Latest Audio :

TAFSIR AL MUYASSAR AL KAHFI

Image result for tafsir muyassar




AL KAHFI : 1

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجَا
Terjemah :
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur”an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan [871] di dalamnya;
________________________________________
[871] tidak ada dalam Al-Qur”an itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
Tafsir :
Pujian bagi Allah dengan sifat-sifat-Nya yang semuanya adalah sifat-sifat kesempurnaan, dan dengan nikmat-nikmat-Nya, baik yang tampak maupun tersembunyi, yang menyangkut agama maupun dunia, yang memberi karunia dengan menurunkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad صلی الله عليه وسلم, kitab al-Qur”an, dan Dia tidak mengadakan di dalamnya kebengkokan sedikit pun dari kebenaran.

AL KAHFI : 2

قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
Terjemah :
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
Tafsir :
Allah menjadikannya sebagai kitab yang lurus, tiada perselisihan dan kontradiksi di dalamnya, untuk memperingatkan orang-orang kafir dari adzab yang sangat keras dari sisi-Nya, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya yang mengerjakan amal-amal shalih, bahwa mereka mendapatkan pahala yang besar, yaitu surga.

AL KAHFI : 3

مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا
Terjemah :
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Tafsir :
Mereka kekal di dalam kenikmatan ini tanpa pernah berpisah darinya selama-lamanya.

AL KAHFI : 4

وَيُنذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا
Terjemah :
Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak.”
Tafsir :
Dan untuk memperingatkan orang-orang musyrik yang mengatakan : Allah telah mengambil seorang anak.

AL KAHFI : 5

مَّا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا
Terjemah :
Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
Tafsir :
Orang-orang musyrik itu tidak memiliki sedikitpun pengetahuan tentang apa yang mereka klaim bahwa Allah telah mengambil anak, sebagaimana tidak dimiliki oleh para pendahulu mereka yang mereka ikuti. Alangkah beratnya kata-kata buruk yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan kecuali kata-kata dusta.

AL KAHFI : 6

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Terjemah :
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur”an).
Tafsir :
Mungkin kamu, wahai Rasul, akan membinasakan dirimu karena bersedih terhadap pengaruh kaummu yang berpaling darimu, ketika mereka tidak membenarkan dan mengamalkan al-Qur”an ini.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Abu Jahal bin Hisyam, an-Nadhr bin al-Harits, Umayyah bin Khalaf, al-Ash bin Wail, al-Aswad bin al-Mutthalib, Abul Bukhturi bersama beberapa orang Quraisy sedang berkumul, Rasulullah صلی الله عليه وسلم sendiri merasa berat dari apa yang beliau lihat berupa penolakan kaumnya dan pengingkaran mereka terhadap nasihat yang beliau sampaikan, hal itu membuat beliau sangat sedih, maka Allah menurunkan ayat 6 ini.

AL KAHFI : 7

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Terjemah :
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Tafsir :
Sesungguhnya Kami menjadikan ciptaan-ciptaan yang ada di permukaan bumi sebagai perhiasan baginya, dan manfaat bagi penghuninya, untuk menguji mereka siapakah di anatara mereka yang lebih baik perbuatannya dengan menaati Kami, dan siapakah di antara mereka yang lebih buruk perbuatannya dengan melakukan kemaksiatan, lalu Kami akan membalas masing-masing dengan apa yang berhak baginya.

AL KAHFI : 8

وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
Terjemah :
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
Tafsir :
Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan apa yang ada di permukaan bumi berupa hiasan tersebut, pada saat berakhirnya dunia, sebagai tanah yang tidak bertanaman.

AL KAHFI : 9

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا
Terjemah :
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim [872] itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
________________________________________
[872] Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat.
Tafsir :
Janganlah kamu mengira, wahai Rasul, bahwa kisah Ashab al-Kahfi (orang-orang yang mendiami gua) dan batu yang bertuliskan nama-nama mereka itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengagumkan dan mengherankan; karena penciptaan langit dan bumi berikut segala isinya adalah lebih mengherankan daripada itu.

AL KAHFI : 10

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Terjemah :
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”
Tafsir :
Ingatlah, wahai Rasul, ketika pemuda-pemuda yang beriman itu berlindung ke dalam gua, karena takut terhadap cobaan kaum mereka kepada mereka dan pemaksaan mereka untuk menyembah berhala, lalu mereka berdoa : Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Dengan rahmat itu Engkau meneguhkan kami, memelihara kami dari keburukan, dan memudahkan untuk kami jalan yang benar yang mengantarkan kami untuk melakukan apa yang Engkau cintai, sehingga kami termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk bukan orang-orang yang sesat.

AL KAHFI : 11

فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا
Terjemah :
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu [873],
________________________________________
[873] Maksudnya: Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (lihat ayat 25 ini) sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apapun.
Tafsir :
Maka Kami timpakan pada mereka tidur yang sangat lelap, sehingga mereka tetap berada di dalam gua itu bertahun-tahun lamanya.

AL KAHFI : 12

ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا
Terjemah :
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu [874] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).
________________________________________
[874] Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
Tafsir :
Kemudian Kami bangunkan mereka dari tidur mereka, agar Kami perlihatkan kepada manusia apa yang telah Kami ketahui di masa azali, sehingga bisa diketahui, manakah di antara kedua golongan yang berselisih tentang masa tinggal mereka itu yang lebih tepat dalam menghitung; apakah mereka hanya tinggal sehari, setengah hari, atau dalam masa yang lama??

AL KAHFI : 13

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Terjemah :
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Tafsir :
Kami ceritakan kepadamu, wahai Rasul, berita mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya Ashhab al-Kahfi itu adalah para pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan melaksanakan perintah-Nya, lalu Kami tambahkan kepada mereka petunjuk dan keteguhan di atas kebenaran.

AL KAHFI : 14

وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَن نَّدْعُوَ مِن دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
Terjemah :
Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri [875], lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”.
________________________________________
[875] Maksudnya: berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.
Tafsir :
Kami kuatkan hati mereka dengan iman, dan Kami teguhkan tekad mereka dengannya, ketika mereka berdiri di hadapan raja kafir (Kaisar Hadrianus dan Raja Dikyanus), saat dia mencela mereka karena meninggalkan penyembahan terhadap berhala, lalu berkata kepadanya : Rabb kami yang kami sembah adalah Rabb langit dan bumi. Kami tidak akan menyembah sembahan-sembahan selain-Nya. Seandainya kami mengatakan selain ini, berarti kami telah mengucapkan perkataan yang zhalim lagi sangat jauh dari kebenaran.

AL KAHFI : 15

هَؤُلَاء قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ آلِهَةً لَّوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِم بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
Terjemah :
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
Tafsir :
Kemudian mereka berkata satu sama lain : Mereka adalah kaum kami, mereka telah menjadikan selain Allah sebagai sembahan-sembahan. Maka mengapa mereka tidak mengemukakan suatu alasan yang jelas tentang penyembahan mereka?? Sebab tidak ada seorang pun yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan menisbatkan sekutu kepada-Nya dalam beribadah kepada-Nya.

AL KAHFI : 16

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحمته ويُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا
Terjemah :
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu [876].
________________________________________
[876] Perkataan ini terjadi antara mereka sendiri yang timbulnya karena ilham dari Allah.
Tafsir :
Ketika kalian berpisah dari kaum kalian dengan membawa agama kalian, dan meninggalkan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain beribadah kepada Allah, maka berlindunglah ke dalam gua di sebuah bukit untuk beribadah kepada Rabb kalian semata, niscaya Rabb kalian akan meluaskan untuk kalian sebagian dari rahmat-Nya yang dapat menutupi kalian di dua negeri (dunia dan akhirat), dan memudahkan sebagian urusan kalian yang bermanfaat bagi kalian dalam kehidupan kalian, yaitu factor-faktor kehidupan.

AL KAHFI : 17

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا
Terjemah :
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Tafsir :
Ketika mereka melakukan demikian, maka Allah menidurkan mereka dan menjaga mereka. Kamu, wahai orang yang menyaksikan mereka, melihat matahari ketika terbit dari timur, condong dari tempat mereka ke sebelah kanan. Sementara ketika terbenam, matahari meninggalkan mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas di gua itu. Mereka tidak terkena sengatan matahari, dan udara tidak terputus dari mereka. Apa yang Kami perbuat terhadap para pemuda itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Barangsiapa yang diberi taufik oleh Allah untuk mendapatkan petunjuk lewat ayat-ayat-Nya, maka dialah yang mendapat taufik kepada kebenaran. Sebaliknya, barangsiapa yang tidak diberi taufik untuk mendapatkan petunjuk, maka kamu tidak akan mendapati baginya seorang penolong pun yang dapat membimbingnya untuk mendapatkan kebenaran; karena taufik (memberi petunjuk) dan penelantaran itu berada di tangan Allah semata.

AL KAHFI : 18

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
Terjemah :
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Tafsir :
Kamu mengira, wahai orang yang melihat, para penghuni gua itu bangun, padahal mereka itu dalam kenyataannya adalah tidur, dan Kami berjanji untuk menjaga mereka. Kami bolak-balikkan mereka saat tidur sekali waktu ke kanan dan sekali waktu ke kiri, agar mereka tidak dimakan tanah, sedang anjing mereka yang menemani mereka membentangkan kedua lengannya di halaman gua. Sekiranya kalian menyaksikan mereka, niscaya kalian akan melarikan diri dari mereka, dan niscaya hati kalian akan dipenuhi ketakutan terhadap mereka.

AL KAHFI : 19

وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُم بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُم بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا
Terjemah :
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
Tafsir :
Sebagaimana Kami tidurkan dan Kami jaga mereka dalam waktu yang sedemikian lama ini, demikian pula Kami bangunkan mereka dari tidur mereka dalam keadaan sediakala tanpa ada perubahan agar mereka bertanya satu sama lain : Berapa waktukah kita berdiam dalam keadaan tidur di tempat ini?? Salah seorang dari mereka berkata : Kita berdiam sehari atau setengah hari. Sementara yang lainnya berkata karena tidak mengetahui urusan mereka dengan jelas, Serahkanlah pengetahuannya itu kepada Allah, sebab Rabb kalian lebih mengetahui tentang berapa waktu lamanya kalian berdiam di tempat ini. Suruhlah salah seorang di antara kalian dengan membawa uang perak kalian ini ke kota kita. Lalu hendaklah dia melihat, manakah di antara penduduk kota tersebut yang makanannya lebih halal dan lebih baik?? Kemudian hendaknya dia membawa bahan makanan itu kepada kalian, dan berlaku lemah lembut kepada penjual saat membeli agar kedok kita tidak terbongkar dan urusan kita diketahui, dan janganlah sekali-kali menceritakan perihal diri kalian kepada seorang manusia pun.

AL KAHFI : 20

إِنَّهُمْ إِن يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَن تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا
Terjemah :
Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya”.
Tafsir :
Sesungguhnya kaum kalian apabila melihat kalian, niscaya mereka akan melempari kalian dengan batu untuk membunuh kalian, atau mengembalikan kalian kepada agama kmereka, lalu kalian menjadi orang-orang kafir. Jika kalian melakukan demikian, maka kalian tidak akan mendapatkan keinginan kalian berupa masuk surga selama-lamanya.

AL KAHFI : 21

وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا
Terjemah :
Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang- orang itu berselisih tentang urusan mereka [877], orang-orang itu berkata: “Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”.
________________________________________
[877] Yang mereka perselisihkan itu tentang hari kiamat: apakah itu akan terjadi atau tidak dan apakah pembangkitan pada hari kiamat dengan jasad atau roh ataukah dengan roh saja. Maka Allah mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan bahwa hari kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan jiwa.
Tafsir :
Sebagaimana Kami tidurkan mereka ratusan tahun lamanya, dan Kami bangunkan mereka setelah itu, demikian pula Kami perlihatkan mereka pada penduduk di zaman itu, setelah penjual mengetahui jenis dirham yang dibawa oleh utusan mereka; agar manusia mengetahui bahwa janji Allah untuk membangkitkan manusia (sesudah kematiannya) adalah benar, dan bahwa kiamat itu pasti akan tiba tanpa ada keraguan di dalamnya. Sebab orang-orang yang melihat Ashhabul Kahfi itu berselisih tentang perkara kiamat: ada yang menetapkannya dan ada yang mengingkarinya. Maka Allah menjadikan kesaksian mereka terhadap Ashhabul Kahfi sebagai hujjah bagi orang-orang Mukmin atas orang-orang kafir. Setelah urusan mereka terkuak, lalu mereka pun wafat kembali, maka segolongan dari orang-orang yang melihat mereka itu berkata : Bangunlah di depan pintu gua mereka sebuah bangunan yang menutupi mereka, dan biarkanlah urusan mereka. Rabb mereka lebih mengetahui tentang urusan mereka. Sementara orang-orang yang memiliki kekuasaan di anatara mereka berkata : Sungguh kami akan mendirikan rumah ibadah di atas tempat mereka. Sesungguhnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم telah melarang menjadikan kubur para Nabi dan orang shalih sebagai masjid. Beliau telah melaknat orang yang melakukan demikian di akhir wasiatnya kepada umatnya. Demikian pula beliau melarang membangun bangunan di atas kubur secara mutlak, mengapurnya, dan menulisnya; karena hal itu termasuk ghuluw (sikap berlebih-lebihan) yang bisa menyebabkan disembahnya orang yang berada di dalamnya.

AL KAHFI : 22

سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُل رَّبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِم مَّا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاء ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِم مِّنْهُمْ أَحَدًا
Terjemah :
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan [878] (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali per- tengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda- pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
________________________________________
[878] Yang dimaksud dengan “orang yang akan mengatakan” ini ialah orang- orang ahli kitab dan lain-lainnya pada zaman Nabi Muhammad
Tafsir :
Kelak sebagian orang yang larut dalam pembicaraan tentang perihal mereka, yaitu Ahli Kitab, akan mengatakan : Mereka berjumlah tiga orang, yang keempat dari mereka adalah anjing mereka. Golongan yang lain mengatakan : Mereka berjumlah lima orang, yang keenam dari mereka adalah anjing mereka. Perkataan kedua golongan itu hanyalah terkaan tanpa bukti. Golongan yang ketiga mengatakan : Mereka berjumlah tujuh orang, dan yang kedelapan dari mereka adalah anjing mereka. Katakanlah wahai Rasul : Rabbbkulah yang lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada orang yang mengetahui jumlah mereka kecuali sedikit dari makhluk-Nya. Karena itu, janganlah kamu berbantah-bantahan dengan Ahli Kitab tentang jumlah mereka, kecuali pembantahan secara lahiriahnya saja, bukan secara mendalam, dengan menceritakan kepada mereka wahyu yang telah disampaikan kepadamu itu saja. Jangan bertanya kepada mereka tentang jumlah mereka dan ihwal mereka, karena mereka tidak mengetahui hal itu.

AL KAHFI : 23

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
Terjemah :
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
Tafsir :
Janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu yang kamu tekadkan untuk melakukannya : Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok,

AL KAHFI : 24

إِلَّا أَن يَشَاء اللَّهُ وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَن يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
Terjemah :
kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah” [879]. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”.
________________________________________
[879] Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad r tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. Dan beliau tidak mengucapkan “insya Allah” (artinya jika Allah menghendaki). Tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut “Insya Allah” haruslah segera menyebutkannya kemudian.
Tafsir :
Kecuali bila kamu menggantungkan ucapanmu dengan masyi”ah,yaitu dengan mengucapkan Insya Allah. Ingatlah Rabbmu, ketika lupa mengucapkan Insya Allah setiap kali kamu lupa, maka ingatlah Allah Karena mengingat Allah akan menghilangkan kelupaan, dan katakanlah : Mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada jalan paling dekat yang mengantarkan kepada kebenaran dan petunjuk.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم mengucapkan sumpah, lalu empat puluh malam berlalu, maka Allah menurunkan ayat 23 dan 24 ini.

AL KAHFI : 25

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Terjemah :
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sem- bilan tahun (lagi).
Tafsir :
Para pemuda itu berdiam dalam keadaan tidur di dalam gua mereka selama tiga ratus lebih Sembilan tahun berdasarkan tahun Qamariyah.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata : Ketika ayat 25 turun (dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus), mereka (para shahabat) bertanya : Ya Rasulullah, tahun atau bulan, maka turun : … Tahun dan ditambah Sembilan tahun lagi. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari adh-Dhahhak.

AL KAHFI : 26

قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا
Terjemah :
Katakanlah: “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.
Tafsir :
Apabila kamu ditanya, wahai Rasul, tentang masa tinggal mereka di dalam gua, sedangkan kamu tidak memiliki pengetahuan dan wahyu dari Allah tentang hal itu, maka janganlah lancang menjawabnya sedikit pun, tetapi katakanlah : Allah yang lebih tahu masa tinggal mereka. Kepunyaan-Nyalah yang tersembunyi di langit dan bumi. Betapa terang penglihatan-Nya, dan betapa tajam pendengaran-Nya!! Yakni, kagumlah terhadap kesempurnaan penglihatan dan pendengaran-Nya serta pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu. Tak ada seorang pun selain Allah yang mengurusi semua urusan makhluk, dan Dia tidak memiliki sekutu dalam hukum, keputusan, dan penetapan syariat-Nya swt.

AL KAHFI : 27

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِن كِتَابِ رَبِّكَ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَن تَجِدَ مِن دُونِهِ مُلْتَحَدًا
Terjemah :
Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Qur an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada- Nya.
Tafsir :
Bacalah, wahai Rasul, apa yang diwahyukan Allah kepadamu berupa al-Qur”an, karena ia adalah kitab yang tiada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya, karena kebenaran dan keadilan-Nya. Kamu sekali-kali tidak akan mendapati, selain Rabbmu, tempat berlindung di mana kamu bisa berlindung kepadanya.

AL KAHFI : 28

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Terjemah :
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
Tafsir :
Sabarkanlah dirimu, wahai Nabi, bersama para shahabatmu dari kalangan orang-orang Mukmin yang fakir yang senantiasa menyembah Rabb mereka semata dan berdoa kepada-Nya di pagi dan petang karena mengharapkan wajah-Nya. Duduklah bersama mereka dan bergaulah dengan mereka. Jangan palingkan pandanganmu dari mereka kepada selain mereka, yaitu orang-orang kafir, karena ingin menikmati perhiasan kehidupan dunia. Janganlah pula menuruti orang yang Kami jadikan hatinya lalai dari mengingat Kami, dan lebih mementingkan hawa nafsunya daripada menaati Rabbnya, lalu urusannya dalam semua perbuatannya menjadi sia-sia dan hancur.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalan Jarir dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas tentang firman Allah ayat 28. Dia berkata : Ia turun pada Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, hal itu karena dia mengajak Nabi صلی الله عليه وسلم kepada suatu perkara yang dibenci oleh Allah, yaitu mengusir orang-orang fakir dan mendekatkan orang-orang terhormat kota Makkah, maka ayat 28 ini turun.

AL KAHFI : 29

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءتْ مُرْتَفَقًا
Terjemah :
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Tafsir :
Katakanlah kepada orang-orang yang lalai itu : Apa yang aku bawa kepada kalian adalah kebenaran dari Rabb kalian. Barangsiapa di antara kalian yang ingin membenarkan dan mengamalkannya, maka lakukanlah, dan itu lebih baik baginya. Sebaliknya, barangsiapa yang ingin mengingkarinya, maka lakukanlah, karena ia tidak akan menzhalimi kecuali dirinya sendiri. Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir itu api yang sangat dahsyat yang pagarnya mengelilingi mereka. Jika orang-orang kafir itu meminta bantuan di neraka, dengan meminta air karena sangat kehausan, maka mereka akan diberi minum dengan air seperti minyak keruh yang sangat panas yang menghanguskan muka mereka. Itulah seburuk-buruk minuman yang tidak dapat menghilangkan dahaga mereka, bahkan menambah dahaga mereka. Sementara neraka itu adalah tempat yang paling buruk bagi mereka. Ini berisi ancaman dan peringatan yang keras terhadap orang yang berpaling dari kebenaran sehingga tidak mau beriman dengan risalah Muhammad صلی الله عليه وسلم dan tidak mengamalkan konsekuansinya.

AL KAHFI : 30

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
Terjemah :
Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.
Tafsir :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengerjakan amal-amal shalih, mereka mendapatkan pahala paling besar. Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka, dan tidak mengurangi pahala amal yang mereka kerjakan dengan baik.

AL KAHFI : 31

أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Terjemah :
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga “Adn, mengalir sungai- sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, se- dang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;
Tafsir :
Orang-orang yang beriman itulah yang mendapatkan surga di mana mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya, yang mengalir sungai-sungai tawar menyegarkan dari bawah bangunan-bangunan tinggi dan rumah-rumah mereka. Di dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang-gelang emas, dan mereka memakai pakaian berwarna hijau yang dibuat dari sutera halus dan sutera tebal, dalam keadaan duduk diatas dipan-dipan yang dilapisi dengan tirai-tirai yang indah. Sebaik-baik pahala adalah pahala mereka, dan surga adalah sebaik-baik tempat dan kedudukan bagi mereka.

AL KAHFI : 32

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا
Terjemah :
Dan berikanlah kepada mereka [880] sebuah perumpamaan dua orang laki-laki [881], Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.
[880] Yaitu: kepada orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
[881] Yaitu: dua orang Yahudi yang seorang mukmin dan yang lain kafir.
Tafsir :
Buatlah, wahai Rasul, suatu perumpamaan untuk orang-orang kafir kaummu, yaitu dua orang laki-laki dari umat-umat terdahulu : salah satunya Mukmin dan lainnya kafir. Kami telah berikan kepada orang kafir itu dua kebun anggur, dan kami kelilingi keduanya dengan pohon kurma yang banyak, serta Kami tumbuhkan di tengah-tengah kedua kebun itu tanaman yang bermacam-macam lagi bermanfaat.

AL KAHFI : 33

كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئًا وَفَجَّرْنَا خِلَالَهُمَا نَهَرًا
Terjemah :
Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu,
Tafsir :
Masing-masing dari kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang buahnya sedikit pun, serta Kami alirkan sungai di antara kedua kebun itu agar bisa menyirami keduanya dengan mudah.

AL KAHFI : 34

وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
Terjemah :
dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat”
Tafsir :
Pemilik kedua kebun itu memiliki buah dan harta lainnya, maka ia berkata kepada kawannya yang Mukmin, saat bercakap-cakap dengannya (dan keterperdayaan memenuhi dirinya) : Aku lebih banyak harta daripada kamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat.

AL KAHFI : 35

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا
Terjemah :
Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri [882]; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
[882] yaitu: dengan keangkuhan dan kekafirannya.
Tafsir :
Ia memasuki kebunnya, sedang ia menzhalimi dirinya sendiri dengan mengingkari hari kebangkitan dan meragukan kedatangan Hari Kiamat, lalu ia terpesona dengan buah-buahannya seraya berkata : Aku tidak yakin kebun ini akan binasa sepanjang hidup,

AL KAHFI : 36

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَى رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنقَلَبًا
Terjemah :
dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu”.
Tafsir :
Dan aku tidak meyakini bahwa kiamat itu akan terjadi. Jika sekiranya kiamat itu terjadi (sebagaimana yang kamu kira, wahai orang Mukmin), dan aku dikembalikan kepada Rabbku, pastilah aku akan mendapati di sisi-Nya tempat kembali yang lebih baik daripada kebun ini : karena kemuliaan dan kedudukanku di sisi-Nya.

AL KAHFI : 37

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
Terjemah :
Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya – sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
Tafsir :
Kawannya yang Mukmin itu berkata kepadanya, saat ia bercakap-cakap dengannya untuk menasihatinya : Bagaimana mungkin kamu kafir kepada Allah yang telah menciptakanmu dari tanah, kemudian dari sperma ayah ibu, kemudian Dia menjadikanmu sebagai maunusia sempurna, seimbang postur dan tubuhnya?? Dalam perbincangan ini terdapat dalil bahwa Dzat yang kuasa menciptakan makhluk pada permulaannya, kuasa pula untuk mengembalikan mereka.

AL KAHFI : 38

لَّكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا
Terjemah :
Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mem- persekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
Tafsir :
Tetapi aku tidak mengtakan sebagaimana perkataanmu yang menunjukkan kekafiranmu, tetapi aku mengatakan : Dzat yang memberi nikmat lagi memberi karunia adalah Allah, Rabbku semata, dan aku tidak mempersekutukan seorang pun selain-Nya dalam beribadah kepada-Nya.

AL KAHFI : 39

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ إِن تُرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا
Terjemah :
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “MAASYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,
Tafsir :
Mengapa kamu, ketika memasuki kebunmu lalu kamu terpesona dengannya, tidak memuji Allah seraya berkata : Ini adalah atas kehendak Allah untukku, tiada kekuatan bagiku untuk mendapatkannya kecuali dengan seizin Allah. Jika kamu melihatku lebih sedikit harta dan anak dibandingkan denganmu,

AL KAHFI : 40

فَعَسَى رَبِّي أَن يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِّن جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِّنَ السَّمَاء فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا
Terjemah :
maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan keten- tuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin;
Tafsir :
Maka mudah-mudahan Allah akan memberi kepadaku yang lebih baik daripada kebunmu. Mudah-mudahan pula Dia mengambil nikmat darimu akibat kekafiranmu, dan mengirimkan adzab dari langit pada kebunmu, sehingga kebun itu menjadi tanah licin di mana telapak kaki tidak bisa berpijak dengan kukuh di atasnya dan tidak bisa ditumbuhi tanaman.

AL KAHFI : 41

أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَن تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا
Terjemah :
atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi”.
Tafsir :
Atau airnya yang biasa kamu pakai untuk menyiraminya menjadi surut ke dalam tanah, sehingga kamu tidak mampu mengeluarkannya.

AL KAHFI : 42

وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَى مَا أَنفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا
Terjemah :
Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”.
Tafsir :
Dan apa yang dikatakan orang Mukmin itu menjadi kenyataan, dan kebinasaan menimpa kebun itu, lalu binasalah semua yang ada di dalamnya. Maka orang yang kafir itu membolak-balikkan kedua telapak tangannya karena menyesal terhadap apa yang telah dibelanjakannya untuk kebun itu, sedang pepohonan tumbang menimpa satu sama lain, dan ia berkata : Duhai sekiranya aku mengakui nikmat-nikmat Allah dan kekuasaan-Nya, lalu aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. Ini adalah penyesalan darinya saat tiada berguna lagi penyesalan.

AL KAHFI : 43

وَلَمْ تَكُن لَّهُ فِئَةٌ يَنصُرُونَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنتَصِرًا
Terjemah :
Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.
Tafsir :
Ia tidak memiliki golongan dari orang-orang yang dibangga-banggakannya yang bisa menghalanginya dari adzab Allah yang turun kepadanya, dan ia tidak dapat menghalangi dengan diri dan kekuatannya.

AL KAHFI : 44

هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلَّهِ الْحَقِّ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَخَيْرٌ عُقْبًا
Terjemah :
Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik- baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.
Tafsir :
Dalam kesusahan seperti ini, pertolongan itu hanya dari Allah yang Mahabenar. Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan, dan sebaik-baik akibat adalah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya di antara hamba-hamba-Nya yang beriman.

AL KAHFI : 45

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاء فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا
Terjemah :
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tafsir :
Buatlah perumpamaan, wahai Rasul, kepada manusia (terutama orang-orang yang sombong di antara mereka) tentang sifat dunia yang mereka terpedaya dengannya, dalam hal keindahannya dan cepat lenyapnya. Dunia adalah laksana air hujan yang Allah turunkan dari langit, lalu dengan air itu keluar tumbuhan dengan seizinnya, dan menghijau. Namun ini hanya berlangsung dalam waktu yang tidak lama, kemudian tumbuhan ini menjadi kering kerontang yang diterbangkan angin ke segala arah. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Yakni, Dia memiliki kekuasaan yang besar atas segala sesuatu.

AL KAHFI : 46

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Terjemah :
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Tafsir :
Harta dan anak-anak adalah keindahan dan kekuatan di dunia yang fana ini, sedangkan amal-amal shalih (terutama tasbih, tahmid, takbir dan tahlil) adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu daripada harta dan anak-anak. Amal-amal shalih ini adalah sebaik-baik pahala yang diharapkan manusia di sisi Rabbnya, lalu dengan hal itu ia akan mendapatkan di akhirat apa yang dulu ia harapkan di dunia.

AL KAHFI : 47

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
Terjemah :
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.
Tafsir :
Ingatkan kepada mereka akan hari ketika Kami lenyapkan gunung-gunung dari tempatnya, dan kamu melihat bumi tampak jelas, di atasnya tidak ada makhluk-makhluk yang biasanya ada di atasnya yang menutupinya. Kami kumpulkan manusia terdahulu dan terkemudian di tempat penghisaban, dan tidak Kami biarkan seorang pun dari mereka.

AL KAHFI : 48

وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا
Terjemah :
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu [883] (memenuhi) perjanjian.
________________________________________
[883] Yang dimaksud dengan waktu di sini ialah hari berbangkit yang telah dijanjikan Allah untuk menerima balasan.
Tafsir :
Mereka semua dihadapkan ke hadapan Rabbmu dengan berbaris, tidak ada seorang pun dari mereka yang terhalang. Sesungguhnya Kami telah membangkitkan kalian, dan kalian dating kepada Kami sendiri-sendiri, tanpa membawa harta dan anak, sebagaimana Kami ciptakan kalian pertama kalinya. Bahkan kalian menyangka bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kalian waktu saat Kami membangkitkan kalian, dan Kami membalas kalian atas perbuatan kalian.

AL KAHFI : 49

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Terjemah :
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.
Tafsir :
Buku catatan amal masing-masing orang diberikan pada tangan kanannya atau tangan kirinya, lalu kamu melihat orang-orang yang bermaksiat dalam keadaan ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, disebabkan dosa-dosa yang mereka lakukan, dan mereka berkata ketika mereka melihatnya : Duhai celaka kami!! Mengapa buku catatan ini tidak membiarkan yang kecil dan yang besar dari perbuatan kami, melainkan mencatat semuanya?! Mereka mendapati semua yang telah mereka kerjakan semasa di dunia ada dan tertulis. Dan Rabbmu tidak menzhalimi seorang pun walau seberat zarrah. Dia tidak mengurangi pahala orang yang taat, dan tidak menambah siksa orang yang bermaksiat.

AL KAHFI : 50

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
Terjemah :
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam [884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
________________________________________
[884] lihat no. 36.
Tafsir :
Ingatlah ketika Kami memerintahkan para malaikat bersujud kepada Adam, yakni sujud penghormatan untuknya bukan sujud ibadah. Kami juga perintahkan Iblis sebagaimana yang diperintahkan kepada para malaikat. Maka semua malaikat bersujud, tetapi Iblis yang berasal dari bangsa jin keluar dari ketaatan kepada Rabbnya, dan tidak mau bersujud karena sombong dan dengki. Apakah kalian, wahai manusia, akan menjadikan dia dan anak keturunannya sebagai penolong bagi kalian yang kalian taati dan kalian tidak mematuhi-Ku padahal mereka adalah musuh kalian yang paling keras?? Amat buruklah ketaatan orang-orang yang zhalim kepada setan sebagai ganti ketaatan kepada ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih).

AL KAHFI : 51

مَا أَشْهَدتُّهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنفُسِهِمْ وَمَا كُنتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا
Terjemah :
Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.
Tafsir :
Aku tidak menghadirkan Iblis dan anak cucunya (yang kalian taati) dalam penciptaan langit dan bumi, lalu Aku meminta pertolongan kepada mereka dalam penciptaan keduanya. Tidak pula Aku menjadikan sebagian dari mereka sebagai saksi atas penciptaan sebagian yang lainnya. Bahkan Aku sendirilah yang menciptakan semua itu, dengan tanpa penolong dan pembantu. Aku juga tidak mengambil orang-orang sesat dari kalangan setan dan selain mereka sebagai penolong. Jadi, bagaimana mungkin kalian memberikan hak-Ku kepada mereka, dan kalian menjadikan mereka sebagai penolong-penolong selain-Ku, padahal Akulah Pencipta segala sesuatu??

AL KAHFI : 52

وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُم مَّوْبِقًا
Terjemah :
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: “Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu”. Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).
Tafsir :
Sebutkanlah kepada mereka, ketika Allah berkata kepada orang-orang musyrik pada Hari Kiamat : Panggillah sekutu-sekutu-Ku yang kalian anggap bahwa mereka adalah sekutu-sekutu-Ku dalam peribadatan; agar mereka menolong kalian pada hari ini dari-Ku. Mereka pun meminta pertolongan kepada sekutu-sekutu itu, tetapi sekutu-sekutu itu tidak bisa memberi pertolongan kepada mereka. Dan Kami adakan di antara penyembah dan yang disembah itu tempat kebinasaan di Jahanam di mana mereka semua binasa di dalamnya.

AL KAHFI : 53

وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا
Terjemah :
Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari padanya.
Tafsir :
Orang-orang yang berdosa itu melihat neraka, lalu mereka meyakini bahwa mereka pasti akan terjatuh di dalamnya, dan mereka tidak mendapati tempat berlari darinya kepada yang lainnya.

AL KAHFI : 54

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الْإِنسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
Terjemah :
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur”an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
Tafsir :
Sesungguhnya telah Kami jelaskan dan Kami ragamkan dalam al-Qur”an ini bermacam-macam perumpamaan bagi manusia, agar mereka mengambil pelajaran darinya dan mengimaninya. Manusia itu adalah makhluk yang paling banyak membantah dan mendebat.

AL KAHFI : 55

وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءهُمُ الْهُدَى وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلَّا أَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا
Terjemah :
Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
Tafsir :
Tidak ada yang menghalangi manusia dari beriman (ketika Rasul Muhammad صلی الله عليه وسلم dating kepada mereka dengan membawa al-Qur”an), dan beristighfar kepada Rabb mereka, memohon ampun-Nya untuk mereka, kecuali tantangan mereka terhadap Rasul dan permintaan mereka agar mereka ditimpa Sunnatullah (ketetapan Allah) dalam membinasakan umat-umat sebelum mereka, atau adzab Allah menimpa mereka di depan mata mereka.

AL KAHFI : 56

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَيُجَادِلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَمَا أُنذِرُوا هُزُوًا
Terjemah :
Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.
Tafsir :
Kami tidak mengutus rasul-rasul kepada manusia melainkan agar mereka menjadi pembawa berita gembira dengan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan pemberi peringatan dengan neraka terhadap orang-orang yang kafir dan orang-orang yang bermaksiat. Meskipun kebenaran itu sudah jelas, tetapi orang-orang yang kafir kepada rasul-rasul merek membantah dengan kebatilan sebagai bentuk penentangan; agar dengan kebatilan itu, mereka dapat melenyapkan kebenaran yang dibawa oleh rasul. Mereka menjadikan kitab-Ku dan hujjah-hujjah-Ku, serta adzab yang diancamkan kepada mereka sebagai ejekan dan pelecehan.

AL KAHFI : 57

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا
Terjemah :
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.
Tafsir :
Tidak ada seorang pun yang lebih zhalim daripada orang yang telah diberi nasihat dengan ayat-ayat Rabbnya yang terang, lalu ia berpaling darinya kepada kebatilannya, dan melupakan perbuatan-perbuatan buruk yang dikerjakan oleh kedua tangannya lalu tidak bertaubat darinya. Sesungguhnya Kami telah meletakkan penutup atas hati mereka, sehingga mereka tidak bisa memahami al-Qur”an dan tidak mengetahui kebaikan yang terdapat di dalamnya. Kami letakkan pula semacam sumbatan di telinga mereka, sehingga mereka tidak bisa mendengarnya dan tidak bisa memetik manfaatnya. Jika kamu menyeru mereka kepada keimanan, niscaya mereka tidak akan memenuhi seruanmu, dan mereka tidak akan mendapat petunjuk kepadanya selama-lamanya.

AL KAHFI : 58

وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ لَّن يَجِدُوا مِن دُونِهِ مَوْئِلًا
Terjemah :
Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya.
Tafsir :
Rabbmulah Yang Maha Pengampun bagi dosa-dosa para hamba-Nya, jika mereka bertaubat, lagi mempunyai rahmat untuk mereka. Jika Dia mengadzab orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat-Nya itu karena dosa-dosa yang mereka perbuat, niscaya Dia akan menyegerakan adzab bagi mereka. Tetapi Dia Maha Penyantun, tidak menyegerakan adzab, tetapi mereka diberi waktu tertentu saat mereka diberi balasan atas perbuatan mereka, tidak ada pilihan lain baginya dan tidak bisa mengelak darinya.

AL KAHFI : 59

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا
Terjemah :
Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
Tafsir :
Negeri-negeri yang dekat dari kalian itu (seperti negeri kaum Hud, Shalih, Luth dan Syuaib) telah Kami binasakan, ketika penduduknya berbuat zhalim dengan kekafiran, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. Ketika mereka telah sampai pada waktu yang telah ditentukan itu, maka adzab dating kepada mereka, lalu Allah membinasakan mereka dengannya.

AL KAHFI : 60

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا
Terjemah :
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya [885]: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.
________________________________________
[885] Menurut ahli tafsir, murid Nabi Musa u itu ialah Yusya bin Nun.
Tafsir :
Ingatlah ketika Musa berkata kepada pembantunya, Yusya” bin Nun : Aku akan terus berjalan hingga mencapai pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan dalam waktu yang lama hingga bertemu seorang hamba yang shalih, agar aku bisa belajar darinya ilmu yang tidak aku miliki.

AL KAHFI : 61

فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا
Terjemah :
Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
Tafsir :
Mereka bersungguh-sungguh dalam menempuh perjalanan. Ketika mereka sampai di pertemuan dua buah lautan itu mereka duduk di atas batu besar dan mereka pun lalai ikan mereka yang diperintahkan kepada Musa agar dia bawa sebagai makanan untuk mereka. Yusya membawa ikan itu dengan diletakkan di keranjang, tiba-tiba ikan itu menjadi hidup dan melompat ke laut, dan mengambil jalan terbuka untuknya di laut itu.

AL KAHFI : 62

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا
Terjemah :
Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”.
Tafsir :
Tatkala mereka telah meninggalkan tempat di mana mereka melupakan itu dan Musa merasa lapar, maka dia berkata kepada pembantunya : Bawalah kepada kita makanan awal hari. Sesungguhnya kita telah sangat keletihan karena perjalanan kita.

AL KAHFI : 63

قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا
Terjemah :
Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”.
Tafsir :
Pembantunya berkata kepadanya : Apakah kamu ingat ketika kita mencari tempat berlindung di batu besar di mana kita beristirahat di sana?? Sesungguhnya aku lupa menceritakan apa yang terjadi pada ikan itu, dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakan hal itu kepadamu kecuali setan. Sesungguhnya ikan yang tadinya sudah mati menjadi hidup kembali, dan melompat serta mengambil jalan di laut. Perkara ikan itu adalah suatu hal yang aneh.

AL KAHFI : 64

قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا
Terjemah :
Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
Tafsir :
Musa berkata : Apa yang telah terjadi itulah yang kita cari, karena itu adalah tanda bagiku tentang tempat hamba yang shalih itu. Mereka pun kembali mengikuti jejak perjalanan mereka hingga sampai di batu besar tadi.

AL KAHFI : 65

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا
Terjemah :
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami [886].
________________________________________
[886] Menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan kenabian. Sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat berikut.
Tafsir :
Di sana mereka bertemu dengan seorang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami, yaitu Khidhir (dan ia adalah salah seorang nabi Allah yang telah diwafatkan Allah) yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu yang besar dari sisi Kami.

AL KAHFI : 66

قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Terjemah :
Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
Tafsir :
Musa pun mengucapkan salam kepadanya, dan berkata : Apakah kamu mengizinkan aku untuk mengikutimu, agar kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu yang dapat aku ambil sebagai petunjuk dan aku ambil manfaatnya??

AL KAHFI : 67

قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
Terjemah :
Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
Tafsir :
Khidhir berkata kepada Musa : Sesungguhnya kamu, wahai Musa, tidak akan sanggup bersabar mengikuti dan menyertaiku.

AL KAHFI : 68

وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا
Terjemah :
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
Tafsir :
Bagaimana mungkin kamu dapat bersabar terhadap apa yang akan aku lakukan, yaitu perkara-perkara yang tidak kamu ketahui di antara hal-hal yang telah Allah ajarkan kepadaku??

AL KAHFI : 69

قَالَ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا
Terjemah :
Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”.
Tafsir :
Musa berkata kepadanya : Kamu akan mendapatiku, Insya Allah, sebagai seorang yang bersabar atas apa yang aku lihat darimu, dan aku tidak akan menentang perintah yang kamu perintahkan kepadaku.

AL KAHFI : 70

قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَن شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا
Terjemah :
Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
Tafsir :
Khidhir pun setuju, dan mengatakan kepadanya : Jika kamu mengikutiku, maka janganlah bertanya kepadaku tentang sesuatu pun yang kamu pungkiri, hingga aku sendiri yang akan menjelaskan kepadamu tentang perkara yang tidak kamu ketahui tanpa pertanyaan darimu.

AL KAHFI : 71

فَانطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا
Terjemah :
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
Tafsir :
Keduanya pun berjalan menyusuri pantai, lalu lewatlah sebuah perahu, dan keduanya meminta kepada para penumpangnya untuk ikut naik bersama mereka. Ketika keduanya sudah naik, tiba-tiba Khidhir melepas satu papan dari perahu itu lalu melobanginya. Maka Musa berkata kepadanya : Apakah kamu melobangi perahu itu dengan maksud untuk menenggelamkan penumpangnya, padahal mereka telah membawa kita dengan tanpa ongkos?? Sungguh kamu telah melakukan perkara yang mungkar.

AL KAHFI : 72

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
Terjemah :
Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.
Tafsir :
Khidhir berkata kepadanya : Bukankah telah aku katakan sejak awal, bahwa kamu tidak akan sanggup bersabar jika menyertaiku.

AL KAHFI : 73

قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا
Terjemah :
Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.
Tafsir :
Musa berkata meminta maaf : Janganlah kamu menghukumku karena telah melupakan syarat yang kamu berikan kepadaku, dan janganlah kamu membebaniku dengan kesulitan dalam belajarku kepadamu. Perlakukanlah aku dengan mudah dan belas kasih.

AL KAHFI : 74

فَانطَلَقَا حَتَّى إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُّكْرًا
Terjemah :
Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”.
Tafsir :
Khidhir menerima udzurnya. Kemudian keduanya keluar dari perahu. Tatkala keduanya sedang berjalan menyusuri pantai, tiba-tiba keduanya melihat seorang anak kecil sedang bermain bersama teman-temannya, maka Khidhir pun membunuhnya. Musa pun kembali mengingkari perbuatannya seraya berkata : Bagaimana mungkin kamu tega membunuh jiwa yang suci yang belum mencapai usia taklif (yakni baligh), dan mengapa kamu tega membunuh jiwa sebelum ia berhak dibunuh?? Sungguh kamu kembali telah melakukan perkara mungkar yang sangat besar.

AL KAHFI : 75

قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِي صَبْرًا
Terjemah :
Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
Tafsir :
Khidhir berkata untuk mencela dan mengingatkan Musa : Bukankah aku katakan kepadamu, sesungguhnya kamu tidak akan sanggup bersabar terhadap apa yang kamu lihat dari perbuatan-perbuatanku yang kamu tidak mengetahui ilmunya??

AL KAHFI : 76

قَالَ إِن سَأَلْتُكَ عَن شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِن لَّدُنِّي عُذْرًا
Terjemah :
Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”.
Tafsir :
Musa berkata kepadanya : Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka tinggalkanlah aku dan jangan perbolehkan aku menyertaimu lagi. Sungguh kamu sudah cukup memberikan uzur berkenaan dengan urusanku, dan kamu tidak melalaikan hal itu; yaitu kamu telah menyampaikan kepadaku bahwa aku tidak akan sangggup bersabar bersamamu.

AL KAHFI : 77

فَانطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا
Terjemah :
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu”.
Tafsir :
Musa dan Khidhir berjalan hingga sampai kepada penduduk suatu negeri, lalu keduanya minta makanan dari mereka sebagai tamu, tetapi penduduknya menolak menjamu keduanya. Kemudian keduanya mendapati di negeri itu dinding yang condong yang hampir roboh, maka Khidhir meluruskan kemiringannya hingga menjadi tegak. Musa berkata : Sekiranya kamu mau, niscaya kamu bisa mengambil upah dari pekerjaan ini yang dapat kamu belanjakan untuk memperoleh makanan kita, karena mereka tidak mau menjamu kita.

AL KAHFI : 78

قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا
Terjemah :
Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
Tafsir :
Khidhir berkata kepada Musa : Inilah waktu perpisahan antara aku denganmu. Aku akan memberitahukan kepadamu tentang perbuatan-perbuatan yang aku lakukan yang telah kamu ingkari, dan kamu tidak akan sanggup bersabar untuk tidak bertanya mengenainya dan mengingkari perbuatanku.

AL KAHFI : 79

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا
Terjemah :
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
Tafsir :
Adapun perahu yang aku lobangi itu adalah kepunyaan orang-orang yang membutuhkan (orang-orang miskin (yang tidak memiliki apa yang dapat mencukupi dan menutupi kebutuhan mereka)), yang bekerja di laut untuk mencari rizki. Aku bermaksud mencacatkan perahu itu dengan cara melobanginya; karena di hadapan mereka ada seorang raja (bajak laut) yang akan mengambil setiap perahu yang masih bagus secara paksa dari pemiliknya.

AL KAHFI : 80

وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا
Terjemah :
Dan adapun anak muda itu, maka kedua orangtuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
Tafsir :
Adapun anak yang aku bunuh itu, maka ia adalah kafir dalam pengetahuan Allah, sedangkan kedua orang tuanya adalah orang-orang yang beriman. Kami khawatir, seandainya anak ini tetap hidup, ia akan membawa kedua orangtuanya kepada kekafiran dan kedurhakaan; karena kecintaan keduanya kepadanya, atau karena membutuhkannya.

AL KAHFI : 81

فَأَرَدْنَا أَن يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Terjemah :
Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
Tafsir :
Kami menghendaki agar Allah memberi ganti kepada kedua orangtuanya dengan anak yang lebih baik daripadanya dalam hal keshalihan, agama dan baktinya kepada keduanya.

AL KAHFI : 82

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا
Terjemah :
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.
Tafsir :
Adapun dinding rumah yang aku luruskan kemiringannya hingga menjadi tegak, maka itu adalah kepunyaan dua anak yatim di negeri dimana terdapat dinding tersebut, dan di bawahnya terdapat harta simpanan bagi keduanya berupa emas dan perak, sedang ayah keduanya adalah seorang lelaki yang shalih. Rabbmu menghendaki agar keduanya besar dan mencapai usia dewasa, lalu keduanya mengeluarkan harta simpanan keduanya sebagai rahmat dari Rabbmu untuk keduanya. Wahai Musa, aku tidak melakukan semua perbuatan yang telah kamu lihat itu menurut kemauanku sendiri, tetapi yang aku lakukan itu hanyalah berasal dari perintah Allah. Apa yang telah aku terangkan sebab-sebabnya kepadamu, itulah akibat urusan yang kamu tidak dapat bersabar utnuk tidak bertanya tentangnya dan mengingkari apa yang aku lakukan.

AL KAHFI : 83

وَيَسْأَلُونَكَ عَن ذِي الْقَرْنَيْنِ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا
Terjemah :
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya”.
Tafsir :
Orang-orang musyrik dari kaummu bertanya kepadamu, wahai Rasul, tentang berita Dzulqarnain, seorang raja yang shalih. Katakanlah kepada mereka : Aku akan menuturkan kepada kalian cerita tentangnya yang bisa kalian ingat dan kalian ambil pelajarannya.

AL KAHFI : 84

إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِن كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا
Terjemah :
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
Tafsir :
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan Kami berikan kepadanya sebab-sebab dan jalan-jalan untuk mencapai segala sesuatu yang ia kehendaki, diantaranya penaklukan kota-kota, mengalahkan musuh-musuh dan selain itu.

AL KAHFI : 85

فَأَتْبَعَ سَبَبًا
Terjemah :
maka diapun menempuh suatu jalan.
Tafsir :
Dia pun menempuh sebab-sebab dan jalan-jalan itu dengan sungguh-sungguh.

AL KAHFI : 86

حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًا قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Terjemah :
Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam [887] di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat [888]. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan [889] terhadap mereka.
________________________________________
[887] Maksudnya: sampai ke pantai sebelah barat di mana Dzulqarnain melihat matahari sedang terbenam.
[888] Ialah umat yang tidak beragama.
[889] yaitu dengan menyeru mereka kepada beriman.
Tafsir :
Hingga ketika Dzulqarnain sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari, menurut pandangan mata, seakan ia terbenam di mata air panas yang berlumpur hitam, dan dia mendapati suatu kaum di tempat terbenamnya itu. Kami berkata : Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa mereka dengan pembunuhan atau selainnya, jika mereka tetap tidak mengakui keesaan Allah. Atau kamu boleh berbuat kebaikan kepada mereka, dengan mengajarkan kebenaran dan menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka.

AL KAHFI : 87

قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَى رَبِّهِ فَيُعَذِّبُهُ عَذَابًا نُّكْرًا
Terjemah :
Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
Tafsir :
Dzulqarnain berkata : Adapun orang yang menzhalimi dirinya sendiri di antara mereka, lalu kafir kepada Rabbnya, maka Kami akan mengadzabnya di dunia, kemudian ia dikembalikan kepada Rabbnya, lalu Dia mengadzabnya dengan adzab yang besar di Neraka Jahanam.

AL KAHFI : 88

وَأَمَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاء الْحُسْنَى وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
Terjemah :
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”.
Tafsir :
Adapun orang yang beriman kepada Rabbnya di antara mereka, dengan mempercayai-Nya, mengesakan-Nya, dan melakukan ketaatan kepada-Nya, maka ia mendapatkan surga sebagai pahala dari Allah. Kelak Kami akan berbuat baik kepadanya, lemah lembut kepadanya dalam kata-kata, dan memudahkan muamalah baginya.

AL KAHFI : 89

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Terjemah :
Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
Tafsir :
Kemudian Dzulqarnain kembali ke Masyriq dengan mengikuti sebab-sebab yang Allah berikan kepadanya.

AL KAHFI : 90

حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًا
Terjemah :
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari [890] itu,
________________________________________
[890] Menurut sebagian ahli tafsir bahwa golongan yang ditemui Dzulqarnain itu adalah umat yang miskin.
Tafsir :
Hingga ketika dia telah sampai di tempat terbit matahari, dia melihat matahari terbit menyinari suatu kaum yang tidak memiliki bangunan yang dapat melindungi mereka, dan tidak pula memiliki pepohonan yang dapat menaungi mereka dari terik matahari.

AL KAHFI : 91

كَذَلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا
Terjemah :
demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
Tafsir :
Demikianlah, dan ilmu Kami meliputi segala yang ada padanya,berupa kebaikan dan sebab-sebab yang besar, di mana saja mengarah dan berjalan.

AL KAHFI : 92

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Terjemah :
Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
Tafsir :
Kemudian Dzulqarnain berjalan menempuh jalan-jalan dan sebab-sebab yang Kami berikan kepadanya.

AL KAHFI : 93

حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
Terjemah :
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan [891].
________________________________________
[891] Maksudnya: mereka mereka tidak bisa memahami bahasa orang lain, karena bahasa mereka amat jauh bedanya dari bahasa yang lain, dan merekapun tidak dapat menerangkan maksud mereka dengan jelas karena kekurangan kecerdasan mereka.
Tafsir :
Hingga ketika dia telah sampai diantara dua bukit yang menghalangi apa yang ada di belakang keduanya, maka dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang nyaris tidak mengerti pembicaraan selain mereka.

AL KAHFI : 94

قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Terjemah :
Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya”juj dan Ma”juj [892] itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
________________________________________
[892] Ya”juj dan Ma”juj ialah dua bangsa yang suka membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya oleh bangsa Tartar dan Mongol.
Tafsir :
Mereka berkata : Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya”juj dan Ma”juj (keduanya adalah bangsa yang besar-besar dari keturunan Adam) adalah orang-orang yang suka membuat kerusakan di muka bumi, dengan membinasakan sawah ladang dan anak keturunan kami. Maka apakah kami perlu memberikan upah dan kami kumpulkan harta kami untukmu, supaya kamu mau membuat penghalang yang dapat menghalangi antara kami dengan mereka??

AL KAHFI : 95

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Terjemah :
Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
Tafsir :
Dzulqarnain berkata : Apa yang telah diberikan Allah kepadaku berupa kerajaan dan kekuasaan, adalah lebih baik bagiku daripada harta kalian. Tetapi bantulan aku dengan kekuatan dari kalian agar aku bisa membuatkan dinding antara kalian dengan mereka.

AL KAHFI : 96

آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا
Terjemah :
berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.
Tafsir :
Berikan kepadaku potongan-potongan besi. Hingga ketika mereka telah membawa besi, meletakkannya, dan menyamakannya dengan kedua sisi gunung, maka Dzulqarnain berkata kepada para pekerja : Nyalakan api. Hingga apabila semua besi sudah menjadi api, maka dia berkata : Berikan kepadaku tembaga agar aku tuangkan di atas besi itu.

AL KAHFI : 97

فَمَا اسْطَاعُوا أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا
Terjemah :
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Tafsir :
Maka Ya”juj dan Ma”juj tidak bisa mendaki ke atas dinding itu, karena tinggi dan licinnya, dan tidak pula mereka bisa melobanginya dari bawahnya karena lebar dan kuatnya.

AL KAHFI : 98

قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي فَإِذَا جَاء وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاء وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا
Terjemah :
Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”.
Tafsir :
Dzulqarnain berkata : Apa yang aku bangun sebagai penghalang dari tindakan merusak yang dilakukan Ya”juj dan Ma”juj adalah rahmat dari Rabbku kepada manusia. Apabila telah tiba janji Rabbku tentang bisa keluarnya Ya”juj dan Ma”juj, maka Dia akan menjadikannya hancur luluh rata dengan tanah, dan janji Rabbku itu adalah benar.

AL KAHFI : 99

وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا
Terjemah :
Kami biarkan mereka di hari itu [893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi [894] sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,
________________________________________
[893] Maksudnya: Di hari kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah.
[894] Maksudnya: tiupan yang kedua yaitu tiupan sebagai tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan ke padang Mahsyar, sedang tiupan yang pertama ialah tiupan kehancuran alam ini.
Tafsir :
Kami biarkan Ya”juj dan Ma”juj (pada hari ketika janji Kami datang kepada mereka) melimpah dalam keadaan bercampur aduk satu dengan yang lainnya; karena sangat banyaknya jumlah mereka. Kemudian sangkakala ditiup untuk kebangkitan, lalu Kami kumpulkan makhluk seluruhnya untuk dihisab dan diberi balasan.

AL KAHFI : 100

وَعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِّلْكَافِرِينَ عَرْضًا
Terjemah :
dan Kami nampakkan Jahannam pada hari itu [895] kepada orang-orang kafir dengan jelas,
________________________________________
[895] Pada hari makhluk di padang Mahsyar dikumpulkan.
Tafsir :
Kami perlihatkan Jahanam kepada orang-orang kafir, dan Kami tampakkan dengan jelas kepada mereka, agar Kami memperlihatkan kepada mereka akibat buruk (perbuatan) mereka.

AL KAHFI : 101

الَّذِينَ كَانَتْ أَعْيُنُهُمْ فِي غِطَاء عَن ذِكْرِي وَكَانُوا لَا يَسْتَطِيعُونَ سَمْعًا
Terjemah :
yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.
Tafsir :
Yaitu orang-orang yang mata mereka di dunia dalam keadaan tertutup dari melihat peringatan-Ku, sehingga ia tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran-Ku. Dan mereka tidak sanggup mendengar keterangan-keterangan-Ku yang mengantarkan kepada keimanan kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.

AL KAHFI : 102

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَن يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِن دُونِي أَوْلِيَاء إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا
Terjemah :
maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
Tafsir :
Apakah orang-orang yang kafir kepada-Ku menyangka bahwa mereka mengambil hamba-hamba-Ku sebagai sembahan-sembahan selain-Ku; agar menjadi penolong-penolong bagi mereka?? Sesungguhnya telah Kami sediakan Neraka Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir.

AL KAHFI : 103

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
Terjemah :
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Tafsir :
Katakanlah, wahai Rasul, kepada manusia sebagai peringatan : Apakah akan Kami kabarkan kepada kalian tentang orang yang paling merugi perbuatannya??

AL KAHFI : 104

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Terjemah :
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Tafsir :
Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia (yaitu kaum musyrik kaummu dan selain mereka yang tersesat dari jalan yang lurus, sehingga mereka tidak berada diatas petunjuk dan kebenaran) sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berlaku baik dalam amal perbuatan mereka.

AL KAHFI : 105

أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
Terjemah :
Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia [896], maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
________________________________________
[896] Maksudnya: tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
Tafsir :
Orang-orang yang merugi amal perbuatan mereka itulah orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Rabb mereka dan mendustakannya, serta mereka menghingkari perjumpaaan dengan-Nya pada Hari Kiamat. Maka hapuslah amalan-amalan mereka; disebabkan kekafiran mereka, dan Kami tidak mengadakan penilaian bagi mereka pada Hari Kiamat.

AL KAHFI : 106

ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
Terjemah :
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
Tafsir :
Balasan yang disediakan bagi mereka, karena sia-sianya amalan-amalan mereka, ialah Neraka Jahanam; disebabkan kekafiran mereka kepada Allah, dan mereka menjadikan ayat-ayat-Nya dan hujjah-hujjah para Rasul-Nya sebagai pelecehan dan ejekan.

AL KAHFI : 107

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
Terjemah :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,
Tafsir :
Sesunggguhnya orang-orang yang beriman kepada-Ku, membenarkan rasul-rasul-Ku, dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka mendapatkan derajat surga yang paling tinggi dan paling pertengahan (surga Firdaus). Ia adalah tempat tinggal yang paling utama.

AL KAHFI : 108

خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا
Terjemah :
mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
Tafsir :
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, mereka tidak ingin berpindah darinya; karena mereka senang berada di dalamnya dan mereka mencintainya.

AL KAHFI : 109

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Terjemah :
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
Tafsir :
Katakanlah, wahai Rasul : Seandainya air lautan menjadi tinta bagi pena untuk menuliskan kalam Allah berupa ilmu dan hikmah-Nya, serta apa yang diwahyukan-Nya kepada para malaikat dan rasul-rasul-Nya, niscaya habislah air lautan itu sebelum kalimat-kalimat Allah selesai ditulis, walaupun Kami datangkan lautan-lautan lainnya seperti lautan itu sebagai tambahannya. Ayat ini berisikan penetapan sifat kalam (berbicara) bagi Allah menurut hakikatnya sebagaimana yang patut bagi keagungan dan kebesaran-Nya.

AL KAHFI : 110



قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Terjemah :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Tafsir :
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik : Sesungguhnya aku hanya manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku dari Rabbku bahwa Illah (sembahan) kalian adalah Illah Yang Esa. Barangsiapa takut adzab Rabbnya dan mengharap pahala-Nya pada hari perjumpaan dengan-Nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih karena Rabbnya lagi sejalan dengan syariat-Nya, dan tidak mempersekutukan seorang pun selain-Nya dengan-Nya dalam peribadatan.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Kajian Sunnah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger