AL-ANBIYAA’ : 1-
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مَّعْرِضُونَ
TERJEMAH :
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
TAFSIR :
Sudah dekat waktu perhitungan manusia atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Kendati demikian, orang-orang kafir hidup dalam keadaan lalai dari hakikat ini, lagi berpaling dari peringatan tersebut.
AL-ANBIYAA’ : 2-
مَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍ مَّن رَّبِّهِم مُّحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ
TERJEMAH :
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,
TAFSIR :
Tidak ada sedikitpun yang diturunkan dari al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka, untuk memperbaharui peringatan terhadap mereka, melainkan mereka mendengarnya dengan bermain-main dan melecehkan.
AL-ANBIYAA’ : 3-
لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّواْ النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ
TERJEMAH :
(lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: “Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu [952], padahal kamu menyaksikannya?”
[952] Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah ayat-ayat Al Qur’an.
TAFSIR :
Hati mereka lalai dari al-Qur’an yang mulia, sibuk dengan dunia berikut kesenangannya yang sia-sia, tidak memahami isinya. Bahkan orang-orang yang zhalim dari kalangan kaum Quraisy telah bersepakat atas perkara rahasia, yaitu menyiarkan apa yang dapat menghalangi manusia dari beriman kepada Muhammad صلی الله عليه وسلم, bahwa dia adalah manusia biasa seperti mereka tanpa ada perselisihan sedikit pun dari mereka, dan bahwa apa yang dibawanya berupa al-Qur’an adalah sihir. Jadi, bagaimana mungkin kalian dating kepadanya dan mengikutinya, padahal kalian melihat sendiri bahwa ia adalah manusia biasa seperti kalian??
AL-ANBIYAA’ : 4-
قَالَ رَبِّي يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِي السَّمَاء وَالأَرْضِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
TERJEMAH :
Berkatalah Muhammad (kepada mereka): “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
TAFSIR :
Nabi صلی الله عليه وسلم mengembalikan urusannya kepada Rabb-nya seraya berkata : Rabbku mengetahui semua perkataan di langit dan bumi. Dia mengetahui pembicaraan yang kalian rahasiakan, dan Dia Maha Mendengar perkataan kalian, lagi Maha Mengetahui keadaan kalian. Ini berisikan teguran dan ancaman terhadap mereka.
AL-ANBIYAA’ : 5-
بَلْ قَالُواْ أَضْغَاثُ أَحْلاَمٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الأَوَّلُونَ
TERJEMAH :
Bahkan mereka berkata (pula): “(Al Qur’an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mu’jizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu di-utus”.
TAFSIR :
Bahkan orang-orang kafir mengingkari al-Qur’an. Di antara mereka ada yang mengatakan : Al-Qur’an itu adalah mimpi-mimpi yang tidak mengandung arti, tidak ada kenyataannya. Ada yang mengatakan : Al-Qur’an itu hanya diada-adakan dan dusta, bukan wahyu. Ada pula yang mengatakan : Sesungguhnya Muhammad itu penyair, dan al-Qur’an yang dibawanya itu adalah syair. Jika ia ingin supaya kami membenarkannya, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kami suatu mukjizat yang nyata, seperti unta nabi Shalih, mukjizat-mukjizat Musa dan Isa, serta mukjizat-mukjizat yang dibawa oleh Rasul-rasul sebelumnya.
AL-ANBIYAA’ : 6-
مَا آمَنَتْ قَبْلَهُم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ
TERJEMAH :
Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka; maka apakah mereka akan beriman [953]?
[953] Maksudnya: umat-umat yang dahulu telah meminta kepada rasul-rasulnya mu’jizat dan Tuhan telah mendatangkan mu’jizat itu, tetapi mereka juga tidak beriman, lalu Tuhan menghancurkan mereka. Orang musyrikin itupun kalau diberi mu’jizat yang mereka minta itu, mereka juga tidak akan beriman, karena mereka lebih keras kepala lagi dari umat-umat yang dahulu itu.
TAFSIR :
Tidak ada satu negeri pun sebelum kaum kafir Makkah yang penduduknya meminta mukjizat kepada Rasul mereka, lalu mukjizat itu terlaksana yang beriman. Bahkan mereka tetap mendustakan, lalu Kami membinasakan mereka. Apakah kaum kafir Makkah akan beriman, apabila mukjizat-mukjizat yang mereka minta itu terealisir?? Sekali-kali tidak, mereka tetap tidak akan beriman.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata : Orang-orang Makkah berkata kepada Nabi صلی الله عليه وسلم : Jika apa yang kamu katakan benar dan kamu ingin kami beriman kepadamu, maka ubahlah bukit Shafa menjadi emas. Maka Jibril datang, ia berkata : Jika kamu berkenan maka apa yang diminta oleh kaummu itu dikabulkan, akan tetapi jika mereka tetap tidak mau beriman maka mereka tidak akan diberi kesempatan lagi, jika kamu berkenan maka bersabarlah terhadap kaummu. Maka Allah menurunkan ayat 6 ini.
AL-ANBIYAA’ : 7-
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
TERJEMAH :
Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
TAFSIR :
Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, wahai Rasul, melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Dan Kami tidak mengutus para malaikat. Tanyakanlah, wahai orang-orang kafir Makkah, kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, jika kalian tidak mengetahui hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 8-
وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ
TERJEMAH :
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
TAFSIR :
Kami tidak menjadikan orang-orang yang diutus sebelummu itu keluar dari tabiat manusia yang tidak butuh makan dan minum, dan tidak pula mereka itu kekal yang tidak akan mati.
AL-ANBIYAA’ : 9-
ثُمَّ صَدَقْنَاهُمُ الْوَعْدَ فَأَنجَيْنَاهُمْ وَمَن نَّشَاء وَأَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِينَ
TERJEMAH :
Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.
TAFSIR :
Kemudian Kami penuhi apa yang telah Kami janjikan kepada para Nabi dan pengikut mereka berupa pertolongan dan keselamatan, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas terhadap diri mereka dengan kekafiran mereka kepada Rabb mereka.
AL-ANBIYAA’ : 10-
لَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?
TAFSIR :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an ini kepada kalian, yang berisikan kejayaan dan kemuliaan kalian di dunia dan akhirat, Jika kalian mengingatnya. Maka apakah kalian tidak memahami apa yang dengannya Aku melebihkan kalian atas selain kalian??
AL-ANBIYAA’ : 11-
وَكَمْ قَصَمْنَا مِن قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا آخَرِينَ
TERJEMAH :
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang zalim yang teIah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).
TAFSIR :
Betapa banyak negeri-negeri yang penduduknya zhalim, karena kekafiran mereka kepada apa yang dibawa oleh rasul-rasul mereka, lalu Kami binasakan mereka dengan adzab yang membinasakan mereka semua. Dan Kami adakan setelah mereka kaum yang lain selain mereka.
AL-ANBIYAA’ : 12-
فَلَمَّا أَحَسُّوا بَأْسَنَا إِذَا هُم مِّنْهَا يَرْكُضُونَ
TERJEMAH :
Maka tatkala mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari negerinya.
TAFSIR :
Ketika orang-orang yang zhalim itu melihat adzab Kami yang sangat keras menimpa mereka dan mereka menyaksikan tanda-tandanya, tiba-tiba mereka segeran melarikan diri dari negeri mereka.
AL-ANBIYAA’ : 13-
لَا تَرْكُضُوا وَارْجِعُوا إِلَى مَا أُتْرِفْتُمْ فِيهِ وَمَسَاكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْأَلُونَ
TERJEMAH :
Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada nikmat yang telah kamu rasakan dan kepada tempat-tempat kediamanmu (yang baik), supaya kamu ditanya [954].
[954] Maksudnya: Orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri, lalu orang-orang yang beriman mengatakan kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap ditempat semula dengan menikmati kelezatan-kelezatan hidup sebagaimana biasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka.
TAFSIR :
Maka mereka diseru dalam keadaan ini : Janganlah kalian melarikan diri, dan kembalilah kepada kelezatan dan kesenangan kalian di dunia kalian yang melenakan dan tempat tinggal kalian yang kokoh, mudah-mudahan kalian ditanya sesuatu tentang dunia kalian. Itu sebagai ejekan dan olok-olok terhadap mereka.
AL-ANBIYAA’ : 14-
قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zaIim”.
TAFSIR :
Mereka tidak memiliki jawaban selain pengakuan mereka akan kejahatan mereka seraya mengatakan : Duhai celaka kami, sesungguhnya kami telah menzhalimi diri kami dengan kekafiran kami.
AL-ANBIYAA’ : 15-
فَمَا زَالَت تِّلْكَ دَعْوَاهُمْ حَتَّى جَعَلْنَاهُمْ حَصِيدًا خَامِدِينَ
TERJEMAH :
Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga Kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
TAFSIR :
Kata-kata itu (yaitu mengutuk diri mereka dan mengakui kezhaliman) terus menerus menajdi seruan yang mereka ulang-ulang hingga Kami jadikan mereka laksana tanaman yang telah dipanen, mati, tiada kehidupan dalam diri mereka. Karena itu, hati-hatilah, wahai orang-orang yang diajak bicara, dari tetap mendustakan Muhammad, lalu kalian ditimpa adzab sebagaimana adzab yang telah ditimpakan terhadap umat-umat sebelum kalian.
AL-ANBIYAA’ : 16-
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
TERJEMAH :
Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main [955].
[955] Maksudnya: Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat.
TAFSIR :
Kami tidaklah menciptakan langit dan bumi berikut segala yang ada di antara keduanya dengan main-main dan sia-sia. Bahkan untuk menegakkan hujjah atas kalian, wahai manusia. Dan agar kalian mengambil pelajaran dari semua itu, lalu kalian mengetahui bahwa yang menciptakan semua itu tidak serupa dengan sesuatu pun, dan ibadah tidak patut diberikan kecuali untuk-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 17-
لَوْ أَرَدْنَا أَن نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنَاهُ مِن لَّدُنَّا إِن كُنَّا فَاعِلِينَ
TERJEMAH :
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, (isteri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami [956]. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).
[956] Maksud: “dari sisi Kami” ialah yang sesuai dengan sifat-sifat Kami.
TAFSIR :
Seandainya Kami membuat permainan berupa anak atau istri, niscaya Kami telah menjadikannya dari sisi Kami, bukan dari sisi kalian. Namun Kami tidak melakukan hal itu; karena mustahil bila Kami memiliki anak atau istri.
AL-ANBIYAA’ : 18-
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ
TERJEMAH :
Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).
TAFSIR :
Bahkan Kami melontarkan kebenaran dan menjelaskannya untuk menghancurkan kebatilan, maka tiba-tiba kebatilan itu lenyap. Dan kalian, wahai orang-orang musyrik, mendapatkan adzab di akhirat, karena kalian menyifati Rabb kalian dengan selian sifat-Nya yang patut bagi-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 19-
وَلَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِندَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ
TERJEMAH :
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
TAFSIR :
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan bumi. Malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya tidak menolak beribadah kepada-Nya dan tiada pula merasa jemu. Maka bagaimana mungkin hamba dan makhluk-Nya boleh disekutukan dengan-Nya??
AL-ANBIYAA’ : 20-
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
TERJEMAH :
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
TAFSIR :
Mereka senantiasa mengingat Allah dan mensucikan-Nya. Mereka tidak merasa lemah dan tidak pula jemu.
AL-ANBIYAA’ : 21-
أَمِ اتَّخَذُوا آلِهَةً مِّنَ الْأَرْضِ هُمْ يُنشِرُونَ
TERJEMAH :
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?
TAFSIR :
Bagaimana mungkin orang-orang musyrik itu bisa dibenarkan menjadikan sembahan-sembahan yang lemah dari bumi, yang tidak mampu menghidupkan orang-orang yang sudah mati??
AL-ANBIYAA’ : 22-
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
TERJEMAH :
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
TAFSIR :
Seandainya di langit dan bumi terdapat sembahan-sembahan selain Allah yang mengatur urusan keduanya, niscaya sistem keduanya sudah rusak. Mahasuci Allah, Rabb Arsy, dari apa yang disifatkan oleh orang-orang yang ingkar lagi kafir berupa dusta, kebohongan, dan segala kekurangan.
AL-ANBIYAA’ : 23-
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
TERJEMAH :
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
TAFSIR :
Di antara bukti-bukti bahwa hanya Allah-lah yang menciptakan dan yang berhak disembah, bahwa Dia tidak ditanya tentang ketetapan-Nya pada makhluk-Nya, sementara semua makhluk-Nya akan ditanya tentang perbuatan mereka.
AL-ANBIYAA’ : 24-
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ آلِهَةً قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ هَذَا ذِكْرُ مَن مَّعِيَ وَذِكْرُ مَن قَبْلِي بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ الْحَقَّ فَهُم مُّعْرِضُونَ
TERJEMAH :
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: “Unjukkanlah hujjahmu! (Al Qur’an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku [957]“. Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.
[957] Kepercayaan tauhid itu adalah salah satu dari pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Qur’an dan Kitab-kitab yang dibawa oleh rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad r
TAFSIR :
Apakah orang-orang musyrik itu menjadikan sembahan-sembahan selain Allah yang dapat memberi manfaat dan menolak mudarat, dapat menghidupkan dan mematikan?? Katakanlah, wahai Rasul, kepada mereka : Berikanlah bukti yang kalian miliki berkenaan dengan apa yang kalian jadikan sebagai sembahan-sembahan!! Karena dalam al-Qur’an yang aku bawa, begitu juga dalam kitab-kitab sebelumnya, tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran pendapat kalian. Mereka tidak melakukan kemusyrikan meliankan karena kebodohan dan taklid, sedang mereka berpaling dari kebenaran lagi mengingkarinya.
AL-ANBIYAA’ : 25-
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
TERJEMAH :
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
TAFSIR :
Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelummu, wahai Rasul, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tiada sembahan yang hak kecuali Allah, maka murnikanlah peribadatan hanya untuk-Nya semata.
AL-ANBIYAA’ : 26-
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ
TERJEMAH :
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan [958],
[958] Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.
TAFSIR :
Orang-orang musyrik berkata : Allah Yang Maha Pemurah telah mengambil anak, dengan persangkaan mereka bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Mahasuci Allah dari semua itu. Karena malaikat adalah hamba-hamba Allah yang didekatkan (kepada-Nya) lagi diistimewakan dengan keutamaan.
AL-ANBIYAA’ : 27-
لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
TERJEMAH :
mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.
TAFSIR :
Mereka karena ketaatan mereka yang sempurna, tidak berbicara kecuali dengan perkataan yang diperintahkan kepada mereka oleh Rabb mereka, dan mereka tidak akan melaksanakan suatu perbuatan hingga Dia memberi izin kepada mereka.
AL-ANBIYAA’ : 28-
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
TERJEMAH :
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat [959] melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
[959] Lihat no. 46. 325 dan 326.
TAFSIR :
Tidak ada satu perbuatan pun dari perbuatan-perbuatan malaikat, baik yang sudah berlalu maupun yang akan dating, melainkan Allah mengetahuinya dan memperhitungkannya atas mereka. Mereka tidak bias memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai Allah untuk mereka beri syafaat. Dan mereka itu, karena rasa takut kepada Allah, berhati-hati dari menyelisihi perintah dan larangan-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 29-
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِّن دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
TAFSIR :
Barangsiapa di antara malaikat yang mengklaim bahwa ia adalah sembahan di samping Allah (ini hanya pengandaian) maka balasannya adalah Jahanam. Seperti balasan itulah Kami memberi balasan kepada setiap orang yang zhalim lagi musyrik.
AL-ANBIYAA’ : 30-
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
TERJEMAH :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
TAFSIR :
Apakah orang-orang yang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu dulu menyatu tidak ada pemisah antara keduanya, sehingga tidak ada hujan dari langit dan tidak ada tumbuhan dari bumi, lalu Kami pisahkan keduanya dengan kekuasaan Kami. Kami turunkan hujan dari langit, dan Kami keluarkan tumbuhan dari bumi. Dari air itu Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah orang-orang yang ingkar itu tetap tidak beriman, lalu membenarkan apa yang mereka saksikan, dan memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja??
AL-ANBIYAA’ : 31-
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
TERJEMAH :
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
TAFSIR :
Kami telah menciptakan gunung-gunung di bumi untuk mengokohkannya hingga tidak bergoncang. Dan Kami jadikan jalan-jalan yang luas di permukaannya, dengan harapan manusia dapat tertunjukkan kepada penghidupan mereka, dan mentauhidkan Pencipta mereka.
AL-ANBIYAA’ : 32-
وَجَعَلْنَا السَّمَاء سَقْفًا مَّحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ
TERJEMAH :
Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara [960], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
[960] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan “terpelihara” ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
TAFSIR :
Kami jadikan langit sebagai atap bagi bumi yang tidak ditinggikan dengan tiang-tiang, dan ia terpelihara, tidak runtuh, dan tidak bias ditembus oleh setan. Sedangkan orang-orang kafir itu lalai dari memperhatikan tanda-tanda langit (matahari,bulan,dan bintang), lagi lalai dan lengah dari memikirkannya.
AL-ANBIYAA’ : 33-
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
TERJEMAH :
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
TAFSIR :
Allah-lah yang telah menciptakan malam, agar manusia merasa tentram di dalamnya, dan menciptakan siang, agar mereka mencari penghidupan pada waktu itu. Dia menciptakan matahari sebagai tanda siang, dan menciptakan bulan sebagai tanda malam. Masing-masing dari keduanya memiliki tempat peredaran di mana ia beredar dan berjalan tanpa pernah menyimpang darinya.
AL-ANBIYAA’ : 34-
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
TERJEMAH :
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
TAFSIR :
Kami tidak pernah menjadikan seorang pun sebelummu, wahai Rasul, mendapatkan hidup kekal di bumi. Apabila kamu mati, maka apakah mereka akan berharap kekal sesudahmu?? Ini tidak mungkin terjadi. Ayat ini berisikan dalil bahwa Khidhir itu sudah mati, karena dia adalah manusia biasa.
AL-ANBIYAA’ : 35-
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
TERJEMAH :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
TAFSIR :
Tiap-tiap jiwa sudah pasti akan merasakan mati, meskipun ia diberi umur panjang di dunia. Keberadaannya dalam kehidupan ini hanyalah ujian dengan taklif, baik dengan perintah maupun larangan, dan keadaan yang berubah-ubah, baik kebaikan maupun keburukan, kemudian tempat kembalinya sete;ah itu ialah kepada Allah semata untuk dihisab dan diberi basalan.
AL-ANBIYAA’ : 36-
وَإِذَا رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَذَا الَّذِي يَذْكُرُ آلِهَتَكُمْ وَهُم بِذِكْرِ الرَّحْمَنِ هُمْ كَافِرُونَ
TERJEMAH :
Dan apahila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan): “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?”, padahal mereka adaIah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah.
TAFSIR :
Ketika orang-orang kafir melihatmu, waha Rasul, mereka menunjukmu untuk mengejekmu, dengan mengatakan satu sama lain : Inikah orang yang mencaci maki sembahan-sembahan kalian?? Mereka mengingkari Allah Yang Maha Pemurah dan nikmat-nikmat-Nya, serta mengingkari al-Qur’an dam petunjuk yang diturunkan-Nya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Suddi, ia berkata : Nabi صلی الله عليه وسلم melewati Abu Jahal dan Abu Sufyan yang sedang berbincang, ketika Abu Jahal melihatnya dia tertawa, dia berkata kepada Abu Sufyan : Ini adalah nabi Bani Manaf. Abu Sufyan marah, dia berkata : Apakah kamu mengingkari Abd Manaf mempunyai seorang nabi?? Nabi صلی الله عليه وسلم mendengarnya, lalu beliau kembali kepada Abu Jahal dan menakut-nakutinya, dia berkata : Aku tidak melihatmu berhenti sehingga kamu tertimpa apa yang menimpa orang yang merubah janjinya. Maka turun ayat 36 ini.
AL-ANBIYAA’ : 37-
خُلِقَ الْإِنسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
TERJEMAH :
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
TAFSIR :
Manusia diciptakan dalam keadaan tergesa-gesa. Ia tergesa-gesa kepada sesuatu dan minta disegerakan terjadinya. Kaum Quraisy minta adzab disegerakan dan mereka menganggap terlambat kedatangannya. Maka Allah memperingatkan mereka bahwa Dia akan memperlihatkan kepada mereka adzab yang mereka minta supaya disegerakan. Karena itu, janganlah mereka minta kepada Allah supaya adzab disegerakan.
AL-ANBIYAA’ : 38-
وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Kapankah janji itu akan datang, jika kamu sekaIian adalah orang-orang yang benar?”
TAFSIR :
Orang-orang kafir berkata (meminta adzab disegerakan sebagai bentuk pelecehan) : Kapankah terjadinya apa yang kamu ancamkan kepada kami, wahai Muhammad, jika kamu dan pengikutmu termasuk orang-orang yang benar??
AL-ANBIYAA’ : 39-
لَوْ يَعْلَمُ الَّذِينَ كَفَرُوا حِينَ لَا يَكُفُّونَ عَن وُجُوهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَن ظُهُورِهِمْ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ
TERJEMAH :
Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui, waktu (di mana) mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka mereka dan (tidak pula) dari punggung mereka,sedang mereka (tidak pula) mendapat pertolongan, (tentulah mereka tiada meminta disegerakan).
TAFSIR :
Seandainya orang-orang kafir itu mengetahui apa yang mereka jumpai, ketika mereka tidak mampu menolak api neraka dari wajah dan punggung mereka, sedang mereka tidak mendapat penolong yang bias menolong mereka, niscaya mereka tidak akan tetap dalam kekafiran mereka, dan niscaya mereka tidak akan meminta adzab mereka disegerakan.
AL-ANBIYAA’ : 40-
بَلْ تَأْتِيهِم بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ
TERJEMAH :
Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.
TAFSIR :
Sungguh kiamat itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu mereka bingung ketika itu, sangat ketakutan, tidak sanggup menolak adzab dari diri mereka, dan mereka tidak diberi penangguhan untuk bertaubat atau mengemukakan alas an.
AL-ANBIYAA’ : 41-
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِؤُون
TERJEMAH :
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang selalu mereka perolok-olokkan.
TAFSIR :
Sungguh Rasul-rasul sebelummu, wahai Rasul, telah diperolok-olokkan, lalu orang-orang yang mengolok-olok itu ditimpa adzab yang dulu menjadi bahan ejekan dan olok-olok nereka.
AL-ANBIYAA’ : 42-
قُلْ مَن يَكْلَؤُكُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَنِ بَلْ هُمْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِم مُّعْرِضُونَ
TERJEMAH :
Katakanlah: “Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) Yang Maha Pemurah?” Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka.
TAFSIR :
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang yang minta disegerakan adzab itu : Tidak ada seorang pun yang dapat memelihara dan menjaga kalian di waktu malam dan siang hari kalian, di waktu tidur dan terjaga kalian, dari adzab Allah Yang Maha Pemurah bila menimpa kalian. Bahkan mereka adalah orang-orang yang lalai dan lengah dari al-Qur’an dan peringatan-peringatan Rabb mereka.
AL-ANBIYAA’ : 43-
أَمْ لَهُمْ آلِهَةٌ تَمْنَعُهُم مِّن دُونِنَا لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَ أَنفُسِهِمْ وَلَا هُم مِّنَّا يُصْحَبُونَ
TERJEMAH :
Atau adakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) Kami. Tuhan-tuhan itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka dilindungi dari (azab) Kami itu?
TAFSIR :
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan yang dapat menghalangi mereka dari adzab Kami?? Sesungguhnya sembahan-sembahan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri, maka bagaimana mungkin mereka dapat menolong orang-orang yang menyembah mereka?? Mereka tidak dapat terlindungi dari Kami.
AL-ANBIYAA’ : 44-
بَلْ مَتَّعْنَا هَؤُلَاء وَآبَاءهُمْ حَتَّى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ أَفَلَا يَرَوْنَ أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا أَفَهُمُ الْغَالِبُونَ
TERJEMAH :
Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya. Maka apakah mereka yang menang?
TAFSIR :
Sesungguhnya orang-orang kafir dan bapak-bapak mereka telah terterdaya dengan penangguhan, karena mereka melihat harta, anak-anak dan usia yang panjang. Karena itu, mereka tetap dalam kekafiran mereka dan tidak mau meninggalkannya. Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan ditimpa adzab, dan mereka lalai sunnah (ketetapan Allah) yang telah berlalu. Allah mengurangi bumi dari berbagai penjurunya, dengan perang dan kekalahan yang ditimpakan Allah kepada kaum musyrik dari berbagai penjuru. Apakah orang-orang kafir Makkah memiliki keleluasaan untuk keluar dari kekuasaan Allah, atau mampu menolak kematian??
AL-ANBIYAA’ : 45-
قُلْ إِنَّمَا أُنذِرُكُم بِالْوَحْيِ وَلَا يَسْمَعُ الصُّمُّ الدُّعَاء إِذَا مَا يُنذَرُونَ
TERJEMAH :
Katakanlah (hai Muhammad): “Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka diberi peringatan”
TAFSIR :
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang yang kamu diutus kepada mereka : Aku tidaklah memberi peringatan kepada kalian melainkan dengan wahyu dari Allah, yaitu al-Qur’an. Tetapi orang-orang kafir tidak mendengarkan apa yang disampaikan kepada mereka dengan penuh perhatian, ketika mereka diberi peringatan, lalu mereka tidak memetik manfaatnya.
AL-ANBIYAA’ : 46-
وَلَئِن مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya, jika mereka ditimpa sedikit saja dari azab Tuhan-mu, pastilah mereka berkata: “Aduhai, celakalah kami, bahwasanya kami adalah orang yang menganiaya diri sendiri”.
TAFSIR :
Seandainya orang-orang kafir itu tertimpa sebagian dari adzab Allah, niscaya mereka mengetahui akibat pendustaan mereka. Dan mereka menghadapinya dengan kutukan terhadap diri mereka, disebabkan kezhaliman mereka terhadap diri mereka sendiri dengan menyembah selain Allah.
AL-ANBIYAA’ : 47-
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
TERJEMAH :
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
TAFSIR :
Allah memasang timbangan yang adil untuk penghisaban pada Hari Kiamat, dan mereka atau selain mereka tidak dizhalimi sedikit pun. Walaupun perbuatan itu hanya seberat zarrah, baik kebaikan maupun keburukan, maka diperhitungkan dalam hisab pelakunya. Cukuplah Allah sebagai penghitung perbuatan para hamba-Nya, dan membalas mereka atas perbuatan tersebut.
AL-ANBIYAA’ : 48-
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاء وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
TAFSIR :
Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun hujah dan pertolongan menghadapi musuh keduanya, dan sebuah kitab (yaitu Taurat) yang dengannya Kami membedakan antara kebenaran dan kebatilan, dan cahaya yang menuntun orang-orang yang bertakwa.
AL-ANBIYAA’ : 49-
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ
TERJEMAH :
(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.
TAFSIR :
Yaitu orang-orang yang takut kepada adzab Rabb mereka, dan mereka takut terhadap waktu kedatangan Hari Kiamat.
AL-ANBIYAA’ : 50-
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
TERJEMAH :
Dan Al Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?
TAFSIR :
Al-Qur’an ini yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad صلی الله عليه وسلم , adalah peringatan bagi siapa yang mengingatnya, mengamalkan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, banyak kebaikannya, besar manfaatnya. Apakah kalian mengingkarinya, padahal al-Qur’an sangat terang dan jelas??
AL-ANBIYAA’ : 51-
وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِن قَبْلُ وَكُنَّا بِه عَالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun) [961], dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya.
[961] Maksudnya sebelum diturunkan Taurat kepada Nabi Musa u dan Nabi Harun u
TAFSIR :
Sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Ibrahim, yang telah ia dakwahkan kepada manusia sebelum Musa dan Harun. Dan Kami mengetahui bahwa ia berhak mendapatkan hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 52-
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ
TERJEMAH :
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?”
TAFSIR :
Ketika ia berkata kepada ayah dan kaumnya : Berhala-berhala apakah yang kalian buat ini, kemudian kalian tetap tekun menyembahnya??
AL-ANBIYAA’ : 53-
قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءنَا لَهَا عَابِدِينَ
TERJEMAH :
Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
TAFSIR :
Mereka menjawab : Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya, dan kami menyembahnya karena mengikuti mereka.
AL-ANBIYAA’ : 54-
قَالَ لَقَدْ كُنتُمْ أَنتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
TERJEMAH :
Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.
TAFSIR :
Ibrahim berkata kepada mereka : Sesungguhnya kalian dan bapak-bapak kalian, dalam penyembahan terhadap berhala-berhala ini, benar-benar dalam kejauhan yang nyata dari kebenaran.
AL-ANBIYAA’ : 55-
قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ
TERJEMAH :
Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main [962]?”
[962] Maksudnya: apakah kamu menyeru kami kepada agamamu sebenar-benarnya atau kamu hanya bermain-main?
TAFSIR :
Mereka berkata : Apakah kata-kata yang kamu bawa kepada kami ini benar dan sungguh-sungguh, ataukah kata-katamu kepada kami ini kata-kata orang yang sedang main-main dan mengolok-olok yang tidak menyadari apa yang dikatakannya??
AL-ANBIYAA’ : 56-
قَالَ بَل رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا عَلَى ذَلِكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ
TERJEMAH :
Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”.
TAFSIR :
Ibrahim berkata kepada mereka : Bahkan Rabb kalian yang aku serukan kalian kepada-Nya adalah Rabb langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang bersaksi atas hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 57-
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ
TERJEMAH :
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya [963].
[963] Ucapan-ucapan itu diucapkan Ibrahim udalam hatinya saja. Maksudnya: Nabi Ibrahim u akan menjalankan tipu dayanya untuk menghancurkan berhala-berhala mereka, sesudah mereka meninggalkan tempat-tempat berhala itu.
TAFSIR :
Demi Allah, sungguh aku akan memperdaya dan menghancurkan berhala-berhala kalian, sesudah kalian pergi berpaling darinya.
AL-ANBIYAA’ : 58-
فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ
TERJEMAH :
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
TAFSIR :
Lalu Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu, dan menjadikannya hancur berkeping-keping, dan membiarkan yang terbesar dari berhala-berhala itu. Agar kaum tersebut kembali dan bertanya kepadanya, sehingga akan tampak jelas kelemahan dan kesesatan mereka, serta hujjah tegak di hadapan mereka.
AL-ANBIYAA’ : 59-
قَالُوا مَن فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”
TAFSIR :
Kaum itu kembali dan melihat berhala-berhala mereka telah hancur dalam keadaan terhina, maka mereka pun bertanya satu sama lain : Siapakah yang melakukan tindakan ini terhadap sembahan-sembahan kita?? Sesungguhnya dia benar-benar zhalim, karena lancing terhadap sembahan-sembahan yang berhak untuk diagungkan dan dimuliakan.
AL-ANBIYAA’ : 60-
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim “.
TAFSIR :
Orang yang pernah mendengar Ibrahim bersumpah bahwa ia akan memperdaya berhala-berhala mereka berkata : Kami pernah mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim.
AL-ANBIYAA’ : 61-
قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”.
TAFSIR :
Para pemuka mereka berkata : Kalau begitu, bawalah Ibrahi, di hadapan mata orang banyak, agar mereka menyaksikan pengakuannya terhadap apa yang telah dikatakannya, agar itu menjadi hujjah atasnya.
AL-ANBIYAA’ : 62-
قَالُوا أَأَنتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ
TERJEMAH :
Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”
TAFSIR :
Ibrahim pun didatangkan, dan mereka bertanya kepadanya dengan penuh pengingkaran : Apakah benar kamu yang telah menghancurkan sembahan-sembahan kami?? Maksudnya berhala-berhala mereka.
AL-ANBIYAA’ : 63-
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِن كَانُوا يَنطِقُونَ
TERJEMAH :
Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
TAFSIR :
Ibrahim pun memperoleh keinginannya dengan sempurna untuk menunjukkan kebodohan mereka di depan mata mereka sendiri. Ia berkata untuk menyanggah mereka, menampakkan kedunguan mereka : Bahkan berhala yang besar itulah yang telah menghancurkannya. Tanyakanlah kepada sembahan-sembahan kalian yang palsu itu tentang hal itu, jika mereka dapat berbicara atau member jawaban.
AL-ANBIYAA’ : 64-
فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ
TERJEMAH :
Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,
TAFSIR :
Mereka pun sadar, dan tampak kepada mereka akan kesesatan mereka ; maka bagaimana mungkin mereka menyembahnya, padahal berhala-berhala itu tidak mampu menolak suatu mudharat dari diri mereka dan tidak bias menjawab orang yang bertanya kepadanya??Mereka mengakui bahwa mereka telah menzhalimi diri mereka dan telah melakukan kemusyrikan.
AL-ANBIYAA’ : 65-
ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُؤُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاء يَنطِقُونَ
TERJEMAH :
kemudian kepala mereka jadi tertunduk [964] (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.”
[964] Maksudnya; mereka kembali membangkang setelah sadar.
TAFSIR :
Namun, sangat cepat pula pembangkangan mereka kembali lagi setelah mereka sadar sejenak, lalu mereka berbalik kepada kebatilan, dan mereka berargumen kepada Ibrahim dengan argumennya terhadap mereka : Bagaimana mungkin kami bertanya kepada berhala-berhala itu, sedangkan kamu sudah tahu bahwa mereka tidak dapat berbicara??
AL-ANBIYAA’ : 66-
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ
TERJEMAH :
Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa’at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?”
TAFSIR :
Ibrahim berkata, meremehkan perihal berhala-berhala itu : Maka bagaimana mungkin kalian menyembah berhala-berhala yang tidak dapat memberi manfaat bila disembah, dan tidak pula dapat memberi mudharat bila ditinggalkan??
AL-ANBIYAA’ : 67-
أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
TERJEMAH :
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?
TAFSIR :
Keburukan bagi kalian dan sembahan-sembahan yang kalian sembah selain Allah. Apakah kalian tidak berpikir, lalu memahami keburukan apa yang kalian jalani??
AL-ANBIYAA’ : 68-
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ
TERJEMAH :
Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”.
TAFSIR :
Tatkala bantahan mereka mentah dan kebenaran menjadi jelas, maka mereka beralih menggunakan kekuasaan mereka seraya mengatakan : Bakarlah Ibrahim dengan api; sebagai bentuk kemarahan untuk membela sembahan-sembahan kalian, jika kalian menolongnya. Nyalakan api yang besar dan lemparkanlah ia ke dalam kobarannya.
AL-ANBIYAA’ : 69-
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
TERJEMAH :
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”,
TAFSIR :
Maka Allah menolong Rasul-Nya dan berkata kepada api : Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim. Karena itu, Ibrahim tidak mendapat suatu hal yang menyakitkan dan tidak pula terkena suatu yang dibenci di dalamnya.
AL-ANBIYAA’ : 70-
وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ
TERJEMAH :
mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
TAFSIR :
Kaum itu bermaksud membinasakan Ibrahim, tapi Allah membatalkan tipu daya mereka, dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang kalah lagi hina.
AL-ANBIYAA’ : 71-
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia [965].
[965] Yang dimaksud dengan “negeri” di sini ialah negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Tuhan memberkahi negeri itu artinya: kebanyakan nabi berasal dan negeri ini dan tanahnyapun subur.
TAFSIR :
Kami selamatkan Ibrahim dan Luth yang beriman kepada-Nya dari Irak ke negeri Syam yang telah Kami berkahi dengan banyak kebaikan, dan mayoritas para Nabi berada di sana.
AL-ANBIYAA’ : 72-
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً وَكُلًّا جَعَلْنَا صَالِحِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh
TAFSIR :
Allah telah memberi nikmat kepada Ibrahim, dengan menganugerahkan anak untuknya, yaitu Ishaq, ketika dia berdoa kepada-Nya. Dan Dia memberikan kepadanya Ya’qub dari keturunan Ishaq, sebagai tambahan anugerah untuknya. Masing-masing dari Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, Allah jadikan sebagai orang yang shalih lagi menaati-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 73-
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
TERJEMAH :
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
TAFSIR :
Kami jadikan Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub sebagai teladan bagi manusia yang menyeru mereka supaya beribadah kepada Allah dan menaati-Nya dengan seizin-Nya. Kami wahyukan kepada mereka supaya mengerjakan kebajikan-kebajikan, yaitu melaksanakan syariat-syariat para para Nabi, mendirikan shalat dengan cara yang benar, dan menunaikan zakat. Lalu mereka melaksanakan hal itu, dan mereka hanya patuh kepada Allah semata, bukan kepada selain-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 74-
وَلُوطًا آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَت تَّعْمَلُ الْخَبَائِثَ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَاسِقِينَ
TERJEMAH :
dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji [966]. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik,
[966] Maksudnya: homosexual, menyamun serta mengerjakan perbuatan tersebut dengan berterang-terangan.
TAFSIR :
Kami berikan kepada Luth kenabian, memutuskan perkara di antara orang-orang yang bersengketa, dan pengetahuan akan perintah Allah dan agama-Nya. Kami telah menyelamatkannya dari negerinya : Sadum yang penduduknya mengerjakan perbuatan kekejian. Sesungguhnya mereka, disebabkan kekejian dan kemungkaran yang mereka lakukan, adalah kaum yang jahat dan buruk, keluar dari ketaatan pada Allah.
AL-ANBIYAA’ : 75-
وَأَدْخَلْنَاهُ فِي رَحْمَتِنَا إِنَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
TERJEMAH :
dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh.
TAFSIR :
Allah telah menyempurnakan nikmat atasnya, lalu memasukkannya ke dalam rahmat-Nya, dengan menyelamatkannya dari adzab yang menimpa kaumnya; karena ia termasuk orang-orang yang melaksanakan ketaatan kepada Allah.
AL-ANBIYAA’ : 76-
وَنُوحًا إِذْ نَادَى مِن قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdo’a, dan Kami memperkenankan do’anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, kisah Nuh, ketika ia berseru kepada Rabbnya sebelummu, dan sebelum Ibrahim dan Luth. Maka Kami mengabulkan doanya, lalu Kami menyelamatkannya beserta keluarganya yang beriman dari adzab yang keras.
AL-ANBIYAA’ : 77-
وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.
TAFSIR :
Kami menolongnya dari tipu daya kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami yang menunjukkan kebenarannya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buruk, maka Kami tenggelamkan mereka semua dengan air bah.
AL-ANBIYAA’ : 78-
وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, kisah Nabi Allah Dawud dan putranya, Sulaiman, ketika keduanya memutuskan perkara yang diajukan oleh dua orang yang berperkara. Kambing-kambing salah satu dari keduanya memasuki tanaman milik yang lainnya, dan menyebar di dalamnya pada malam hari sehingga merusak tanaman. Maka Dawud memutuskan bahwa kambing-kambing itu menjadi milik pemilik tanaman sebagai ganti tanaman yang dirusak, karena nilai keduanya sama. Dan Kami menyaksikan keputusan mereka, tidak ada sedikit pun yang tersembunyi dari Kami.
AL-ANBIYAA’ : 79-
فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ
TERJEMAH :
maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) [967]; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.
[967] Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing telah merusak tanaman di waktu malam. maka yang empunya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Daud u Nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. Tetapi Nabi Sulaiman u memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada yang empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. Dan prang yang empunya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru. Apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. Putusan Nabi Sulaiman u ini adalah keputusan yang tepat.
TAFSIR :
Kami memberikan pemahaman kepada Sulaiman untuk memelihara kemashlahatan kedua belah pihak dengan adil, lalu ia memutuskan pada pemilik kambing agar memperbaiki tanaman yang rusak, dalam waktu yang sama pemilik tanaman mengambil manfaat dari kambing-kambing itu berupa susu, bulu dan semacamnya. Kemudian setelah itu, kambing-kambing itu dikembalikan kepada pemiliknya dan tanaman dikembalikan ke pemiliknya; karena nilai tanaman yang rusak hanya setara dengan manfaat kambing-kambing itu. Masing-masing dari Dawud dan Sulaiman Kami berikan hikmah dan ilmu. Kami karuniakan kepada Dawud, dengan menundukkan gunung-gunung untuk bias bertasbih bersamanya, ketika ia bertasbih. Demikian pula burung-burung bertasbih bersamanya, dan Kamilah yang melakukan hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 80-
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُم مِّن بَأْسِكُمْ فَهَلْ أَنتُمْ شَاكِرُونَ
TERJEMAH :
Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
TAFSIR :
Allah mengistimewakan Dawud dengan mengajarkan kepadanya cara membuat baju besi. Ia membuatnya dalam bentuk bulatan-bulatan yang menyatu satu sama lain, yang memudahkan gerakan tubuh, guna memelihara orang-orang yang berperang dari terkena senjata. Maka apakah kalian bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian, yang dilangsungkan-Nya lewat tangan hamba-Nya, Dawud??
AL-ANBIYAA’ : 81-
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
TAFSIR :
Kami tundukkan bagi Sulaiman angin yang bertiup sangat kencang yang bisa membawanya bersama pengikutnya, yang bias berhembus dengan perintahnya ke tanah Baitul Maqdis yang Kami berkahi dengan kebaikan yang banyak. Sesungguhnya pengetahuan Kami meliputi segala sesuatu.
AL-ANBIYAA’ : 82-
وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَن يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَلِكَ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ
TERJEMAH :
Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu,
TAFSIR :
Kami tundukkan pula bagi Sulaiman sebagian dari setan-setan yang akan ia jadikan sebagai pembantu dalam perkara yang tidak mampu dilakukan oleh selain mereka. Mereka menyelam di laut untuk mengambil mutiara dan batu-batu mulia. Mereka juga mengerjakan pekerjaan yang diinginkannya dari mereka. Mereka tidak sanggup menolak apa yang diinginkannya dari mereka. Allah memelihara mereka untuknya, dengan kekuatan dan keperkasaan-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 83-
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
TERJEMAH :
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, kisah hamba Kami, Ayyub, ketika Kami mengujinya dengan penyakit berat di tubuhnya, dan kehilangan keluarga, harta dan anaknya. Namun ia tetap bersabar dan berharap pahala, serta berseru kepada Rabbnya : Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang, maka hilangkanlah penyakit itu dariku.
AL-ANBIYAA’ : 84-
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِن ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
TERJEMAH :
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
TAFSIR :
Maka Kami mengabulkan doanya, lalu Kami cabut ujian darinya, dan Kami kembalikan kepadanya apa yang telah hilang darinya, yaitu keluarga, anak dan harta dengan berlipat ganda. Kami melakukan hal itu sebagai rahmat dari Kami, dan agar ia menjadi teladan bagi setiap orang yang bersabar menghadapi ujian, berharap rahmat Rabbnya, lagi beribadah kepada-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 85-
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
TAFSIR :
Ingatlah kisah Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang bersabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, menjauhi kedurhakaan kepada-Nya dan bersabar atas segala ketentuan-Nya, sehingga mereka tidak berhak mendapat sebutan dan pujian yang baik.
AL-ANBIYAA’ : 86-
وَأَدْخَلْنَاهُمْ فِي رَحْمَتِنَا إِنَّهُم مِّنَ الصَّالِحِينَ
TERJEMAH :
Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.
TAFSIR :
Kami masukkan mereka dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang shalih zhahir dan batinnya, lalu menaati Allah dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka.
AL-ANBIYAA’ : 87-
وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap [968]: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
[968] Yang dimaksud dengan “keadaan yang sangat gelap” ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam bari.
TAFSIR :
Ingat;ah kisah orang yang pernah ditelan ikan besar, yaitu Yunus bin Matta. Allah mengutusnya kepada kaumnya untuk menyeru mereka, tetapi mereka tidak beriman. Kemudian ia memberikan ancaman kepada mereka dengan adzab, tetapi mereka tidak bertaubat. Ia tidak bersabar terhadap mereka, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadanya, dan ia pergi dari mereka dalam keadaan marah terhadap mereka, sesak dadanya karena kedurhakaan mereka. Ia menyangka bahwa Allah tidak akan menyulitkannya dan tidak akan menghukumnya akibat menyelisihi perintah-Nya. Ternyata Allah mengujinya dengan kesulitan dan penahanan sedemikian rupa, serta ditelan ikan besar di laut. Ia pun menyeru Rabbnya dalam kegelapan malam,lautan, dan perut ikan, dalam keadaan bertaubat lagi mengakui kezhalimannya; karena ia tidak bisa bersabar menghadapi kaumnya, dengan berucap : Tidak ada Illah yang berhak disembah kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.
AL-ANBIYAA’ : 88-
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ
TERJEMAH :
Maka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
TAFSIR :
Maka Kami mengabulkan doanya, dan Kami membebaskannya daripada duka kesusahan ini. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang membenarkan lagi mengamalkan syariat Kami.
AL-ANBIYAA’ : 89-
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri [969] dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik [970].
[969] Maksudnya: tidak mempunyai keturunan yang mewarisi [970] Maksudnya: andaikata Tuhan tidak mengabulkan do’anya, ya’ni memberi keturunan, Zakaria menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sebab Tuhan adalah waris yang paling baik.
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, kisah hamba Allah, Zakaria, tatkala berdoa kepada Rabbnya agar mengaruniakan keturunan kepadanya, ketika usianya sudah tua renta, dengan mengucapkan : Wahai Rabbku, janganlah Engkau biarkan aku seorang diri tanpa memiliki pengganti. Berikanlah kepadaku seorang pewaris yang akan menegakkan perkara agama di tengah manusia sepeninggalku, dan Engkaulah sebaik-baik yang kekal, dan sebaik-baik yang menggantikanku dengan kebaikan.
AL-ANBIYAA’ : 90-
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
TERJEMAH :
Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas [971]. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.
[971] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah do’anya dan khawatir akan azabnya.
TAFSIR :
Maka Kami kabulkan doanya, dan Kami berikan anak, yaitu Yahya kepadanya saat usianya sudah tua renta, dan Kami jadikan istrinya sebagai wanita yang shalihah dalam akhlaknya, dapat mengandung dan melahirkan setelah sebelumnya mandul. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera kepada segala kebajikan, dan berdoa kepada Kami dengan mengharapkan apa yang ada di sisi Kami, lagi takut terhadap adzab Kami. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi merendahkan diri kepada Kami.
AL-ANBIYAA’ : 91-
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِّلْعَالَمِينَ
TERJEMAH :
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.
TAFSIR :
Ingatlah, wahai Rasul, kisah Maryam binti Imran yang selalu memelihara kemaluannya dari keharaman, dan tidak pernah melakukan perbuatan nista selama hidupnya. Allah mengutus Jibril kepadanya, lalu meniup pada krah bajunya dan tiupan itu sampai ke rahimnya. Dengan tiupan itulah Allah menciptakan Isa. Maka iapun bisa mengandung dengan tanpa suami. Ia dan anaknya, dengan cara penciptaan yang seperti itu, adalah tanda kekuasaan Allah dan pelajaran bagi manusia hingga Hari Kiamat.
AL-ANBIYAA’ : 92-
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
TERJEMAH :
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu [972] dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
[972] Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari’at.
TAFSIR :
Semua Nabi itu agamanya satu, Islam, yaitu berserah diri kepada Allah dengan ketaatan dan hanya beribadah kepada-Nya. Allah adalah Rabb semua makhluk, maka sembahlah Dia semata, wahai manusia, tiada sekutu bagi-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 93-
وَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ كُلٌّ إِلَيْنَا رَاجِعُونَ
TERJEMAH :
Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali [973].
[973] Maksud ayat ini: agama yang diturunkan Allah itu adalah satu ialah agama Tauhid (Agama Islam), oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama, tetapi mereka telah terpecah belah, mereka semuanya akan kembali kepada Allah akan menghisab mereka.
TAFSIR :
Tetapi manusia berselisih terhadap Rasul-rasul mereka, dan banyak dari pengikut mereka yang berpecah belah dalam urusan agama menjadi bergolong-golongan, lalu mereka menyembah makhluk dan hawa nafsu. Mereka semua akan kembali kepada Kami, dan mereka akan dihisab sesuai amal perbuatan mereka.
AL-ANBIYAA’ : 94-
فَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ
TERJEMAH :
Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.
TAFSIR :
Barangsiapa yang menetapi keimanan kepada Allah dan para Rasul-Nya, serta mengerjakan amal-amal shalih yang sanggup dilakukannya karena ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan amalnya dan tidak menggugurkannya. Bahkan Dia melipatgandakan semuanya dengan berkali-kali lipat. Dan ia akan mendapati apa yang telah dilakukannya (tertulis) dalam buku catatan amalnya pada hari ketika ia dibangkitkan setelah kematiannnya.
AL-ANBIYAA’ : 95-
وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
TERJEMAH :
Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami).
TAFSIR :
Tidak mungkin penduduk negeri-negeri yang telah Kami binasakan karena kekafiran dan kezhaliman mereka dapat kembali lagi ke dunia sebelum Hari Kiamat, supaya mereka dapat mengejar apa yang dulu mereka lalaikan.
AL-ANBIYAA’ : 96-
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ
TERJEMAH :
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
TAFSIR :
Apabila tembok Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka, dan mereka turun dari tempat-tempat yang tinggi dan bertebaran di berbagai penjurunya dengan cepat,
AL-ANBIYAA’ : 97-
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
TERJEMAH :
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim”.
TAFSIR :
Berarti Hari Kiamat sudah dekat dan kedahsyatannya mulai tampak. Ketika itulah, penglihatan orang-orang kafir terbelalak nyaris tidak bisa berkedip, karena melihat ketakutan yang mencekam, seraya mengtuk diri mereka dalam penyesalan : Duhai celakalah kami, sesungguhnya kami lalai terhadap hari ini dan menyiapkan diri untuknya, sedangkan kami adalah orang-orang yang zhalim dengan hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 98-
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.
TAFSIR :
Sesungguhnya kalian, wahai orang-orang kafir, dan apa yang kalian sembah selain Allah berupa berhala-berhala dan siapa saja yang senang kalian menyembah mereka dari golongan jin dan manusia, adalah bahan bakar Jahanam. Kalian dan mereka akan masuk di dalamnya.
Asbabun Nuzul :
Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, ketika turun ayat 98 ini Ibnuz Zab’ari berkata : Matahari, rembulan, malaikat, Uzair dan Isa telah disembah, mereka semuanya di neraka bersama sembahan-sembahan kami. Maka turun ayat 101 dan turun pula surat Az-Zukhruf ayat 57-58.
AL-ANBIYAA’ : 99-
لَوْ كَانَ هَؤُلَاء آلِهَةً مَّا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ
TERJEMAH :
Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya.
TAFSIR :
Seandainya orang-orang yang kalian sembah selain Allah itu adalah sembahan-sembahan yang berhak disembah, niscaya mereka tidak akan masuk Neraka Jahanam bersama kalian, wahai orang-orang musyrik. Sesungguhnya masing-masing dari penyembah dan yang disembah akan kekal di dalam Neraka Jahanam.
AL-ANBIYAA’ : 100-
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ
TERJEMAH :
Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.
TAFSIR :
Orang-orang yang diadzab di neraka itu akan mendapatkan penderitaan yang diungkapkan oleh rintihan mereka yang didesak oleh nafas dari dada mereka dengan kuat, dan mereka tidak bisa mendengar di neraka; karena mencekamnya adzab mereka.
AL-ANBIYAA’ : 101-
إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُم مِّنَّا الْحُسْنَى أُوْلَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ
TERJEMAH :
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,
TAFSIR :
Sesungguhnya orang-orang yang telah mendapat ketetapan dari Kami untuk mendapat kebahagiaan yang baik dalam pengetahuan Kami, karena mereka termasuk ahli surga, mereka itulah orang-orang yang dijauhkan dari neraka, sehingga mereka tidak memasukinya dan tidak pula dekat darinya.
AL-ANBIYAA’ : 102-
لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنفُسُهُمْ خَالِدُونَ
TERJEMAH :
mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam meni’mati apa yang diingini oleh mereka.
TAFSIR :
Mereka tidak mendengar suara kobaran api neraka dan jasad terbakar di dalamnya, karena mereka menempati tempat tinggal mereka di surga, dan mereka kekal selama-lamanya dalam kenikmatan dan kelezatannya yang diingini hati mereka.
AL-ANBIYAA’ : 103-
لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
TERJEMAH :
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu”.
TAFSIR :
Mereka tidak dicemaskan oleh ketakutan yang sangat besar pada Hari Kiamat. Bahkan mereka diberi kabar gembira oleh malaikat : Inilah hari yang telah dijanjikan kepada kalian, yang di dalamnya terdapat kemurahan dari Allah dan pahala yang besar.
AL-ANBIYAA’ : 104-
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاء كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
TERJEMAH :
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.
TAFSIR :
Hari ketika Kami menggulung langit sebagaimana lembaran-lembaran kertas yang bertulis digulung. Pada hari itu Kami membangkitkan makhluk sesuai bentuk yang Kami ciptakan pada pertama kalinya, sebagaimana mereka dilahirkan ibu mereka. Itulah janji Allah yang tidak akan diselisihi-Nya. Kami menjanjikannya sebagai janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami senantiasa melaksanakan janji Kami.
AL-ANBIYAA’ : 105-
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
TERJEMAH :
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur [974] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.
[974] Yang dimaksud dengan “Zabur” di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud u dengan demikian “Adz Dzikr” artinya adalah kitab Taurat.
TAFSIR :
Sesungguhnya Kami telah menuliskan dalam kitab-kitab yang diturunkan, sesudah dituliskan dalam al-Lauh al-Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang shalih yang melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan menjauhi apa yang mereka dilarang darinya, yaitu umat Muhammad صلی الله عليه وسلم.
AL-ANBIYAA’ : 106-
إِنَّ فِي هَذَا لَبَلَاغًا لِّقَوْمٍ عَابِدِينَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah).
TAFSIR :
Sesungguhnya pada bacaan ini benar-benar terdapat pelajaran yang cukup bagi kaum yang beribadah kepada Allah sesuai dengan apa yang Dia syariatkan untuk mereka dan Dia ridhai dari mereka.
AL-ANBIYAA’ : 107-
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
TERJEMAH :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
TAFSIR :
Kami tidak mengutusmu, wahai Rasul, melainkan sebagai rahmat bagi semua manusia. Barangsiapa beriman kepadamu, maka ia berbahagia dan selamat. Sebaliknya, barangsiapa tidak beriman, maka ia merugi.
AL-ANBIYAA’ : 108-
قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ
TERJEMAH :
Katakanlah: “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
TAFSIR :
Katakanlah : Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku dan yang dengannya aku diutus, ialah bahwa Illah kalian yang berhak disembah satu-satunya adalah Allah, maka berserah dirilah kepada-Nya, dan patuhlah untuk beribadah kepada-Nya.
AL-ANBIYAA’ : 109-
فَإِن تَوَلَّوْا فَقُلْ آذَنتُكُمْ عَلَى سَوَاء وَإِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ أَم بَعِيدٌ مَّا تُوعَدُونَ
TERJEMAH :
Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?”.
TAFSIR :
Jika mereka berpaling dari Islam, maka katakanlah kepada mereka : Aku menyampaikan kepada kalian semua apa yang diwahyukan Allah kepadaku. Karena aku dan kalian sama dalam pengetahuan, tatkala aku memberikan peringatan terhadap kalian. Aku tidak lebih tahu (setelah itu) kapankah adzab yang diancamkan terhadap kalian itu akan menimpa kalian.
AL-ANBIYAA’ : 110-
إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ مِنَ الْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُونَ
TERJEMAH :
Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan.
TAFSIR :
Sesungguhnya Allah mengetahui perkataan yang kalian ucapkan dan perkataan yang kalian sembunyikan dalam hati kalian, dan Dia akan menghisab kalian atas hal itu.
AL-ANBIYAA’ : 111-
وَإِنْ أَدْرِي لَعَلَّهُ فِتْنَةٌ لَّكُمْ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
TERJEMAH :
Dan aku tiada mengetahui, boleh jadi hal itu [975] cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai kepada suatu waktu.
[975] Maksudnya: melambatkan datangnya azab kepada mereka.
TAFSIR :
Aku tidak mengetahui boleh jadi penundaan adzab yang kalian minta disegerakan itu adalah penguluran dan cobaan bagi kalian, dan agar kalian bisa bersenang-senang di dunia hingga suatu waktu; agar kalian semakin bertambah kafir, kemudian hal itu akan menambah adzab kalian.
AL-ANBIYAA’ : 112-
قَالَ رَبِّ احْكُم بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ
TERJEMAH :
(Muhammad) berkata: “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil [976]. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan”.
[976] Yaitu antara kami dengan ahli Mekah.
TAFSIR :
Nabi صلی الله عليه وسلم berkata : Wahai Rabbku, berilah keputusan antara kami dengan kaum kami yang mendustakan dengan keputusan yang benar. Kami memohon kepada Rabb kami, ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) dan kami memohon pertolongan kepada-Nya atas apa yang kalian katakana, wahai orang-orang kafir, berupa kemusyrikan, pendustaan, dan kebohongan tergadap-Nya, serta apa yang kalian ancamkan terhadap kami berupa kemenangan.