Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR THAHA

Image result for tafsir muyassar




THAHA : 1-

طه
TERJEMAH :
Thaahaa [912].
[912] “Thaahaa” termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian daripada surat-surat Al Qur’an, selanjutnya lihat not. no. 10.
TAFSIR :
Thaha. Pembicaraan tentang huruf terpenggal-penggal ini telah dibicarakan di awal surat al-Baqarah.

THAHA : 2-

مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
TERJEMAH :
Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
TAFSIR :
Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu, wahai Rasul, agar kamu menjadi susah karena kamu tidak sanggup mengamalkannya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi صلی الله عليه وسلم , beliau berdiri di atas telapak kakinya saat shalat, maka Allah menurunkan ayat 1-2 ini.
Abdullah bin Humaid dalam tafsirnya meriwayatkan dari ar-Rabi’ bin Anas berkata : Nabi صلی الله عليه وسلم  menggilir kedua kakinya agar bisa berdiri di atas masing-masing kaki sehingga turun ayat 2 ini.

THAHA : 3-

إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَى
TERJEMAH :
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
TAFSIR :
Tetapi Kami menurunkannya sebagai pelajaran, agar dijadikan sebagai peringatan oleh orang yang takut adzab Allah, lalu ia bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan.

THAHA : 4-

تَنزِيلًا مِّمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى
TERJEMAH :
yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.
TAFSIR :
Al-Qur”an ini diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.

THAHA : 5-

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
TERJEMAH :
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy [913].
[913] lihat not. no. 548
TAFSIR :
Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) yang beristiwa’ di atas ‘Arsy, yakni ‘ala wa irtafa’a (di atas), istiwa’ yang selaras dengan kebesaran dan keagungan-Nya.

THAHA : 6-

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى
TERJEMAH :
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
TAFSIR :
Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah, baik ciptaan, kekuasaan maupun pengaturan.

THAHA : 7-

وَإِن تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
TERJEMAH :
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi [914].
[914] Maksud ayat ini ialah: tidak perlu mengeraskan suara dalam mendo’a, karena Allah mendengar semua do’a itu walaupun diucapkan dengan suara rendah.
TAFSIR :
Jika kamu mengeraskan perkataanmu, wahai Rasul, dengan menyatakannya, atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya tidak ada suatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah. Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi daripada rahasia, yaitu apa yang terbersit dalam hatimu.

THAHA : 8-

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاء الْحُسْنَى
TERJEMAH :
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik),
TAFSIR :
Allahlah yang tidak ada Illah yang berhak disembah dengan benar selain Dia. Hanya Dia semata yang mempunyai nama-nama yang sempurna keindahannya.

THAHA : 9-

وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى
TERJEMAH :
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?
TAFSIR :
Apakah telah datang kepadamu wahai Rasul berita Musa bin Imran, saat ia tiba dari Madyan ke Mesir??

THAHA : 10-

إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّي آتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى
TERJEMAH :
Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api,mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu”.
TAFSIR :
Ketika ia melihat api yang menyala pada malam hari, maka ia berkata kepada keluarganya : Tunggulah!! Sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa darinya seberkas api untuk menghangatkan tubuh kalian dan menyalakan api lainnya, atau aku mendapati di sana petunjuk yang bisa menuntun kita di atas jalan yang kita lalui.

THAHA : 11-

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِي يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa.
TAFSIR :
Ketika Musa mendatangi api itu, Allah memanggilnya : Wahai Musa,

THAHA : 12-

إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى
TERJEMAH :
Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
TAFSIR :
Sesungguhnya Aku adalah Rabbmu, maka lepaskanlah kedua sandalmu. Sesungguhnya kamu sekarang berada di lembah Thuwa yang Aku berkahi. Hal itu sebagai persiapan untuk bermunajat kepada Rabbnya.

THAHA : 13-

وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى
TERJEMAH :
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
TAFSIR :
Sesungguhnya Aku telah memilihmu, wahai Musa, untuk mengemban risalah-Ku, maka dengarkanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari-Ku.

THAHA : 14-

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
TERJEMAH :
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
TAFSIR :
Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada sembahan yang hak selain Aku, tidak ada sekutu bagi-Ku, maka sembahlah Aku semata, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku di dalamnya.

THAHA : 15-

إِنَّ السَّاعَةَ ءاَتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى
TERJEMAH :
Segungguhnya hari kiamat itu akan datang.Aku merahasiaan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
TAFSIR :
Sesungguhnya Hari Kiamat saat manusia dibangkitkan itu akan datang, sudah pasti terjadinya. Hampir saja Aku merahasiakan waktu kedatangannya dari diri-Ku sendiri, maka bagaimana mungkin ada seorang makhluk pun yang mengetahuinya?? Agar tiap-tiap jiwa diberi balasan atas perbuatannya di dunia, baik kebaikan maupun keburukan.

THAHA : 16-

فَلاَ يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَتَرْدَى
TERJEMAH :
Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa”.
TAFSIR :
Karena itu, janganlah kamu, wahai Musa, dipalingkan dari beriman kepadanya dan mempersiapkan diri untuknya oleh orang-orang yang tidak mengimani terjadinya kiamat dan tidak beramal untuknya, serta mengikuti hawa nafsunya lalu mendustakannya, sehingga kamu binasa.

THAHA : 17-

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
TAFSIR :
Apakah yang ada di tangan kananmu, hai Musa??

THAHA : 18-

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”.
TAFSIR :
Musa berkata : ini adalah tongkatku, yang aku gunakan sebagai pegangan saat berjalan, dan kupergunakan untuk menggoyangkan pohon, agar kambing-kambingku makan dari dedaunannya yang berjatuhan. Aku juga mendapatkan manfaat-manfaat lainnya padanya.

THAHA : 19-

قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!”
TAFSIR :
Allah berkata kepada Musa : Lemparkanlah tongkatmu!!

THAHA : 20-

فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى
TERJEMAH :
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
TAFSIR :
Musa pun melemparkannya di permukaan tanah. Maka tiba-tiba ia berubah menjadi seekor ular yang merayap cepat dengan seizin Allah. Musa melihat perkara yang besar, dan ia berpaling sambil lari.

THAHA : 21-

قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,
TAFSIR :
Allah berfirman kepada Musa : Ambillah ular itu, dan jangan takut terhadapnya, maka Kami akan mengembalikannya menjadi tongkat seperti keadaannya yang semula.

THAHA : 22-

وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاء مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى
TERJEMAH :
dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mu’jizat yang lain (pula),
TAFSIR :
Dan masukkanlah tanganmu ke samping tubuh di bawah lengan (ketiak), niscaya tangan itu akan keluar dalam keadaan putih seperti salju bukan karena penyakit kusta; agar itu menjadi tanda (mukjizat) lainnya bagimu.

THAHA : 23-

لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْرَى
TERJEMAH :
untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar,
TAFSIR :
Kami melakukan hal itu, agar Kami perlihatkan kepadamu, wahai Musa, sebagian dari tanda-tanda Kami yang sangat besar yang menunjukkan kuasa Kami dan besarnya kekuasaan Kami, serta menunjukkan kebenaran risalahmu.

THAHA : 24-

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
TERJEMAH :
Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”.
TAFSIR :
Pergilah, hai Musa, kepada Fir”aun; sesungguhnya ia telah melampaui batasnya dan durhaka kepada Rabbnya. Lalu ajaklah ia untuk mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya.

THAHA : 25-

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku [915],
[915] Nabi Musa u memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir’aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.
TAFSIR :
Musa berkata : Wahai Rabbku, lapangkanlah dadaku,

THAHA : 26-

وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
TERJEMAH :
dan mudahkanlah untukku urusanku,
TAFSIR :
Mudahkanlah urusanku,

THAHA : 27-

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي
TERJEMAH :
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
TAFSIR :
Dan bebaskanlah lidahku dengan kefasihan berbicara,

THAHA : 28-

يَفْقَهُوا قَوْلِي
TERJEMAH :
supaya mereka mengerti perkataanku,
TAFSIR :
Agar mereka memahami perkataanku.

THAHA : 29-

وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي
TERJEMAH :
dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,
TAFSIR :
Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku,

THAHA : 30-

هَارُونَ أَخِي
TERJEMAH :
(yaitu) Harun, saudaraku,
TAFSIR :
yaitu Harun saudaraku.

THAHA : 31-

اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي
TERJEMAH :
teguhkanlah dengan dia kekuatanku,
TAFSIR :
Kuatkanlah aku dan teguhkan punggungku dengannya,

THAHA : 32-

وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي
TERJEMAH :
dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku,
TAFSIR :
Serta jadikanlah ia partner bersamaku dalam hal kenabian dan penyampaian risalah;

THAHA : 33-

كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا
TERJEMAH :
supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau,
TAFSIR :
Agar kami banyak mensucikan-Mu dengan tasbih,

THAHA : 34-

وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا
TERJEMAH :
dan banyak mengingat Engkau.
TAFSIR :
Dan banyak mengingat-Mu lalu memuji-Mu.

THAHA : 35-

إِنَّكَ كُنتَ بِنَا بَصِيرًا
TERJEMAH :
Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami”.
TAFSIR :
Sesungguhnya Engkau Maha Melihat tentang kami, tidak ada sedikit pun dari perbuatan Kami yang luput dari pengetahuan-Mu.

THAHA : 36-

قَالَ    قَدْ    أُوتِيتَ    سُؤْلَكَ    يٰمُوسَىٰ    ﴿طه:٣٦
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa”.
TAFSIR :
Allah berfirman : Sesungguhnya Aku telah memberikan semua permintaanmu, wahai Musa.

THAHA : 37-

وَلَقَدْ    مَنَنَّا    عَلَيْكَ    مَرَّةً    أُخْرَىٰٓ    ﴿طه:٣٧
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain,
TAFSIR :
Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu, wahai Musa, nikmat yang lainnya sebelum nikmat ini. Ketika kamu masih bayi yang disusui, Kami menyelamatkanmu dari keganasan Fir’aun.

THAHA : 38-

إِذْ    أَوْحَيْنَآ    إِلَىٰٓ    أُمِّكَ    مَا    يُوحَىٰٓ    ﴿طه:٣٨
TERJEMAH :
yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,
TAFSIR :
Yaitu, ketika Kami ilhamkan kepada ibumu :

THAHA : 39-

أَنِ    اقْذِفِيهِ    فِى    التَّابُوتِ    فَاقْذِفِيهِ    فِى    الْيَمِّ    فَلْيُلْقِهِ    الْيَمُّ    بِالسَّاحِلِ    يَأْخُذْهُ    عَدُوٌّ    لِّى    وَعَدُوٌّ    لَّهُۥ    ۚ    وَأَلْقَيْتُ    عَلَيْكَ    مَحَبَّةً   مِّنِّى    وَلِتُصْنَعَ    عَلَىٰ    عَيْنِىٓ    ﴿طه:٣٩
TERJEMAH :
Yaitu: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,
TAFSIR :
Taruhlah anakmu Musa setelah dilahirkan, di dalam peti, kemudian lemparkanlah di sungai Nil, maka pasti Nil itu akan membawanya ke tepi, lalu akan di ambil Fir’aun, musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah memasukkan padamu kecintaan dari-Ku, sehingga dengan hal itu kamu menjadi dicintai di tengah manusia, dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan dan perlindungan-Ku. Ayat ini berisikan penetapan sifat ‘Ain (mata) bagi Allah sebagaimana yang pantas dengan kebesaran dan kesempurnaan-Nya.

THAHA : 40-

إِذْ    تَمْشِىٓ    أُخْتُكَ    فَتَقُولُ    هَلْ    أَدُلُّكُمْ    عَلَىٰ    مَن    يَكْفُلُهُۥ    ۖ    فَرَجَعْنٰكَ    إِلَىٰٓ    أُمِّكَ    كَىْ    تَقَرَّ    عَيْنُهَا    وَلَا    تَحْزَنَ    ۚ    وَقَتَلْتَ   نَفْسًا    فَنَجَّيْنٰكَ    مِنَ    الْغَمِّ    وَفَتَنّٰكَ    فُتُونًا    ۚ    فَلَبِثْتَ    سِنِينَ    فِىٓ    أَهْلِ    مَدْيَنَ    ثُمَّ    جِئْتَ    عَلَىٰ    قَدَرٍ    يٰمُوسَىٰ    ﴿طه:٤۰
TERJEMAH :
(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir’aun): “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa,
TAFSIR :
Kami telah anugerahkan kepadamu, ketika saudara perempuanmu berjalan mengikutimu, kemudian ia berkata kepada orang-orang yang mengambilmu : Maukah kalian aku tunjukkan kepada orang yang bisa merawatnya dan menyusuinya untuk kalian?? Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, setelah kamu berada di tangan fir’aun, agar hatinya senang karena kamu selamat dari tenggelam dan pembunuhan, serta tidak bersedih atas kehilanganmu. Kamu pernah membunuh laki-laki Qibthi (Mesir) tanpa sengaja membunuhnya, lalu Kami menyelamatkanmu dari kesusahan perbuatanmu dan takut dibunuh. Kami telah mengujimu, lalu kamu keluar dalam keadaan ketakutan ke penduduk Madyan, lalu kamu berdiam di tengah mereka beberapa tahun lamanya. Kemudian, kamu datang dari Madyan pada waktu yang telah Kami tetapkan untuk mengutusmu, yaitu kedatangan yang selaras dengan ketetapan dan kehendak Allah. Urusan itu seluruhnya kepunyaan Allah Tabaraka wa Ta’ala.

THAHA : 41-

وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِي
TERJEMAH :
dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku [920].
[920] Maksudnya: memilih untuk menjadi rasul-Ku.
TAFSIR :
Aku telah menganugerahkan kepadamu, wahai Musa, nikmat-nikmat ini karena Aku memilihmu untuk mengemban risalah-Ku, menyampaikan dari-Ku, dan menegakkan perintah dan larangan-Ku.

THAHA : 42-

اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي
TERJEMAH :
Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku;
TAFSIR :
Pergilah kamu, hai Musa dan saudaramu, Harun, dengan membawa ayat-ayat-Ku yang menunjukkan Uluhiyyah-Ku, kesempurnaan kekuasaan-Ku, dan kebenaran risalahmu. Janganlah kalian lemah untuk senantiasa mengingat-Ku.

THAHA : 43-

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
TERJEMAH :
Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
TAFSIR :
Pergilah kalian kepada Fir”aun; karena ia telah melampaui batas dalam kekafiran dan kezhaliman,

THAHA : 44-

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
TERJEMAH :
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”.
TAFSIR :
Lalu katakanlah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut kepada Rabbnya.

THAHA : 45-

قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَن يَطْغَى
TERJEMAH :
Berkatalah mereka berdua: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”.
TAFSIR :
Musa dan Harun berkata : Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami takut bila ia akan segera menyiksa kami, atau durhaka terhadap kebenaran lalu tidak mau menerimanya.

THAHA : 46-

قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir,sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”.
TAFSIR :
Allah berfirman kepada Musa dan Harun : Jangan takut kepada Fir”aun, karena Aku senantiasa bersama kalian. Aku mendengar ucapan kalian dan melihat perbuatan kalian.

THAHA : 47-

فَأْتِيَاهُ فَقُولَا إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِّن رَّبِّكَ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى
TERJEMAH :
Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah: “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka [921]. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.
[921] Bani Israil di waktu mereka berada di Mesir adalah dibawah perbudakan Fir’aun. Mereka dipekerjakan untuk mendirikan bangunan- bangunan yang besar dan kota-kota dengan kerja paksa. Maka Nabi Musa u meminta kepada Fir’aun agar mereka dibebaskan.
TAFSIR :
Pergilah kepadanya dan katakan kepadanya : Sesungguhnya kami adalah utusan Rabbmu, maka bebaskanlah Bani Israil, dan jangan membebani mereka dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak sanggup mereka lakukan.

THAHA : 48-

إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَا أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
TERJEMAH :
Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan [922] dan berpaling [923].
[922] Maksudnya: mendustakan ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh rasul.
[923] Maksudnya: tidak memperdulikan ajaran dan petunjuk-petunjuk rasul.
TAFSIR :
Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti mukjizat dari Rabbmu yang menunjukkkan kebenaran dakwah kami. Semoga keselamatan dari adzab Allah dilimpahkan kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk-Nya. Sesungguhnya Rabmu telah mewahyukan kepada kami bahwa adzab-Nya ditimpakan pada orang-orang yang mendustakan dan berpaling dari seruan dan syariat-Nya.

THAHA : 49-

قَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Berkata Fir’aun: “Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa? [924].
[924] Setelah nabi Musa u dan nabi Harus a.s mendapat perintah dari Allah Ipergilah mereka kepada Fir’aun dan terjadilah soal-jawab sebagai yang disebutkan pada ayat 49 dan ayat berikutnya.
TAFSIR :
Fir”aun berkata kepada keduanya (sebagai bentuk pengingkaran) : Siapakah Rabb kalian, hai Musa??

THAHA : 50-

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
TERJEMAH :
Musa berkata: “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk [925].
[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.
TAFSIR :
Musa menjawab kepadanya : Rabb kami adalah yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu akan bentuk rupanya yang pantas untuknya dalam penciptaannya yang sempurna, kemudian menunjukkan tiap-tiap makhluk-Nya dengan petunjuk yang sempurna agar mengambil manfaat dari segala yang diciptakan Allah baginya.

THAHA : 51-

قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الْأُولَى
TERJEMAH :
Berkata Fir’aun: “Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?”
TAFSIR :
Fir”aun berkata kepada Musa (untuk bersilat lidah) : Lalu bagaimana dengan keadaan umat-umat terdahulu?? Bagaimana dengan berita generasi-generasi yang telah lalu, mereka telah mendahului kami kepada pengingkaran dan kekafiran??

THAHA : 52-

قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لَّا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنسَى
TERJEMAH :
Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab [926], Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;
[926] Maksudnya: Lauh Mahfuzh.
TAFSIR :
Musa berkata kepada Fir”aun : Apa yang kamu tanyakan itu bukan menjadi urusan kami, tetapi pengetahuan tentang apa yang telah diperbuat generasi-generasi itu ada di sisi Rabbku di dalam al-Lauh al-Mahfuzh. Aku tidak memiliki pengetahuan mengenai hal itu. Rabbku tidak akan sesat (menyimpang) dalam perbuatan-perbuatan dan hukum-hukum-Nya. Dia tidak lupa sedikit pun dari apa yang telah diajarkan-Nya.

THAHA : 53-

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّى
TERJEMAH :
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan,dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
TAFSIR :
Dia-lah yang telah menjadikan bumi bagi kalian yang mudah untuk diambil manfaatnya, mengadakan bagi kalian banyak jalan di sana, dan menurunkan hujan dari langit. Dengan air hujan itu Kami tumbuhkan aneka macam tumbuhan.

THAHA : 54-

كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّأُوْلِي النُّهَى
TERJEMAH :
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
TAFSIR :
Makanlah, hai manusia, dari tumbuh-tumbuhan yang baik-baik yang Kami tumbuhkan untuk kalian, dan gembalakanlah hewan dan ternak kalian. Sesungguhnya pada apa yang telah disebutkan benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, ajakan untuk mengesakan-Nya, dan mengkhususkan-Nya dengan peribadatan, bagi orang-orang yang memiliki akal yang sehat.

THAHA : 55-

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
TERJEMAH :
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,
TAFSIR :
Dari bumilah Kami menciptakan kalian, wahai manusia, padanyalah Kami akan mengembalikan kalian setelah kematian, darinyalah Kami akan mengeluarkan kalian dalam keadaan hidup pada kalian lain untuk dihisab dan diberi balasan.

THAHA : 56-

وَلَقَدْ أَرَيْنَاهُ آيَاتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَى
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir’aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya [927] maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran).
[927] Yang dimaksud dengan “tanda-tanda” di sini ialah tanda-tanda kenabian Musa surat (17) Al Isra’. Pada pertemuan antara nabi Musa u dengan Fir’aun ini,yang diperlihatkan baru dua, yaitu tongkat nabi Musa u menjadi ular dan tangannya menjadi putih cemerlang.
TAFSIR :
Sesungguhnya Kami telah memperlihatkan kepada Fir”aun tanda-tanda dan keterangan-keterangan Kami seluruhnya yang menunjukkan atas Uluhiyyah Kami dan kekuasaan Kami, serta kebenaran risalah Musa, lalu ia mendustakannya dan menolak menerima kebenaran.

THAHA : 57-

قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Berkata Fir’aun: “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa?
TAFSIR :
Fir’aun berkata : Adakah kamu datang kepada kami, wahai Musa, untuk mengusir kami dari negeri kami sendiri dengan sihirmu ini??

THAHA : 58-

فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلَا أَنتَ مَكَانًا سُوًى
TERJEMAH :
Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pu|a) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).
TAFSIR :
Kami akan mendatangkan sihir kepadamu seperti sihirmu, maka tetapkanlah waktu tertentu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang tidak akan kita selisihi, baik dari pihak kamimaupun kamu, di tempat pertengahan antara kami denganmu.

THAHA : 59-

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik”.
TAFSIR :
Musa berkata : Waktu yang ditentukan bagi kalian untuk pertemuan adalah hari raya, ketika manusia berhias, dan mereka akan berkumpul dari segala penjuru pada waktu Dhuha.

THAHA : 60-

فَتَوَلَّى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُ ثُمَّ أَتَى
TERJEMAH :
Maka Fir’aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang [929].
[929] Maksudnya: sete;ah Fir’aun mengatur tipu dayanya dan waktu untuk pertemuan telah datang yaitu hari raya, maka Fir’aun bersama pengikut-pengikut nya datanglah ketempat yang ditentukan itu
TAFSIR :
Maka Fir’aun pergi dalam keadaan berpaling dari kebenaran yang dibawa oleh Musa, lalu ia mengumpulkan para penyihirnya, kemudian setelah itu, ia datang ke tempat pertemuan yang telah ditetapkan waktunya.

THAHA : 61
61-قَالَ لَهُم مُّوسَى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًافَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى
TERJEMAH :
Berkata Musa kepada mereka: “Celakalah kamu, janganlah kamumengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamudengan siksa”. Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakankedustaan.
TAFSIR :
Musa berkata kepada para penyihir Fir’aun untuk menasihati mereka : Hati-hatilah, janganlah kalian mengadakan kedustaan terhadap Allah, lalu Dia membinasakan kalian dengan adzab dari sisi-Nya. Sungguh merugilah orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah.
THAHA : 62
62-فَتَنَازَعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى
TERJEMAH :
Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara merekadan mereka merahasiakan percakapan (mereka).
TAFSIR :
Maka para penyihir itu berbantah-bantahan satu sama lain tentang urusan mereka, dan mereka bercakap-cakap secara rahasia.

THAHA : 63
63-قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَن يُخْرِجَاكُم مِّنْأَرْضِكُم بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ الْمُثْلَى
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahlisihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya danhendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama [930].
[930] Maksudnya: kedatangan Musa a.s dan Harun u ke Mesir itu ialahhendak menggantikan kamu sebagai penguasa di Mesir. Sebagian ahlitafsir mengartikan “thariqah” di sini dengan “keyakinan (agama)”.
TAFSIR :
Mereka berkata : Sesungguhnya Musa dan Harun ini benar-benar penyihir yang hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihir keduanya, dan keduanya akan melenyapkan metode sihir besar yang kalian jalankan.
THAHA : 64
64-فَأَجْمِعُوا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوا صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَمَنِ اسْتَعْلَى
TERJEMAH :
Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudiandatanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah orang yangmenang pada hari ini [931].
[931] Maksud “hari ini” ialah hari berlangsungnya pertandingan.
TAFSIR :
Maka kuatkanlah tipu daya kalian, dan bulatkan tekad kalian tanpa ada perselisihan di antara kalian. Kemudian datanglah dalam satu barisan, dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kalian dalam waktu bersamaan; agar kalian dapat mengelabuhi penglihatan dan mengalahkan sihir Musa dan saudaranya. Sesungguhnya siapa saja yang pada hari ini mampu mengungguli lawannya, lalu mengalahkannya, maka ia meraih apa yang diinginkannya.
THAHA : 65
65-قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَمَنْ أَلْقَى
TERJEMAH :
(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah),apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yangmula-mula melemparkan?”
TAFSIR :
Para penyihir berkata : Hai Musa, silahkan pilih, kamu melemparkan tongkatmu terlebih dahulu, ataukah kami yang memulainya sehingga kami bisa melemparkan yang kami bawa.

THAHA : 66-
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.
TAFSIR :
Musa berkata kepada mereka : Bahkan, lemparkanlah apa yang kalian bawa terlebih dahulu. Mereka pun melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, maka terbbayang oleh Musa, karena kekuatan sihir mereka, bahwa tali-tali dan tongkat-tongkat itu laksana ular-ular yang merayap cepat,
THAHA : 67-
فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَى
TERJEMAH :
Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
TAFSIR :
Sehingga Musa merasa ketakutan dalam hatinya.
THAHA : 68-
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى
TERJEMAH :
Kami berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
TAFSIR :
Ketika itulah, Allah berkata kepada Musa : Janganlah takut terhadap sesuatu pun, karena kamulah yang lebih unggul dibandingkan para penyihir, Fir’aun dan pasukannya, serta kamu akan mengalahkan mereka.
THAHA : 69-
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
TERJEMAH :
Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”.
TAFSIR :
Lemparkanlah tongkatmu yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka. Apa yang mereka perbuat di hadapanmu hanyalah makar penyihir dan bayangan sihir. Penyihir itu tidak akan menang dengan sihirnya, di mana saja ia berada.
THAHA : 70-
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى
TERJEMAH :
Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud,seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.
TAFSIR :
Musa pun melempar tongkatnya, lalu tongkat itu menelan apa yang mereka buat, maka tampaklah kebenaran dan hujjah tegak atas mereka. Para penyihir itu pun menyungkurkan diri mereka ke tanah untuk bersujud, seraya berkata : Kami beriman kepada Rabb Harun dan Musa. Seandainya ini sihir juga, niscaya kami pasti tidak akan terkalahkan.

THAHA : 71-

قَالَ آمَنتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى
TERJEMAH :
Berkata Fir’aun: “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik [932], dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya”.
[932] lihat no. 555
TAFSIR :
Fir’aun berkata kepada para penyihir : Apakah kalian akan percaya kepada Musa, mengikutinya, dan mengakuinya, sebelum aku mengizinkan hal itu kepada kalian?? Sesungguhnya Musa adalah pemimpin kalian yang telah mengajarkan sihir kepada kalian; karena itu kalian mengikutinya. Sungguh aku akan memotong-motong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan dari satu arah dan kaki dari arah yang lain. Dan sungguh aku akan menyalib kalian dengan mengikat tubuh kalian pada pangkal pohon kurma. Sungguh kalian akan mengetahui, wahai para penyihir, siapakah di antara kita: aku atau Rabb Musa yang lebih keras dan lebih kekal siksanya daripada yang lain??

THAHA : 72-

قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mu’jizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.
TAFSIR :
Para penyihir berkata kepada Fir’aun : Kami tidak akan mengutamakanmu, lalu menaatimu dan mengikuti agamamu, daripada bukti-bukti nyata yang dibawa Musa yang menunjukkan atas kebenarannya, kewajiban mengikutinya, dan menaati Rabbnya. Kami tidak akan mengutamakan ketuhanan (Rububiyyah) palsumu dibandingkan rububiyyah Allah yang telah menciptakan kami. Maka lakukanlah apa yang hendak kamu lakukan terhadap kami. Sesungguhnya kekuasaanmu hanyalah dalam kehidupan dunia ini saja. Apa yang kamu lakukan terhadap kami hanyalah adzab yang akan berakhir dengan berakhirnya kehidupan dunia.

THAHA : 73-

إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
TERJEMAH :
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)”.
TAFSIR :
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, dan kami telah membenarkan Rasul-Nya serta mengamalkan ajaran yang dibawanya, agar Rabb kami mengampuni dosa-dosa kami, dan aktifitas sihir yang telah kamu paksakan kepada kami untuk melakukannya guna menghadapi Musa. Dan Allah adalah lebih baik balasan-Nya daripada kamu, wahai Fir’aun, bagi siapa yang menaati-Nya, dan lebih kekal adzab-Nya terhadap siapa saja yang durhaka dan menyelisihi perintah-Nya.

THAHA : 74-

إِنَّهُ مَن يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيى
TERJEMAH :
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup [933].
[933] Maksud “tidak mati” ialah dia selalu merasakan azab dan maksud “tidak hidup” ialah hidup yang dapat dipergunakannya untuk bertaubat.
TAFSIR :
Sesungguhnya barangsiapa yang datang kepada Rabbnya dalam keadaan kafir kepada-Nya, maka ia mendapat Neraka Jahanam yang dengannya ia akan disiksa. Ia tidak akan mati didalamnya sehingga bisa istirahat, dan tidak pula hidup dengan kehidupan yang bisa ia nikmati.

THAHA : 75-

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى
TERJEMAH :
Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),
TAFSIR :
Sebaliknya, barangsiapa datang kepada Rabbnya sebagai orang yang beriman kepada-Nya yang telah melakukan amal-amal shalih, maka ia mendapatkan kedudukan-kedudukan yang tinggi di surga tempat tinggal yang abadi,

THAHA : 76-

جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء مَن تَزَكَّى
TERJEMAH :
(yaitu) syurga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).
TAFSIR :
Di surga tempat tinggal yang abadi, yang mengalir sungai-sungai dari bawah istana-istana dan pepohonannnya, dalam  keadaan kekal di dalamnya selama-lamanya. Nikmat yang abadi itu adalah pahala dari Allah bagi siapa yang membersihkan dirinya dari najis, kekejian dan kemusyrikan, serta menyembah Allah semata, lalu ia menaati-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan berjumpa Rabbnya dalam keadaan tidak mempersekutukan seorang pun dari makhluk-Nya dalam beribadah kepada-Nya.

THAHA : 77-

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu [933], kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”.
[933] “Membuat jalan yang kering di dalam laut itu” ialah dengan memukul laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63 surat (26) Asy Syu’araa.
TAFSIR :
Sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa : Keluarlah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku, yaitu Bani Israil, dari Mesir, lalu buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu. Jangan takut terhadap Fir’aun dan pasukannya yang mengejar kalian lalu dapat menyusul kalian, dan jangan pula takut tenggelam di laut.

THAHA : 78-

فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُم مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ
TERJEMAH :
Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.
TAFSIR :
Musa pun membawa pergi Bani Israil pada malam hari, dan membawa mereka menyeberangi jalan di lautan. Maka Fir’aun dan pasukannya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh air yang kadarnya hanya diketahui oleh Allah. Akibatnya, mereka semua tenggelam, sementara Musa dan kaumnya selamat.

THAHA : 79-

وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَى
TERJEMAH :
Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.
TAFSIR :
Fir’aun telah menyesatkan kaumnya, dengan menjadikan mereka memandang baik kekafiran dan pendustaan, serta tidak membawa mereka untuk menempuh jalan hidayah.

THAHA : 80-

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ قَدْ أَنجَيْنَاكُم مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوَاعَدْنَاكُمْ جَانِبَ الطُّورِ الْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى
TERJEMAH :
Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan [934] gunung itu [935]dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa [936].
[934] Sebahagian Ahli Tarsir menafsirkan “al aiman” dengan “Yang diberkati”.
[935] Yang dimaksud dengan”gunung itu” disini ialah Gunung Sinai.
[936] Yang bermunajat dengan Allah ialah Nabi Musa u Tetapi disini disebut “kamu sekalian” karena manfa’at munajat itu kembali kepada Nabi Musa udan Bani Israil kesemuanya. Perjanjian yang dijanjikan itu ialah untuk bermunajat dan menerima Taurat. Arti “manna” dan “salwa” lihat not. 53.
TAFSIR :
Hai Bani Israil, ingatlah ketika Kami menyelamatkan kalian dari musuh kalian, Fir’aun, dan Kami jadikan tempat perjanjian kalian di sebelah kanan bukit Thur untuk menurunkan kitab Taurat pada kalian. Kami juga telah menurunkan kepada kalian di lembah Tih apa yang bias kalian makan, yaitu makanan menyerupai getah yang rasanya seperti madu, dan burung yang menyerupai burung puyuh.

THAHA : 81-

كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى
TERJEMAH :
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
TAFSIR :
Makanlah dari rizki Kami yang baik, dan janganlah melampaui batas padanya dengan menzhalimi satu sama lain, lalu kalian ditimpa kemurkaan-Ku. Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya ia akan binasa dan merugi.

THAHA : 82-

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
TAFSIR :
Sesungguhnya Aku benar-benar Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dari dosa dan kekafirannya, lalu beriman kepada-Ku dan mengerjakan amal-amal shalih, kemudian ia tertunjukkan kepada kebenaran dan istiqamah di atasnya.

THAHA : 83-

وَمَا أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَا مُوسَى
TERJEMAH :
Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?
TAFSIR :
Apakah yang membuatmu tergesa-gesa dari kaummu, wahai Musa, sehingga kamu mendahului mereka ke sisi kanan bukit Thur, dan kamu meninggalkan mereka di belakangmu??

THAHA : 84-

قَالَ هُمْ أُولَاء عَلَى أَثَرِي وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى
TERJEMAH :
Berkata, Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)”.
TAFSIR :
Musa menjawab : Sesungguhnya jika mereka di belakangku, nanti mereka akan menyusulku. Aku ingin mendahului mereka kepada-Mu, wahai Rabbku, agar Engkau semakin ridha kepadaku.

THAHA : 85-

قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِن بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri [937].
[937] Samiri ialah seorang dan Bani Israil dari suku Assamirah.
TAFSIR :
Allah berkata kepada Musa : Sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu berpisah dengan mereka, dengan penyembahan pada patung anak sapi, dan Samiri telah menyesatkan mereka

THAHA :  86-

فَرَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ يَا قَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ أَمْ أَرَدتُّمْ أَن يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُم مَّوْعِدِي
TERJEMAH :
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: “Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?”.
TAFSIR :
Lalu Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah terhadap mereka lagi bersedih Dia berkata kepada mereka : Hai kaumku, bukankah Rabb kalian telah menjanjikan kepada kalian janji yang baik, dengan diturunkannya kitab Taurat?? Apakah janji itu sudah terasa lama bagi kalian dan kalian menganggap lambat janji tersebut, ataukah kalian ingin melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan kalian ditimpa kemurkaan dari Rabb kalian, sehingga kalian melanggar perjanjian kalian denganku, menyembah patung anak sapi, dan tidak komitmen dengan perintah-perintahku??

THAHA :  87-

قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِّن زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya [939]“,
[939] Maksudnya: mereka disuruh membawa perhiasan dari emas kepunyaan orang-orang Mesir. lalu oleh Samiri dianjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lobang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Lihat selanjutnya Not. 570.
TAFSIR :
Mereka berkata : Wahai Musa, kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami dibebani dengan beban-beban dari perhiasan kaum Fir’aun, maka kami melemparkannya ke dalam lubang yang terdapat api dengan perintah Samiri. Demikian pula Samiri melemparkan apa yang dibawanya berupa tanah bekas kaki kuda Jibril.

THAHA :  88-

فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ
TERJEMAH :
kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara [940], maka mereka berkata: “Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa”.
[940] Lihat not 570.
TAFSIR :
Kemudian Samiri membuatkan untuk Bani Israil dari emas itu anak lembu bertubuh yang memiliki suara lembu. Maka orang-orang yang tergoda dengannya di antara mereka berkata kepada yang lain : Inilah sembahan kalian dan sembahan Musa, tetapi Musa telah melupakannya.

THAHA :  89-

أَفَلَا يَرَوْنَ أَلَّا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا وَلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا
TERJEMAH :
Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
TAFSIR :
Apakah orang-orang yang menyembah anak sapi itu tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat berinisiatif untuk berbicara dengan mereka, tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak pula mampu menolak mudharat dari mereka dan mendatangkan kemanfaatan bagi mereka??

THAHA :  90-

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِن قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta’atilah perintahku”.
TAFSIR :
Sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelum Musa kembali kepada mereka : Hai kaumku, kalian hanyalah diberi cobaan dengan anak lembu ini; agar tampak jelas siapa yang beriman di antara kalian dan siapa yang kafir. Sesungguhnya Rabb kalian adalah ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), bukan selain-Nya, maka ikutilah apa yang aku serukan kepada kalian berupa beribadah kepada Allah, dan taatilah perintahku untuk mengikuti syariat-Nya.

THAHA : 91-

قَالُوا لَن نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَى
TERJEMAH :
Mereka menjawab: “Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami”.
TAFSIR :
Para penyembah patung anak sapi di antara mereka berkata : Kami akan tetap menyembah patung anak sapi ini hingga Musa kembali kepada kami.

THAHA : 92-

قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
TAFSIR :
Musa mengatakan kepada saudaranya, Harun : Apakah yang menghalangimu, ketika kamu melihat mereka telah sesat dari agama mereka,

THAHA : 93-

أَلَّا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي
TERJEMAH :
(sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?”
TAFSIR :
sehingga kamu tidak mengikutiku, lalu menyusulku dan meninggalkan mereka?? Apakah kamu mendurhakai perintahku berkenaan dengan apa yang telah aku perintahkan kepadamu, yaitu menggantikanku dan mengadakan perbaikan setelah kepergianku??

THAHA : 94-

قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي
TERJEMAH :
Harun menjawab’ “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): “Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku”.
TAFSIR :
Kemudian Musa memegang jenggot dan kepala Harun seraya menariknya kepadanya, maka Harun berkata kepadanya : Hai putra ibuku, janganlah pegang jenggot dan rambut kepalaku, sesungguhnya aku khawatir (jika aku meninggalkan mereka dan menyusulmu) kamu akan berkata : Kamu telah memecah belah di antara Bani Israil, dan kamu tidak memelihara pesanku dengan menjaga mereka secara baik.

THAHA : 95-

قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَا سَامِرِيُّ
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”
TAFSIR :
Musa berkata kepada Samiri : Apa urusanmu, hai Samiri?? Apakah yang mendorongmu melakukan apa yang telah kamu perbuat??

THAHA : 96-

قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي
TERJEMAH :
Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul [941] lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku”.
[941] Yang dimaksud dengan “jejak rasul” di sini ialah ajaran-ajarannya. Menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian dari ajaran-ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan “jejak rasul” ialah jejak telapak kuda Jibril u Artinya Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
TAFSIR :
Samiri menjawab : Aku telah melihat apa yang tidak mereka lihat, yaitu Jibril menunggang kuda, pada waktu mereka keluar dari lautan dan Fir’aun dan berikut tentaranya tenggelam, lalu aku ambil dengan tanganku tanah bekas kaki kuda Jibril, lantas aku lemparkan pada perhiasan yang aku buat menjadi patung anak sapi, sehingga menjadi patung anak sapi bertubuh yang memiliki suara; sebagai cobaan. Demikianlah nafsuku yang senantiasa menyuruh kepada keburukan menjadikan aku memandang baik perbuatan ini.

THAHA : 97-

قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَن تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّنْ تُخْلَفَهُ وَانظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَّنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا
TERJEMAH :
Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)” [942]. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).
[942] Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia. Dan sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan di didalam neraka.
TAFSIR :
Musa berkata kepada as-Samiri : Pergilah, karena hukumanmu dalam kehidupan dunia ini ialah kamu hidup dalam keadaan terbuang seraya berkata kepada setiap orang : Aku tidak boleh menyentuh dan tidak boleh disentuh. Dan bagimu terdapat waktu yang ditentukandi akhirat bagi adzab dan siksamu, yang sekali-kali Allah tidak menyelisihi janji-Nya terhadapmu, dan kamu akan menghadapinya. Lihatlah sembahanmu yang tetap kamu sembah. Sungguh kami akan membakarnya dengan api, kemudian kami benar-benar akan menaburkannya di laut dalam bentuk abu yang berserakan agar ditiup angin, hingga tidak tersisa sedikit pun.

THAHA : 98-

إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا
TERJEMAH :
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu”.
TAFSIR :
Sesungguhnya sembahan kalian, wahai manusia, adalah Allah, yang tiada Illah yang berhak disembah selain Dia. Ilmu-Nya meliuputi segala sesuatu.

THAHA : 99-

كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِن لَّدُنَّا ذِكْرًا
TERJEMAH :
Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur’an).
TAFSIR :
Sebagaimana telah Kami kisahkan kepadamu, wahai Rasul, kisah-kisah Musa dan Fir’aun beserta kaum keduanya, demikian pula Kami ceritakan kisah-kisah orang-orang terdahulu kepadamu. Sesungguhnya telah Kami berikan al-Qur’an ini kepadamu dari sisi Kami sebagai peringatan bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran.

THAHA : 100-

مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا
TERJEMAH :
Barangsiapa berpaling dari pada Al qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,
TAFSIR :
Barangsiapa berpaling dari al-Qur’an ini, tidak membenarkannya, dan tidak mengamalkan isinya, maka ia akan datang kepada Rabbnya pada Hari Kiamat dengan memikul dosa yang besar

THAHA : 101-

خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاء لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا
TERJEMAH :
mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,
TAFSIR :
Mereka kekal dalam adzab, Amat buruklah beban dosa yang sangat berat itu; karena beban itu memasukkan mereka ke neraka.

THAHA : 102-

يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا
TERJEMAH :
(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala [943] dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;
[943] Maksudnya: Tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan manusia dari kuburnya atau menghidupkannya kembali.
TAFSIR :
Pada hari ketika malaikat meniup pada sangkakala untuk menyuarakan kebangkitan, dan Kami akan menggiring orang-orang kafir pada hari itu dalam keadaan muram. Kulit dan mata mereka berubah karena sedemikian berat dan mencekamnya peristiwa-peristiwa itu.

THAHA : 103-

يَتَخَافَتُونَ بَيْنَهُمْ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا عَشْرًا
TERJEMAH :
mereka berbisik-bisik di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)”
TAFSIR :
Mereka berbisik-bisik di antara mereka, berkata satu sama lain : Kalian tidak tinggal di dunia kecuali hanya sepuluh hari.

THAHA : 104-

نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا
TERJEMAH :
Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya [944]di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja”.
[944] Yang dimaksud dengan “lurus jalannya”, ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya diantara orang-orang yang berdosa itu.
TAFSIR :
Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan dan apa yang mereka rahasiakan, ketika orang yang paling mengerti dan paling sempurna akalnya di antara mereka berkata : Kalian tidak tinggal di dunia melainkan hanya sehari saja, karena pendeknya masa dunia dalam hati mereka pada Hari Kiamat.

THAHA : 105-

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا
TERJEMAH :
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,
TAFSIR :
Kaummu bertanya kepadamu, wahai Rasul, tentang kesudahan gunung-gunung pada Hari Kiamat. Katakanlah kepada mereka : Rabbku akan melenyapkannya dari tempatnya, lalu menjadikannya sebagai debu-debu yang berhamburan.
Asbabun Nuzul :
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij berkata : Orang-orang Quraisy berkata : Ya Muhammad, apa yang Rabbmu perbuat terhadap gunung-gunung ini pada Hari Kiamat?? Maka turun ayat 105 ini.

THAHA : 106-

فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا
TERJEMAH :
maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
TAFSIR :
Dia membiarkan bumi pada hari itu terbentang rata, licin, tidak bertumbuhan.

THAHA : 107-

لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا
TERJEMAH :
tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
TAFSIR :
Orang yang memandangnya, karena lurusnya tidak melihat kemiringan, bergelombang, atau menurun.

THAHA : 108-

يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَت الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا
TERJEMAH :
Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru [945] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.
[945] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah.
TAFSIR :
Pada hari itu manusia mengikuti suara penyeru menuju pemberhentian kiamat, tidak ada yang bisa menghindar dari seruan penyeru; karena ini adalah kebenaran bagi semua makhluk. Sementara suara-suara lainnya terdiam karena tunduk kepada Yang Maha Pemurah, sehingga kamu tidak mendengar kecuali suara bisikan saja.

THAHA : 109-

يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا
TERJEMAH :
Pada hari itu tidak berguna syafa’at [946], kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.
[946] Lihat yang dimaksud dengan syafaat not no. 46.
TAFSIR :
Pada hari itu syafaat tidak berguna bagi seorang makhluk pun, kecuali bila Allah Yang Maha Pemurah telah memberi izin kepada pemberi syafaat, dan meridhai orang yang diberi syafaat. Hal itu tidak berlaku kecuali bagi seorang Mukmin yang ikhlas.

THAHA : 110-

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا
TERJEMAH :
Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.
TAFSIR :
Allah mengetahui apa yang ada di hadapan manusia berupa perkara kiamat, dan apa yang ada di belakang mereka berupa perkara dunia, sedangkan makhluk-Nya tidak meliputi ilmu-Nya.

THAHA : 111-

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا
TERJEMAH :
Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.
TAFSIR :
Wajah-wajah makhluk tunduk dan menghinakan diri kepada Penciptanya yang memiliki semua makna-makna kehidupan yang sempurna, sebagaimana yang patut bagi keagungan-Nya, yang tidak akan pernah mati, yang senantiasa mengatur urusan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada selain-Nya. Sungguh merugilah orang yang telah mempersekutukan salah satu makhluk Allah dengan-Nya pada Hari Kiamat.

THAHA : 112-

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا
TERJEMAH :
Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.
TAFSIR :
Barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih dalam keadaan beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak khawatir dizhalimi dengan ditambah keburukannya, dan tidak pula mendapat pengurangan dengan dikurangi kebajikan-kebajikannya.

THAHA : 113-

وَكَذَلِكَ أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا
TERJEMAH :
Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
TAFSIR :
Sebagaimana Kami jadikan orang-orang Mukmin senang dengan amal-amal shalih, dan Kami peringatkan orang-orang kafir dari tetap dalam kemaksiatan mereka dan kekafiran mereka kepada ayat-ayat Kami. Kami turunkan al-Qur’an ini dalam bahasa Arab; agar mereka memahaminya, dan Kami uraikan didalamnya berbagai macam ancaman; dengan harapan agar mereka bertakwa kepada Rabb mereka, atau al-Qur’an ini akan menjadi peringatan bagi mereka, lalu mereka mengambil pelajaran darinya.

THAHA : 114-

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
TERJEMAH :
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu [947], dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
[947] Maksudnya: Nabi Muhammad r dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril u kalimat demi kalimat,sebelum Jibril u selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad r menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
TAFSIR :
Maka Mahasuci Allah dan Mahatinggi, serta Mahasuci dari segala kekurangan, Raja yang menguasai kekuasaan-Nya dengan segala wewenang, yang bertindak terhadap segala sesuatu, Yang Mahabenar, jani-Nya benar, ancaman-Nya benar, dan segala sesuatu dari-Nya adalah benar. Janganlah tergesa-gesa, wahai Rasul, dengan mendahului Jibril dalam membaca al-Qur’an sebelum ia selesai darinya, dan katakanlah : Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku di samping ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari as-Suddi berkata : Jika Jibril turun dengan al-Qur’an, Nabi صلی الله عليه وسلم mendapat kesulitan dalam menghafalnya, sehingga hal itu memberatkan beliau, beliau khawatir Jibril telah naik ke langit sementara beliau masih belum menghafalnya, maka Allah menurunkan ayat 114 ini

THAHA : 115-

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan [948] kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
[948] Perintah Allah ini tersebut dalam ayat 35 surat (2) Al Baqarah.
TAFSIR :
Sesungguhnya Kami telah wasuatkan kepada Adam, sebelum ia makan dari pohon larangan, agar ia tidak makan darinya. Dan Kami katakan kepadanya : Sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi istrimu. Jangan sampai ia mengeluarkan kalian dari surga, lalu kamu dan istrimu akan sengsara di dunia. Namun Iblis menggodanya, lalu Adam menaatinya dan lupa akan wasiat itu. Kami mendapatinya tidak memiliki kemauan yang kuat untuk menjaga apa yang diperintahkan kepadanya.

THAHA : 116-

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى
TERJEMAH :
Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, ketika Kami berkata kepada malaikat : Sujudlah kepada Adam, sujud penghormatan dan pemuliaan. Maka mereka taat dan sujud, tetapi Iblis menolak bersujud.

THAHA : 117-

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
TERJEMAH :
Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
TAFSIR :
Kami katakan : Hai Adam, sesungguhnya Iblis ini adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka hati-hatilah terhadapnya dan jangan menaatinya dengan bermaksiat kepadaku, lalu ia mengeluarkan kalian dari surga. Akibatnya kamu celaka, jika kamu dikeluarkan darinya.

THAHA : 118-

إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى
TERJEMAH :
Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,
TAFSIR :
Sesungguhnya kamu wahai Adam, di surga ini akan selalu makan sehingga tidak akan kelaparan di dalamnya, dan kamu selalu berpakaian sehingga tidak akan telanjang.

THAHA : 119-

وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَى
TERJEMAH :
dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.
TAFSIR :
Sesungguhnya kamu tidak akan kehausan di surga ini dan kamu tidak akan ditimpa panas matahari.

THAHA : 120-

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى
TERJEMAH :
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon [949] dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
[949] Pohon itu dinamakan “Syajaratulkhuldi” (Pohon kekekalan), karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, selanjutnya not. 37.
TAFSIR :
Setan membisikkan kepada Adam dan mengatakan kepadanya : Maukah kamu aku tunjukkan pada sebuah pohon yang jika kamu memakannya, kamu akan abadi tidak akan pernah mati, dan kamu memiliki kerajaan yang tidak akan habis dan tiada putus-putusnya??

THAHA : 121-

فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى
TERJEMAH :
Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia [950].
[950] Yang dimaksud dengan “durhaka” di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan “sesat” ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam u meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam u dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya.
TAFSIR :
Maka Adam dan Hawa memakan dari buah pohon yang dilarang Allah memakannya, maka terbukalah aurat keduanya, padahal sebelumnya tertutup dari pandangan mata keduanya. Keduanya pun mulai mengambil daun-daun pepohonan surga dan menempelkannya pada tubuh keduanya, untuk menutupi aurat keduanya yang terbuka. Adam telah mendurhakai perintah Rabbnya, lalu ia tersesat dengan makan buah pohon yang dilarang Allah untuk mendekatinya.

THAHA : 122-

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى
TERJEMAH :
Kemudian Tuhannya memilihnya [951] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.
[951] Maksudnya: Allah memilih Nabi Adam u untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
TAFSIR :
Kemudian Allah memilih Adam, mendekatkannya (kepada-Nya), menerima taubatnya, dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus.

THAHA : 123-

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
TAFSIR :
Allah berfirman kepada Adam dan Hawa : Turunlah kalian dari surga semuanya bersama Iblis, lalu kalian dan dia adalah musuh. Jika datang kepada kalian petunjuk dan penjelasan dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk dan penjelasan-Ku serta mengamalkannya, maka ia lurus dan mendapat petunjuk di dunia, serta ia tidak akan celaka di akhirat dengan mendapatkan adzab dari Allah.

THAHA : 124-

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
TERJEMAH :
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
TAFSIR :
Sebaliknya barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku yang Aku peringatkan kepadanya, maka dalam kehidupan dunia ini, ia mendapat penghidupan yang sempit lagi berat (meskipun secara lahiriahnya ia adalah orang yang berkelebihan dan berkelapangan), kuburnya disempitkan dan diadzab di dalamnya. Dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta, tidak bias melihat sesuatu dan tidak bias melihat hujjah.

THAHA : 125-

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا
TERJEMAH :
Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”
TAFSIR :
Orang yang berpaling dari peringatan Allah itu mengatakan : Wahai Rabbku, mengapa Engkau menghimpunku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat di dunia??

THAHA : 126-

قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى
TERJEMAH :
Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.
TAFSIR :
Allah menjawab kepadanya : Aku menghimpunmu dalam keadaan buta; karena telah dating kepadamu ayat-ayat Kami yang terang, lalu kamu berpaling darinya dan tidak mengimaninya. Sebagaimana kamu telah meninggalkannya sewaktu di dunia, maka demikian pula pada hari ini kamu ditinggalkan di neraka.

THAHA : 127-

وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى
TERJEMAH :
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
TAFSIR :
Demikianlah Kami menghukum orang yang melampaui batas terhadap dirinya, lalu bermaksiat kepada Rabbnya dan tidak beriman kepada ayat-ayat-Nya dengan siksa-siksa di dunia. Dan sungguh adzab di akhirat yang disediakan untuk mereka itu lebih berat, lebih berkesinambungan, dan lebih kekal; karena tiada putus-putusnya dan tidak berkesudahan.

THAHA : 128-

أَفَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّأُوْلِي النُّهَى
TERJEMAH :
Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
TAFSIR :
Apakah belum menjadi petunjuk bagi kaummu, wahai Rasul, untuk menempuh jalan yang lurus, banyaknya umat-umat yang mendustakan sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal mereka berjalan di bekas-bekas pemukiman umat-umat itu dan melihat bekas-bekas kebinasaan mereka?? Sesungguhnya pada banyaknya umat-umat itu dan bekas-bekas adzab yang menimpa mereka, benar-benar terdapat pelajaran-pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal dan pemahaman.

THAHA : 129-

وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى
TERJEMAH :
Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka.
TAFSIR :
Seandainya bukan karena telah ada ketetapan yang terdahulu dari Rabbmu dan waktu yang telah ditentukan di sisi-Nya, pastilah mereka mendapat adzab yang disegerakan; karena mereka pantas mendapatkannya, disebabkan kekafiran mereka.

THAHA : 130-

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاء اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى
TERJEMAH :
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
TAFSIR :
Maka bersabarlah, wahai Rasul, atas apa yang dikatakan oleh orang-orang yang mendustakan itu terhadapmu, berupa sifat-sifat (julukan-julukan) dan kebohongan-kebohongan. Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dalam shalat Shubuh sebelum terbit matahari, dalam shalat Ashar sebelum terbenamnya, dan dalam shalat Isya pada waktu-waktu malam. Bertasbih pulalah dengan memuji Rabbmu pada penghujung-penghujung siang dalam shalat Zhuhur (karena waktunya adalah penghujung pertengahan pertama dan pertengahan keduanya dari siang hari) dan dalam shalat Maghrib, agar kamu diberi balasan atas perbuatan-perbuatan ini dengan pahala yang membuatmu ridha.

THAHA : 131-

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
TERJEMAH :
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
TAFSIR :
Janganlah kamu melihat kesenangan yang telah Kami berikan kepada orang-orang musyrik itu dan orang-orang yang serupa dengan mereka; karena ia adalah perhiasan yang bakal lenyap dalam kehidupan dunia ini. Kami berikan kesenangan kepada mereka untuk menguji mereka dengannya. Rizki Rabbmu dan pahalanya adalah lebih baik dan lebih kekal bagimu daripada kesenangan yang telah Kami berikan kepada mereka; karena tiada putus-putusnya dan tiada habis-habisnya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Mardawaih, al-Bazzar dan Abu Ya’la dari Abu Rafi’ berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم  menerima seorang tamu, beliau mengutusku kepada seorang Yahudi yang berhutang tepung sampai awal bukan Rajab, dia berkata : Tidak, kecuali jika ada gadainya. Maka akupun pulang menyampaikannya kepada Nabi صلی الله عليه وسلم , beliau bersabda : Demi Allah, aku adalah orang yang paling terpercaya di langit dan di bumi. Aku belum keluar juga dari sisinya sehingga turun ayat 131 ini.

THAHA : 132-

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
TERJEMAH :
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
TAFSIR :
Perintahkanlah, wahai Nabi, kepada keluargamu supaya mendirikan shalat, dan bersabarlah dalam melaksanakannya. Kami tidak meminta harta kepadamu. Kamilah yang member rizki kepadamu. Dan akibat yang baik di dunia dan akhirat itu bagi orang yang bertakwa.

THAHA : 133-

وَقَالُوا لَوْلَا يَأْتِينَا بِآيَةٍ مِّن رَّبِّهِ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِي الصُّحُفِ الْأُولَى
TERJEMAH :
Dan mereka berkata: “Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?” Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
TAFSIR :
Orang-orang yang mendustakanmu, wahai Rasul, berkata : Mengapa kamu tidak membawa kepada kami suatu tanda dari Rabbmu yang menunjukkan kebenaranmu?? Ataukah belum datang kepada mereka al-Qur’an ini yang membenarkan kebenaran yang disebutkan dalam kitab-kitab sebelumnya??

THAHA : 134-

وَلَوْ أَنَّا أَهْلَكْنَاهُم بِعَذَابٍ مِّن قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِن قَبْلِ أَن نَّذِلَّ وَنَخْزَى
TERJEMAH :
Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?”
TAFSIR :
Seandainya Kami binasakan orang-orang yang mendustakan itu dengan suatu adzab sebelum Kami mengutus seorang Rasul kepada mereka dan Kami turunkan kitab pada mereka, niscaya mereka akan berkata : Wahai Rabb kami, mengapa tidak Engkau utus kepada kami seorang Rasul dari sisi-Mu, lalu Kami mempercayainya, dan mengikuti ayat-ayat dan syariat-Mu, sebelum kami menjadi hina dan rendah dengan mendapat adzab-Mu??

THAHA : 135-

قُلْ كُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَابُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدَى
TERJEMAH :
Katakanlah: “Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk”.
TAFSIR :
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah itu : Masing-masing dari kami dan kalian sedang menunggu pergiliran waktu, dan bagi siapakah pertolongan dan kemenangan itu. Karena itu tunggulah, dan kalian akan mengetahui; siapakah yang menempuh jalan yang lurus, dan siapa yang mendapat petunjuk kepada kebenaran di antara kami dan kalian??
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger