman dan menaati Allah dan Rasul-Nya jika mereka benar-benar beriman.

AT TAUBAH : 63

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّهُ مَن يُحَادِدِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya nerakan jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
Tafsir :
Tidakkah orang-orang munafik itu mengetahui bahwa tempat kembalinya orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya adalah Neraka Jahanam, dan mereka akan mendapatkan siksa yang kekal di dalamnya? Itulah tempat yang teramat hina. Dan termasuk memerangi Allah dan Rasul-Nya adalah menyakiti Rasulullah صلی الله عليه وسلم dengan mencela dan menghinanya. Maka mohon perlindunganlah kepada Allah dari bebruat hal demikian.

AT TAUBAH : 64

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِم قُلِ اسْتَهْزِؤُواْ إِنَّ اللّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ
Terjemah :
Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.
Tafsir :
Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan kepada mereka satu surat yang akan menceritakan kekufuran yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah olehmu, wahai Nabi : Teruskanlah ejekan-ejekan dan hinaan kalian (terhadap Allah dan Rasul-Nya). Sesungguhnya Allah-lah yang akan menerangkan apa yang kalian takuti.

AT TAUBAH : 65

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ
Terjemah :
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Tafsir :
Apabila engkau (hai Muhammad) bertanya kepada mereka tentang olok-olokan yang mereka ucapkan kepadamu dan para sahabatmu, niscaya mereka akan berkata : Kami hanyalah bercakap-cakap, tidak ada maksud untuk mengejek. Maka katakanlah kepada mereka : Apakah kalian bermaksud mengolok-olok Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya?
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Umar berkata : Pada Perang Tabuk seorang laki-laki berkata di suatu hari dalam sebuah majlis : Kami tidak melihat orang-orang seperti para qari itu (maksudnya shahabat Rasul صلی الله عليه وسلم), paling rakus makannya, paling dusta ucapannya dan paling takut di medan perang. Maka seorang laki-laki berkata : Kamu bohong, kamu orang munafik, aku akan menyampaikannya kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم. Hal tersebut didengar oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan al-Qur”an turun tentangnya. Ibnu Umar berkata : Aku melihat orang tadi bergantungan pada tali pelana unta Rasulullah صلی الله عليه وسلم sementara dia tersandung-sandung batu sambil berkata : Ya Rasulullah, kami hanya iseng dan bermain-main. Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok??

AT TAUBAH : 66

لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ
Terjemah :
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
Tafsir :
Tidak perlu kalian (hai orang-orang munafik) beralasan, karena alasan kalian tidak berguna. Karena kalian telah kufur disebabkan olok-olokan dan perkataan kalian. Jika kami memaafkan sebagian golongan dari kalian karena memohon ampunan dan tulus dalam bertaubat, kami akan menyiksa golongan yang lain karena perbuatan dosa dan perkataan mereka yang kotor dan salah.
Asbabun Nuzul :
Dia meriwayatkan dari Kaab bin Malik, Makhsyi bin Humair berkata : Aku ingin menuntut masing-masing dari kalian agar dicambuk seratus kali asalkan tidak ada al-Qur”an yang turun terkait dengan kami. Hal ini sampai kepada Nabi صلی الله عليه وسلم , maka mereka datang meminta maaf, maka Allah akan menurunkan ayat 66 ini. Yang dimaafkan adalah Makhsyi bin Humair, maka dia merubah namanya menjadi Abdurrahman, dia memohon kepada Allah agar gugur sebagau syahid dan kematiannya tidak diketahui, maka dia gugur di perang Yamamah dan siapa yang membunuh serta dimana tempatnya tidak diketahui.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa beberapa orang munafik berkata di perang Tabuk : Laki-laki ini berharap menaklukan istana Syam dan bentengnya, mana mungkin?? Maka Allah memberitahukan Nabi صلی الله عليه وسلم tentang hal itu, beliau datang kepada mereka, beliau bersabda : Bukankah kalian berkata begini dan begini. Mereka berkata : Kami hanya main-main dan bergurau. Maka turun ayat ini.

AT TAUBAH : 67

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُواْ اللّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Terjemah :
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma ruf dan mereka menggenggamkan tangannya [648]. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.
[648] Maksudnya: berlaku kikir
Tafsir :
Orang-orang munafik baik laki-laki maupun perempuan sama saja, mereka mengumumkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran mereka dalam hati. Mereka menyuruh untuk kufur kepada Allah dan bermaksiat kepada Rasul-Nya, dan melarang mereka untuk beriman dan taat, mereka juga enggan untuk memberikan nafkah di jalan Allah. Mereka melupakan Allah dan tidak mengingat-Nya, maka Allah melupakan mereka dari rahmat-Nya dan tidak memberikan taufik-Nya kepada kebaikan. Sesungguhnya orang-orang munafik itu telah keluar dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 68

وَعَدَ الله الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
Terjemah :
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
Tafsir :
Allah mengancam orang-orang munafik, baik laki-laki maupun perempuan dan orang-orang kafir bahwa tempat mereka kembali adalah Neraka Jahanam, dan mereka semua akan kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu sebagai balasan untuk mereka karena kekufuran mereka kepada Allah. Allah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya dan bagi mereka adzab yang kekal selamanya.

AT TAUBAH : 69

كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُواْ أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا فَاسْتَمْتَعُواْ بِخَلاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلاَقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ بِخَلاَقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُواْ أُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الُّدنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Terjemah :
(keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.
Tafsir :
Perbuatan kalian (hai orang-orang munafik), yaitu mengolok-olok dan kufur, sama seperti yang diperbuat oleh umat-umat terdahulu, mereka lebih kuat, memiliki lebih banyak harta dan anak-anak dari kalian. Mereka merasa tenang tinggal di dunia dan mereka menikmati kemakmuran dan kesenangan yang mereka miliki. Maka nikmatilah bagian kalian, yaitu syahwat duniawi yang fana ini sebagaimana mereka menikmati kemakmuran mereka yang fana pula, dan teruskanlah berbicara mendustakan Allah sebagaimana mereka mendustakan-Nya pula. Orang-orang yang memiliki perilaku seperti ini adalah mereka yang telah hilang kebaikannya didunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang merugi karena menjual kenikmatan akhirat dengan kenikmatan dunia yang mereka dapatkan.

AT TAUBAH : 70

أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وِأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Terjemah :
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? [649]. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
[649] Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum Nabi Syuaib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth u
Tafsir :
Belum datangkah berita kepada orang-orang munafik itu tentang umat-umat terdahulu (yaitu) : umat Nabi Nuh, kaum Ad, Tsamud, umat nabi Ibrahim, penduduk Madyan, dan umat Nabi Luth, yaitu ketika mereka mendustakan utusan-utusan Allah yang datang membawa wahyu dan ayat-ayat-Nya? Maka Allah menurunkan adzab kepada mereka semuanya, sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka. Allah tidaklah menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri sendiri karena berpaling dan mendustakan Allah dan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 71

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, adalah penolong satu sama lain. Mereka menyuruh manusia untuk beriman dan beramal shalih dan melarang mereka untuk kufur dan berbuat maksiat, mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka juga menaati Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi apa yang telah dilarang kepada mereka. Merekalah orang-orang yang akan dirahmati Allah dan diselamatkan dari siksa-Nya, kemudian dimasukkan ke dalam surga-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas kerajaan-Nya, Maha Bijaksana dengan syariat-Nya dan hukum-Nya.

AT TAUBAH : 72

وَعَدَ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
Tafsir :
Allah menjanikan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (baik laki-laki maupun perempuan) surga, mengalir dibawah istana-istana dan pohon-pohonnya sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya, dan mendapatkan kenikmatan yang tidak akan putus. Mereka akan memiliki tempat tinggal yang bagus dan kediaman yang baik didalam surga. Namun yang lebih besar dari semua kenikmatan itu adalah mereka mendapat keridhaan Allah. Janji Alah dengan memberikan pahala di akhirat ini adalah keberuntungan yang sangat besar.

AT TAUBAH : 73

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Terjemah :
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
Tafsir :
Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dengan pedangmu dan melawan orang-orang munafik dengan lisan dan hujjah (dalil). Bersikap keraslah kepada mereka. Sesungguhnya tempat mereka adalah Neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruknya tempat kembali.

AT TAUBAH : 74

يَحْلِفُونَ بِاللّهِ مَا قَالُواْ وَلَقَدْ قَالُواْ كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُواْ بَعْدَ إِسْلاَمِهِمْ وَهَمُّواْ بِمَا لَمْ يَنَالُواْ وَمَا نَقَمُواْ إِلاَّ أَنْ أَغْنَاهُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ مِن فَضْلِهِ فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ وَإِن يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ فِي الأَرْضِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
Terjemah :
Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya [650], dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.
[650] Maksudnya: mereka ingin membunuh Nabi Muhammad r
Tafsir :
Orang-orang munafik itu bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak mengatakan apa pun yang menyakiti hati Rasulullah صلی الله عليه وسلمdan orang-orang mukmin. Sesungguhnya mereka itu berbohong, karena sebenarnya mereka telah mengatakan kata-kata kufur dan dengan perkataan itu mereka telah menjadi kafir, mereka berusaha menyekiti Rasulullah Muhammad صلی الله عليه وسلم, tetapi mereka tidak mampu melakukannya karena Allah tidak mengizinkannya. Orang-orang munafik itu tidak bisa menemukan satu hal pun untuk mencela dan memaki Nabi صلی الله عليه وسلم, hanya saja Alah telah memberikan karunia kepada mereka, maka Allah menjadikan mereka kaya, yaitu dengan kebaikan dan berkah yang telah Allah bukakan kepada Nabi-Nya صلی الله عليه وسلم. Jika orang-orang kafir itu kembali beriman dan bertaubat, maka itu lebih baik bagi mereka, tapi jika mereka berpaling dan tetap meneruskan perbuatan mereka dalam kekafiran, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksa yang pedih di dunia melalui perantaraan orang-orang mukmin dan di akhirat dengan memasukkan mereka ke dalam Neraka Jahanam. Mereka tidak mempunyai pelindung maupun penolong yang dapat menyelamatkan mereka dari siksaan yang sangat buruk itu.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Al-Julas bin Suwaid bin ash-Shamit termasuk orang-orang yang tidak berperang dalam perang Tabuk, dia berkata : Jika laki-laki ini benar maka kita lebih buruk daripada keledai. Maka hal itu disampaikan oleh Umair bin Saad kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم, maka al-Julas bersumpah dengan nama Allah tidak berkata maka Allah menurunkan ayat 74 ini. Mereka menganggap bahwa dia telah bertaubat dan taubatnya baik.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedang duduk dibawah pohon, beliau bersabda : Akan ada seseorang yang datang, dia melihat dengan dua mata setan. Lalu datang seorang laki-laki bermata biru, Rasulullah صلی الله عليه وسلم memanggilnya, beliau bersabda : Mengapa kamu dan kawan-kawanmu mencaciku?? Lalu laki-laki beranjak, dia datang kembali dengan kawan-kawannya, mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengatakan itu sehingga Nabi صلی الله عليه وسلم memaafkan mereka. Maka Allah menurunkan ayat 74 ini.
Dia meriwayatkan dari Qatadah berkata : Ada dua orang laki-laki saling bertikai, satu dari Juhainah dan yang lain dari Ghifar, yang pertama adalah sekutu orang-orang Anshar, orang dari Ghifar menang atas orang Juhainah, maka Abdullah bin Ubay bekata kepada Aus : Bantulah saudara kalian, demi Allah kita dengan Muhammad hanyalah seperti orang yang berkata : Gemukkanlah anjingmu maka ia akan memakanmu, jika kami pulang ke Madinah niscaya orang mulia akan mengusir orang yang hina. Maka seorang laki-laki muslim menyampaikan kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم, Rasulullah صلی الله عليه وسلم memanggilnya, lalu dia bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak berkata, maka Allah menurunkan ayat 74 ini.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Seorang laki-laki bernama al-Aswad hendak membunuh Nabi صلی الله عليه وسلم, maka turunlah ayat 74 ini.

AT TAUBAH : 75

وَمِنْهُم مَّنْ عَاهَدَ اللّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ
Terjemah :
Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
Tafsir :
Di antara orang-orang munafik yang miskin itu ada yang memutuskan berjanji kepada dirinya sendiri : Seandainya Allah memberkan harta kepadanya, niscaya ia akan bersedekah, dan akan melakukan apa yang dilakukan orang-orang shalih terhadap hartanya, dan akan menempuh jalan orang-orang shalih.

AT TAUBAH : 76

فَلَمَّا آتَاهُم مِّن فَضْلِهِ بَخِلُواْ بِهِ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعْرِضُونَ
Terjemah :
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).
Tafsir :
Maka tatkala Allah memberi mereka sebagian karunia-Nya, mereka kikir untuk mengeluarkan sedekah dan menginfakkan hartanya untuk kebaikan, lalu mereka berpaling dan menentang Islam.

AT TAUBAH : 77

فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُواْ اللّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكْذِبُونَ
Terjemah :
Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.
Tafsir :
Maka balasan atas apa yang mereka perbuat adalah semakin bertambah kemunafikannya, mereka tidak bisa terbebas dari kemunafikan itu sampai hari pembalasan. Itu karena merekeka telah melanggar janji yang mereka ikrarkan terhadap diri mereka sendiri, juga disebabkan karena kemunafikan dan kebohongan mereka.

AT TAUBAH : 78

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللّهَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ
Terjemah :
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib. Kemunafikan adalah dosa yang tidak diampuni Allah.
Tafsir :
Tidakkah orang-orang munafik itu tahu bahwa Allah mengetahui tipu daya dan rencana jahat yang mereka sembunyikan dalam hati dan yang mereka ceritakan dalam perkumpulan mereka?? Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang ghaib?? Maka Allah akan memberikan balasan atas perbuatan yang mereka kerjakan.

AT TAUBAH : 79

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Terjemah :
(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.
Tafsir :
Orang-orang munafik itu selain kikir, mereka juga selalu berusaha menyakiti orang-orang yang hendak bersedekah. Apabila orang kaya bersedekah dengan harta yang banyak, mereka mencelanya dan menganggap mereka riya. Dan apabila orang fakir yang bersedekah menurut kemampuannya, mereka mengejeknya sambil berkata : Apa yang bisa diharapkan dari sedekahmu itu??Sesungguhnya Allah akan membalas penghinaan orang-orang munafik itu, dan untuk mereka siksa yang sangat pedih dan hina.
Asbabun Nuzul :
Asy-Syaikhan meriwayatkan dari Abu Mas ud berkata : Ketika ayat sedekah turun, kami memanggul harta zakat kami di atas punggung kami, seorang laki-laki datang dia bersedekah dengan harta yang banyak, mereka berkata : Riya. Lalu datang seorang laki-laki hanya dengan satu sha, mereka berkata : Allah tidak memerlukan sedekah ini. Maka Allah menurunkan ayat 79 ini.

AT TAUBAH : 80

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لاَ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِن تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَن يَغْفِرَ اللّهُ لَهُمْ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Terjemah :
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
Tafsir :
Kamu (wahai Rasul) memohon ampun bagi orang-orang munafik itu atau tidak, itu sama saja. Allah tidak akan mengampuni mereka. Sebanyak apa pun dan sesring apa pun kamu memohonkan ampun, karena mereka telah kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk bagi orang-orang yang tidak menaati-Nya.

AT TAUBAH : 81

فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلاَفَ رَسُولِ اللّهِ وَكَرِهُواْ أَن يُجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَقَالُواْ لاَ تَنفِرُواْ فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَّوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
Terjemah :
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui.
Tafsir :
Orang-orang yang ditinggalkan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu bergembira dengan diamnya mereka di Madinah, mereka tidak mau mengikuti Rasulصلی الله عليه وسلم . Mereka tidak suka berjihad bersamanya dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka berkata kepada yang lain : Jangan kalian berperang di waktu panas ini! Peristiwa Perang Tabuk memang terjadi pada musim yang sangat panas. Katakanlah kepada mereka olehmu (wahai Rasul) : Sesungguhnya api neraka lebih sangat panas, kalau mereka mengetahuinya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم memerintahkan orang banyak agar berangkat bersama beliau di musim panas itu, lalu seorang laki-laki berkata : Ya Rasulullah, panasnya sangat menyengat, kita tidak bisa berangkat, jangan berangkat pada saat panas. Maka Allah menurunkan ayat 81 ini.
Dia meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم berangkat pada saat panas terik ke Tabuk, maka seorang laki-laki dari Bani Salimah berkata : Jangan berangkat dalam suasana panas. Maka Allah menurunkan ayat 81 ini.

AT TAUBAH : 82

فَلْيَضْحَكُواْ قَلِيلاً وَلْيَبْكُواْ كَثِيرًا جَزَاء بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Terjemah :
Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.
Tafsir :
Maka orang-orang munafik yang meninggalkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم pada waktu Perang Tabuk itu hendaklah tertawa sedikit ketika hidunya di dunia yang fana ini, dan menangislah yang banyak kelak di Neraka Jahanam. Itu merupakan balasan atas apa yang mereka perbuat di dunia karena kemunafikan dan kekufuran mereka.

AT TAUBAH : 83

فَإِن رَّجَعَكَ اللّهُ إِلَى طَآئِفَةٍ مِّنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُل لَّن تَخْرُجُواْ مَعِيَ أَبَدًا وَلَن تُقَاتِلُواْ مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُم بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُواْ مَعَ الْخَالِفِينَ
Terjemah :
Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.” [651].
[651] Setelah Nabi Muhammad r selesai dari peperangan Tabuk dan kembali ke Madinah dan bertemu segolongan orang-orang munafik yang tidak ikut perang, lalu mereka minta izin kepadanya untuk ikut berperang, maka Nabi Muhammad r dilarang oleh Allah untuk mengabulkan permintaan mereka, karena mereka dari semula tidak mau ikut berperang.
Tafsir :
Apabila engkau (wahai Rasul) kembali dari perang kepada orang-orang munafik yang tetap dalam kemunafikannya. Kemudian orang-orang munafik itu meminta izin kepadamu untuk ikut bersamamu berperang pada peperangan yang lain selain Perang Tabuk itu, maka katakanlah kepada mereka : Kalian tidak akan keluar berperang bersamaku selamanya dan kalian tidak akan memerangi musuh bersamaku. Kalian menginginkan duduk (tinggal) di sini dan tidak ikut berperang pertama kali, karena itu tinggallah bersama orang-orang yang tidak ikut berjihad bersama Rasulullahصلی الله عليه وسلم .

AT TAUBAH : 84

وَلاَ تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلاَ تَقُمْ عَلَىَ قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُواْ وَهُمْ فَاسِقُونَ
Terjemah :
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
Tafsir :
Janganlah pernah engkau (wahai Rasul) menyalatkan jenazah seorang pun yang mati dari orang-orang munafik selamanya. Dan jangan pernah engkau berdiri di kuburannya untuk mendoakannya. Karena mereka adalah orang-orang yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya صلی الله عليه وسلم  dan mereka mati dalam keadaan fasik. Hukum ini umum berlaku bagi siapa saja yang diketahui kemunafikannya.
Asbabun Nuzul :
Asy-Syaikhan meriwayatkan dari Ibnu Umar berkata : Ketika Abdullah bin Ubay mati, anaknya datang kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم , dia meminta Rasulullahصلی الله عليه وسلم  memberikan bajunya untuk kain kafan bapaknya, beliau memberikannya, lalu dia meminta Nabi صلی الله عليه وسلم menshalatkannya, maka beliau berdiri hendak menshalatkannya, Umar bin al-Khaththab berdiri dan memegang bajunya, dia berkata : Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalatkannya sementara Allah telah melarangmu untuk menshalatkan orang-orang munafik? Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : Allah memberiku pilihan, Dia berfirman : Kamu memohonkan ampun untuk mereka atau tidak, jika kamu memhon ampun untuk mereka sebanyak tujuh puluh kali. Dan aku akan menambah diatas tujuh puluh. Umar berkata : Dia munafik. Nabi صلی الله عليه وسلم tetap menshalatkannya. Maka Allah menurunkan ayat 84 ini. Hal yang sama tertera dalam hadits Umar, Anas, Jabir dan lainnya.

AT TAUBAH : 85

وَلاَ تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَأَوْلاَدُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللّهُ أَن يُعَذِّبَهُم بِهَا فِي الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Terjemah :
Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir.
Tafsir :
Janganlah engkau (wahai Rasul) tertarik dengan harta benda dan anak-anak yang dimiliki oleh orang-orang munafik itu. Dengan harta benda itu, sesungguhnya Allah hendak menyiksa mereka di dunia dengan menyusahkan dan merepotkan mereka mengurusnya, dan mereka mati dalam keadaan kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 86

وَإِذَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَجَاهِدُواْ مَعَ رَسُولِهِ اسْتَأْذَنَكَ أُوْلُواْ الطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُواْ ذَرْنَا نَكُن مَّعَ الْقَاعِدِينَ
Terjemah :
Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): “Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya”, niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk” [652].
[652] Maksudnya: orang-orang yang tidak ikut berperang.
Tafsir :
Dan apabila turun satu surah kepada Muhammad صلی الله عليه وسلمyang memerintahkan untuk beriman kepada Allah dengan sepenuh hati dan berjihad bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلمmaka orang-orang munafik yang memiliki kekayaan itu meminta izin kepadamu (wahai Rasul) untuk tidak ikut berperang. Mereka berkata : Tinggalkanlah kami bersama orang-orang yang lemah dan tidak mampu berperang.

AT TAUBAH : 87

رَضُواْ بِأَن يَكُونُواْ مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَفْقَهُونَ
Terjemah :
Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang [653], dan hati mereka telah dikunci mati maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad).
[653] Maksudnya: wanita-wanita, anak-anak, orang-orang lemah, orang-orang yang sakit dan orang-orang yang sudah tua.
Tafsir :
Orang-orang munafik itu rela mendapatkan aib dengan tetap tinggal di rumah mereka bersama para wanita, anak-anak dan orang-orang yang uzur (dari ikut berjihad). Allah telah menutup hati mereka disebabkan keunafikan dan berpalingnya mereka dari berjihad dan keluar bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلمfi sabilillah. Sesungguhnya mereka tidak mengetahui perbuatan-perbuatan yang bisa membawa kebaikan (kemanfaatan) dan petunjuk bagi diri mereka.

AT TAUBAH : 88

لَـكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ جَاهَدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ وَأُوْلَـئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Terjemah :
Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Tafsir :
Jika orang-orang munafik itu berpaling dari peperangan, sungguh Rasul dan orang-orang Mukmin telah berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Mereka akan mendapatkan pertolongan Allah dan harta rampasan di dunia, mereka juga akan mendapatkan surga dan kemuliaan di akhirat kelak. Merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.

AT TAUBAH : 89

أَعَدَّ اللّهُ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Allah telah menyediakan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Tafsir :
Pada Hari Kiamat kelak, Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai dari bawah istana-istana dan pohon-pohonnya. Mereka akan tinggal di dalamnya selamanya. Itulah keberuntungan yang besar.

AT TAUBAH : 90

وَجَاء الْمُعَذِّرُونَ مِنَ الأَعْرَابِ لِيُؤْذَنَ لَهُمْ وَقَعَدَ الَّذِينَ كَذَبُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Terjemah :
Dan datang (kepada Nabi) orang-orang yang mengemukakan uzur, yaitu orang-orang Arab Baswi agar diberi izin bagi mereka (untuk tidak berjihad), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih.
Tafsir :
Dan telah datang sekelompok orang Arab yang tinggal di sekitar Madinah untuk meminta izin kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم bahwa mereka sudah uzur. Mereka menjelaskan bahwa mereka lemah dan tidak mampu untuk keluar berperang bersama beliau. Dan ada juga sekelompok orang yang tidak ikut berperang dan tetap tinggal di rumah tanpa memberikan alasan (uzur), mereka sombong dan berani menentang Rasulullah صلی الله عليه وسلم. Maka Allah akan menimpakan adzab yang pedih di dunia kepada mereka yang kafir, yaitu dengan peperangan atau selainnya, dan dengan memasukkan mereka ke dalam neraka di akhirat.

AT TAUBAH : 91

لَّيْسَ عَلَى الضُّعَفَاء وَلاَ عَلَى الْمَرْضَى وَلاَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِن سَبِيلٍ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
Tafsir :
Orang-orang yang uzur karena lemah, sakit dan orang-orang fakir yang tidak memiliki harta sama sekali untuk persiapan mereka berperang, mereka tidak berdosa jika mereka tidak ikut berperang selama mereka ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan syariat-Nya. Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan dan menghukum orang yang tidak bisa ikut berjihad bersama Rasulullah karena uzur padahal dia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah Maha Pengampun dan Penyayang bagi orang-orang yang berbuat baik.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit berkata : Aku menulis wahyu untuk Rasulullah صلی الله عليه وسلم, aku menulis surat al-Baraah, aku meletakkan pena di telinga, tiba-tiba kami diperintahkan berperang, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم menunggu apa yang diturunkan kepadanya, tiba-tiba seorang buta datang, dia berkata : Ya Rasulullah, bagaimana denganku, aku orang buta? Maka turunlah ayat 91 ini.

AT TAUBAH : 92

وَلاَ عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لاَ أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّواْ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلاَّ يَجِدُواْ مَا يُنفِقُونَ
Terjemah :
dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu.” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan [654].
[654] Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak mempunyai harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang.
Tafsir :
Dan juga tidak berdosa bagi orang-orang yang mendatangimu kemudian memintamu untuk membawa mereka pergi berjihad. Lalu engkau berkata : Aku tidak memiliki kendaraan yang bisa membawa kalian pergi berjihad, maka mereka pun pulang dengan berlinangan air mata disebabkan kesedihan, karena mereka akan kehilangan kemuliaan dan pahala berjihad; karena mereka tidak memiliki apa pun untuk diinfakkan dan di bawa dalam berjihad di jalan Allah.
Asbabun Nuzul :
Dia meriwayatkan dari jalan al-Aufi dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم memerintahkan orang-orang Islam agar berangkat berperang bersama beliau, lalu datang sekelompok orang dari shahabat beliau diantara mereka adalah Abdullah bin Ma”qil al-Muzani, dia berkata : Ya Rasululah, bawalah aku. Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab : Demi Allah aku tidak mempunyai kendaraan yang bisa membawamu. Maka mereka pun pulang sambil menangis, berat bagi mereka karena tidak bisa berangkat berjihad, karena mereka tidak memiliki biaya dan kendaraan, maka Allah menurunkan ayat 92 ini.

AT TAUBAH : 93

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَاء رَضُواْ بِأَن يَكُونُواْ مَعَ الْخَوَالِفِ وَطَبَعَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Terjemah :
Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).
Tafsir :
Sesungguhnya dosa dan kecaman itu hanyalah bagi orang-orang kaya yang meminta izin kepadamu (wahai Rasul) untuk tidak ikut berperang. Mereka adalah orang-orang munafik kaya yang lebih memilih tinggal bersama para wanita, anak-anak, dan orang-orang yang uzur. Allah telah menutup hatinya dengan kemunafikan, maka keimanan tidak akan masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak mengetahui akibat buruk dari perbuatan mereka berpaling dan meninggalkan berjihad bersamamu.

AT TAUBAH : 94

يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ قُل لاَّ تَعْتَذِرُواْ لَن نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّأَنَا اللّهُ مِنْ أَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Terjemah :
Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir :
Orang-orang yang tidak mau berjihad memerangi orang-orang musyrik itu mengemukakan uzur kepada kalian (orang-orang mukmin) dengan berbohong ketika kalian kembali dari Perang Tabuk. Katakan kepada mereka (wahai Rasul) : Janganlah kalian mengemukakan uzur, karena kami tidak lagi mempercayai apa yang kalian katakan. Sesungguhnya, Allah telah memberitahukan kepada kami apa yang sebenarnya kalian lakukan yang membuktikan di sisi kami kedustaan kalian. Allah dan Rasul-Nya akan melihat perbuatan kalian jika kalian bertaubat dari kemunafikan kalian atau tetap di dalamnya. Perbuatan kalian akan di tampakkan kepada orang-orang di dunia. Setelah mati, kalian akan dikembalikan kepada Dzat yang tidak tersembunyi apa pun (yang lahir maupun batin) dari-Nya. Dia akan memberitahukan seluruh perbuatan kalian dan akan memberikan balasan atas apa yang telah kalian kerjakan di dunia.

AT TAUBAH : 95

سَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ لَكُمْ إِذَا انقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُواْ عَنْهُمْ فَأَعْرِضُواْ عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاء بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Terjemah :
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka [655]. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
[655] Maksudnya: tidak mencela mereka.
Tafsir :
Sekembalinya kalian dari peperangan, orang-orang munafik itu akan bersumpah palsu dengan nama Allah agar kalian meninggalkan mereka tanpa mempersalahkan mereka. Maka dari itu, jauhilah mereka dan berpalinglah kalian dari mereka sebagai penghinaan kepada mereka. Sesungguhnya jiwa mereka itu najis dan tempat mereka di akhirat kelak adalah Neraka Jahanam sebagai balasan atas dosa dan kesalahan yang mereka kerjakan di dunia.

AT TAUBAH : 96

يَحْلِفُونَ لَكُمْ لِتَرْضَوْاْ عَنْهُمْ فَإِن تَرْضَوْاْ عَنْهُمْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يَرْضَى عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ
Terjemah :
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik itu.
Tafsir :
Orang-orang munafik itu bersumpah kepada kalian (wahai orang-orang Mukmin) dengan sumpah palsu agar kalian senang kepada mereka. Jika kalian telah merasa senang kepada mereka (karena kalian tidak tahu bahwa mereka telah berbohong), sesungguhnya Allah tidak ridho terhadap mereka dan orang-orang seperti mereka yang tetap berada dalam kefasikan dan tidak taat terhadap Allah dan Rasul-Nya.

AT TAUBAH : 97

الأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلاَّ يَعْلَمُواْ حُدُودَ مَا أَنزَلَ اللّهُ عَلَى رَسُولِهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Orang-orang Arab Badwi itu [656], lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[656] orang-orang Badwi ialah orang-orang Arab yang berdiam di padang pasir yang hidupnya selalu berpindah-pindah.
Tafsir :
Bangsa Arab Badui yang tinggal di pedalaman lebih besar kekafiran dan kemunafikannya dari pada mereka yang tinggal di perkotaan, karena sikap kasar dan kerasnya hati mereka. Serta mereka jauh dari pengetahuan dan orang-orang yang berilmu, juga dari majelis-majelis tausiyah dan dzikir. Sehingga wajar jika mereka tidak mengetahui batas-batas agama, hukum-hukum dan syariat yang telah Allah turunkan. Allah Maha Mengetahui keadaan seluruh makhluk-Nya dan Maha Bijaksana dalam mengatur urusan mereka.

AT TAUBAH : 98

وَمِنَ الأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَمًا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَائِرَ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Terjemah :
Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tafsir :
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang memandang bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah itu sebagai satu kerugian dan tidak mengharapkan pahala, juga tidak berlindung atas dirinya sendiri dari siksaan. Mereka menunggu bahaya dan kecelakaan menimpa kalian, tetapi justru mereka sendirilah yang akan mendapatkan keburukan itu, bukan orang-orang muslim. Allah Maha Mendengar apa yang mereka katakan dan dengan niat mereka untuk berbuat kerusakan.

AT TAUBAH : 99

وَمِنَ الأَعْرَابِ مَن يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَاتٍ عِندَ اللّهِ وَصَلَوَاتِ الرَّسُولِ أَلا إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ سَيُدْخِلُهُمُ اللّهُ فِي رَحْمَتِهِ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir :
Dan diantara orang-orang Arab Badui itu ada juga yang beriman kepada Allah dan meyakini keesaan-Nya, meyakini Hari Kebangkitan setelah kematian, pahala dan dosa, dan memandang apa yang dinafkahkan di jalan Allah untuk memrangi orang-orang musyrik sebagai jalan untuk mengharapkan ridha Allah dan kecintaan-Nya, dan menjadikannya wasilah untuk memperoleh doa dari Rasul صلی الله عليه وسلم. Ketahuilah, bahwa amal yang mereka perbuat ini mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun atas dosa yang mereka perbuat lagi Maha Penyayang terhadap mereka.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid berkata : Ayat ini turun pada Bani Muqrin dimana pada mereka ayat ini turun : dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan,ayat 92. Abdurrahman bin Ma”qil al-Muzani berkata : Anak Muqrin ada sepuluh, kepada kami ayat ini turun.

AT TAUBAH : 100

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama- lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Tafsir :
Dan orang-orang yang mendahului orang lainnya dan yang pertama-tama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dari orang-orang Muhajirin, yaitu mereka yang meninggalkan kaum dan keluarga mereka untuk pindah menuju negeri Islam, dan orang Anshar, yaitu mereka yang menolong Rasulullah صلی الله عليه وسلم dari musuh-musuhnya (orang-orang kafir); dan orang-orang yang mengikuti mereka berbuat baik dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan untuk mencari keridhaan Allah, merekalah orang yang mendapatkan keridhaan Allah karena ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya. Mereka pun ridha kepada Allah atas limpahan pahala yang mereka terima karena ketaatan dan keimanan mereka. Allah menyediakan surga bagi mereka, yang mengalir di bawah istana dan pohon-pohonnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang sangat besar. Ayat ini menceritakan pujian Allah terhadap para sahabat dan kedudukan mereka yang mulia. Sesungguhnya memuliakan para sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم termasuk keimanan yang mendasar.

AT TAUBAH : 101

وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ الأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُواْ عَلَى النِّفَاقِ لاَ تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
Terjemah :
Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu [657] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
[657] Maksudnya: orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar Madinah.
Tafsir :
Dan di antara kaum Badui yang tinggal di sekeliling Madinah, juga di antara orang Madinah itu ada orang munafik. Mereka tetap dan bahkan semakin bertambah dan keterlaluan dalam kemunafikannya. Mereka menyembunyikan kemunafikan itu dari kamu (wahai Rasul), tetapi Kami mengetahuinya dan Kami akan menyiksa mereka dua kali; diperangi, ditawan dan dibuka kejelekannya di dunia. Di akhirat, mereka akan mendapat siksa kubur setelah mati, kemudian pada Hari Kiamat mereka akan dikembalikan pada siksa yang sangat pedih di Neraka Jahanam.

AT TAUBAH : 102

وَآخَرُونَ اعْتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُواْ عَمَلاً صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Tafsir :
Dan sebagian penduduk di sekitar Madinah yang lain ada yang mengakui dosa-dosa mereka, lantas menyesal dan bertaubat. Kemudian mereka mencampuradukkan amal shalih (taubat, penyesalan, pengakuan dosa mereka dan perbuatan shalih mereka yang lain) dengan perbuatan buruk (berpaling dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم  dan perbuatan buruk lainnya). Semoga Allah mengampuni dan menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.
Asbabun Nuzul :
Mereka melakukan itu, sementara tiga orang tidak mengikat diri mereka, Rasulullah صلی الله عليه وسلم  pulang dari perang, beliau bertanya : Siapa orang-orang yang terikat di tiang itu?? Seorang laki-laki berkata : Abu Lubabah dan kawan-kawannya yang tidak ikut berperang, mereka telah berjanji kepada Allah tidak akan membuka ikatan mereka hingga engkaulah yang membukanya. Nabi صلی الله عليه وسلم  bersabda : Aku juga tidak akan membukanya sebelum ada perintah. Maka Allah menurunkan ayat 102 ini.

AT TAUBAH : 103

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Terjemah :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [658] dan mensucikan [659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda [659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Tafsir :
Ambilah zakat (wahai Rasul) dari sebagian harta mereka (orang-orang yang bertaubat, tetapi mencampuradukkan perbuatan baik dan buruk). Dengan zakat itu, kamu membersihkan dan menyucikan mereka dari kesalahan dan dosa. Kamu pun mengangkat mereka dari derajat orang-orang munafik ke dalam derajat orang-orang ikhlas (mukhlisin). Doakanlah dan mohonkan ampunan untuk mereka agar mereka mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa mereka. Sesungguhnya doamu dan permohonan ampunmu merupakan rahmat dan ketenangan bagi mereka. Allah Maha Mendengar setiap doa dan perkataan, Maha Mengetahui keadaan para hamba dan niat mereka, dan Allah akan memberikan balasan kepada setiap hamba sesuai dengan amalannya.

AT TAUBAH : 104

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Terjemah :
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?
Tafsir :
Tidakkah orang yang berpaling dari berjihad itu tahu bahwa hanya Allah-lah yang menerima taubat hamba-Nya, menerima zakat dan membalasnya dengan pahala, dan bahwa Allah-lah yang Maha Menerima taubat hamba-Nya apabila mereka kembali ke dalam ketaatan, dan Maha Penyayang jika mereka mengharap keridhaan-Nya?

AT TAUBAH : 105

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Terjemah :
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir :
Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang berpaling dari berjihad (tidak mau ikut berjhad) : Bebuatlah karena Allah dengan melakukan apa yang diridhai-Nya berupa ketaatan, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, sesungguhnya Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang Mukmin akan melihat apa yang kalian perbuat dan menampakkan urusan kalian, kemudian kalian akan dikembalikan pada Hari Kiamat kepada Dzat yang Maha Mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan tampakkan. Kemudian akan diberitahukan kepada kalian apa yang kalian perbuat. Ini adalah ancaman dan peringatan terhadap orang yang terus bebruat batil dan melampaui batas.

AT TAUBAH : 106

وَآخَرُونَ مُرْجَوْنَ لِأَمْرِ اللّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Dan di antara orang-orang yang berpaling dari kalian (wahai orang-orang Mukmin) dalam peperangan (Tabuk) itu ada yang lain yang ditangguhkan, yaitu ditangguhkan keputusan Allah atas mereka; apakah mereka akan mendapat adzab Allah atau ampunan-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang menyesali perbuatan mereka. Mereka adalah Murarah bin Rabi, Kaab bin Malik dan Hilal bin Umayyah. Allah Maha Mengetahui siapa yang berhak mendapatkan siksa atau pengampunan. Maha Bijaksana dalam setiap perkataan dan perbuatan-Nya.

AT TAUBAH : 107

وَالَّذِينَ اتَّخَذُواْ مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفَنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Terjemah :
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mumin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mumin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu [660]. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
________________________________________
[660] Yang dimaksudkan dengan orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu ialah seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria untuk bersembahyang di masjid yang mereka dirikan itu, serta membawa tentara Romawi yang akan memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu Amir ini tidak jadi karena ia mati di Syiria. Dan masjid yang didirikan kaum munafik itu diruntuhkan atas perintah Rasulullah r berkenaan dengan wahyu yang diterimanya sesudah kembali dari perang Tabuk.
Tafsir :
Orang-orang munafik yang mendirikan masjid dengan tujuan menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang Mukmin, membuat kekafiran terhadap Allah dan untuk memecah belah mereka, agar sebagian orang Mukmin shalat di dalamnya dan meninggalkan Masjid Quba yang biasa digunakan shalat oleh orang-orang Mukmin, maka mereka berselisih dan terpecah karena hal itu. Masjid itu juga didirikan untuk menunggu orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dulu (yaitu Abu Amir ar-Rahib al-Fasiq) dan dijadikan tempat menyusun tipu daya terhadap orang-orang muslim. Mereka (orang-orang munafik) bersumpah bahwa mereka tidak mendirikan masjid itu kecuali untuk kebaikan dan menolong umat muslim, juga untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang lemah dan tua yang merasa payah jika harus pergi ke Masjid Quba. Allah menjadi saksi bahwa sumpah mereka adalah palsu dan dusta. Maka dihancurkan dan dibakarlah masjid itu.

AT TAUBAH : 108

لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Terjemah :
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Tafsir :
Janganlah engkau (wahai Nabi) shalat di masjid itu selamanya, karena masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak hari pertama (yaitu Masjid Quba) lebih patut untuk tempatmu shalat. Di masjid ini, orang-orang senang berthaharah membersihkan diri dengan air dari najis dan kotoran, sebagaimana mereka bersuci dengan sikap waradan beristighfar dari setiap dosa dan maksiat. Allah menyukai orang-orang yang bersuci. Apabila Masjid Quba dibangun atas dasar ketakwaan sejak hari pertama didirikan, maka masjid Rasulullah صلی الله عليه وسلم juga lebih utama dan pantas untuk shalat.

AT TAUBAH : 109

أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَىَ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Terjemah :
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.
Tafsir :
Orang yang mendirikan bangunan atas dasar ketakwaan, ketaatan, dan mengharapkan ridha Allah tidak sama dengan orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang hampir runtuh. Maka dari itu mendirikan masjid dengan tujuan kemudharatan, kekufuran, dan perpecahan antara umat muslim, sama dengan dia telah bersiap untuk jatuh ke Neraka Jahanam. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zhalim yang melampaui batas.

AT TAUBAH : 110

لاَ يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِي بَنَوْاْ رِيبَةً فِي قُلُوبِهِمْ إِلاَّ أَن تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur [661]. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
________________________________________
[661] Maksudnya: Bila perasaan mereka telah lenyap. Ada pula yang menafsirkan bila mereka tidak dapat taubat lagi.
Tafsir :
Bangunan munafik yang mereka dirikan untuk memberi kemudharatan terhadap Masjid Quba itu selalu menimbulkan keraguan dan kemunafikan dalam hati mereka. Hal itu tidak akan hilang sampai hati itu hancur karena mereka terbunuh atau mati, atau hingga mereka menyesal dengan sebenar-benar penyesalan, atau hingga bertaubat kepada Rabbnya, atau mereka takut dengan sangat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati orang-orang munafik, yaitu keraguan dan tujuan mereka mendirikan masjid itu. Allah Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya.

AT TAUBAH : 111

إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
Tafsir :
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin diri mereka. Sebagai pengganti itu, Allah memberikan surga untuk mereka. Allah telah mempersiapkan (didalam surga itu) berbagai kenikmatan karena mereka telah menyerahkan seluruh jiwa dan harta mereka untuk berjihad di jalan Allah, memerangi musuh-musuh-Nya, menegakkan kalimat-Nya, dan memenangkan agama-Nya, kemudian mereka membunuh atau terbunuh. Semua itu adalah janji Allah yang hak di dalam Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, dan di dalam Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan di dalam al-Qur an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم. Tiada seorang pun yang bisa lebih menepati janji melebihi Allah bagi orang yang memenuhi apa yang Allah janjikan. Maka dari itu, tampakkanlah kegembiraan kalian (hai orang-orang Mukmin) dengan jual beli yang kalian lakukan dengan Allah ini, dan dengan balasan yang telah dijanjikan Allah, yaitu surga dan keridhaan-Nya. Jual beli ini adalah keberuntungan yang sangat besar.

AT TAUBAH : 112

التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدونَ الآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Terjemah :
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat [662], yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat maruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mumin itu.
________________________________________
[662] Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu pengetahuan atau berjihad. Ada pula yang menafsirkan dengan orang yang berpuasa.
Tafsir :
Di antara sifat-sifat orang Mukmin yang dijanjikan surga adalah orang-orang yang bertaubat, kembali dari perbuatan yang dibenci Allah menuju perbuatan yang disukai dan diridhai-Nya. Mereka ikhlas dalam beribadah kepada Allah semata, bersungguh-sungguh taat kepada-Nya, dan juga selalu memuji Allah dalam setiap cobaan yang diterimanya, baik cobaan itu berupa kebaikan atau keburukan. Mereka juga adalah orang-orang yang senantiasa berpuasa dan selalu mendirikan shalat, menyuruh orang-orang melakukan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta melarang apa yang dilarang oleh-Nya dan oleh Rasul-Nya. Mereka menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan dengan memperhatikan perintah dan larangan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang berdiri diatas ketaatan dan senantiasa memelihara hukum-hukum Allah. Maka dari itu, berikanlah kepada orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut kabar gembira (wahai Nabi) bahwa mereka akan mendapat kerdhaan Allah dan surga-Nya.

AT TAUBAH : 113

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يَسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُواْ أُوْلِي قُرْبَى مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Terjemah :
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.
Tafsir :
Tidak sepantasnya Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم dan orang-orang Mukmin memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang musyrik setelah mereka mati, meskipun mereka adalah sanak kerabat Nabi dan orang-orang Mukmin apabila mereka mati dalam keadaan menyekutukan Allah, menyembah berhala, dan sesudah jelas bahwa mereka adalah para penghuni Neraka Jahanam karena mereka mati dalam keadaan musyrik. Allah tidak mengampuni dosa orang-orang musyrik, sebagaimana firman-Nya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang menyekutukan-Nya, dan firman-Nya : Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan surga baginya. (Qs.Al-Maidah : 72).
Asbabun Nuzul :
Asy-Syaikhan meriwayatkan dari jalan Said bin Musayyib dari bapaknya berkata : Pada saat Abu Thalib menghadapi ajal, Rasulullah صلی الله عليه وسلم datang kepadanya, sementara di sisinya terdapat Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah, Rasulullah صلی الله عليه وسلم meminta : Paman, katakana laa ilaaha illallah, yang dengannya aku akan membelamu di depan Allah. Abu Jahal dan Abdullah berkata : Wahai Abu Thalib apakah kamu sudah membenci agama Abdul Muththalib? Keduanya terus berbicara kepadanya sehingga ucapan terakhir Abu Thalib adalah, mati di atas agama Abdul Muththalib. Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda : Aku akan memohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang. Maka turunlah ayat 113 ini.

AT TAUBAH : 114

وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلاَّ عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ
Terjemah :
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.
Tafsir :
Tidak lain permohonan ampun Nabi Ibrahim kepada Allah untuk bapaknya yang musyrik hanyalah untuk memenuhi janji yang telah diucapkan kepada bapaknya. Janji itu sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah : aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (Qs.Maryam : 47). Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu merupakan musuh Allah, peringatan dan nasihat tidak lagi masuk kepadanya, dan bahwa bapaknya akan mati dalam keadaan kafir. Lalu Ibrahim meninggalkan bapaknya dan tidak memohonkan ampunan untuknya. Dia berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim itu sangat besar rasa tawadhunya kepada Allah, sangat pemaaf terhadap kesalahan kaumnya.

AT TAUBAH : 115

وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّى يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَ إِنَّ اللّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Terjemah :
Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan [663] suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi [664]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
________________________________________
[663] Lihat not 34.
[664] Maksudnya: seseorang hamba tidak akan diazab oleh Allah semata-mata karena kesesatannya, kecuali jika hamba itu melanggar perintah-perintah yang sudah dijelaskan.
Tafsir :
Dan Allah tidak akan menyesatkan suatu kaum setelah Allah memberi mereka hidayah dan taufik sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus ditakuti dan dijauhi dan apa yang mereka butuhkan di dalam pokok-pokok agama dan cabangnya. Sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu telah mengajari kalian apa yang kalian tidak ketahui, menjelaskan kepada kalian apa yang bermanfaat bagi kalian, dan memberikan hujjah kepada kalian untuk menyampaikan risalah-Nya.

AT TAUBAH : 116

إِنَّ اللّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يُحْيِـي وَيُمِيتُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
Terjemah :
Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.
Tafsir :
Sesungguhnya Allah Penguasa langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan, pengaturan, penghambaan dan syariat-Nya. Allah menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mematikan siapa saja yang dikehendaki-Nya pula. Tidak ada pelindung dalam urusan kalian dan tidak ada penolong yang mampu menolong kalian menghadapi musuh-musuh kalian selain Allah.

AT TAUBAH : 117

لَقَد تَّابَ الله عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِن بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
Tafsir :
Allah telah memberikan taufik kepada Nabi-Nya Muhammad صلی الله عليه وسلم untuk kembali dalam ketaatan kepada-Nya, juga menerima taubat orang-orang Muhajirin yang meninggalkan kediaman dan keluarga mereka menuju negeri Islam, juga taubat orang-orang Anshar yaitu para penolong Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang pergi bersamanya untuk memerangi musuh pada peperangan Tabuk, pada hari yang sangat panas dengan perbekalan dan persiapan yang sangat sedikit. Allah juga telah menerima taubat mereka setelah hati sebagian dari mereka hampir berpaling dari kebenaran, mereka cenderung untuk meninggalkan peperangan dan tinggal di rumah. Akan tetapi, Allah memantapkan dan menguatkan mereka serta mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap mereka baik di dunia atau di akhirat. Di antara kasih sayang Allah adalah bahwa Allah telah menganugerahkan kepada mereka pengampunan-Nya, menerima taubat mereka, dan menetapkan mereka sebagai orang yang diterima taubatnya.
Asbabun Nuzul :
Al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Kaab bin Malik berkata : Aku tidak pernah tertinggal dari Nabi صلی الله عليه وسلم dalam suatu peperangan pun selain Badar, sampai akhirnya datang Perang Tabuk, ia adalah perang terakhir beliau, maka Nabi صلی الله عليه وسلم memerintahkan orang-orang berangkat jihad. Lalu dia menyebutkan hadits selengkapnya didalamnya. Maka Allah menurunkan ayat 117 ini tentang taubat kami. Dia berkata : Kepada kami juga diturunkan ayat 119.

AT TAUBAH : 118

وَعَلَى الثَّلاَثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُواْ حَتَّى إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّواْ أَن لاَّ مَلْجَأَ مِنَ اللّهِ إِلاَّ إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Terjemah :
dan terhadap tiga orang [665] yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
________________________________________
[665] Yaitu Kaab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi. Mereka disalahkan karena tidak ikut berperang.
Tafsir :
Demikian pula, Allah menerima taubat tiga orang Anshar yang berpaling dari peperangan (tidak ikut perang), yaitu Kaab bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Murarah bin Rabi. Mereka meninggalkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم kemudian mereka merasa sangat bersedih dan menyesal. Sampai ketika mereka merasa bumi yang luas terasa sempit karena kesedihan dan penyesalan mereka karena berpalingnya mereka dan jiwa mereka terasa sempit karena kesedihan yang mereka rasakan, dan mereka meyakini bahwa tidak ada tempat berlindung selain kepada Allah, maka Allah memberi mereka taufik untuk kembali pada ketaatan dan keridhaan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.
Asbabun Nuzul :
Ketika ayat 102 turun, Nabi صلی الله عليه وسلم membuka ikatan mereka dan memaafkan mereka, tinggal tiga orang yang tidak mengikat diri mereka, mereka tidak disebut apapun, mereka itulah orang-orang di mana Allah berfirman tentang mereka dalam ayat 106. Maka orang-orang banyak yang berkata : Mereka binasa jika Allah tidak menurunkan ampunan-Nya kepada mereka. Ada juga yang berkata : semoga Allah mengampuni mereka. Sehingga turunlah ayat 118 ini.

AT TAUBAH : 119

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
Tafsir :
Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menjalankan syariat-Nya, kerjakanlah perintah-perintah Allah dan jauhilah larangan-larangan-Nya dalam setiap apa yang kalian kerjakan dan tinggalkan. Hendaklah kalian bersama orang-orang yang menepati janji dan sumpah mereka pada setiap keadaan.

AT TAUBAH : 120

مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ الأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُواْ عَن رَّسُولِ اللّهِ وَلاَ يَرْغَبُواْ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لاَ يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلاَ نَصَبٌ وَلاَ مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَطَؤُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلاَ يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلاً إِلاَّ كُتِبَ لَهُم بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Terjemah :
Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,
Tafsir :
Tidaklah pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang tinggal di sekitar Madinah berdiam diri bersama keluarganya di rumahnya dan tidak turut menyertai Rasulullah صلی الله عليه وسلم berperang. Juga tidak pantas bagi mereka lebih menyukai diri mereka bersantai, sedangkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم berada dalam kesusahan dan kepayahan. Sebab, tidaklah kehausan,kelaparan, dan kepayahan yang mereka rasakan dalam perjalanan dan jihad mereka di jalan Allah, juga tidaklah mereka menginjakkan kaki di suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan juga apa yang mereka terima dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka, berupa terbunuh atau kekalahan, melainkan semua itu dicatat sebagai amal shalih yang ditetapkan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, yang segera melaksanakan perintah Allah dan menjalankan hak Allah dan hak makhluk-Nya yang menjadi kewajibannya.

AT TAUBAH : 121

وَلاَ يُنفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً وَلاَ يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلاَّ كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Terjemah :
dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Tafsir :
Dan tidaklah mereka mengeluarkan nafkah, baik sedikit maupun banyak di jalan Allah, dan tidaklah mereka melewati lembah bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk berjihad, kecuali Allah telah menetapkan pahala amal shalih bagi mereka. Allah akan membalas mereka dengan sebaik-baik balasan atas amal shalih yang mereka kerjakan.

AT TAUBAH : 122

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Terjemah :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Tafsir :
Tidaklah pantas bagi orang-orang Mukmin untuk pergi semuanya berperang melawan musuh-musuh mereka, sebagaimana tidak pantas untuk berdiam diri semuanya. Mengapa tidak pergi berperang dan berjihad dari tiap-tiap golongan itu beberapa orang yang mencukupi dan tercapai maksud untuk itu, agar orang-orang yang tidak ikut berperang dapat memperdalam agama dan mempelajari hukum-hukum tentang agama Allah dan apa yang diturunkan kepada Rasul-Nya, juga agar mereka dapat memperingatkan kaumnya dengan apa yang diketahuinya sekembalinya mereka dari medan perang, agar mereka menjaga diri dari adzab Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ikrimah berkata : telah turun ayat 39. Padahal beberapa orang tidak berangkat karena mereka sibuk mengajar kaum mereka yang ada di pedalaman, orang-orang munafik berkata : Ada orang-orang yang tertinggal di pedalaman, maka orang-orang pedalaman telah celaka. Maka turun ayat 122 ini.

AT TAUBAH : 123

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ قَاتِلُواْ الَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ الْكُفَّارِ وَلِيَجِدُواْ فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.
Tafsir :
Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menjalankan syariat-Nya, mulailah dengan memerangi orang-orang kafir yang berada dekat dengan negeri Islam agar mereka tahu bahwa kalian itu memiliki sikap keras terhadap mereka. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa, melindungi dan menolong mereka.

AT TAUBAH : 124

وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُواْ فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Terjemah :
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.
Tafsir :
Apabila turun satu surat al-Qur an kepada Rasulullah, di antara orang-orang munafik ada yang berkata (sebagai pengingkaran dan ejekan) : Apakah keimanan kalian kepada Allah dan ayat-ayat-Nya akan bertambah dengan turunnya surat ini?? Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka bertambah keimanannya dengan turunnya surat tersebut dengan mempelajarinya, mentadabburinya, meyakininya dan mengamalkannya. Mereka merasa gembira dengan keimanan dan keyakinan yang telah Allah berikan kepada mereka.

AT TAUBAH : 125

وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Terjemah :
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit [666], maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
________________________________________
[666] Maksudnya penyakin bathiniyah seperti kekafiran, kemunafikan, keragua-raguan dan sebagainya.
Tafsir :
Adapun orang-orang yang di dalam hatinya terdapat kemunafikan dan keraguan terhadap agama Allah, maka dengan turunnya surat al-Qur an, semakin menambah bertambah kemunafikan dan keraguan mereka daripada sebelumnya. Celakalah orang-orang itu dalam kondisi mereka mengingkari Allah dan ayat-ayat-Nya.

AT TAUBAH : 126

أَوَلاَ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لاَ يَتُوبُونَ وَلاَ هُمْ يَذَّكَّرُونَ
Terjemah :
Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji [667] sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?
________________________________________
[667] Yang dimaksud dengan ujian disini ialah: musibah-musibah yang menimpa mereka seperti terbukanya rahasia tipu daya mereka, pengkhianatan mereka dan sifat mereka menyalahi janji.
Tafsir :
Apabila orang-orang munafik itu tidak memperhatikan bahwa Allah menguji mereka dengan musim kemarau yang panjang dan dengan ditampakkannya kemunafikan mereka sekali atau dua kali tiap tahun? Kemudian mereka tetap tidak juga bertaubat dari kekufuran dan kemunafikan mereka setelah itu, dan mereka tidak mengambil pelajaran atas ayat-ayat Allah yang telah diperlihatkan kepada mereka.

AT TAUBAH : 127

وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ نَّظَرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ هَلْ يَرَاكُم مِّنْ أَحَدٍ ثُمَّ انصَرَفُواْ صَرَفَ اللّهُ قُلُوبَهُم بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَفْقَهُون
Terjemah :
Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): “Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?” Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
Tafsir :
Dan apabila turun satu surat, orang-orang munafik itu memberi isyarat dengan mata mereka satu sama lain sebagai bentuk pengingkaran, ejekan dan juga kebencian mereka atas turunnya surat itu. Itu karena ayat yang diturunkan menyebutkan aib-aib dan perbuatan mereka. Kemudian mereka berkata : Apakah ada orang yang melihat kalian jika kalian bangun dari sisi Rasulullah? Apabila tidak ada seorang pun yang melihat, mereka bangkit dan berpaling dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم karena takut kejelekan mereka akan terbuka. Allah telah memalingkan hati mereka dari keimanan karena mereka tidak memahami dan merenungkannya.

AT TAUBAH : 128

لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Tafsir :
Sesungguhnya telah datang kepada kalian (hai orang-orang mukmin) seorang Rasul dari kaum kalian sendiri. Dia merasakan susah dan berat atas penderitaan dan siksaan yang kalian terima. Dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kalian. Dia pun amat berbelas kasihan dan penyayang terhadap orang-orang Mukmin.

AT TAUBAH : 129

فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Terjemah :
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung”.
Tafsir :
Apabila orang-orang musyrik dan munafik itu berpaling dari beriman kepadamu wahai Rasul, maka katakanlah : Cukuplah Allah bagiku yang menghilangkan segala kesusahanku. Tidak ada yang patut disembah dengan sebenarnya kecuali Dia. Kepada-Nyalah aku bersandar dan kepada-Nyalah aku menyerahkan segala urusanku. Sesungguhnya Dia-lah penolong dan pelindungku, dan Dialah Rabb yang memiliki Arsy yang agung, yang merupakan ciptaan Allah yang paling besar.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger