Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR ATH THUUR

Image result for tafsir muyassar

(1-6) "Demi gunung (Sinai), dan demi Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, demi Baitul Ma'mur,975 demi atap yang ditinggikan (langit), demi lautan yang penuh air (gelombang),"
Allah bersumpah dengan Thur, yaitu gunung di mana Allah berbicara kepada Musa, juga dengan kitab yang tertulis, yaitu al-Qur'an dalam shuhuf-shuhuf yang terbuka, juga dengan Baitul Ma'mur di langit yang ramai oleh para malaikat yang selalu menghadirinya, juga dengan atap yang terjunjung, yaitu langit terdekat, dan dengan lautan yang bergejolak yang penuh dengan air,

[975] Menurut hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, Baitul Ma'mur adalah 
rumah 
di langit ketujuh, yang mana setiap 
hari ada 70.000 malaikat yang shalat di sana, dan apabila mereka telah keluar darinya, 
mereka tidak akan pernah kembali ke 
sana 
lagi. Dan ada juga yang mengatakan bahwa Baitul Ma'mur yang dimaksud dalam ayat ini 
adalah Ka'bah.
(7-10) "Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak ada sesuatu pun yang dapat menolaknya, pada hari (ketika) langit berguncang sekeras-kerasnya, dan gunung-gunung berjalan (bagaikan awan lalu musnah)"
Sesungguhnya azab Tuhanmu, wahai Rasul, pasti akan menimpa orang-orang kafir, tidak ada yang menghalanginya saat ia datang. Hari yang saat itu langit bergerak, tatanannya rusak, penjuru-penjurunya goncang, itu adalah akhir hidup dunia. Gunung-gunung terangkat dari tempatnya, ia berjalan seperti awan.
(11-12) "Maka celakalah pada hari itu orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan (perbuatan dosa)"
Kebinasaan pada hari itu menimpa orang-orang yang mendustakan, yaitu orang-orang yang membicarakan kebatilan dan bermain-main di dalamnya, menjadikan agama mereka sebagai bahan olokan dan permainan.
(13-14) "Pada hari ketika mereka akan didorong ke Neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), Inilah neraka yang dahulu kalian dustakan itu
Di hari itu orang-orang yang mendustakan akan didorong dengan keras dan terhina ke Neraka Jahanam. Kepada mereka dikatakan sebagai celaan, "Inilah api neraka yang dulu kalian dustakan.
(15-16) 'Maka apakah (azab) ini sihir? Ataukah kalian tidak melihat(nya)? Masuklah kalian ke dalamnya (dan rasakanlah panas apinya); baik kalian bersabar atau tidak, sama saja bagi kalian; sesungguhnya kalian hanya diberi balasan atas apa yang telah kalian kerjakan'"
Apakah azab yang kalian saksikan ini hanya sihir belaka atau kalian memang tidak melihat? Rasakanlah panasnya api neraka ini. Kalian bersabar dalam merasakan rasa sakit dan panasnya atau tidak (itu sama saja), karena azab tidak akan diringankan dari kalian. Kalian tidak akan keluar darinya, kalian sabar atau tidak. Sesungguhnya kalian hanya dibalas atas apa yang kalian lakukan di dunia."
(17-18) "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga-surga dan kenikmatan. Mereka bersuka ria dengan apa yang Tuhan mereka berikan kepada mereka; dan Tuhan mereka melindungi mereka dari azab neraka."
Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada dalam surga-surga dan kenikmatan yang besar. Mereka menikmati apa yang Allah berikan kepada mereka dari berbagai bentuk kesenangan, dan Allah menyelamatkan mereka dari azab api neraka.
(19-20) "(Dikatakan kepada mereka), Makan dan minumlah kalian dengan rasa nikmat, sebagai balasan dari apa yang telah kalian kerjakanMereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami pasangkan mereka dengan bidadari yang bermata indah"
Makanlah makanan yang nikmat dan minumlah minuman yang lezat, sebagai balasan atas amal-amal shalih yang kalian kerjakan di dunia. Mereka bersandar di atas ranjang-ranjang yang berhadap-hadapan. Kami memberi mereka pasangan wanita-wanita yang berkulit putih, bermata lebar dan cantik-cantik.
(21) "Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebaikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang telah dia usahakan (kerjakan)"
Dan orang-orang beriman, dan anak-anak mereka juga ikut beriman, Kami menyusulkan anak-anak mereka dengan mereka dalam derajat mereka di surga sekalipun amal mereka tidak mencapai amal bapak-bapak mereka, agar para bapak berbahagia dengan anak-anak mereka yang mendapatkan kedudukan sama dengan mereka. Mereka dipersatukan dalam suasana yang membahagiakan. Kami tidak mengurangi sedikit pun dari balasan amal mereka. Setiap orang tergadaikan dengan amalnya, tidak memikul dosa orang lain.
(22-23) "Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan. (Di dalam surga itu) mereka saling mengulurkan gelas yang isinya tidak (menimbulkan) ucapan yang tidak berfaidah ataupun perbuatan dosa."
Kami menambahkan di samping nikmat-nikmat tersebut buah-buahan dan daging yang nikmat dan disukai. Dan di antara kenikmatan itu, adalah mereka saling menyuguhkan gelas-gelas khamar, salah seorang dari mereka menyuguhkannya kepada rekannya, ini melengkapi kegembiraan mereka. Minuman ini tidak sama dengan khamar dunia, akal peminumnya tidak tertutup, tidak menyebabkan mabuk dan tidak mengakibatkan ucapan-ucapan batil dan maksiat.
(24) "Dan di sekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan."
Para pelayan berkeliling di sekitar mereka yang disiapkan untuk melayani mereka, mereka seperti mutiara yang terjaga dalam kebeningan, kulit mereka yang putih, dan kerapiannya.
(25-28) "Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa. Mereka berkata, 'Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan melindungi kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembahNya sejak dahulu. Dia-lah Yang Maha Melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang'."
Para penghuni surga datang, sebagian bertanya kepada sebagian yang lain tentang kenikmatan besar yang mereka dapatkan dan sebabnya. Mereka berkata, "Kami di dunia saat berada di tengah keluarga kami adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan kami, takut kepada azabNya di Hari Kiamat. Lalu Allah memberi kami nikmat hidayah dan taufik, Allah menjaga kami dari azab beracun Neraka Jahanam, yakni api dan panasnya. Sesungguhnya kami sebelum ini beribadah dengan rendah hati kepada Allah semata tidak menyekutukanNya dengan apa pun, maka Allah menjaga kami dari azab neraka dan menyampaikan kami ke surga yang penuh kenikmatan ini. Allah menjawab doa kami dan memberi kami apa yang kami minta. Sesungguhnya Allah Mahabaik lagi Maha Penyayang, di antara kebaikan Allah dan rahmatNya kepada kami adalah Dia memberikan ridha dan surgaNya, serta menjaga kami dari murkaNya dan neraka.’
(29) "Maka peringatkanlah, karena dengan nikmat Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah seorang dukun (tukang tenung) dan bukan pula orang gila."
Peringatkanlah wahai Rasul, orang-orang yang kepada mereka kamu diutus. Kamu karena nikmat Tuhanmu kepadamu berupa kenabian dan kekuatan akal, bukanlah seorang dukun yang mengabarkan perkara ghaib tanpa ilmu, bukan pula orang gila yang tidak mengerti apa yang diucapkan sebagaimana yang mereka klaim.
(30-31) "Bahkan mereka berkata, 'Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya' Katakanlah (wahai Rasul). 'Tunggulah oleh kalian! Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang sedang menunggu bersama kalian'."
Atau apakah orang-orang musyrik itu berkata kepadamu wahai Rasul, 'Dia penyair yang menunggu ajal kematian'? Katakanlah kepada mereka, 'Silakan menunggu kematianku, sesungguhnya aku bersama kalian menunggu azab Allah atas kalian. Kalian akan tahu akibat baik itu milik siapa."
(32) "Apakah mereka diperintah oleh angan-angan (pikiran-pikiran) mereka untuk mengucapkan (tuduhan-tuduhan) ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas ?"
Bahkan apakah orang-orang yang mendustakan itu diperintahkan oleh akal mereka agar mengatakan kata-kata yang bertentangan ini? Hal itu karena kriteria dukun, penyair dan orang gila tidak mungkin terkumpul di saat yang sama. Mereka memang suatu kaum yang melampaui batas dalam kesombongan.
(33) "Ataukah mereka berkata, 'Dialah (Muhammad) yang mereka-rekanya. Tidak! Merekalah yang tidak beriman."
Bahkan apakah orang-orang musyrik itu berkata, "Muhammad membuat-buat al-Qur'an dari dirinya sendiri." Sebenarnya mereka tidak beriman, bila mereka beriman, niscaya mereka tidak berkata demikian.
(34) "Maka cobalah mereka membuat perkataan yang semisal dengannya (al-Qur 'an), jika mereka orang-orang yang benar."
Silakan mereka mendatangkan perkataan yang semisal al-Qur'an, bila klaim mereka memang benar bahwa Muhammad yang membuat al-Qur'an.
(35) "Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?"
Apakah orang-orang musyrik itu diciptakan tanpa pencipta ataukah mereka sendiri yang menciptakan diri mereka? Keduanya adalah batil dan mustahil. Dengan ini jelaslah dengan pasti bahwa hanya Allah semata Yang Mencipta mereka, hanya Dia semata yang berhak untuk disembah, dan ibadah tidak layak kecuali untukNya.
(36) "Ataukah mereka yang telah menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini."
Atau apakah mereka menciptakan langit dan bumi dengan penciptaan yang indah ini? Sebaliknya mereka tidak percaya kepada azab Allah, maka mereka adalah orang-orang musyrik.
(37) "Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu ataukah mereka yang berkuasa ?"
Atau apakah mereka memiliki perbendaharaan Tuhanmu sehingga mereka bisa bertindak terhadapnya atau mereka adalah orang-orang berkuasa, yang menguasai makhluk Allah dengan menundukkan dan mengalahkan mereka? Perkaranya tidak demikian, sebaliknya mereka adalah orang-orang lemah yang tidak mampu.
(38) "Atau apakah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan (hal-hal yang ghaib) ? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka itu datang membawa keterangan yang nyata"
Atau apakah mereka punya tangga ke langit yang dengannya mereka bisa mendengar wahyu langit bahwa apa yang mereka pegang merupakan kebenaran? Hendaknya mereka mendatangkan bukti yang nyata atas kebenaran apa yang mereka klaim.
(39) "Ataukah (pantas) untuk Dia anak-anak perempuan sedangkan untuk kalian anak-anak laki-laki?"
Apakah anak perempuan untuk Allah sedangkan anak lelaki untuk kalian sebagaimana yang kalian ucapan secara dusta dan bohong?
(40) "Ataukah engkau (wahai Rasul) meminta imbalan kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang?"
Atau apakah kamu wahai Rasul, meminta upah kepada orang-orang musyrik atas penyampaian risalah sehingga hal itu memberatkan dan menyusahkan mereka karena mereka harus memikul pembayaran yang kamu minta dari mereka?
(41) "Ataukah di sisi mereka ada (pengetahuan) tentang yang ghaib, lalu mereka menuliskannya?"
Atau apakah mereka punya ilmu ghaib lalu mereka menulisnya untuk manusia dan mengabarkannya kepada mereka? Tidak demikian, karena tidak ada yang mengetahui hal ghaib di langit dan di bumi kecuali Allah semata.
(42) "Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah yang terkena tipu daya"
Bahkan mereka hendak berbuat makar terhadap Rasulullah  dan orang-orang yang beriman, akan tetapi justru makar orang-orang kafir itu kembali menimpa mereka sendiri.
(43) "Ataukah mereka mempunyai tuhan sesembahan selain Allah? Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan"
Atau apakah mereka memiliki sesembahan yang berhak disembah selain Allah? Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari apa yang mereka sekutukan. Allah tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan, Allah tidak mempunyai sekutu dalam keesaan dan ibadah.
(44) "Dan jika mereka melihat sepotong bagian dari langit jatuh (menimpa mereka sebagai azab sekalipun), mereka akan berkata, 'Itu adalah awan yang bertumpuk-tumpuk."
Seandainya orang-orang musyrik itu melihat pecahan langit turun kepada mereka sebagai azab, niscaya mereka tetap memegang teguh sikap mereka, dan niscaya mereka berkata, "Ini hanya awan yang sebagian darinya bertumpuk di atas sebagian yang lain."
(45) "Maka biarkanlah mereka, hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka, yang pada hari itu mereka dibinasakan,"
Tinggalkanlah wahai Rasul, orang-orang musyrik itu hingga mereka bertemu dengan hari yang pada saat itu mereka dibinasakan, yaitu Hari Kiamat.
(46) "(yaitu) pada hari (ketika) tipu daya mereka tidak berguna sedikit pun bagi mereka dan mereka tidak akan diberi pertolongan."
Di hari itu, tipu daya mereka tidak bisa menolak azab Allah sedikit pun dari mereka, tidak ada yang menolong mereka dari azab Allah.
(47) "Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang zhalim masih ada azab selain itu, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui,"976
Sesungguhnya orang-orang zhalim itu akan mendapatkan azab yang akan mereka terima di dunia sebelum azab di Hari Kiamat, berupa pembunuhan, penawanan, siksa alam kubur dan lainnya, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.

[976] Seperti musim kemarau, kelaparan, malapetaka yang menimpa mereka, azab kubur, 
dan lain-lain.
(48-49) "Dan bersabarlah (wahai Rasul) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam (pengawasan) Mata Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun, dan pada sebagian malam bertasbihlah kepadaNya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar)."
Sabarlah wahai Rasul, dalam menerima keputusan Tuhanmu dan perintahNya yang telah memikulkan beban kerasulan di pundakmu, atas gangguan yang kamu terima dari kaummu, karena sesungguhnya kamu berada di bawah penglihatan, perhatian, dan penjagaan Kami. Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu saat kamu berdiri shalat, dan saat kamu bangun dari tidur. Dan dari sebagian malam hari, bertasbihlah memuji Tuhanmu dan agungkanlah Dia, dan shalatlah karenaNya. Lakukanlah hal itu pada Shalat Shubuh saat bintang-bintang redup. Dalam ayat ini terkandung dalil yang menetapkan sifat "dua mata" bagi Allah sesuai dengan keagungan-Nya tanpa menyamakanNya dengan makhluk atau menetapkan bentuk DzatNya, Mahasuci Allah dan segala puji bagiNya, sebagaimana hal tersebut ditetapkan oleh as-Sunnah dan disepakati oleh generasi salaf umat ini. Lafazh "mata" hadir di sini dengan kata jamak untuk pengagungan.

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger